Anda di halaman 1dari 9

PERATURAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR PER.28/MEN/2009
TENTANG
SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,


Menimbang : a. bahwa dalam rangka membantu kelancaran kegiatan
perdagangan hasil tangkapan ikan yang berasal dari
kapal-kapal perikanan berbendera Indonesia yang
produknya baik secara langsung maupun tidak langsung
dipasarkan ke Uni Eropa, serta mendukung upaya
nasional dalam memberantas Illegal, Unreported and
Unregulated Fishing (IUU Fishing), perlu diterapkan
Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan;
b. bahwa untuk itu perlu ditetapkan Sertifikasi Hasil
Tangkapan Ikan dengan Peraturan Menteri;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 45 Tahun 2009;
2. Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun 2004 tentang
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara
sebagaimana telah diubah, terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 50 Tahun 2008;
3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang
Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;
4. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009;
5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.07/MEN/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Departemen Kelautan dan Perikanan sebagaimana telah
beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor PER.04/MEN/2009;
6. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.16/MEN/2006 tentang Pelabuhan Perikanan;
7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.03/MEN/2007 tentang Surat Laik Operasi Kapal
Perikanan;
8. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.05/MEN/2007 tentang Penyelenggaraan Sistem
Pemantauan Kapal Perikanan;
9. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
PER.05/MEN/2008 tentang Usaha Perikanan Tangkap
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2009;
10. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor
KEP.24/MEN/2002 tentang Tata Cara dan Teknik
Penyusunan Peraturan Perundang-undangan di
Lingkungan Departemen Kelautan dan Perikanan;

Memperhatikan: Council Regulation (EC) Nomor 1005/2008 of 29 September


2008 establishing a Community system to prevent, deter and
eliminate illegal, unreported and unregulated fishing;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
TENTANG SERTIFIKASI HASIL TANGKAPAN IKAN.

Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Sertifikat Hasil Tangkapan (Catch Certificate) adalah surat keterangan yang
dikeluarkan oleh Kepala Pelabuhan Perikanan yang ditunjuk oleh Otoritas
Kompeten yang menyatakan bahwa hasil tangkapan ikan bukan dari
kegiatan Illegal, Unreported and Unregulated Fishing (IUU Fishing).

2. Lembar Awal Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan adalah lembar yang memuat
seluruh hasil tangkapan ikan yang dilakukan untuk setiap satu kali kegiatan
pembongkaran ikan untuk tujuan pencatatan.

3. Lembar Turunan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan adalah lembar yang


memuat sebagian atau seluruh hasil tangkapan ikan sesuai dengan lembar
awal untuk tujuan perdagangan.

2
4. Lembar Turunan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan Yang Disederhanakan
adalah lembar yang memuat sebagian atau seluruh hasil tangkapan ikan
untuk tujuan perdagangan bagi ikan hasil tangkapan dengan kapal ukuran
maksimal 12 meter tanpa mesin penarik jaring, atau kapal dengan ukuran
maksimal 8 meter menggunakan mesin penarik jaring, atau kapal dengan
ukuran lebih kecil/sama dengan 20 GT.

5. Menteri adalah Menteri Kelautan dan Perikanan.

6. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perikanan Tangkap.

Pasal 2
Setiap produk perikanan laut yang merupakan hasil tangkapan kapal
penangkap ikan berbendera Indonesia yang akan diekspor baik langsung
maupun tidak langsung ke Uni Eropa dilengkapi dengan Sertifikat Hasil
Tangkapan Ikan.

Pasal 3
(1) Produk perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dikecualikan bagi:
a. produk kegiatan perikanan budidaya;
b. produk perikanan air tawar, ikan hias, kekerangan, rumput laut, scallops,
dan oyster.
(2) Perubahan pengecualian produk perikanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Direktur Jenderal berdasarkan
pemutahiran yang diterbitkan oleh Komisi Eropa.

Pasal 4
(1) Menteri memberikan kewenangan kepada Direktur Jenderal selaku Otoritas
Kompeten untuk menerbitkan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan.

3
(2) Direktur Jenderal selaku Otoritas Kompoten sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) mendelegasikan pelaksanaan penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan
Ikan kepada Kepala Pelabuhan Perikanan UPT Pusat dan kepada Kepala
Pelabuhan Perikanan UPT Daerah melalui Kepala Daerah setempat.
(3) Pelabuhan Perikanan UPT Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
harus memenuhi kriteria:
a. lokasinya relatif jauh dari Pelabuhan Perikanan UPT Pusat;
b. mempunyai sarana komunikasi yang memadai; dan
c. mempunyai SDM yang telah mengikuti bimbingan teknis Sertifikasi Hasil
Tangkapan Ikan.
(4) Kepala Pelabuhan Perikanan UPT Daerah yang dapat menerbitkan Sertifikat
Hasil Tangkapan Ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan lebih
lanjut oleh Direktur Jenderal.

Pasal 5
Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan terdiri dari 3 (tiga) jenis:
a. Lembar Awal Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan.
b. Lembar Turunan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan.
c. Lembar Turunan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan Yang Disederhanakan.

Pasal 6

(1) Lembar Awal Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan dan Lembar Turunan Sertifikat
Hasil Tangkapan Ikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dan
huruf b memuat:

a. Nomor dokumen (nomor seri yang tertera pada Sertifikat Hasil Tangkapan
Ikan);
b. Otoritas pemvalidasi;
c. Nama, alamat, nomor telepon dan fax dari Otoritas pemvalidasi;
d. Nama kapal, bendera pelabuhan asal dan nomor registrasi, kode panggil,
nomor IMO/Lloyd (jika ada), nomor izin penangkapan dan masa berlaku
(nomor immarsat, nomor fax, nomor telepon, alamat e-mail (jika ada));

4
e. Deskripsi produk, tipe cara pengolahan yang diizinkan di atas kapal,
(spesies ikan, kode produksi, area dan tanggal penangkapan, estimasi
berat hidup, estimasi berat yang didaratkan, verifikasi berat ikan yang
didaratkan);
f. Referensi dari tindakan pengelolaan dan konservasi yang diterapkan;
g. Nama nakhoda kapal, tandatangan, stempel;
h. Deklarasi transhipment di laut (untuk kapal dalam satu kesatuan
manajemen usaha, termasuk kerjasama usaha)/ nama nakhoda kapal
penangkapan, tanggal dan tandatangan, tanggal transhipment/ area/
posisi, estimasi berat, nama nakhoda kapal penerima, tandatangan, nama
kapal, kode panggil, nomor IMO/Lloyd (jika ada);
i. Otoritas transhipment pada area pelabuhan perikanan (nama, otoritas,
tandatangan, alamat, telepon, pelabuhan pendaratan, tanggal
pendaratan, dan stempel);
j. Nama dan alamat eksportir, tandatangan, tanggal, stempel;
k. Otoritas validasi bendera negara (nama/ jabatan, tandatangan, tanggal,
stempel);
l. Detail pengangkutan;
1. Negara pengekspor pelabuhan/bandara/tempat (nama kapal dan
bendera, nomor penerbangan, nomor kendaraan darat pengangkut,
nomor kereta api, dan dokumen transport lainnya);
2. Keterangan eksportir (nomor kontainer, nama, alamat, dan daftar
lampiran; dan
3. tanda tangan.
m. Deklarasi importir (nama dan alamat importir, tandatangan, tanggal,
stempel, kode produk CN, Dokumen yang sesuai dengan artikel 14 (1)
dan (2) dari regulasi (EC) No. 1005/2008, dan referensi);
n. Otoritas pengendalian impor, tempat, impor diperbolehkan, impor
ditahan, verifikasi yang diminta tanggal, deklarasi bea cukai (jika
dikeluarkan) nomor, tanggal, dan tempat.

5
(2) Lembar Turunan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan Yang Disederhanakan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf c memuat:
a. Nomor dokumen (nomor seri yang tertera pada Sertifikat Hasil Tangkapan
Ikan);
b. Otoritas pemvalidasi (nama, alamat, telepon, dan fax);
c. Deskripsi produk dan spesies;
d. Referensi dari tindakan pengelolaan dan konservasi yang diterapkan
(kode produk dan verifikasi berat ikan yang didaratkan;
e. Daftar kapal penangkap ikan dan jumlah yang ditangkap tiap kapal
penangkap ikan (nama, nomor registrasi, dan lain-lain);
f. Nama, alamat, telepon, dan fax eksportir, tandatangan, tanggal, dan cap
stempel;
g. Validasi otoritas bendera negara (nama/ jabatan, tandatangan, tanggal,
dan cap stempel);
h. Detail pengangkutan;
1. Negara pengekspor pelabuhan/bandara/tempat (nama kapal dan
bendera, nomor penerbangan, nomor kendaraan darat pengangkut,
nomor kereta api, dan dokumen transport lainnya);
2. Keterangan eksportir (nomor kontainer, nama, alamat, dan daftar
lampiran; dan
3. tanda tangan.
i. Deklarasi importir (nama dan alamat importir, tandatangan, tanggal,
stempel, dan kode produk CN);
j. Otoritas pengendalian impor, tempat, impor yang diperbolehkan, impor
yang ditahan, verifikasi yang diminta, tanggal, deklarasi bea cukai (jika
dikeluarkan), nomor, tanggal, dan tempat.
(3) Bentuk dan format Lembar Awal dan Lembar Turunan Sertifikat Hasil
Tangkapan Ikan sebagaimana tersebut dalam Lampiran I dan Lampiran II
Peraturan Menteri ini.

6
(4) Bentuk dan format Lembar Turunan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan Yang
Disederhanakan sebagaimana tersebut dalam Lampiran III Peraturan
Menteri ini.
(5) Penggunaan istilah dalam bahasa asing untuk Sertifikat Hasil Tangkapan
Ikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) disesuaikan dengan
ketentuan yang disyaratkan oleh Uni Eropa.
(6) Ketentuan lebih lanjut tentang tata cara pengisian Sertifikat Hasil
Tangkapan Ikan ditetapkan oleh Direktur Jenderal.

Pasal 7

(1) Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan diterbitkan apabila terdapat permohonan


dari pemilik kapal, eksportir atau Unit Pengolah Ikan (UPI).
(2) Kepala Pelabuhan Perikanan berdasarkan permohonan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempersiapkan dan memproses dokumen yang
dibutuhkan dalam penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan.

Pasal 8

(1) Direktur Jenderal selaku Otoritas Kompeten melakukan pembinaan terhadap


Kepala Pelabuhan Perikanan UPT Pusat dan Kepala Pelabuhan Perikanan
UPT Daerah sebagai pelaksana penerbitan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan.

(2) Kepala Pelabuhan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib


menyampaikan laporan pelaksanaan penerbitan Sertifikasi Hasil Tangkapan
Ikan kepada Direktur Jenderal selaku Otoritas Kompeten secara periodik
setiap 3 (tiga) bulan.

Pasal 9

Dalam menyelenggarakan Sertifikasi Hasil Tangkapan Ikan, Direktur Jenderal


melakukan koordinasi dengan Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan dan Direktur Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumber
Daya Kelautan dan Perikanan.

7
Pasal 10
Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan bukan merupakan surat jalan.

Pasal 11
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 07 Desember 2009

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN R.I,

ttd.

FADEL MUHAMMAD

Disalin sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Supranawa Yusuf

8
DAFTAR LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN
NOMOR PER. 28/MEN/2009
TENTANG
SERTIFIKAT HASIL TANGKAPAN IKAN

NOMOR ISI LAMPIRAN


LAMPIRAN

I Lembar Awal Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan


II Lembar Turunan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan
Lembar Turunan Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan Yang
III
disederhanakan

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN R.I,

ttd.

FADEL MUHAMMAD

Disalin sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Hukum dan Organisasi,

Supranawa Yusuf

Anda mungkin juga menyukai