Anda di halaman 1dari 12

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan

Kawasan Produksi Tanaman Pangan Kabupaten


Tanjabtim

Dompak Napitupulu, Mohd. Zuhdi, Yanuar Fitri, Elwa Mendri,


dompakn@yahoo.com

RINGKASAN

Kabupaten Tanjab Timur adalah salah satu daerah pemakaran yang dewasa ini berupaya
mengoptimalkan potensi sumberdaya yang dimilikinya guna mempercepat pertumbuhan
ekonomi daerah. Penelitian ini dilakukan untuk: 1) Menganalisis kontribusi sektor
pertanian tanaman pangan dalam PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur; 2)
Menganalisis lingkungan strategis sub sektor tanaman pangan dalam perekonomian
Kabupaten Tanjab Timur. 3) Mengidentifikasi areal potensial usahatani tanaman pangan
di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Metoda analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metoda kompilasi data serta analisis data survey. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: 1) Sektor pertanian masih merupakan kontributor utama dalam
menyusun PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur selama periode tahun 2007 hingga
2009; 2). Berdasarkan analisis yang dilakukan disimpulkan bahwa strategi
pengembangan usahatani tanaman pangan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dapat
dilakukan dengan: a) Pembukaan lahan usahatani tanaman pangan baru, b) Perluasan
pasar, c) Bantuan langsung sarana produksi, d) Optimalisasi daya dukung kelembagaan
pertanian
Kata Kunci: kontribusi, lingkungan strategis, tanaman pangan, pertumbuhan ekonomi,
swot

ABSTRACT

East Tanjung Jabung Regency is, nowdays, paying a great effort to optimize its potential
resources in order to accelerate its regional economic growth. This study aimed to: 1) to
analyze the contribution of agricultural sector in East Tanjung Jabung Regency; 2) to
analyze the strategic environment of food crops sub-sector in the Regency’s economy 3)
to identify potential areas of farm crops in the area the regency. The analysis method
used in this study is data compilation and analysis of survey data. The results showed
that: 1) The agricultural sector is still the major contributor to the East Tanjung Jabung
Regency during the period of year 2007 to 2009; 2). Based on the data analysis it could
be concluded that the development strategy suit to develop food crop farming in the
Regency could be done by: a) creating a new food farm crop, b) markets expansion, c)
input production direct aids, d) Optimization of agriculture institutional capacity

Keywords: contribution, strategic development, food crops, economic growth, SWOT

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 1


Latar Belakang
Kabupaten Tanjab Timur adalah salah satu daerah pemakaran yang
dewasa ini berupaya untuk menjadikan berbagai potensi sumberdaya yang
dimilikinya guna mempercepat dan memelihara kelangsungan pertumbuhan
ekonomi. Sesuai dengan kondisi daerah yang mayoritas berupa dataran rendah,
sumberdaya yang menjadi andalan utama daerah adalah sumberdaya lahan
pertanian termasuk didalamnya lahan pertanian tanaman pangan. Hal ini juga
tertuang dalam dokumen perencanaan pembangunan daerah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur (RPJMD), sektor pertanian masih dinilai sebagai bagian
terpenting dari keseluruhan pembangunan ekonomi karena potensi
sumberdayanya yang besar dan beragam serta besarnya jumlah penduduk yang
menggantungkan hidupnya di sektor ini. Dalam Dokumen RPJMD Tahun 2006
– 2011 sebagai misal dicantumkan bahwa salah satu arah kebijakan
pembangunan Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah meningkatnya
produktivitas komoditi pertanian sesuai dengan kondisi dan potensi wilayah yang
dimiliki. Artinya sektor pertanian masih diharapkan sebagai basis pertumbuhan
ekonomi daerah Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Data BPS menunjukkan bahwa hingga Tahun 2008 Kabupaten Tanjung
Jabung Timur masih merupakan kontributor utama kedua penyedia bahan
pangan beras bagi Provinsi Jambi (BKPKP, 2009). Namun pembangunan
pertanian melalui perbaikan sistem drainase yang diduga tidak tepat
menyebabkan naiknya senyawa pirit ke permukaan lahan yang berdampak pada
turunnya kesuburan lahan pertanian sawah. Seiring dengan penurunan
kesuburan lahan pertanian sawah tersebut introduksi usaha perkebunan kelapa
sawit diperkenalkan ke lokasi penelitian. Harapan pendapatan yang lebih baik
dan stabil dalam jangka waktu beberapa tahun ke depan menyebabkan petani
tertentu mengadopsi teknologi baru tersebut. Sejumlah petani padi sawah telah
mengalih fungsikan lahan pertanian mereka dari usahatani padi sawah ke usaha
perkebunan kelapa sawit ataupun karet (Napitupulu.,dkk, 2009).
Sesuai dengan latar belakan yang disajikan diatas, maka penelitian ini
ditujukan untuk:
1) Menganalisis kontribusi sektor pertanian tanaman pangan dalam PDRB
Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2) Menganalisis lingkungan strategis sub sektor tanaman pangan dalam
perekonomian Kabupaten Tanjab Timur.
3) Mengidentifikasi areal potensial usahatani tanaman pangan di wilayah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Hasil akhir dari penelitian ini adalah informasi potensi pengembangan
usahatani tanaman pangan yang dimiliki oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur
saat ini. Secara lebih terperici keluaran penelitian adalah:

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 2


1) Tersajinya informasi kontribusi sektor pertanian tanaman pangan dalam
PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
2) Tersajinya faktor kekuatan dan kelemahan yang dapat mempengaruhi
pengembangan sub sektor tanaman pangan dalam menunjang
perekonomian Kabupaten Tanjab Timur.
3) Tersajinya sebaran areal potensial serta lokasi ideal usahatani tanaman
pangan di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur
Adapun manfaat utama dari keluaran yang dihasilkan dalam penelitian ini
adalah sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah
dalam menyusun rencana pembangunan daerah baik secara mikro oleh SKPD
lingkup pertanian maupun secara makro oleh SKPD terkait lainnya yang
dilakukan secara terkoordinasi untuk tujuan pembangunan perekonomian daerah

Kerangka Pikir

Menurut Sukirno (1985), struktur ekonomi suatu wilayah akan mengalami


perubahan dalam proses pembangunan suatu wilayah berdasarkan sektor
primer, sekunder dan tersier. Sektor primer adalah kegiatan ekonomi dalam
sektor pertanian, sektor pertambangan dan galian. Umumnya pada permulaan
pembangunan ekonomi, sektor pertanian mendekati setengah atau dua pertiga
dari seluruh produksi nasional atau daerah. Sebaliknya penurunan peranan
pertanian dalam pembangunan ekonomi diimbangi oleh kenaikan yang hampir
sama dalam sektor industri. Selanjutnya Wododo(1990) mengatakan bahwa
indikator kontribusi sektor dapat digunakan untuk menganalisa sektor mana
yang paling besar menyumbang atau berperan terhadap pembentukan PDRB,
disamping untuk mengetahui sejauh mana tahap industrialisasi suatu daerah dan
seberapa besar penyerapan tenaga kerja dalam sektor terkait.
Kemampuan sektor untuk mampu menunjang pertumbuhan
perekonomian daerah sangat terkait dengan kondisi lingkungan strategis daerah
tersebut. Menurut Rangkuti (1997), proses pengambilan keputusan strategis
terlebih dahulu harus mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor strategis
usaha (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada
pada saat ini. Dengan demikian maka salah satu upaya yang dapat dilakukan
dalam merencanakan pengembangan usaha termasuk sektor pertanian adalah
dengan mengkaji kesesuaian antara faktor internal (kekuatan dan kelemahan)
dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) usaha yang hendak dikembangkan
tersebut. Pemahaman dan penguasaan informasi memngenai faktor internal dan
eksternal suatu usaha akan dapat memudahkan pelaksanaan pengembangan
usaha secara lebih efisien dan efektif (Salusu 1996). Reksohadiprodjo (1985)
menyatakan, hal-hal yang perlu diperhitungkan dalam lingkungan eksternal
antara lain adalah lingkungan sosial, ekonomi, politik dan hukum, teknologi,
kebijakan pemerintah, pendidikan dan lain-lain. Menurut Siagian (1995) selain

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 3


faktor-faktor diatas, lingkungan eksternal juga terdiri dari pesaing, penyandang
dana, pemasok, pelanggan (konsumen), dan tenaga kerja.
Salah satu penelitian yang dilakukan dengan menggunakan alat analisis
lingkungan strategis adalah “Analisis Strategi Pengembangan Usahatani Padi di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur” oleh Denny (2009). Hasil kajian lingkungan
strategis usahatani padi yang dilakukan menunjukkan setidaknya terdapat lima
faktor kekuatan dan lima faktor kelemahan yang dapat mempengaruhi
keberhasilan pengembangan usahatani padi di lokasi penelitian. Untuk
pengembangan usahatani padi sawah di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dapat juga memperhatikan hasil penelitian Hia (2009). Produktivitas lahan
usahatani padi sawah di daerah penelitian rendah, yaitu sebesar (1006,32
Kg/Ha). Hal ini disebabkan karena penggunaan faktor-faktor produksi kurang
optimal, hanya penggunaan sarana produksi benih dan sarana produksi pupuk
yang berpengaruh nyata terhadap produktivitas lahan yaitu 21,97 Kg/Ha untuk
benih dan 119,9 Kg/Ha untuk pupuk. Sedangkan pencurahan tenaga kerja dan
sarana produksi pestisida tidak berpengaruh tehadap produktivitas lahan yang
bersifat rawa lebak sehingga tidak menghasilkan produksi padi sawah secara
maksimum. Hasil penelitian Kiswanto (2008) menunjukkan bahwa hasil
analisis SWOT posisi pengembangan usahatani jarak pagar di Kecamatan
Bangko Kabupaten Merangin berada pada sel II. Sementara David (1991) dan
Rangkuti, (1997) mengatakan bahwa alternatif strategi yang sesuai dengan
kondisi tersebut adalah dengan melaksanakan strategi pengembangan yang
bersifat diversifikasi dengan cara menggunakan kekuatan yang ada untuk
memanfaatkan peluang jangka panjang.

Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, data yang dihimpun dalam
penelitian ini meliputi: faktor lingkungan strategis pengembangan sub sektor
tanaman pangan serta data geo-fisik yang menggambarkan kondisi dan potensi
wilayah dan sumber daya lahan pertanian tanaman pangan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui
pencatatan dari laporan lembaga-lembaga yang terindentifikasi sebagai sumber
informasi, sementara data primer dikumpulkan melalui metode Focus Group
Discussion (FGD).

Data geo-fisik lahan dalam penelitian ini di himpun dari berbagai sumber
sekunder yaitu sebagai berikut: Sistem lahan dari proyek Repprot tahun 1990,
Great group tanah dan fisiografi lahan dari Proyek LREPP 1992, Geologi dari
Pusat Penelitian Geologi Direktorat Geologi Departemen ESDM, Tipe luapan dan
hidrologi diinterpretasi dari data topografi (DEM) SRTM resolusi 30 meter,
Tataruang wilayah dari peta Tataruang Provinsi Jambi setelah padu serasi
dengan TGHK, Aksesibilitas, dari database jalan Provinsi Jambi, koleksi Lab
Survei dan Pemetaan Fak. Pertanian Universitas Jambi, dan Citra satelit dari
berbagai jenis dan tahun, yaitu : Landsat 5 tahun 2007 dari Lapan, Landsat 7

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 4


tahun 2009 hasil download gratis dari site USGS, SPOT 5 tahun 2007 dari EC
Indonesia Plegt Support Project, Data GPS lokasi lahan pangan dari hasil survei
Dinas Pertanian Tanjabtim

Metoda analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda


kompilasi data serta analisis data survey. Kompilasi data dilaksanakan untuk
mensistematisir data sekunder yang dihimpun, sementara analisis data statistik
digunakan untuk mengkaji keterkaitan anatara variabel dependen dan
independen serta prospek pengembangan usahatani tanaman pangan di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Secara lebih terperinci, metode analisis data
dalam kajian ini adalah sebagai berikut:

1) Kontribusi sektor pertanian tanaman pangan dalam PDRB Kabupaten


Tanjung Jabung Timur dilakukan dengan metode analisis kontribusi sektor
dengan rumus sebagai berikut

Dimana :
Ksi = Kontribusi sektor pertanian i terhadap PDRB di
Kabupaten Tanjabtim (%).
Xi = Pendapatan sektor pertanian i di Kabupaten Tanjabtim
(juta rupiah)
Y = PDRB Kabupaten Tanjabtim.
2) Analiisis lingkungan strategis sektor tanaman pangan dalam perekonomian
Kabupaten Tanjab Timur dilakukan dengan pendekatan analisis SWOT.
Alat analisis ini menggunakan matriks IFAS (Internal Factor Analysis
Summary) dan matriks EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary ).

3) Kebutuhan areal minimal usahatani tanaman pangan didekati dengan


mengkaji potensi daya dukung sumberdaya lahan di Kabupaten Tanjabtim
yang diawali dari proses identifikasi lahan potensial berdasarkan tampilan
visual dari citra satelit. Data spot lahan pangan hasil survei Distan
digunakan sebagai acuan pembanding. Rona (tampilan warna) pada lahan
pertanian dijadikan acuan untuk mencari lahan potensial. Metode Analisis
Citra Satelit dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: Koreksi geometrik,
Penajaman Citra, dan Interpretsi Visual.

4) Pemetaan areal pertanian dilakuan untuk merekam hasil interpretasi, yaitu


dengan mendeliniasi objek-objek yang diduga merupakan areal potensial
untuk pengembangan pertanian.

Lokasi Geografis dan Pembagian Wilayah Administrasi


Secara geografis, wilayah daratan dari kabupaten Tanjung Jabung Timur
terletak di pesisir timur Provinsi Jambi yaitu antara 103o 23’ 16” BT sampai 104o

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 5


29’ 31” BT dan antara 0o 52’ 32” LS sampai 1o 40’ 21” LS. Sedangkan wilayah
lautan mencapai perairan Pulau Tujuh di Laut Cina Selatan yaitu pada garis bujur
105o 16’ BT. Wilayah kabupaten Tanjung Jabung Timur, secara keruangan
dibagi dalam kawasan konservasi dan kawasan budi daya. Kawasan budidaya
terbagi menjadi kawasan hutan produksi, kawasan budidaya pertanian dan
kawasan non pertanian (pemukiman, pertambangan, industri, pariwisata dan lain-
lain seluas 290.890 ha yang tersebar di seluruh kecamatan. Kawasan ini yang
secara legal diperuntukkan bagi pengembangan pertanian, perkebunan,
pemukiman, pertambangan, pelabuhan dan lain-lain. Wilayah Kabupaten
Tanjung Jabung Timur terdiri dari beberapa jenis tanah, diantaranya adalah:
Tanah aluvial, Tanah Sulfat Masam, Tanah gambut, Tanah latosol dan podzolik,

Penggunaan Lahan
Berdasarkan hasil interpretasi atas citra satelit landsat tahun 2007, dan
data penunjang lain, maka penggunaan lahan yang ada saat ini terdiri dari :
Lahan pertanian padi dan palawija, Lahan perkebunan kelapa, Lahan
perkebunan sawit, Lahan pertambangan dan industri,

Keterjangkauan
Sejak tahun 2007 seluruh ibukota kecamatan dan desa telah terjangkau
dengan kendaraan darat, khususnya kendaraan roda dua. Untuk saat ini, hampir
semua kecamatan dapat dicapai dengan roda 4, kecuali Kecamatan Sadu,
karena beberapa ruas jalannya masih dalam tahap pengerjaan. Akses dari dan
ke ibukota provinsi dapat dilakukan dengan 3 rute, walaupun belum sepenuhnya
100% selesai.

Kependudukan
Penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2008 berjumlah
211.789 jiwa dan meningkat menjadi 213.781 jiwa pada tahun 2009. Dengan
luas wilayah 5.445 km2 maka tingkat kepadatan penduduk pada tahun 2009
adalah sebesar 39,26 jiwa/km2. Jumlah penduduk laki-laki tercatat sebesar
108.128 jiwa dan perempuan sebesar 105.653 jiwa, dengan demikian sex ratio-
nya adalah 102,34. hal ini menunjukkan bahwa pada tahun 2009 secara rata-rata
terdapat 102 orang laki-laki untuk setiap 100 orang penduduk perempuan.

Berdasarkan struktur umur penduduk Kabupaten Tanjung Jabung Timur


masih juga tergolong muda, indikasi ini tergambar dari jumlah penduduk usia 15
tahun kebawah sebesar 38,05 %, dan penduduk usia 65 tahun keatas yaitu
5,73% secara absolut hal tersebut juga tergambar dari besarnya jumlah
penduduk usia muda, jumlah tertinggi terdapat pada penduduk usia 5-9 tahun
yaitu sebesar 29.024 jiwa. Kemudian disusul penduduk kelompok usia 10-14

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 6


tahun, 0-4 tahun serta 15-19 tahun, masing-masing sebesar 23.099 jiwa. Angka
beban tanggungan (Dependency Ratio) untuk tahun 2009 tercatat 60,26 %.

Sumber Daya Manusia


Keberhasilan program pengembangan komoditas pangan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur sangat tergantung kepada sumberdaya Manusia sebagai
pelaku usaha. Ketersediaan aparat Pembina teknis pertanian di satuan Kerja
Perangkat Daerah Dinas Pertanian Perikanan dan peternakan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur terdiri dari 6 (enam) BPP definitive serta 5 (lima) Pra BPP
dengan 64 aparat penyuluhan lapangan (PPL) yang telah tersedia pada 11
Kecamatan di daerah ini. Satu hal yang mungkin jadi permaslahan berkaitan
denagan ketersediaan tenaga PPL di Kabupaten Jabung Timur adalah jumlah
PPL yang masih lebih sedikit dari jumlah wilayah pemukiman yang terdiri dari 81
desa, 8 kelurahan, yang tersebar pada wilayah seluas 492.600 Ha. Hal ini
mengindikasikan secara kuatitatif ketersediaan PPL belum memadai untuk
melayani desa/kelurahan yang ada.

Kemampuan petani sebagai produsen primer komoditas padi sangat


menentukan dalam upaya pengembangan usahatani padi di Kabupaten Tanjung
Jabur Timur. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Ken (2006) yang mengatakan
bahwa kualitas sumberdaya manusia petani sangat menentukan dalam
keberhasilan pengelolaan usahatani khususnya yang berorientasi pada
usahatani yang berkelanjutan. Introduksi teknologi baru yang diharapkan dapat
memfasilitasi peningkatan produktivitas usahatani umumnya dilakukan melalui
kelompok tani. Sama halnya dengan daerah lainnya. Pemerintah Daerah
Tanjung Jabung Timur juga telah membangun system introduksi inovasi dan
terstruktur. Pada Tabel 8 berikut disajikan keragaman kelembagaan kelompok
tani di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur pada tahun 2009.

Profil Usahatani di Kabupaten Tanjung Jabung Timur


Salah satu komoditas pertanian tanaman pangan yang banyak diusahakan
oleh petani di Kabupaten Tanjung Jabung Timur adalah padi (Disperta
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, 2007). Satu hal yang menarik untuk dicermati
adalah bahwa luas usaha tani padi di wilayah kabupaten Tanjung Jabung Timur
umumnya berfluktuasi selama periode tahun 2005 hingga 2009 dengan tendensi
penenurunan luas areal tanam usahatani di wilayah Kabupaten Tanjabtim.
Penurunan luas areal usahatani padi tersebut disebabkan oleh beralihnya
sebagian petani ke komoditas lain khususnya tanaman perkebunan kelapa sawit.

Usahatani tanaman pangan di wilayah Kabupaten Tanjung Jabung Timur


umumnya dilakukan secara tumpang gilir pada lahan sawah dan atau
pekarangan di sekitar lokasi pemukiman (Diperta, 2009). Sebagaimana telah
diuraikan terlebih dahulu, lahan pertanian pangan di wilayah Kabupaten Tanjung

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 7


Jabung Timur meskipun diwarnai oleh lahan pasang surut namun sangat
tergantung pada ketersediaan air tawar dari hujan. Secara umum terdapat 2
(dua) pola tanam padi yang umum diterapkan oleh petani di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur yaitu pola tanam : (1) padi-palawija (2) Padi-sayuran.

Pertumbuhan Sektor Pertanian


Pertumbuhan sektor pertanian menunjukkan kecenderungan fluktuatif dan
positif. Pada Tahun 2007, sektor pertanian tumbuh sebesar 11, 26 persen
meningkat menjadi 16,05 persen pada tahun 2008. Peningkatan ini kemungkinan
didukung oleh peningkatan produksi gabah kering giling pada tahun
bersangkutan. Pertumbuhan sektor pertanian justru mengalami penurunan pada
tahun 2009 dengan kisaran prtumbuhan sebesar 12,26 persen. Beberapa sektor
pembentuk PDRB mengalami pertumbuhan negatif seperti sektor Pertambangan
dan Galian serta sektor Industri Pengolahan. Sektor- sektor yang mengalami
pertumbuhan dengan kecenderungan meningkat adalah sektor Listrik dan Air
Bersih, Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran serta sektor Keuangan,
Persewaan dan Jasa.

Sebagaimana halnya di wilayah Kabupaten lainnya di Provinsi Jambi,


sektor pertanian masih menjadi salah satu sektor penyumbang pendapatan
daerah yang utama yakni menjadi penyumbang pendapatan daerah terbesar ke
dua setelah sektor Pertambangan dan Galian. Data statistik menunjukkan bahwa
meskipun pertumbuhan sektor sekunder dan tersier telah mulai menunjukkan
peningkatan aktivitas sebagaimana ditunjukkan oleh peningkatan kontribusinya
yang semakin besar, kontribusi sektor pertanian yang didukung oleh lima sub
sektor yakni pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan perikanan dan
kehutanan; justru masih menunjukkan peningkatan dari tahun ketahun.

Strategi Pembangunan Pertanian Tanaman Pangan


Hasil analisis data menunjukkan bahwa faktor-faktor yang dapat menjadi
kekuatan dalam pengembangan usahatani tanaman pangan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur adalah: a) Ketersediaan lahan, b)Sumberdaya Petani, c)
Sarana Produksi, d) Sistem Pengairan, dan e) Kelembagaan. Sementara faktor
lingkungan yang dapat menjadi kelemahan diantaranya adalah: a) Kondisi
Lahan, b) Tenaga Kerja, c) Penggunaan pestisida, d) Penanganan Pascapanen,
e) Jalan usahatani dan f) Fokus kegiatan agribisnis

Dilain sisi, hasil analisis lingkungan strategis pembangunan usahatani


tanaman pangan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur dibedakan kedalam faktor
peluang dan ancaman. Sejumlah faktor luar usahatani yang dapat menjadi
peluang pengembangan usahatani tanaman pangan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur diantaranya adalah: a) Penangkar Benih Varietas Unggul, b)
Optimalisasi Indeks Pertanaman, c) Pertumbuhan Penduduk, d) Pertumbuhan

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 8


sektor lainnya, e)Lokasi dan f) Kebijakan Pemerintah. Disamping faktor yang
dapat menjadi peluang, juga diperoleh sejumlah faktor yang dapat menjadi
ancaman dalam pengembangan usahatani tanaman pangan di daerah ini yakni:
a) Pendangkalan Sungai Batanghari, b) Alih fungsi lahan, c) Lahan Kritis, d)
Struktur Ekonomi, e) Perkembangan Daerah dan f) Sekitar Kondisi Alam.

Analisis Matriks IFAS usaha tani Tanaman pangan di Kabupaten Tanjung


Jabung Timur menujukkan bahwa nilai rating potensi berkisar antara 2 – 4 yang
berarti bahwa usaha tani di Kabupaten Tanjung Jabung Timur tergolong
berpotensi (3,50), sementara itu skor kelemahan berada pada rating ke 2 - 3
dengan skor sebesar 2,65. Dari selisih skor rata-rata potensi dan kelemahan
terdapat kekuatan (potensi) lebih baik dari kelemahan dengan akumulasi skor
sebesar 0,90. Sementara hasil analisis matrik EFAS usaha tani tanaman pangan
di Kabupaten Tanjung Jabung Timur menunjukkan bahwa upaya pengembangan
usahatani tanaman pangan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur memiliki
peluang yang sangat besar untuk berhasil yakni dengan akumulasi skor peluang
sebesar 3,25 dan ancaman sebesar 2,50. Selisih skor antara peluang dan
ancaman dengan demikian adalah sebesar 0,75. Hal ini berarti strategi
pengembangan usahatani tanaman pangan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
dapat dilakukan dengan mengikuti Strategi SO yang berarti strategi yang diambil
harus bersifat agresif yakni stragi memanfaatkan kekuatan dan peluang yang
ada secara optimal. Sesuai dengan hasil diskusi terfokus (FGD) bersama sama
dengan petani, pemuka masyarakat dan pemerintah, sejumlah program yang
dapat dilakukan dalam pengembangan usahatani tanaman pangan di lokasi
penelitian diantaranya adalah: Pembukaan lahan usahatani tanaman pangan
baru, Peningkatan produktivitas, Perluasan pasar, Bantuan langsung sarana
produksi, Optimalisasi daya dukung kelembagaan pertanian.

Potensi Produksi tanaman pangan


Areal potensial untuk pengembangan pertanian di kabupaten Tanjung
Timur ditentukan berdasarkan hasil studi yang dimulai dari identifikasi secara
manual melalui tampilan rona pada citra satelit yaitu didasarkan atas kesamaan
rona (warna) dengan areal yang sudah diketahui sebagai arael pertanian. Hasil
identifikasi citra satelit terhadap areal yang mempunyai kesamaan rona dan
warna dengan areal pertanian menunjukkan bahwa sebaran areal potensial
untuk pengembangan lahan pertanian di Kabupaten Tanjung Jabung Timur
ternyata masih cukup luas.

Beberapa kajian kelayakan dilakukan terhadap areal potensial hasil


identifikasi citra satelit, diantaranya adalah kesesuaiannya dengan tataruang
wilayah. Pengembangan pertanian seharusnya tidak dilakukan pada areal
kawasan hutan, apalagi dalam kawasan konservasi. Karena itu bagian yang
overlap dengan kawasan hutan bukan APL harus dikeluarkan dari areal
potensial. Dari hasil kajian overlay peta maka areal yang masih potensial untuk
dikembangkan sebagai areal pertanian adalah sebagaimana tertera pada
Gambar 19.

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 9


Gambar 19 Peta areal potensial yang sesuai secara geo-fisik untuk
pengembangan pertanian

Kesimpulan Dan Saran


Kesimpulan
1. Meski memiliki trend yang menurun, kontribusi sektor pertanian terhadap
total PDRB Kabupaten Tanjung Jabung Timur masih lebih besar dari 20
% selama periode tahun 2007 hingga 2009.
2. Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor lingkungan strategis yang dapat
mempengaruhi pengembangan usahatani tanaman pangan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur diantaranya adalah:
1) Kekuatan: a) Ketersediaan lahan, b)Sumberdaya Petani, c) Sarana
Produksi, d) Sistem Pengairan, dan e) Kelembagaan.
2) Kelemahan: a) Kondisi Lahan, b) Tenaga Kerja, c) Penggunaan
pestisida, d) Penanganan Pascapanen, e) Jalan usahatani dan f)
Fokus kegiatan agribisnis,
3) Peluang: a) Penangkar Benih Varietas Unggul, b) Optimalisasi Indeks
Pertanaman, c) Pertumbuhan Penduduk, d) Pertumbuhan sektor
lainnya, e)Lokasi dan f) Kebijakan Pemerintah.
4) Ancaman: a) Pendangkalan Sungai Batanghari, b) Alih fungsi lahan, c)
Lahan Kritis, d) Struktur Ekonomi, e) Perkembangan Daerah dan f)
Sekitar Kondisi Alam.

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 10


3. Strategi pengembangan usahatani tanaman pangan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dapat dilakukan dengan:
a. Pembukaan lahan usahatani tanaman pangan baru
b. Peningkatan produktivitas
c. Perluasan pasar
d. Bantuan langsung sarana produksi
e. Optimalisasi daya dukung kelembagaan pertanian
4. Pengembangan lahan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur masih dapat dilakukan pada lahan pertanian kering yang
sementara ini belum diusahan yakni seluas 43.551 Ha dan rawa (lahan
gambut) seluas 6.637 Ha

Saran
1. Peningkatan produksi padi dapat dilakukan melalui pembukaan lahan
pertanian tanaman pangan baru, membatasi alih fungsi lahan, rehabiltasi
lahan kritis dan perbaikan saluran irigasi.
2. Upaya menunjang optimalisasi pemanfaatan lahan pangan di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dapat dilakukan melalui peningkatan aktivitas
kelembagaan Kelompok tani, Gabungan Kelompok tani, dan Lembaga
perekonomian dan keuangan desa.
3. Sebagai upaya optimalisasi pemamfaatan sumberdaya pertanian dalam
rangka pengembangan usahatani tanaman pangan maka perlu dilakukan
penelitian lanjutan yang dapat mengungkapkan kebutuhan input pertanian
yang ideal pada berbagai jenis lahan pertanian di Kabupaten Tanjung
Jabung Timur.

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 11


Daftar Pustaka

BKPKP. 2009. Laporan Analisis Ketersediaan Pangan Provinsi Jambi Tahun


2009. Badan Koordinasi Penyuluhan Dan Ketahanan Pangan Provinsi
Jambi.  Jambi

Dinas Pertanian Kabupaten Tanjung Jabung Timur 2007. Statistik


Pertanian,  Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2007. Muara Sabak,
Jambi

Diperta Provinsi Jambi. 2009. Data Pertanian Tanaman Pangan Dan Hortikultura
Provinsi Jambi Tahun 2009. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Proinsi
Jambi. Jambi

David Hunger. J. dan Thomas L. Wheelen.1991. Manajemen Strategis, Penerbit


Andi Yogyakarta. Yogyakarta

Denny YF, 2009. Analisis Strategi Pengembangan Uasahatani Padi Di


Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Jambi. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Kiswanto, Heri (2008), Strategi Pengembangan Usahatani Jarak Pagar di


Kecamatan Bangko – Kabupaten Merangin. Fakultas Pertanian
Universitas Jambi. Jambi. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Hia, Johnos, (2009). Analisis Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Lambur,


Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Jambi. Skripsi. Tidak dipublikasikan.

Ken Suratiyah. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rangkuti, 1997. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.

_______ . 2003. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT.


Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Reksohadiprojo. 1985. Manajemen Strategi. BPFE. Yogyakarta.

Salusu. 1996. Pengambilan Keputusan Strategis. Gramedia. Jakarta.

Siagian. 1995. Manajemen Strategis. Bumi Aksara. Jakarta.

Kajian Lingkungan Strategis dan Pengembangan …………………… 12

Anda mungkin juga menyukai