Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK

SOSIALISASI & STIMULUS PERSEPSI

Oleh :

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDOENESIA

PROGRAM STUDI S – 1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2001
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK
SOSIALISASI & STIMULUS PERSEPSI

A. DESKRIPSI
Manusia adalah mahluk sosial yang terus menerus membutuhkan orang lain
disekitarnya. Salah satu kebutuhannya adalah kebutuhan sosial untuk melakukan
interaksi sesama manusia. Kebutuhan sosial yang dimaksud adalah rasa dimiliki
oleh orang lain, pengakuan dari orang lain, penghargaaan orang lain, serta
pernyataan diri. Interaksi yang dilakukan tidak selamanya memberikan hasil
yang sesuai dengan apa yang diharapkan oleh individu sehingga mungkin terjadi
suatu gangguan terhadap kemampuan individu untuk berinteraksi dengan orang
lain.

Untuk mengatasi gangguan interaksi pada klien jiwa, therapi aktivitas kelompok
sering diperlukan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena merupakan
keterampilan therapeutik. Therapi aktivitas kelompok merupakan bagian dari
therapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikotherapi dengan sejumlah
klien dalam waktu yang bersamaan.

Ada dua tujuan umum dari terapi aktivitas kelompok ini yaitu tujuan terapeutik
dan tujuan rehabilitatif. Tujuan terapeutik meliputi : 1) Menggunakan kegiatan
untuk memfasilitasi interaksi, 2) Mendorong sosialisasi dengan lingkungan
(hubungan dengan luar diri klien), 3)Meningkatkan stimulus realitas dan respon
individu, 4) Memotivasi dan mendorong fungsi kognitif dan afektif, 5)
Meningkatkan rasa dimiliki, 6) Meningkatkan rasa percaya diri, 7)Belajar cara
baru dalam menyelesaikan masalah.

Sedangkan tujuan rehabilitatif meliputi 1) Meningkatkan kemampuan untuk


ekpresi diri, 2) Meningkatkan kemampuan empati, 3) Meningkatkan
keterampilan sosial, 4) Meningkatkan pola penyelesaian masalah.

Beberapa aspek dari klien yang harus diperhatikan dalam penjaringan klien yang
akan diberikan aktivitas kelompok adalah :
1. Aspek emosi
Gelisah, curiga, merasa tidak berguna, tidak dicintai, tidak dihargai, tidak
diperhatikan, merasa disisihkan, merasa terpencil, klien merasakan takut dan
cemas, menyendiri, menghindar dari orang lain
2. Aspek intelektual
Klien tidak ada inisiatif untuk memulai pembicaraan, jika ditanya klien
menjawab seperlunya, jawaban klien sesuai dengan pertanyaan perawat
3. Aspek sosial
Klien sudah dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat, klien
mengatakan bersedia mengikuti therapi aktivitas, klien mau berinteraksi
minimal dengan satu perawat lain ke satu klien lain

Therapi aktivitas kelompok sosialisasi dan stimulasi persepsi merupakan sebagian


dari terapi aktifitas kelompok yang bisa dilaksanakan dalam praktek keperawatan
jiwa. Terapi ini diharapkan dapat memacu klien untuk melakukan hubungan
interpersonal yang adekuat dan mengidentifikasi secara benar stimulus persepsi
eksternal.

B. MASALAH KEPERAWATAN
Therapi aktivitas kelompok sosialisasi & stimulasi persepsi ditujukan pada klien
dengan masalah keperawatan :
1. Isolasi sosial : Menarik diri
2. Harga diri rendah
3. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Klien mampu meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota kelompok dan
memotivasi proses pikir dan afektif

2. Tujuan Khusus
- Klien mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasi stimulus eksternal
yang diberikan melalui gambar
- Klien mampu menyebutkan identitas dirinya
- Klien mampu menyebutkan identitas klien lain
- Klien mampu berespon terhadap klien lain dengan mendengarkan klien
lain yang sedang berbicara
- Klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan yang diajukan
- Klien mampu menterjemahkan perintah sesuai dengan permainan
- Klien mampu mengikuti aturan main yang telah ditetapkan
- Klien mampu mengemukakan pendapat mengenai therapi aktivitas
kelompok yang dilakukan

D. PERSIAPAN
1. Analisa situasi meliputi : waktu pelaksanaan, jumlah perawat, pembagian
tugas perawat, alat bantu yang dipakai dan persiapan ruangan
2. Uraian tugas perawat (therapist)
a. Leader dan Co-Leader bertugas menganalisa dan mengobservasi pola-
pola komunikasi dalam kelompok, membantu anggota kelompok untuk
menyadari dinamisasi kelompok, menjadi motivator, membantu
kelompok untuk menetapkan tujuan dan membuat peraturan. Pemimpin
dan anggota kelompok mendiskusikan apa yang harus dilakukan
selanjutnya, memotivasi kesatuan kelompok dan membantu kelompok
untuk berkembang dan bergerak secara dinamis
b. Fasilitator bertugas memberikan stimulus kepada anggota kelompok lain
agar dapat mengikuti jalannya kegiatan dalam kelompok
c. Observer bertugas mencatat serta mengamati respon klien, jalannya
aktivitas therapi, peserta yang aktif dan pasif dalam kelompok serta yang
drop out (tidak dapat mengikuti kegiatan sampai selesai)
3. Proses Seleksi
a. Berdasarkan observasi prilaku sehari-hari klien yang dikelola oleh
perawat
b. Berdasarkan informasi dan diskusi mengenai prilaku klien sehari-hari
serta kemungkinan dilakukan therapi kelompok pada klien tersebut
dengan perawat ruangan
c. Melakukan kontak pada klien untuk mengikuti aktivitas yang akan
dilakukan
4. Program antisipasi masalah
Suatu intervensi keperawatan yang dilakukan dalam mengantisipasi keadaan
yang bersifat darurat atau emergensi yang dapat mempengaruhi proses
pelaksanaan kegiatan therapi aktivitas kelompok.
E. KEGIATAN
1. Perkenalan
Kelompok perawat memperkenalkan identitas diri masing-masing dipimpin oleh
leader. Leader menjelaskan peraturan kegiatan dalam kelompok.
2. Kegiatan
Klien mencari pasangan yang tepat, melakukan perkenalan dengan pasangan,
melakukan perkenalan di depan kelompok, melakukan perintah permainan dan
memberikan jawaban atas pertanyaan dari kelompok.
3. Evaluasi
Setelah mengikuti kegiatan klien dipersilahkan untuk mengemukakan perasaan dan
pendapatnya tentang kegiatan
4. Terminasi/Penutup
Leader menjelaskan kembali tujuan dan manfaat kegiatan, klien menyebutkan
kembali tujuan dan manfaat kegiatan.

F. KRITERIA EVALUASI
Presentasi jumlah klien yang mengikuti kegiatan sesuai dengan yang
direncanakan :
- 80% klien mendapatkan pasangan yang tepat
- 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas dirinya
- 90% dari jumlah klien mampu menyebutkan identitas klien lain
- 80% dari jumlah klien mampu bersepon terhadap klien lain dengan
mendengarkan klien lain yang sedang berbicara
- 80% dari jumlah klien mampu memberikan tanggapan pada pertanyaan
yang diajukan
- 70% dari jumlah klien mampu menterjemahkan perintah permainan
- 70% dari jumlah klien mampu mengikuti aturan main yang telah
ditentukan
- 50% dari jumlah klien mau mengemukakan pendapat tentang therapi
aktifitas kelompok yang dilakukan

G. RENCANA PELAKSANAAN
1. Kriteria klien yang mengikuti terapi TAK di ruang Jiwa RSUD Dr. Soetomo
Surabaya.
- Klien menarik diri yang sudah mulai berinteraksi dengan beberapa klien
lain
- Klien halusinasi yang sudah dapat mengontrol halusinasinya
2. Peserta :
3. Masalah Keperawatan
- Menarik diri
- Harga diri rendah
- Halusinasi
4. Persiapan
a. Analisa Situasi
1). Waktu Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Selasa, 2 Oktober 2001
Waktu : Pk.08.00 – 10.00 WIB
Alokasi Waktu : Perkenalan dan pengarahan (5 menit)
Permainan (35 menit)
Ekpress feeling (15 menit)
Penutup (5 menit)
2). Jumlah Perawat
Mahasiswa PSIK : 5 Orang
Perawat Ruangan : 1 orang
3). Pembagian Tugas
Leader :
Co-Leader :
Observer :

Fasilitator :
4). Alat Bantu
Tape Recorder & Kaset
Gambar-gambar berpasangan
Kotak kecil
Balon dan kertas perintah
b. Proses Pelaksanaan
1). Perkenalan
- Kelompok perawat memperkenalkan diri, urutan ditunjuk oleh
pembimbing untuk memulai menyebut nama, kemudian leader
menjelaskan tujuan dan peraturan kegiatan dalam kelompok
- Bila akan mengemukakan perasaannya klien diminta untuk
lebih dulu menunjukkan tangannnya
- Bila klien ingin keluar untuk minum, BAB/BAK harus minta
ijin pada perawat
- Pada akhir perkenalan pemimpin mengevaluasi kemampuan
identifikasi terhadap perawat dengan menanyakan nama perawat
yang ditunjuk oleh leader
2). Permainan
- Klien yang telah diseleksi dikumpulkan di tempat yang cukup
luas dan duduk membentuk lingkaran
- Leader memberikan lembaran kertas yang bergambar
pasangan dari alat-yang setiap hari digunakan : piring dengan
sendok, sapu dengan tempat sampah, pensil dengan buku, sepatu
dengan kaus kaki, meja dengan kursi, dan membagikan pada
setiap peserta secara acak.
- Selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan
gambar yang dipegang. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan
identitas selengkapnya : nama, alamat, hobby, yang disukai
tentang dirinya, serta ketrampilan yang dimiliki.
- Selanjutnya masing-masing peserta menerangkan pada
kelompok identitas dirinya dan pasangannya selengkap-
lengkapnya.
- Kemudian co leader memutar kaset lagu dangdut untuk
berjoget bersama masing-masing pasangan dengan berpegangan
tangan. Musik dihentikan selanjutnya masing-masing pasangan
meledakkan balon untuk mencari kegiatan yang dituliskan pada
kertas didalam balon. Setelah kertas perintah dibaca, masing-
masing pasangan melakukan kegiatan yang diminta.
- Setelah selesai, Leader, Co leader dan motifator memotivasi
klien lain untuk menanyakan sesuatu kepada klien yang sedang
didepan. Kemudian klien yang didepan menjawab pertanyaan
tersebut, setelah klien menjawab pertanyaan perawat memberikan
reinforcement positip dan memperjelas apa yang dibicarakan
/dijawab oleh klien. Kemudian dilemparkan kepada klien lagi
sehingga klien memiliki persepsi yang positip/baik tanpa
dipengaruhi oleh perawat.
- Kemudian dilanjutkan dengan pasangan berikutnya dengan
cara yang sama
- Selama kegiatan berlangsung observer mengamati jalannya
acara .
3). Peer Review (Evaluasi Kelompok)
- Klien dapat mengemukakan perasaannya setelah
memperkenalkan dirinya
- Klien mengemukakan perasaannya setelah disapa oleh klien
lain dengan menyebut nama
- Klien mengemukakan pendapat tentang kegiatan ini
4).Terminasi
- Klien dapat menyebutkan kembali tujuan kegiatan
- Leader menjelaskan kembali tentang tujuan dan manfaat dari
kegiatan kelompok ini
5. Antisipasi Masalah
a. Penanganan klien yang tidak aktif saat aktifitas kelompok
- Memanggil klien
- Memberi kesempatan kepada klien tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau klien yang lain
b. Bila klien meninggalkan permainan tanpa pamit :
- Panggil nama klien
- Tanya alasan klien meninggalkan permainan
- Berikan penjelasan tentang tujuan permainan dan berikan
penjelasan pada klien bahwa klien dapat melaksanakan keperluannya
setelah itu klien boleh kembali lagi

c. Bila ada klien lain ingin ikut


- Berikan penjelasan bahwa permainan ini ditujukan pada klien
yang telah dipilih
- Katakan pada klien lain bahwa ada permainan lain yang
mungkin dapat diikuti oleh klien tersebut
- Jika klien memaksa, beri kesempatan untuk masuk dengan
tidak memberi peran pada permainan tersebut

DAFTAR PUSTAKA
Herawaty, Netty, Materi Kuliah Terapi Aktivitas Kelompok, FIK Jakarta 1999
Gail Wiscart Stuart, Sandra J. Sundeen, Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 3,
EGC, Jakarta 1995
Pelaksanaan TAK
Tanggal : 9 Mei 1997 pukul 10.00- 11.00 .
Tempat : Ruang Perawatan Melati.
Jumlah peserta: 10 Orang dengan masalah GHS : Menarik diri.
Metode : Bermain dan bernyanyi bersama.

Pembagian tugas anggota : Leader :


: Co leader :
: Motifator :
:
:.
: Observer :

Jalannya Acara :
1. FASE PERKENALAN.
- Mengumpulkan anggota diruang Perawatan Melati.
Perawat melakukan kontrak ulang untuk mengikuti TAK, perawat berhasil
mengumpulkan sepuluh orang klien sesuai dengan rencana semula.
- Leader memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan kegiatan TAK kepada
klien kemudian co leader menjelaskan aturan permainan.

2. FASE KERJA
Leadermemberikan lembaran kertas yang bergambar pasangan dari
alat-yang setiap hari digunakan : piring dengan sendok, sapu dengan
tempat sampah, pensil dengan buku, sepatu dengan kaus kaki, meja
dengan kursi, dan membagikan pada setiap peserta secara acak,
selanjutnya peserta mencari pasangannya yang sesuai dengan gambar
yang dipegang. Selanjutnya berkenalan dan menanyakan identitas
selengkapnya : Nama, alamat, hobby, yang disukai tentang dirinya,
serta ketrampilan yang dimiliki. Selanjutnya masing-masing peserta
menerangkan pada kelompok identitas dirinya dan pasangannya
selengkap-lengkapnya. Kemudian co leader memutar kaset lagu
dangdut untuk berjoget bersama masing-masing pasangan dengan
berpegangan tangan. Musik dihentikan selanjutnya masing-masing
pasangan harus menampilkan suatu ketrampilan didepa kelompok. Co
leader menyiapkan gitar, dan masing-masing pasangan menyanyikan
lagu dengan diiringi gitar. Setelah berhenti menyanyi Leader , Co
leader dan motifator memotifasi klien lain untuk menanyakan sesuatu
kepada klien yang sedang didepan. Kemudian klien yang didepan
menjawab pertanyaan tersebut , setelah klien menjawab pertanyaan
dan selesai bernyanyi perawat memberikan reinforcement positip dan
memperjelas apa yang dibicarakan /dijawab oleh klien. Kemudian
dilemparkan kepada klien lagi ,sehingga klien memiliki persepsi yang
positip / baik tampa dipengaruhi oleh perawat. Selama kegiatan
berlangsung observer mengamati jalanya acara .

3. FASE TERMINASI.
- Melakukan sharing perasaan antara klien dan perawat tentang terapi aktifitas
kelompok yang dilakukan.
Klien : Merasa senang karena tidak melamun ,dapat mengurangi setress, terjalin
keakraban,tidak membosankan,mengisi waktu luang dan klien menanyakan kapan
ada acara seperti ini lagi.?
Perawat : Merasa senang karena klien dapat kooperatif mengikuti kegiatan TAK.
Merasa dibutuhkan oleh klien.
- Melakukan evaluasi :
a. Proses
90 % klien berpartisipasi aktif.
90 % Klien dapat memberikan respon verbal dan non verbal yang sesuai dengan
Stimulus external.
90 % Klien mampu bekerja sama dalam kelompok.
100 %Klien mengikuti kegiatan TAK sampai dengan selesai.
b. Hasil
90 % Klien mampu memperkenalkan diri /menyebutkan nama,alamt serta mampu
menjawab pertanyaan yang diajukan oleh klien lain.
80 % Klien mampu menyanyikan sebuah lagu.
50 % Klien mampu mengungkapkan manfaat kegiatan TAK.
- Terakhir leader menyimpulkan manfaat seluruh kegiatan dan memotifasi
kepada klien untuk melakukan kegiatan serupa/yang lain bersama klien lain..

Anda mungkin juga menyukai