Anda di halaman 1dari 2

Sekolahku adalah Surgaku

PERKEMBANGAN Pendidikan Agama Islam sebagai salah satu bidang studi


yang sejajar dengan bidang studi lainnya diajarkan di sekolah-sekolah formal,sungguh
memerlukan perjuangan berat.Ink sempat pula disampaikan Direktur PAIS Pusat saat
Orientasi Mahasiswa Program Pascasarjana STAIN Jember 21 Januari 2011 lalu.
Dijelaskan,Pendidikan Agama baru wajib diberikan pada setiap sekolah pada
tahun 1987.Keberhasilan ini tentunya tidak lepas dari peran serta para tokoh pendidikan
Islam.Ini mengingat pentingnya Pendidikan Agama (Islam) demi membina generasi
bangsa agar mereka nantinya bukan hanya cerdas intelektualnya,tapi juga baik
kepribadiannya.
Jika kit akaitkan perkembangan pendidikan agama sejak awalnya dengan
fenomena kekinian,menunjukkan indikasi rendahnya nilai-nilai karakter
bangsa.Misanya,meningkatkan kekerasan perilaku remaja,tawuran pelajar,penggunaan
kata-kata yang tidak sopan,perilaku merusak diri (narkoba,seks bebas,merokok dll),dan
merosotnya minat/semangat untuk belajar agama.Termasuk,kurangnya tanggung jawab
individu dan sosial.Belum lagi kasus Gayus yang sekarang ini lagi mencuat dengan
aksinya yang merugikan negara sampai miliaran,meskipun masih golongan III/a.
Berangkat dari sinilah timbul pendidikan nilai-nilai karakter bangsa
(watak,tabiat,akhlak atau kepribadian yang baik) melalui pembelajaran.Karena
masyarakat kita masyarakat beragama,maka pendidikan karakter tentunya harus didasari
dengan nilai-nilai agamanya.
Agar tujuan pendidikan agama bias terwujud perlu melakaukan perubahan
mendasar meliputi paradigma,sistem,manajemen,dan Infrastruktur
kelembagaan.Bagaimanapun juga,kita harus mampu melakukan itu apalagi Allah akan
selalu menunjukkan jalan terbaik bagi mereka yang ingin hijrah kepada
kebaikan.Kebulatan tekad inilah sebagai modal berharga bagi kita untuk melakukan
perubahan di segala bidang,terutama perubahan dalam bidang mental.Yaitu kita harus
bangkit dari kebobrokan mental KKN (korupsi,kolusi,dan nepotisme).Kita harus bangkit
dari mental penjilat,sikut sini asal mendapatkan jabatan yang empuk,tak peduli dengan
lawan maupun teman.
Kita harus bangkit dari mental mau menang sendiri,tanpa peduli apa yang
dilakukan baik atau malah merugikan orang lain.Kita harus bangkit dari mental pemalas
dan berbagai akhlaqul madzmumah lainnya seperti rakus dan rasa tidak mau mensyukuri
nikmat yang diberikan Allah SWT.Semua ini harus kita buang jauh-jauh dilaut lepas.Dan
mari kita kembali kepada akhlaqul karimah,kita ganti KKN dengan nilai
kejujuran,kerukunan,saling membantu,tenggang rasa,dan berbagai nilai positif lainnya
yang sesuai dengan ajaran agama kita.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang langsung berhubungan dengan peserta
didik hendaknya bisa melaksanakan peran tersebut.Untuk itu peran kepala sekolah
sebagai pimpinan tertinggi di lembaga tersebut begitu urgen.Kepala sekolah bukanlah
raja yang harus diikuti semua titahnya,tapi kepala sekolah sebagai suri tauladan yang baik
(uswatun hasanah) bagi yang dipimpinnya.Kepala sekolah harus mampu mengorganisasi
seluruh komponen di sekolah untuk duduk bersama dalam rangka memecahkan dan
mencari solusi dari berbagai permasalahan yang terjadi.Nah,disinilah tugas kepala
sekolah harus jeli melihat dan mampu mengembangkan potensi seluruh komponen
sekolah,sehingga bisa melakukan pemetaan tugas yang tepat sesuai dengan kompetensi
masing-masing.Bukan mencari-cari kelemahan dan kesalahan dari anak
buahnya.Tidaklah tepat jika seandainya ada kepala sekolah yang merasa lebih tinggi
statusnya dan tidak mau berbaur dengan guru.Apalagi jika guru tersebut dianggap guru
yang banyak melakukan kesalahan atau berseberangan pendapatnya,sehingga timbul
komunikasi yang tidak baik.
Tidak adakah jalan lain yang bisa ditempuh keterbukaan dari kata hati yang paling
dalam misalnya daripada dengan kemarahan dan kejengkelan serta bermuka masam yang
menimbulkan dampak yang tidak baik.Ketidakharmonisan antara guru dengan kepala
sekolah juga bisa berdampak pada ketidakharmonisan antara guru dengan guru dengan
siswa yang pada akhirnya nanti akan berdampak buruknya kinerja mereka.Padahal dalam
teori-teori pendidikan sudah jelas disebutkan pendidikan yang bukanlah dengan
kekerasan.Bukan pula dengan mencela,menyinggung perasaan orang lain ataupun
membanding-bandingkan antara satu dengan yang lain.Ini karena Allah SWT
memberikan kelebihan yang berbeda antara manusia yang satu dengan manusia yang lain.
Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang bisa merangkul semua elemen di
lembaga yang dipimpin,memahami mereka,mampu mendengarkan aspirasi
mereka.Sehingga,masing-masinjg pihak bisa bekerja dengan ikhlas dan akan kerasan
berada di tempat tersebut.
Keihlasan dalam bekerja,ketenangan dalam bekerja adalah modal awal untuk
mencapai kesuksesan yang pada akhirnya nanti mampu memberikan contoh-contohj yang
baik bagi peserta didik.
Sri Ilmiyati Zakiyah S.Ag
Adalah Mahasiswi
Pasacasarjana STAIN
Jember dan Guru SMKN 1
Banyuwangi

Anda mungkin juga menyukai