Anda di halaman 1dari 10

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM HAK ATAS

PENDIDIKAN TERKAIT DENGAN PASAL 31 UNDANG-UNDANG DASAR


NEGARA REPUBLIK INDONESIA 1945

Oleh : Rizky Muhammad Ikhsan ( 0806343102 )

1. Pendahuluan
a. Latar Belakang

Diskursus mengenai peran dan tanggung jawab negara di bidang pendidikan


merupakan perdebatan yang telah berlangsung lama. Perdebatan itu merujuk pada
sejauh manakah peran dan tanggung jawab negara dalam penjaminan pelaksanaan
hak atas pendidikan.

Negara sebagai organisasi tertinggi memiliki peran dan tanggung jawab terhadap
perikehidupan semua warga negara. Mengenai Negara, Arief Budiman berpendapat
bahwa Negara memiliki dua unsur, yaitu sebagai lembaga yang memiliki kekuasaan
sangat besar dan kekuasaan ini diperoleh karena negara merupakan pelembagaan
kepentingan umum1. Dari pendapat di atas, dapatlah dikatakan bahwa peran dan
tanggung jawab negara merupakan pelaksanaan dari kepentingan umum.

Pasca-reformasi, permasalahan mengenai anggaran dan sistem pendidikan merupakan


tugas bersama yang harus segera diselesaikan. Hal ini menyangkut besaran anggaran
yang dialokasikan maupun mengenai format/sistem pendidikan yang ideal bagi warga
Indonesia. Polemik mengenai permasalahan tersebut diperparah dengan keadaan
pendidikan di Indonesia saat ini. Tingginya angka putus sekolah, sekolah rusak,
kesejahteraan guru, dan sistem ujian nasional (masih menuai pro-kontra) menjadi
penghias rona pendidikan Indonesia saat ini.

Pendidikan merupakan sebuah hak yang dimiliki setiap manusia. Pernyataan ini pun
sudah diakui oleh banyak negara. Salah satunya dipertegas dalam Pasal 26 Universal

Arief Budiman, Teory Negara : Negara, Kekuasaan, dan Ideology (Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama, 1996), hlm.3.
Declaration on Human Right dimana pada intinya dinyatakan bahwa setiap orang
berhak untuk mendapat pendidikan. Selain itu, perihal hak atas pendidikan ini juga
disebut dalam ketentuan Pasal 13 International Covenant on Economic, Social, and
Cultural Right yang intinya menyebutkan adanya tanggung jawab negara untuk
mengakui hak setiap orang atas pendidikan.

Peran aktif dan tanggung jawab negara (Indonesia) dalam mewujudkan suatu
pendidikan yang ideal semakin dipertegas dengan pengaturan secara khusus
mengenai pendidikan dalam bab XIII Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia (UUD NRI) 1945. Hal ini menandakan bahwa Indonesia merupakan
sebuah negara yang menjunjung tinggi pendidikan sebagai instrumen vital bagi
pembangunan kehidupan berbangsa dan bernegara. Selain itu, Indonesia pun telah
meratifikasi International Covenant on Economic, Social, and Cultural Right melalui
UU no 11 tahun 2005 tentang Pengesahan Inetrnational Covenant on Economic,
Social, and Cultural Right, hal ini pun menandakan bahwa Indonesia merupakan
negara yang menyadari bahwa pendidikan merupakan hak asasi dari warga
negaranya yang harus dipenuhi oleh negara.

Berbagai kebijakan mengenai bidang pendidikan telah dikeluarkan oleh Indonesia


dalam memenuhi amanat konstitusi . Kebijakan itu antara lain mengenai anggaran
maupun sistem pendidikan. Dalam bidang kebijakan besaran anggaran pendidikan,
pemerintah saat ini mengklaim bahwa kebijakan di bidang anggaran pendidikan saat
ini telah memenuhi tuntutan dan amanat dari UUD NRI 1945. Namun, mengenai
pernyataan ini masih menjadi perdebatan mengenai persepsi besaran 20% yang
dimaksud oleh UUD NRI 1945. Pihak-pihak yang kontra terhadap pernyataan
pemerintah tersebut mendalilkan keyakinannya bahwa yang dimaksud dengan
besaran 20% itu adalah besaran murni dari APBN. Sedangkan dalam bidang
kebijakan perihal sistem pendidikan, masih ada pertentangan persepsi yang timbul di
masyarakat mengenai perlu tidaknya diadakan ujian nasional (UN). Selain masalah-
masalah di atas, kondisi sarana dan prasarana pendidikan, tingkat kualitas guru yang
masih rendah, jumlah guru honorer yang besar, korupsi, juga merupakan masalah
turunan akibat anggaran dan sistem pendidikan yang kurang memadai. Untuk
itulah,peran negara sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah yang mungkin
terjadi bidang pendidikan serta memajukan pendidikan umum bagi warga negaranya.

Sebagai salah satu instrumen yang terlibat langsung dalam dunia pendidikan,
mahasiswa dituntut untuk melakukan suatu perubahan komprehensif secara
struktural dalam memajukan peradaban dan dunia pendidikan Indonesia saat ini.
Falsafah yang selalu diajarkan dan seharusnya menjadi pegangan para mahasiswa
antara lain adalah Tridharma perguruan tinggi,yaitu : pendidikan, penelitian, dan
pengabdian. Untuk itulah diperlukan suatu penelitian yang komprehensif oleh
instrumen yang terlibat langsung dalam pendidikan, yang diharapkan akan
menghasilkan suatu pemikiran segar dan suatu masukan yang dapat mendorong
kemajuan pendidikan di Indonesia.

Penelitian ini akan terfokus pada peran dan tanggung jawab negara dalam menjamin
pelaksanaan hak atas pendidikan dikaitkan dengan anggaran pendidikan yang
dialokasikan. Selain itu, penelitian ini akan membahas mengenai masalah-masalah
pendidikan yang merupakan efek dari pelaksanaan peran dan tanggung jawab negara
di bidang anggaran pendidikan.

Banyak penelitian yang telah dilakukan oleh berbagai pihak dalam bidang
pendidikan. Salah satunya adalah penelitian yang disusun oleh BEM UI 2007
mengenai “Kajian UU Badan Hukum Pendidikan” yang juga dapat menjadi rujukan
sumber data dalam melakukan penelitian ini. Dengan demikian,dengan adanya
berbagai hasil penelitian yang telah ada di bidang pendidikan akan di-elaborasikan
sehingga penelitian ini diharapkan akan menghasilkan sebuah penelitian yang non-
parsial.

b. Pokok Permasalahan

Hakekat negara sebagai penjamin terlaksananya hak asasi warga negaranya,


khususnya di bidang pendidikan, menjadi dipertanyakan akibat begitu banyaknya
masalah yang terjadi di bidang pendidikan. Masalah pendidikan yang terkait dengan
anggaran pendidikan , baik dari besaran anggaran maupun dari pelaksanaannya,
menjadi sorotan utama yang akan dibahas dalam penelitian ini. Dari berbagai masalah
yang ada, dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan diulas dan
ditelaah dalam penelitian ini, yaitu :

1) Apa landasan filosofis lahirnya Pasal 31 Undang-Undang Dasar Negara Republik


Indonesia?
2) Bagaimana peran dan tanggung jawab negara dalam dunia pendidikan di
Indonesia, khususnya di bidang anggaran pendidikan?

2. Tujuan

Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah sebagai sebuah terobosan dalam
meperkaya khasanah pemikiran yang dapat dijadikan suatu aksi visioner sebagai
insane akademis yang bertanggung jawab terhadap dunia pendidikan. Diharapkan
dengan adanya penelitian ini, akan menimbulkan suatu pandangan baru yang
melengkapi pandangan yang telah ada dalam dunia pendidikan.

Sedangkan untuk khusus dari penelitian ini adalah :

1) Membahas mengenai landasan filosofis lahirnya pasalnya 31 UUD NRI 1945.


2) Membahas mengenai konsepsi peran dan pertanggungjawaban negara dalam
dalam bidang pendidikan.

3. Tinjauan Pustaka

Penelitian ini akan mengacu ke beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumya
oleh berbagai pihak yang beririsan dengan tema yang diangkat dalam penelitian ini.
Salah satu penelitian yang akan dijadikan rujukan adalah “KAJIAN UU BADAN
HUKUM PENDIDIKAN” yang dilakukan oleh PUSGERAK BEM UI 2007. Dalam
penelitian tersebut difokuskan kepada pendidikan sebagai hak asasi manusia yang
menitikberatkan pada fungsi negara sebagai penjamin terlaksananya hak atas
pendidikan. Dan penelitian tersebut juga mengkritisi kebijakan negara dalam bidang
pendidikan ,yaitu dengan mengeluarkan UU BHP yang menurut penelitian tersebut
mengindikasikan pelepasan sebagian tanggungjawab negara terhadap pendidikan
warga negaranya.

”Teory Negara : Negara Kekuasaan dan Ideology” karya Arief Budiman


menggambarkan bagaimana hubungan antara negara dan warga negara. Hubungan ini
dilihat dari pendekatan kekuasaan negara maupun kedaulatan rakyat.

“Perihal Kontrak Sosial atau Prinsip-Prinsip Hukum Politik” karta J.J Rousseau
merupakan karya besar yang menggambarkan hubungan antara rakyat dan negara.
Buku ini secara sederhana menggambarakan suatu kaedah tertentu yang mengatur
hubungan antara rakyat dan negara. Dan buku ini juga menggambarkan sejauh
manakah negara dapat menjalankan kehendaknya atas rakyat.

Selain itu, penelitian ini juga merujuk kepada suatu pemikiran dari Darmaningtyas
yang berjudul “Utang dan Korupsi Racun Pendidikan”. Dimana dalam karyanya
tersebut, dijabarkan mengenai permasalahan yang timbul dari adanya hubungan
antara utang dan korupsi dengan kesukaran negara dalam memenuhi amanat
konstitusi untuk menganggarkan 20% APBN bagi bidang pendidikan. Dalam
karyanya, disebutkan bahwa pembayaran utang luar negeri oleh negara menjadi
prioritas sehingga aspek pendidikan menjadi suatu item yang teralienasi dari segi
peng-alokasian APBN.

“Pendidikan Yang Membebaskan” karya Akhmad Muhaimin Azzet menjadi rujukan


dalam penelitian ini. Buku ini mencoba mengangkat mengenai substansi pendidikan ,
tujuan dari pendidikan serta konsep pendidikan yang coba ditawarkan oleh Akhmad
Muhaimin Azzet.

“Pendidikan Rusak-Rusakkan” karya Darmaningtyas menjadi sebuah rujukan yang


tidak kalah pentingnya. Buku ini banyak membicarakan mengenai ide-ide dari
Darmaningtyas untuk melakukan suatu perubahan dalam bidang pendidikan di
Indonesia. Ia mencoba memetakan permasalahan-permasalahan yang ada dalam
pendidikan di Indonesia. Permasalahan-permasalahan itu antara lain mencakup
perihal kemauan dan kemampuan pemerintah dalam membiayai pendidikan.
Permasalahan tersebut memiliki hubungan yang erat dengan penelitian ini.

Moh. Yamin dalam karyanya “Menggugat Pendidikan Indonesia : Belajar dari Paulo
Freire dan Ki Hajar Dewantara” memberikan suatu gambaran tentang pendidikan
yang ada di Indonesia. Ia mencoba mengangkat perihal realitas pendidikan Indonesia
yang termanifestasikan dalam Bab II buku ini. Selain itu, ia juga mencoba untuk
memberikan solusi dari permasalahan pendidikan Indonesia dengan memperlajari
konsep yang diperkenalkan oleh Freire dan Ki Hajar Dewantara.

4. Kerangka Teori dan Konsep


4.1. Teori Negara

Teori Negara Rousseau

Bagi Rousseau negara dibentuk melalui sebuah pakta sosial. Ia menegaskan mengenai
hal dasar yang dapat diselesaikan melalui kontrak sosial adalah

Mencari suatu bentuk asosiasi yang mempertahankan dan melindungi pribadi


dan milik setiap anggota asosiasi dengan segala kekuatan bersama, dan di
dalam asosiasi itu masing-masing yang menyatu dalam kelompok hanya patuh
pada dirinya sendiri dan tetap bebas seperti sediakala.2
Artinya , dalam konsep negara Rousseau disimpulkan bahwa individu hanya
mengikatkan diri melalui kontrak sosial untuk melindungi dan mempertahankan
pribadi dan milik setiap anggota asosisasi.

Teori Negara Organis

J.J Rousseau , Perihal Kontrak Sosial atau Prinsi- Prinsip Hukum Politik [ Du Contrat Social
ou Principes Du Droit Politique], diterjemahkan oleh Ida Sundari Husen dan Rahayu Hidayat, (Jakarta:
Dian Rakyat, 1989), hlm. 14.
Dalam konsep Negara organis, Negara merupakan sebuah lemabaga yang memiliki
kemauan sendiri yang mandiri. Dia bukan sekedar alat dari keinginan sekelompok
masyarakat , atau gabungan dari keinginan-keinginan kelompok yang ada di
masyarakat.3 Negara dalam konsep ini berada di atas masyarakat, sehingga
hakekatnya negara memiliki kemauan sendiri dan aktif mencampuri urusan
masyarakat untuk membentuk masyarakat yang lebih baik.

4.2. Teori Hak

Ada dua perubahan besar yang mendorong munculnya pandangan tentang dasar hak
bagi kaum liberal modern, yaitu: Pertama, lumpuhnya sejarah dan preseden sebagai
landasan pembenar politik; dan kedua, semakin kecilnya kemungkinan menggunakan
agama sebagai landasan pembenar prinsip-prinsip politik. 4 Bagi kaum liberal modern
seperti John Rawls, terutama Ackerman memiliki pandangan bahwa individu harus
memilih dengan bebas secara cukup bermakna jika ingin haknya dihormati. 5
Kebebasan terbatas menjadi dasar hak bagi kaum liberal modern.

5. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu


cara pengumpulan data dengan bersumber pada bahan-bahan pustaka. Studi ini akan
menganalisis objek penelitian dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari hasil penelitian dan kajian-kajian bahan pustaka.6 Sebagai suatu
penelitian hukum, data sekunder yang dipergunakan terdiri dari:7

Arief Budiman, Teory Negara : Negara, Kekuasaan, dan Ideology ( Jakarta: Gramedia
3

Pustaka Utama, 1996 ), hlm. 17.


4

Ian Saphiro, Evolusi Hak Dalam Teori Liberal [ The Evolution of Right in Liberal Theory ],
diterjemahkan oleh Masri Maris, ( Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), hlm. 299.
5
Ibid., hlm. 302
6

Sri Mamudji et al., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, (Jakarta : Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia ,2005), hal.28.
7
Ibid., hlm.30.
a. Bahan hukum primer antara lain Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia 1945, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2005.

b. Bahan hukum sekunder, yang berupa literature-literatur tertulis yang berkaitan


dengan pokok masalah dalam studi ini, antara lain : buku-buku mengenai konsep
Negara, buku-buku mengenai konsep hak, serta buku-buku yang membahas
tentang pendidikan.

Dilihat dari sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian eksplanatoris yaitu


menggambarkan atau menjelaskan lebih dalam mengenai konsepsi tanggung jawab
negara terhadap jaminan pelaksanaan hak atas pendidikan menurut Pasal 31 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. Penelitian ini menggunakan metode
analisis data dengan pendekatan kualitatif.

6. Kegunaan Teori dan Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat, baik manfaat secara teoritis maupun
praktis. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
pemikiran mengenai konsep tanggung jawab Negara terhadap jaminan pelaksanaan
hak atas pendidikan menurut UUD Negara RI 1945. Selain itu, secara teoritis
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam gagasan keterkaitan
antara tanggung jawab Negara dalam pendidikan dengan ilmu hukum.

Adapun secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan pemikiran
dalam pembuatan kebijakan di bidang pendidikan yang berkaitan dengan peran dan
tanggung jawab negara dalam menjamin pelaksanaan pendidikan agar sesuai dengan
UUD Negara RI 1945, khususnya Pasal 31 UUD NRI 1945.

7. Biaya

No Keterangan Satuan Jumlah


1 Menyusun Proposal penelitian/ paket Rp 2000.000,-
pembuatan rancangan penelitian
 Pembelian buku
 Pengurusan izin perpustakaan
 Pengadaan bahan
2 Pengumpulan data paket Rp 2000.000,-
 Pembuatan instrumen (daftar,
pedoman wawancara)
 Uji coba alat
3 Pengolahan dan analisis data paket Rp 6000.000,-
 Honorarium
 Biaya Transportasi
 Biaya pembelian notebook

4 Penulisan Laporan dan Penggandaan paket Rp 1000.000,-


Total Rp 11.000.000,-

8. Daftar Pustaka

Azzet, Akhmad Muhaimin. Pendidikan Yang Membebaskan. Jakarta: Sinar Grafika,


2011.

Budiman, Arief. Teory Negara: Negara,Kekuasaan dan Ideology. Jakarta: Gramedia


Pustaka Utama, 1996.

Darmaningtyas. Utang dan Korupsi Racun Pendidikan. Pustaka Yashiba, 2008.

_____. Pendidikan Rusak-Rusakkan. Cet. IV. Yogyakarta: LKiS, 2009.

Giddens, Anthony dan David Held. Perdebatan Klasik dan Kontemporer mengenai
Kelompok, Kekuasaan dan Konflik [ Classes, Power, and conflict: Classical
and Contemporary Debates ]. Diterjemahkan oleh Vedi R. Hadiz. Jakarta:
Rajawali Pers, 1987.
Mamudji, Sri. et al. Metode Penelitian dan Penulisan Hukum. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005.

Rousseau, Jean-Jacques. Perihal Kontrak Sosial atau Prinsip-Prinsip Hukum Politik [


Du Contrat Social Ou Principes Du Droit Politique ]. Diterjemahkan oleh Ida
Sundari Husen dan Rahayu Hidayat. Jakarta: Dian Rakyat, 1989.

Shapiro, Ian. Evolusi Hak Dalam teori Liberal [ The Evolution of Right in Liberal
Theory ]. Diterjemahkan oleh Masri Maris. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,
2006.

Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji. Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan
Singkat. Ed. 1. Cet. 11. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2009.

Yamin, Moh.Menggugat Pendidikan Indonesia: Belajar dari Paulo Freire dan Ki


Hajar Dewantara. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009.

Anda mungkin juga menyukai