Anda di halaman 1dari 13

Pengaruh Metode Pemberian Tugas Terhadap Hasil Belajar

Matematika Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tamiang


Layang

Oleh:
YULITA SETIANI LESTARI
ACA 109 004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS PALANGKARAYA

2011
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang memperlukan usaha
dan dana yang cukup besar, hal ini diakui oleh semua orang atau suatu bangsa
demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia
menaruh harapan besar terhadap pendidik dalam perkembangan masa depan
bangsa ini, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi
penerus dibentuk.
Meski diakui bahwa pendidikan adalah investasi besar jangka panjang
yang harus ditata, disiapkan dan diberikan sarana maupun prasarananya dalam
arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini Indonesia masih
berkutat pada problemmatika (permasalahan) klasik dalam hal ini yaitu
kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar
permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan
tidak tahu darimana mesti harus diawali.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada
setiap jenjang pendidikan mulai dari sekolah Taman Kanak-Kanak (TK),
Sekolah Dasar (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT). Hal ini
dikarenakan konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai oleh anak sejak
dini, sehingga anak dapat meningkatkan kemampuan mengaplikasikan
pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Matematika
adalah bidang ilmu yang dijadikan “bassic science” atau ilmu pengetahuan
dasar, karena perkembangan ilmu pengetahuan alam (IPA) dan teknologi
berdasarkan atas konsep-konsep matematika dan dengan belajar matematika
seorang anak mampu mengembangkan nalarnya.
Matematika sering dipandang sebagai mata pelajaran yang dianggap
paling sulit oleh siswa, karena banyak siswa yang prestasinya kurang
memuaskan dengan mata pelajaran ini (matematika), sehingga muncul
anggapan bahwa matematika itu memang sulit. Kenyataan inilah yang
menuntut guru agar lebih optimal dalam melaksanakan proses pembelajaran
serta lebih memfokuskan pada upaya mengatasi dan meminimalisasikan
kesulitan siswa dengan metode pembelajaran yang sesuai pada materi yang
akan disampaikan.
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan pada jenjang
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MT) sampai
saat ini masih jauh dan apa yang kita harapkan. Bagaimana tidak standarisasi
Ujian Akhir Sekolah (UAS) dengan nilai masing-masing mata pelajaran 4 dan
rata-rata nilai 5,5 sangat dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh
orang-orang tua siswa sendiri, karena anak atau siswanya tidak dapat lulus.
Hal lucu yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Melihat kondisi rendahnya
prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa upaya dilakukan salah
satunya adalah pemberian tugas kepada siswa. Dengan pemberian tugas
pekerjaan rumah baik secara individu maupun berkelompok kepada siswa
diharapkan siswa dapat meningkatkan aktifitas belajarnya, sehingga terjadi
pengulangan dan penguatan terhadap materi yang diberikan di sekolah dengan
harapan siswa mampu meningkatkan hasil belajar atau prestasi siswa.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan ini dibuat berdasarkan latar
belakang masalah diatas, yaitu :
Apakah ada perbedaan hasil belajar matematika siswa yang diajarkan
dengan metode pemberian tugas dan pembelajaran menggunakan
metode ekspositori pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tamiang
Layang?
C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika siswa yang
diajarkan dengan metode pemberian tugas dan metode ekspositori pada
siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tamiang Layang
2. Untuk mengetahui pengaruh “Metode Pemberian Tugas” terhadap hasil
belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tamiang Layang.
3. Untuk meningkatkan efesiensi waktu belajar siswa di rumah dan supaya
siswa dapat mempelajari kembali pelajaran yang telah diajarkan di
sekolah.
4. Untuk memenuhi tugas Penilitian Pendidikan Matematika.

D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagi guru:
a. Mengetahui kesulitan belajar siswa dalam menyelesaikan soal-soal
matematika, dan kemudian membantu siswa-siswa mengatasi
kesulitannya itu dengan pemberian metode pemberian tugas dengan
tepat.
b. Sebagai bahan informasi yang nyata bagi guru terhadap kondisi
pengajaran dengan metode pemberian tugas bagi siswa.
2. Bagi siswa, supaya siswa dapat meningkatkan efesiensi waktu belajarnya
dan dapat mengulang pelajaran yang telah diajarkan.
3. Bagi penulis:
a. Memperoleh wawasan tentang pengaruh metode pemberian tugas
terhadap hasil belajar matematika siswa tingkat SMP.
b. Sebagai sarana untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Sebagai tolak ukur untuk penulisan selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka
1. Pengertian Belajar
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke
waktu makin pesat. Arus globalisasi semakin hebat. Akibat dari fenomena
tersebut muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, terutama
lapangan pekerjaan. Untuk menghadapi tantangan tersebut, dibutuhkan
sumber daya yang berkualitas. Sumber daya yang berkualitas tidak lepas
dari belajar dan pembelajaran.
Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian.
Proses memperoleh arti-arti dan pemahaman serta cara-cara
menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam pengertian ini
difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan yang berkualitas
untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan nanti dihadapi siswa
(Muhibbin Syah, 1997 : 92).
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu
proses aktif yang disengaja sehingga menyebabkan perubahan tingkah
laku menuju ke arah yang lebih sempurna. Kegiatan dan usaha untuk
mencapai perubahan tingkah laku merupakan proses belajar. Sedang
perubahan tingkah laku itu sendiri merupakan hasil belajar, dengan
demikian belajar akan menyangkut proses belajar dan hasil belajar.

2. Hasil Belajar Matematika


Hasil berarti perolehan atau akibat. Hasil belajar adalah nilai yang
dicapai oleh siswa setelah melalui kegiatan belajar dalam waktu tertentu.
Jadi hasil belajar matematika adalah kemampuan yang dimiliki atau
dikuasai oleh siswa dari kegiatan belajar dengan menggunakan metode
tugas dalam menyelesaikan masalah matematika.

3. Pengertian Metode Pemberian Tugas


Menurut Ischak dan Warji (1987 : 69) Hambatan belajar diartikan
sebagai suatu gejala atau kondisi dalam proses mengajar yang ditandai
oleh adanya kesulitan-kesulitan tertentu dalam belajar, tentu karena adanya
hambatan pada murid tersebut dalam mencapai tujuan belajar yang hendak
dicapai. Jadi hambatan belajar adalah gangguan atau kesulitan yang
dialami murid dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan
belajar. Hambatan tersebut dapat terjadi seperti menunjukkan tingkah laku
yang berlainan seperti membolos, datang terlambat dan sebagainya.
Untuk menyelesaikan soal-soal matematika kesulitan terletak pada
pemahaman tentang konsep dan langkah-langkah pengerjaan. Disini siswa
sering hanya melihat matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang
begitu sulit untuk dipahami.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan adalah
melalui metode pemberian tugas. Menurut Dr. Rudolf pintner (M. Ngalim
purwanto, 1990 : 113) metode pemberian tugas atau dikenal juga dengan
metode resitasi (Recitation method) adalah mengulangi atau mengucapkan
kembali (sesuatu) yang telah dipelajari. Yang berarti bahwa tugas itu
bermaksud agar siswa diharuskan mengulangi pelajaran yang telah
dipelajari atau diajarkan.
Metode pemberian tugas adalah cara mengajar yang dilakukan oleh
guru dengan jalan meminta murid untuk mengerjakan sesuatu diluar jam
pelajaran (Siti anifah wiryana, 1994). Tugas-tugas yang diberikan harus
mempunyai tujuan yang jelas, dengan tujuan yang jelas perhatian siswa
dapat diarahkan kepada hal-hal yang khusus mana saja yang perlu
dipelajari dengan baik dan bagaimana cara mempelajarinya. Makin jelas
tugas yang diberikan, baik tujuan maupun batas-batasnya, makin besar
pula perhatian dan kemauan siswa untuk mengerjakan atau
mempelajarinya (M. Ngalim purwanto, 1990 : 116). Tugas juga
merupakan hal yang bersifat khusus bagi siswa, artinya masing-masing
individu akan belajar sendiri-sendiri (mandiri) untuk menyelesaikan soal-
soal yang diberikan dengan berdasarkan atas konsep dan langkah-langkah
penyelesaian yang berurutan dari satu langkah dan seterusnya.
Untuk mengetahui sejauh mana hasil kemajuan belajar siswa dapat
dilakukan tes. Salah satu tes yang dapat digunakan adalah tes formatif
(formative test), tes ini disajikan ditengah program pengajaran untuk
memantau (memonitor) kemajuan belajar siswa demi memberikan umpan
balik, baik kepada siswa maupun kepada pengajar. Berdasarkan hasil tes
ini pengajar dan siswa dapat mengetahui apa yang masih perlu untuk
dijelaskan kembali agar materi pelajaran dapat dikuasai lebih baik. Siswa
dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih belum
dikuasainya agar dapat mengupayakan perbaikannya. Pengajar dapat
melihat bagian mana yang umumnya belum dikuasai oleh siswa sehingga
dapat mengupayakan penjelasan yang lebih baik dan luas agar bahan
tersebut dapat dikuasai oleh siswa secara tuntas (H. Daryanto,
1999:12).Tugas ditetapkan batas waktunya, dikumpulkan, diperiksa,
dinilai, dan dibahas tentang hasilnya.
Dalam memberikan tugas kepada siswa, guru harus memperhatikan
hal-hal berikut ini memberikan penjelasan mengenai :

1. Tujuan penugasan
2. Bentuk pelaksanaan tugas
3. Manfaat tugas
4. Bentuk Pekerjaan
5. Tempat dan waktu penyelesaian tugas
6. Memberikan bimbingan dan dorongan
7. Memberikan penilaian

Adapun jenis-jenis tugas yang dapat diberikan kepada siswa yang dapat
membantu berlangsungnya proses belajar mengajar :
1. Tugas membuat rangkuman
2. Tugas membuat makalah
3. Menyelesaikan soal
4. Tugas mengadakan observasi
5. Tugas mempraktekkan sesuatu
6. Tugas mendemonstrasikan observasi

Kelebihan Metode Pemberian Tugas

Metode pemberian tugas ini dalam pelaksanaannya memiliki


beberapa kelebihan. Adapun kelebihan metode pemberian tugas 
diantaranya adalah metode ini merupakan aplikasi pengajaran modern
disebut juga azas aktivitas dalam mengajar yaitu guru mengajar harus
merangsang siswa agar melakukan berbagai aktivitas sehubungan dengan
apa yang dipelajari, sehingga :

1. Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri


2. Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah
menginformasikan dan mengkomunikasikan sendiri.
3. Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan
4. Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
5. Dapat mengembangkan kreativitas siswa
6. Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan anak.

4. Pengertian Metode Ekspositori


Metode ekspositori (konvensional) adalah cara penyampaian
pelajaran dari seorang guru kepada siswa di dalam kelas dengan cara
berbicara dari awal pelajaran menerangkan materi dan contoh soal disertai
tanya jawab. Siswa tidak hanya mendengar dan membuat catatan, tetapi
siswa juga harus berlatih menyelesaikan soal latihan dan siswa bertanya
jika belum mengerti. Guru dapat menjelaskan lagi kepada siswa secara
individual dan klasikal. Penggunaan metode ini siswa tidak perlu mencari
dan menemukan sendiri fakta-fakta, konsep dan prinsip karena telah
disajikan secara jelas oleh guru. Kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan metode ekspositori cenderung berpusat kepada guru. Guru
aktif memberikan penjelasan atau informasi pembelajaran secara terperinci
tentang materi pembelajaran. Metode ekspositori sering dianalogikan
dengan metode ceramah, karena sifatnya sama-sama memberikan
informasi. Dalam model pembelajaran yang berpusat pada guru hampir
seluruh kegiatan pembelajaran dikendalikan penuh oleh guru. Seluruh
sistem diarahkan kepada rangkaian kejadian yang rapi dalam lembaga
pendidikan, tanpa ada usaha untuk mencari dan menerapkan strategi
belajar yang berbeda sesuai dengan tema dan kesulitan belajar setiap
individu.

B. Tujuan dan Prinsip-prinsip Pemberian Tugas


Agar pemberian tugas memberikan efek yang baik, maka guru
dalam memberikan tugas perlu memperhatikan, mengarahkan dan
membimbing siswa sehingga maksud dan tujuan yang telah ditetapkan
dapat dicapai secara efektif dan efisien. Adapun maksud dan tujuan
pemberian tugas antara lain:
1. Untuk memelihara dan memantapkan tingkah laku yang telah
dipelajari.
2. Untuk melatih keterampilan, konsep, dan prinsip yang baru saja
dikembangkan untuk memperoleh pengertian yang lebih dalam
tentang konsep itu.
3. Untuk mengingatkan kembali dan memelihara topik-topik yang telah
dipelajari sebelumnya.

Menurut Hartono Kasmadi (1991 : 138) pemberian tugas


mempunyai maksud dan tujuan sebagai berikut.
1. Latihan dan keterampilan, serta untuk menambah kecepatan belajar dan
keakuratan belajar.
2. Membaca, meresapkan, dan meringkas apa yang dipelajari.
3. Mendorong siswa untuk bertanggung jawab terhadap pelajaran.
4. Mengembangkan belajar mandiri.

Untuk mencapai maksud dan tujuan pemberian tugas, perlu


memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Menunjang langsung kegiatan intrakurikuler dan kepentingan belajar
siswa.
2. Tidak merupakan beban yang berlebihan bagi siswa.
3. Tidak menimbulkan tambahan beban pembiayaan yang berat bagi
orang tua atau siswa.
4. Memerlukan monitoring, dan penilaian.

Pemberian tugas hendaknya disertai penilaian yang dapat


digunakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa,
mencari dan menemukan sebab-sebabnya, menghimpun bahan dan
menetapkan cara-cara memperbaikinya. Sedangkan penilain oleh siswa
adalah penilain yang memungkinkan siswa mengerti perkembangan
prestasinya, sehingga termotivasi untuk meningkatkan atau
mempertahankannya.
C. Kerangka Berpikir

Masalah

Pembelajaran

Dengan Metode pemberian Dengan Metode Ekspositori


Tugas
Dalam pembelajaran metode Dalam pembelajaran
tugas siswa akan mengulang dengan
kembali apa yang telah metode ekspositori
dipelajari di kelas dengan kegiatan
menyelesaikan tugas yang belajar lebih didominasi
telah diberikan, kemudian oleh guru.
dilakukan penilaian.
Sehingga jika terjadi
kesalahan
siswa bisa memperbaikinya
(dalam hal ini siswa dituntut Hasil belajares
untuk lebih aktif).

Hasil belajar es

Metode Pemberian Tugas Lebih Baik


Berdasarkan kerangka berpikir diatas, penggunaan metode pemberian
tugas menuntut siswa lebih aktif dalam pembelajaran, karena tugas-tugas yang
diberikan kepada siswa harus diselesaikan. Sedangkan metode ekspositori
yang lebih aktif adalah gurunya.
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan uraian sebelumnya maka dapat ditarik
suatu hipotesis sebagai berikut
Penggunaan metode tugas berpengaruh positif terhadap hasil belajar
matematika siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 2 Tamiang Layang
tahun pelajaran 2011/2012.

E. Penelitian Yang Relevan


Dari Penelitian yang dilakukan oleh Siti Masruroh, mahasiswa
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri
Semarang, dengan judul Pengaruh Penggunaan Tugas dan Resitasi Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII Semester 2 Pokok Bahasan Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel SMP Islam Sultan Agung I Semarang Tahun
Pelajaran 2005/2006 menyatakan bahwa diperoleh nilai rata-rata hasil belajar
siswa kelompok eksperimen adalah 82,63 dan kelompok kontrol 57,56. Hal ini
menunjukkan bahwa penggunaan metode tugas dan resitasi lebih baik
dibandingkan dengan pembelajaran secara ekspositori (konvensional) terhadap
hasil belajar pada pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel siswa
kelas 2 semester 2 tahun ajaran 2005/2006. Dari hasil perhitungan analisis
regresi menunjukkan bahwa ada pengaruh dan hubungan yang berarti antara
penggunaan metode tugas dan resitasi dengan hasil belajar pada pokok
bahasan pokok bahasan sistem persamaan linear dua variabel siswa kelas 2
semester 2 tahun ajaran 2005/2006. Besar pengaruh dari penggunaan metode
tugas dan resitasi terhadap hasil belajar sebesar 51,56%, sedangkan 48,44%
disebabkan oleh faktor lainnya seperti bakat, kecerdasan, sarana dan
prasarana, lingkungan dan sebagainya. Aktivitas peserta didik selama
pembelajaran mengalami peningkatan.

Anda mungkin juga menyukai