Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan ke hadirat ALLAH SWT atas

limpahan rahmat dan karunia-NYA sehingga makalah ini telah selesai dibuat tepat pada

waktunya. Makalah dengan judul “Atresia Ani” ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas

Mata kuliah Anatomi III pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 di Fakultas

Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

Dengan selesainya penulisan makalah ini tak lupa penulis ucapkan terima kasih

yang tak hingga kepada dosen pengasuh mata kuliah Anatomi III yang telah banyak

membuka wawasan penulis pada bidang Anatomi.

Namun demikian, penulis menyadari bahwa masukan dari pembaca sekalian

sangat berarti bagi kesempurnaan penulisan di masa yang akan datang. Sekecil apapun,

semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, Amin.

Banda aceh 21 Mei 2011

Penulis

i
DAFTAR ISI

1. Kata Pengantar........................................................................... i

2. Daftar Isi.................................................................................... ii

3. Daftar Gambar........................................................................... iii

4. Daftar Tabel............................................................................... iv

5. BAB I. Pendahuluan.................................................................. 1

1.1 Latar Belakang......................................................... 1

6. BAB II. Pembahasan.................................................................. 2

2.1 Definisi..................................................................... 2

2.2 Penyebab penyakit ……………………………....... 5

2.3 Gejala penyakit…………………............................ 5

2.4 Diagnosa penyakit.................................................... 5

2.5 Pengobatan penyakit................................................. 11

7. Kesimpulan.................................................................................. 12

8. Daftar Pustaka............................................................................. 13

ii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 atresia ani....................................................................................... 9

iii
Daftar Tabel

Tabel 2.1 kasus atresia ani.................................................................................. 8

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Atresia ani, (dubur/pelepasan imperforated), adalah kegagalan dari selaput yang


anal untuk pecah;rinci. Dubur itu adalah utuh dan berkait dengan selaput. Atresia ani
adalah paling sering ditemui di dalam melahirkan anak sapi dan babi-babi. Jika tujuan
dubur dengan membabi buta sebagai suatu kantung culde suatu jarak yang pendek
berkenaan dengan tengkorak kepada selaput yang anal, kondisi itu menyebut atresia
rektal (Angguk dan Lahunta 1985).

Dubur/pelepasan vaginalis adalah keganjilan di mana satu pembukaan tidak biasa


ada antara dubur terminal dan liang peranakan. Dubur/pelepasan itu bisa secara parsial
dikembangkan atau kekurangan dan tinja diungsikan melalui vulva. Ketiadaan
dubur/pelepasan, dubur atau tanda titik dua kecil adalah satu menerima warisan kelainan
mematikan. Itu muncul yang luar biasa di dalam populasi yang umum hanya dengan
suatu secara relatif persentase yang tinggi di dalam jenis atau bangsa dengan darah
bercampur yang tertentu (Oehme dan Perier 1974).

Bentuk cacat sejak lahir merekam dalam 71 pemamah biak, termasuk melahirkan
anak sapi, anak domba dan anak-anak, secara retrospektif ditinjau. Ada 15 atresia ani, 10
atresia ani et recti, 2 atresia ani dengan vaginal dan kesterilan kandung kecing/dalam, 11
dubur/pelepasan vaginalis, 3 kloaka yang gigih, satu kloaka yang gigih dengan kesterilan
tulang belakang, 11 urachus yang gigih, 7 divertikulum urethral, 8 omphalocele dan 3
meningoceles. Perawatan berhub dg pembedahan untuk kondisi-kondisi seperti itu
dilaksanakan setelah diagnosis pembedaan. Pengembangan bentuk cacad sejak lahir ini,
pengaruh mereka pada kehidupan hewan dan intervensi-intervensi berhubungan dengan
pembedahan yang berbeda dibahas

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Defenisi

Atresia berasal dari bahasa Yunani, artinya tidak ada, trepis artinya nutrisi atau
makanan. Dalam istilah kedokteran atresia itu sendiri adalah keadaan tidak adanya atau
tertutupnya lubang badan normal atau organ tubular secara kongenital disebut juga
clausura. Dengan kata lain tidak adanya lubang di tempat yang seharusnya berlubang atau
buntunya saluran atau rongga tubuh, hal ini bisa terjadi karena bawaan sejak lahir atau
terjadi kemudian karena proses penyakit yang mengenai saluran itu. Atresia dapat terjadi
pada seluruh saluran tubuh, misalnya atresia ani. Atresia ani yaitu tidak berlubangnya
dubur. Atresia ani memiliki nama lain yaitu anus imperforata. Jika atresia terjadi maka
hampir selalu memerlukan tindakan operasi untuk membuat saluran seperti keadaan
normalnya Menurut Ladd dan Gross (1966) anus imperforata dalam 4 golongan, yaitu:

1. Stenosis rektum yang lebih rendah atau pada anus


2. Membran anus yang menetap
3. Anus imperforata dan ujung rektum yang buntu terletak pada bermacam-macam
jarak dari peritoneum
4. Lubang anus yang terpisah dengan ujung rectum

Cacat-cacat sejak lahir, kelainan-kelainan struktur atau fungsi hadir di kelahiran,


bisa disebabkan oleh genetik atau faktor lingkungan, atau suatu kombinasi kedua-duanya;
dalam banyak kesempatan, . itu penyebab-penyebab bersifat tidak dikenal. Cacat-cacat
pengembangan bisa mematikan, setengah, mematikan, atau kompatibel dengan hidup
yang menyebabkan cacat-cacat aesthetic atau tidak punya pengaruh pada binatang.
(Johnson et al, 1985)

Kepekaan kepada agen-agen bahwa mempengaruhi pengembangan bervariasi


dengan langkah-langkah hal-hal janin, tetapi pengurangan-pengurangan di dalam. umum
dengan usia gestational. Sebelum subuh 14 kehamilan di dalam ternak (periode sebelum),

2
3

sel dari dua gamet atau embrio adalah resistan kepada agen-agen bahwa dapat
menyebabkan bentuk cacat sejak lahir (teratogen-teratogen) tetapi peka kepada mutasi-
mutasi yang genetik. Selama periode yang berkenaan dengan janin (hari 14-42), . itu
embrio adalah sangat peka kepada teratogen-teratogen, tetapi ini berkurang dengan usia
yang berkenaan dengan janin, sebagai periode kritis untuk pembentukan berbagai organ/
bagian badan dilewati. Janin (Hari 42) menjadi terus meningkat resistan kepada agen-
agen yang teratogen dengan usia, kecuali struktur-struktur pembedaan yang terlambat;
almarhum, e.g. otak besar, langit-langit mulut dan sistem urogenitalia (Johnson et al.;
1985 dan Aiello 1998).

Atresia ani, (dubur/pelepasan imperforated), adalah kegagalan dari selaput yang


anal untuk pecah;rinci. Dubur itu adalah utuh dan berkait dengan selaput. Atresia ani
adalah paling sering ditemui di dalam melahirkan anak sapi dan babi-babi. Jika tujuan
dubur dengan membabi buta sebagai suatu kantung culde suatu jarak yang pendek
berkenaan dengan tengkorak kepada selaput yang anal, kondisi itu menyebut atresia
rektal .(Angguk dan Lahunta 1985)

Dubur/pelepasan vaginalis adalah keganjilan di mana satu pembukaan tidak biasa


ada antara dubur terminal dan liang peranakan. Dubur/pelepasan itu bisa secara parsial
dikembangkan atau kekurangan dan tinja diungsikan melalui vulva. Ketiadaan
dubur/pelepasan, dubur atau tanda titik dua kecil adalah satu menerima warisan kelainan
mematikan. Itu muncul yang luar biasa di dalam populasi yang umum hanya dengan
suatu secara relatif persentase yang tinggi di dalam jenis atau bangsa dengan darah
bercampur yang tertentu. (Oehme dan Perier 1974)

ani dengan vaginal dan kesterilan kandung kemih. Di dalam literatur yang
tersedia bagi pengarang-pengarang ini ada kurangnya catatan mengenai keganjilan ini
terkecuali keganjilan-keganjilan secara eksperimen yang membujuk di dalam binatang
model. Kesterilan kandung kecing/dalam adalah satu fitur yang penting di dalam binatang
adriamisin model. Nefrosis hidro dari dua belah pihak diakibatkan oleh saluran kencing
akhiran buta. (Merei et al. 2001)
4

Kloaka yang gigih diakibatkan oleh kegagalan dari sekat urorectal untuk
berkembang. Itu dilapisi oleh suatu campuran epitelium colonic dan transisi. Asosiasi
kloaka yang gigih dan caudal keganjilan-keganjilan tulang belakang dianggap sebagai
yang dihubungkan dengan kerugian sel di dalam massa sel caudal, yang mempengaruhi
caudal formasi tulang belakang dan perpecahan dari kloaka oleh sekat urognital.( Dekan
et al, 1996) Gigih (dapat tembus, hak paten) urachus sering dipahami; dikandung sebagai
hasil dari suatu keadaan macet yang digagalkan karena beberapa cacat sejak lahir dari
urachus atau dari cincin?arena yang berkenaan dengan pusat. Infeksi/peradangan pusar
dilaporkan untuk ditafsirkan sebagai yang manapun penyebab atau pengaruh dari tempat
terbuka urachus (Oehme dan Perier 1974).

Secara normal urachus menutup dan merosot sepanjang perbatasan dari ikatan
sendi yang median dari kandung kecing/dalam. Jika itu tetap terbuka, air seni akan
dikeluarkan dari tabung ini di pusat dan kondisi itu akan menyebut hiliran urachus atau
urachal gigih. Hiliran ini adalah suatu sumber infeksi/peradangan kepada kandung
kecing/dalam. Ketekunan dari hanya yang distal akhir dari tangkai alantois yang
berkenaan dengan janin di pusat menciptakan satu sinus urachal berkenaan dengan pusat.
Ketekunan dari urachus yang mendekat pada perserikatan/pipa sambung nya dengan
kandung kecing/dalam menciptakan suatu divertikulum vesicourachal bahwa bisa suatu
lokasi dari sistitis yang kronis (Angguk dan Lahunta 1985).

Meningocele adalah penonjolan selaput-selaput dari otak atau jaringan saraf


dalam tulang punggung melalui suatu cacat di dalam tengkorak atau tulang belakang.
Kantung dari meningocele itu terdiri atas kurang lebih melengkapi lapisan luar dari
mendapat kulit baru satu lapisan yang tidak beraturan dari jaringan/tisu collagenous yang
tebal/padat bergaul dengan berbagai sejumlah dari lemak. Lapisan yang bagian dalam
meningocele itu adalah suatu kurus, lapisan lembut dari sel-sel yang diratakan (Rosai
1981). Meningocele digambarkan di dalam melahirkan anak sapi oleh Jeffry et al.,
(1990), di dalam anak kuda oleh Van Hoogmoed et al., (1999), di dalam anjing oleh
Samuelson dan Dennis ( 1979) ,di dalam kucing oleh Sponenberg dan Webster (1986)
dan di dalam babi-babi oleh Vogt et al., (1986).
5

Omphalocele adalah suatu cacat yang sejak lahir di dalam dinding tubuh di mana organ/
bagian badan abdominal yang dikeluarkan isi perutnya dicakup/ditutup oleh amnion
dibanding kulit (Baird 1993). Studi saat ini yang diarahkan untuk mendiskusikan
diagnosis pembedaan dan berhubungan dengan pembedahan manajemen bentuk cacat
berhubungan dengan pembedahan lazim di dalam binatang-binatang kebun

2.2 Penyebab penyakit


Atresia ani atau anus imperforata dapat disebabkan karena:
1. Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur, sehingga bayi lahir
tanpa lubang dubur
2. Gangguan organogenesis dalam kandungan
3. Berkaitan dengan sindrom dow

2.3 Gejala penyakit


Gejala yang menunjukan terjadinya atresia ani atau anus imperforata terjadi dalam
waktu 24-48 jam. Gejala itu dapat berupa:
1. Perut kembung
2. Muntah
3. Tidak bisa buang air besar
Pada pemeriksaan radiologis dengan posisi tegak serta terbalik dapat dilihat
sampai dimana terdapat penyumbata

2.4 Diagnosa penyakit

Bahan- bahan dan metoda- metoda

Diagnosis pembedaan diikuti oleh perawatan-perawatan berhubungan dengan


pembedahan dalam beberapa bentuk cacat sejak lahir melahirkan anak sapi, anak domba
dan anak-anak. Perawatan-perawatan dilaksanakan di bawah tanpa rasa sakit di tempat itu
yang menerobos menggunakan lidokaina Hcl 2%. Rompun (Teluk) digunakan secara
dalam otot untuk sebelum tindakan menenangkan mata-mata pada dosis-dosis dari 01
mg/kg di dalam melahirkan anak sapi dan anak domba dan 005 mg/kg di dalam anak-
anak.
6

Atresia ani diperlakukan oleh penghilangan/ pengucilan suatu potongan yang


lingkar dari kulit. Butakan akhir dari dubur itu stitched kepada pembukaan kulit yang
lingkar oleh empat setik silang (secara di belakang, secara yang mengenai sirip perut dan
timbal balik). Ujung buta[kan akhir dari dubur itu snipped untuk mengungsikan isi-isi.
Lingkar dari pembukaan rektum sutured kepada pembukaan kulit.

Atresia ani et recti diperlakukan dengan membuat satu dubur/pelepasan


preternaturalis. Suatu bedah perut midventral prapubis dilaksanakan dan tanda titik dua
itu sutured kepada caudal bagian dari luka bedah perut. Dinding usus dibuka setelah
penyelesaian suturing.

Dubur/pelepasan vaginalis diperlakukan dengan melaksanakan satu pembukaan


tiruan di lapangan dari dubur/pelepasan yang normal. Jari telunjuk tangan kiri itu
diperkenalkan ke dalam akhir rektal buta melalui pembukaan rectovaginal dan
mengarahkan caudally untuk membuat suatu tonjolan kulit untuk menandai lokasi
pembukaan. Satu dubur/pelepasan tiruan kemudian adalah dilaksanakan. Pembukaan
rectovaginal tertutup melalui pembukaan yang anal. Pinggiran nya digores/diukir
circumferentially dan pembukaan itu tertutup secara lintang Tidak Menggunakan. Tali
dari usus yang chromic dalam satu pola yang disela. Jahitan-jahitan itu tidak termasuk
mukosa yang rektal. Atresia ani dengan vaginal dan kandung kemih agensis didiagnose di
seekor anak sapi kerbau liar wanita.

Kloaka gigih diperlakukan dalam dua kasus, bengkak itu digores/diukir secara
membujur dan isi-isi itu diungsikan. Dinding yang berlebih lebihan dari bengkak cloacal
dipotong?dihilangkan sisa-sisa suatu part cukup untuk membuat anal dan vulval
pembukaan-pembukaan. Mukosa antara pembukaan-pembukaan vaginal dan anal
digores/diukir secara lintang dan dibedah(mayat) naik turun untuk membuat suatu lantai
untuk pembukaan rektum dan suatu atap untuk pembukaan yang vaginal. Kulit dari kedua
sisi sutured untuk menutup(meliput bidang yang diperlihatkan antara kedua pembukaan-
pembukaan.
7

Dalam sebuah kasus dari kloaka yang gigih dengan kesterilan caudal tulang
belakang, dinding yang berlebih lebihan dari bengkak itu dipotong?dihilangkan dan
mukosa itu sutured kepada kulit membuat suatu pembukaan yang umum untuk kedua-
duanya rektum dan pembukaan-pembukaan vaginal. Urethral divertikulum diperlakukan
dalam tujuh anak. bebas pengeringan dari air seni dilaksanakan oleh suatu goresan/ukiran
yang pantas dipertimbangkan bengkak secara yang mengenai sirip perut di dalam part
yang tergantung.

Persistant urachus diperlakukan oleh suatu goresan/ukiran bedah perut bentuk


fusi di sekitar pusat yang resected beserta urachus. Dalam dua kasus, urachus itu
dipotong?dihilangkan dan ligated ganda dekat dengan kandung kecing/dalam. Tunggul
itu dibalikkan oleh jahitan-jahitan di dalam kasus-kasus yang lain, dinding urachal
dipotong?dihilangkan sebanyak caudad sebagai yang yang mungkin. Lobang bidik
kamera itu tertutup oleh mentahnya yang ganda tentang jahitan-jahitan pembalikan
lembert.

Omphaloceles diperlakukan oleh penghilangan/ pengucilan dinding mereka.


Dinding yang abdominal dihias dan yang tertutup oleh jahitan-jahitan. Kasus-kasus dari
omphalocele yang dipecahkan; pecah dengan pencemaran bruto yang parah; sulit; keras;
berat rongga yang abdominal dan/atau pencekikan berhubungan dengan usus euthanized

Meningocele itu dipotong?dihilangkan oleh suatu goresan/ukiran kulit bentuk


fusi. Pembedahan tetap dasar dari meningocele. Itu ligated dan bengkak itu dipotong?
dihilangkan. Jaringan/tisu subcutaneous adalah setuju/ berhadapan muka jahitan-jahitan
tali dari usus berkelanjutan sederhana dan kulit dengan jahitan-jahitan sutera yang disela
yang sederhana.

HASIL-HASIL

Tujuh puluh satu bentuk cacat sejak lahir yang di data: 15 atresia ani, 10 atresia
ani et recti, 2 atresia ani dengan kesterilan kandung kemih yang vaginal, 11
dubur/pelepasan vaginalis, 3 kloaka yang gigih, 1 kesterilan cloaca-caudal tulang
belakang yang gigih, 11 urachus yang gigih, 7 divertikulum urethral, 8 omphaloceles dan
3 meningocele (Meja 1).
8

Affliction Calves Lambs Kids Total

male female male female male Female

Atresia ani 7 1 4 ___   3 ___ 15

Atresia ani et recti 10 ___ ___ ___ ___ ___ 10

Atresia ani with vaginal and bladder ___ 1 ___ ____ ___ 1 2
agenesis

Anus vaginalis ___ 5 ___ 6 ___ ___ 11

Persistant cloaca ___ 3 ___ ___ ___ ___ 2

Persistant cloaca with spinal agenesis 1 ___ ___ ____ ___ ___ 1

Persistant urachus 5 6 ___ ___ ___ 11

Urethral diverticulum ___ ___ ___ ___ 7 ___ 7

Omphalocele ___ ___ 1 2 5 8

Meningeocele 2 ___ ___ 1 ___ ___ 3

Summation 25 16 5 9 10 5 71

Tabel 2.1 kecacatan kelahiran

Atresia ani direkam dalam 15 [jantan/pria] (7 melahirkan anak sapi ternak, 4 anak
domba, 3 anak) dan 1 anak sapi ternak wanita. Tidak ada pembukaan anal, tetapi suatu
tonjolan pada lokasi nya. Ukuran dari tonjolan meningkat dengan penggelembungan yang
dibujuk abdomen dengan tangan memaksa di abdomen (Buah ara. 1). Penghilangan/
pengucilan suatu potongan yang lingkar dari kulit sekitar dua cm. di dalam garis tengah
di dalam melahirkan anak sapi dan tentang nya cm. di dalam garis tengah di dalam anak
domba dan anak-anak memudahkan penggangsiran buta[kan akhir dari dubur. Jahitan

butakan akhir dari dubur sebelum pembukaan nya oleh empat setik silang (secara di
belakang, secara yang mengenai sirip perut dan timbal balik), diperkecil pencemaran
subcutaneous. Pembukaan kulit yang lingkar mempromosikan pengungsian cuma-cuma
(Buah ara. 2).

Gambar 2.1 Atresia ani

KETERANGAN DARI GAMBAR


1: Suatu tonjolan di lokasi anal yang menandakan dubur/pelepasan yang imperforated di
seekor anak domba
2: Pengungsian isi-isi yang berhubungan dengan usus setelah menggores/mengukir
selaput yang anal
3: Yang distal bagian dari tanda titik dua yang akan adalah sutured kepada luka bedah
perut di seekor anak sapi ternak dengan atresia ani et recti (panah hitam)
4: Atresia ani dengan vaginal dan kesterilan kandung kemih di seekor anak sapi ternak
5: Dubur/pelepasan vaginalis di seekor anak domba
6&7: Kloaka gigih di suatu anak, dan isi-isi di dalam bengkak

10
Atresia ani et recti direkam dalam 8 melahirkan anak sapi ternak [jantan/pria].
Ada [bukan/tidak] pembukaan maupun tonjolan anal di lokasi anal sama dengan tangan
memaksa di abdomen yang digelembungkan. Yang distal bagian dari tanda titik dua itu
bisa menginap via suatu bedah perut prapubis yang mengenai sirip perut yang
pertengahan (Buah ara. 3). Suatu segmen melahirkan terhadap ujung goresan/ukiran
bedah perut. Goresan/ukiran itu tertutup sisa-sisa suatu part untuk segmen tanda titik dua
yang circumferentially sutured dengan jahitan-jahitan seromuscular kepada yang
ditinggalkan. Tanda titik dua itu digores/diukir dan tepi-tepi itu sutured kepada kulit itu
untuk mengembangkan satu dubur/pelepasan preternaturalis.

Isi-isi yang berhubungan dengan usus kebanyakan berupa gas dalam tiga kasus.
Tiga kasus-kasus ini meninggal di dalam dua hari secara sesudah operasi. Yang lain lima
kasus diikuti atas untuk tiga bulan. Hanya kasus nya kembali[kan 45 hari secara sesudah
operasi dengan turunnya kandungan tanda titik dua parsial (Buah ara. 4). Itu diperlakukan
dengan pembatasan dubur/pelepasan pernaturalis. Kasus-kasus yang lain tidak punya
mengeluh.

Atresia ani dengan vaginal dan kesterilan kandung kemih didiagnose di suatu
anak sapi kerbau liar yang dilahirkan yang baru-baru saja (Buah ara. 5)dan suatu anak
yang dilahirkan yang baru-baru saja (Buah ara. 6). Anak sapi mempunyai suatu turun
berok abdominal yang mengenai sirip perut sejak lahir yang raksasa. Vulva itu tidak ada
di mana suatu punggung bukit/bubungan kulit dicatat sebagai ganti nya(itu. Buta[kan
akhir dari dubur itu menginap sekitar 2 cm dari permukaan kulit. Bedah perut yang
mengenai sirip perut mengungkapkan ketidakhadiran dari liang peranakan, kandung
kemih dan urachus.

Kandungan dan indung telur itu jelas dan nampak memperbesar dan hyperaemic.
Anak mempunyai suatu turun berok abdominal yang mengenai sirip perut sejak lahir
yang raksasa. Itu mempunyai dua tungkai belakang tidak biasa sebagai tambahan
terhadap mereka yang normal (Buah ara. 6). Tindak menentukan hidup mati
dinasehatkan.

11
Dubur/pelepasan vaginalis didiagnose dalam 11 wanita (5 melahirkan anak sapi
ternak dan 6 anak domba). Pengungsian yang tidak sempurna dan penggelembungan
abdominal dibanding ketidakhadiran dari pembukaan yang anal adalah tanda-tanda yang
menggambar/menarik perhatian pemilik itu untuk mencari perawatan yang berhub dg
pembedahan. Pembukaan yang tidak biasa antara dubur terminal dan liang peranakan
adalah sekitar 2 cm dari kulit perineal dan dengan suatu garis tengah bahwa bisa
mengizinkan jalan lintasan dari hanya jari telunjuk (Fig7).

2.5 Pengobatan penyakit

Pada kasus atresia ani atau anus imperforata ini pengobatannya dilakukan dengan
jalan operasi. Teknik terbaru dari operasi atresia ani ini adalah teknik Postero Sagital
Ano Recto Plasty (PSARP). Teknik ini punya akurasi tinggi untuk membuka lipatan
bokong pasien. Teknik ini merupakan ganti dari teknik lama, yaitu Abdomino Perineal
Poli Through (APPT). Teknik lama ini punya resiko gagal tinggi karena harus membuka
dinding perut

BAB III
KESIMPULAN

- Atresia ani, (dubur/pelepasan imperforated), adalah kegagalan dari selaput anal.

- Atresia ani adalah paling sering ditemui di dalam melahirkan anak sapi dan babi-
babi.

- Atresia ani diperlakukan oleh penghilangan/ pengucilan suatu potongan yang


lingkar dari kulit. Lingkar dari pembukaan rektum sutured kepada pembukaan
kulit.

- Pengobatan atresia ani dengan metode teknik Postero Sagital Ano Recto Plasty
(PSARP). Dan tekhnik Abdomino Perineal Poli Through (APPT).

12
Daftar Pustaka

Annonimous, 2008. http://fkuii.org/tiki-index.php?page=Atresia+ani6

Anonimous,2010. http://www.medic8.com/anal perineal/ atresia ani.html

Anonimous, 2011. http://iqbalali.com/2007/04/29/atresia ani pada ternak.html

Frandson, R.D.1983. Anatomi dan Fisiologi Ternak. UGM Press: Yogyakarta

Nelson,Waldo E.2000. Ilmu Kesehatan Anak. EGC:Jakarta

Staf pengajar ilmu kesehatan anak.FKUI.2002. Ilmu Kesehatan Anak.Percetakan


Infomedika : Jakarta.

13

Anda mungkin juga menyukai