Tugas Individu Leadership
Tugas Individu Leadership
ENI INDRIANI
TE.090328
B.I III D
FAKULTAS TARBIYAH
IAIN SULTAN THAHA
SYAIFUDDIN
JAMBI
Sifat dan Moral Pemimpin Islam
Menurut perspektif Islam ada dua peran yang dimainkan oleh seorang
pemimpin:
1.Pelayan(khadim)
Pemimpin adalah pelayan bagi pengikutnya. Seorang pemimpin
yang dimuliakan orang lain, belum tentu hal tersebut sebagai
tanda kemuliaan. Karena pemimpin yang baik adalah pemimpin
yang bisa berkhidmat dan menjadi pelayan bagi kaumnya.
Seorang pemimpin sejati, mampu meningkatkan kemampuan
dirinya untuk memuliakan orang-orang yang dipimpinnya. Dia
menafkahkan lebih banyak, dia bekerja lebih keras, dia berpikir
lebih kuat, lebih lama dan lebih mendalam dibanding orang yang
dipimpinnya.
Demikianlah pemimpin sejati yang dicontohkan Nabi Shallallahu
‘Alaihi Wasallam. Bukan sebaliknya, pemimpin yang selalu ingin
dilayani, selalu ingin mendapatkan dan mengambil sesuatu dari
orang-orang yang dipimpinnya.
2.Pemandu(muwajjih)
Pemimpin adalah pemandu yang memberikan arahan pada
pengikutnya untuk menunjukkan jalan yang terbaik agar
selamat sampai di tujuan tentu saja itu baru tercapai dengan
sempurna jika di bawah naungan syariat Islam.
1.Jujur
Pemimpin Islam haruslah jujur kepada dirinya sendiri dan pengikutnya.
Seorang pemimpin yang jujur akan menjadi contoh terbaik. Pemimpin
yang perkataan dengan perbuatannya senantiasa sejalan.
2.Kompeten
Kompotensi dalam bidangnya mutlak dimiliki oleh seorang pemimpin
Islam. Orang akan mengikuti seseorang jika ia benar-benar meyakini
bahwa orang yang diikutinya benar-benar tahu apa yang sedang
diperbuatnya.
3.Inspiratif
Seorang pengikut akan merasakan ‘aman’ jika pemimpinnya
membawanya pada rasa nyaman dan menimbulkan rasa optimis
seburuk apa pun situasi yang sedang dihadapi.
4.Sabar
Pemimpin Islam haruslah sabar dalam menghadapi segala macam
persoalan dan keterbatasan, serta tidak bertindak tergesa-gesa dalam
mengambil keputusan.
5.Rendahhati
Seorang pemimpin Islam hendaklah memiliki sikap rendah hati. Tidak
suka menampakkan kelebihannya (riya) serta tidak merendahkan
orang lain.
6.Musyawarah
Dalam menghadapi setiap persoalan, seorang pemimpin Islam
haruslah menempuh jalan musyawarah serta tidak menentukan
keputusan sendiri.
Asy-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di—rahimahullah—mengatakan, “Jika
Allah mengatakan kepada Rasul-Nya—padahal beliau adalah orang
yang paling sempurna akalnya, paling banyak ilmunya dan paling
banyak idenya, “Maka bermusyawarahlah dengan mereka dalam
urusan itu.” (QS. Ali Imran: 159). Maka bagaimana dengan yang selain
beliau?”
3.Keteladanan.
Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajak jihad, beliau
bertempur paling depan, bersedekah paling ringan dan hidup paling
bersahaja. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallammenyuruh
bertahajud, beliaulah yang kakinya bengkak karena banyak
bertahajjud. Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam
menghimbau umatnya untuk berhias dengan akhlak mulia, beliaulah
manusia yang paling mulia akhlaknya.
1.Taat
Seorang pengikut harus patuh kepada pemimpin. Setelah pemimpin
dipilih lewat jalan musyawarah maka wajib bagi pengikutnya (yang
menang dan yang kalah untuk taat kepadanya, kecuali sang pemimpin
telah melanggar ketentuan Allah dan membuat kerusakan).
REFERENSI