Anda di halaman 1dari 19

POTENSIAL AIR

Oleh Kelompok 4:
Hanifah Nugraha 208 203 915
Mansyur Hidayat 208 203 937
Marcelita Krishanti W 208 203 938
Nita Nuris Sholihat 208 203 949
Nur Euis Istiqomah 208 203 952
Mia Mustikawati 207 202 129

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI / VI / B

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI

SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2010
Tanggal Praktikum : 7 Maret 2011
Judul Praktikum : Potensial Air
A. Tujuan Praktikum
Mengukur potensial air dalam jaringan tumbuhan.

B. Pendahuluan
Air mampu melarutkan lebih banyak bahan daripada zat cair umum
lainnya. Hal ini memiliki tetapan dielektrik yang termasuk paling tinggi, yaitu
suatu ukuran kemampuan untuk menetralkan tarik menarik antar muatan
listrik. Karena sifat itu, air menjadi pelarut yang amat kuat bagi elektrolit dan
molekul polar seperti gula. Jika air mengandung elektrolit terlarut, maka
laurtan ini membawa muatan, dan air menjadi penghantar listrik yang baik.
Tapi, jika air benar-benar murni, maka ia adalah penghantar listrik yang
buruk. (Benyamin Lakitan. 1993)
Pentingnya air sebagai pelarut dalam organism hidup tampak jelas
dalam proses osmosis, difusi, dan aliran masa dalam tumbuhan. Protoplasma
pada tumbuhan mengungkap sifat air. Struktur molekul protein dan asam
nukleat serta aktivitas ptotoplasma bergantung pada hubungannya yang dekat
dengan molekul air. Hampir semua molekul protoplasma benar-benar
menggantungkan aktivitas kimia khasnya kepada lingkungan air tempat
mereka berada. Molekul air secara aktif terlibat dalam reaksi kimia yang
menjadi dasar kehidupan. Misalnya, bersama dengan molekul
karbondioksida, air merupakan bahan mentah bagi fotosintesis. Hanya sedikit
proses metabolisme yang mampu berjalan tanpa menggunakan atau
menghasilkan molekul air. Walaupun demikian, air relative lembam secara
kimia. Sebaliknya, air jauh lebih penting sebagai lingkungan bagi berbagai
reaksi kimia daripada sebagai pereaksi atau hasil reaksi. (Muchlis M &

Hadmadi. 1980)
Volume air yang besar mempunyai lebih banyak energy bebas
daripada volume yang lebih kecil dalam kondisi yang sama. Energi bebas per
mol substansi di dalam suatu system kimia disebut potensial kimia. Potensial
kimia suatu senyawa di bawah kondisi tekanan dan temperature konsatan
tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Hubungan antara air dan
tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan istilah potensial
air. (http://agushome.blogspot.com/potensial-air.html, 5/3/11)
Potensial air merupakan energi yang dimiliki air untuk bergerak atau
untuk mengadakan reaksi. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat
kemampuan molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Pada potensial air,
air bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah (dari larutan encer ke
larutan pekat, larutan encer lebih banyak mengandung air daripada larutan
pekat). Potensial air diberi symbol (baca psi). Potensial kimia adalah energy
bebas per mol substansi di dalam suatu system kimia. Oleh karena itu,
potensial kimia suatu sengawa di bawah kondisi tekanan dan temperatur
konstan tergantung kepada jumlah mol substansi yang ada. Dalam hal
hubungan air dan tanaman, potensial kimia dari air sering dinyatakan dengan
istilah “potensial air”. Selanjutnya, bila potensial kimia dapat dinyatakan
sebagai ukuran energi dari suatu substansi yang akan bereaksi atau bergerak,
maka potensial air merupakan ukuran dari enegi yang tersediadi dalam air
untuk bereaksi atau bergerak. Dengan kata lain, potensial air merupakan
tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk molekul difusi. Potensial air
murni adalah nol (0), adanya beberapa substansi yang terlarut di dalam air
tersebut akan menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu
larutan adalah kurangdari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan
atmosfir. Apabila tekanan di sekitar sistem di tingkatkan atau di turunkan,
maka secara otomatis potensial air akan naik atau turun sesuai dengan
perubahan tekanan tersebut. (Frank B.S & Cleon W Ross. 1995)
Di dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu
potensial tekanan dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah
atau mengurangi potensial air, sedangkan potensial osmosis menujukkan
setatus larutan di dalam sel tersebut. Dengan memasukkan suatu jaringan
tersubut ke dalam seri larutan yang telah di ketahui potensial airnya, maka
potensial air jaringan tunbuhan tersebut dapat diketahui.
(http://arcturusarancione.wordpress.com/penetapan-
potensial-air-jaringan-tumbuhan/, 5/3/11)
Difusi adalah peristiwa mengalirnya/berpindahnya suatu zat dalam
pelarut dari bagian berkonsentrasi tinggi ke bagian yang berkonsentrasi
rendah. Contoh yang sederhana adalah pemberian gula pada cairan teh tawar.
Lambat laun cairan menjadi manis. Contoh lain adalah uap air dari cerek yang
berdifusi dalam udara. 
Osmosis ialah proses pergerakan molekul pelarut (contoh:air) dari
satu larutan yang cair (larutan hipotonik) ke satu larutan yang lebih pekat
(larutan hipertonik) melalui membran semipermiabel. Potensial osmosis
selalu bernilai negative. Karena titik nol dari potensial osmosis di ambil dari
air murni yang bebas ion. (Dwijoseputro. 1985)
Potensial air merupakan alat diagnosis yang memungkinkan
penentuan secara tepat keadaan status air dalam sel atau jaringan tumbuhan.
Semkain rendah potensial dari suatu sel atau jaringan tumbuhan, maka
semakin besar kemampuan tanaman untuk menyerap air dari dalam tanah.
Sebaliknya, semakin tinggi potensial air, semakin besar kemampuan jaringan
untuk memberikan air kepada sel yang mempunyai kandungan air lebih
rendah.
Huruf yunani psi (Ψ), digunakan untuk menyatakan potensial air dari
suatu system, apakh system itu berupa sampel tanah tempat tumbuhan, atau
berupa suatu larutan. Potensial air dinyatakan dalam bar.Pada umumnya nilai
potensial air dalam tumbuhan mempunyai nilai yang lebih kecil dari 0 bar,
sehingga mempunyai nilai yang negative. Nilai potensial air di dalam sel dan
nilainya di sekitar sel akan mempengaruhi difusi air dari dan ke dalam sel
tumbuhan. Dalam sel tumbuhan ada tiga faktor yang menetukan nilai
potensial airnya, yaitu matriks sel, larutan dalam vakuola dan tekanan
hidrostatik dalam isi sel. Hal ini menyebabkan potensial air dalam sel
tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 komponen yaitu potensial matriks,
potensial osmotik dan potensial tekanan. (Frank B.S & Cleon W Ross.

1995)
Pemasukan air dari dalam tanah ke dalam jaringan tanaman melalui
sel-sel akar secara difusi dan osmosis. Dengan masuknya aie melalui sel akan
tentulah akan terbawa ion-ion yang terdapat di dalam tanah karena larutan
tanah mengandung ion. (Dwijoseputro. 1985)
Pada tumbuhan, kohesi yang terjadi karena adanya ikatan hidrogen
berperan pada pengangkutan (transpor) air yang melawan gravitasi. Air
mencapai daun melalui pembuluh-pembuluh mikroskopik yang menjulur ke
atas dari akar. Air yang menguap dari daun digantikan oleh air dari pembuluh
dalam urat daun. Ikatan hidrogen menyebabkan molekul air yang keluar dari
urat daun dapat menarik molekul air yang berada lebih jauh dalam pembuluh,
dan tarikan ke depan tersebut akan terus ditransmisi sepanjang pembuluh
sampai ke akar. Adhesi, melekatnya satu zat pada zat lain, juga berperan.
Adhesi air pada dinding pembuluh membantu melawan gravitasi. Hal yang
berkaitan dengan kohesi adalah tegangan permukaan, yaitu ukuran seberapa
sulitnya permukaan suatu cairan diregang atau dipecahkan. Air memiliki
tegangan permukaan yang lebih besar dibandingkan sebagian besar cairan
lain. Tegangan permukaan air juga dapat l membuat batu yang dilemparkan
ke danau terapung selama beberapa saat di permukaan danau. (Campbell,

dkk, 2002)
Potensial air suatu sistem menunjukkan kemampuannya untuk
melakukan kerja dibandingkan dengan kemampuan sejumlah murni yang
setara, pada tekanan atmosfer dan pada suhu yang sama. Potensial osmotik
larutan bernilai negatif, karena air pelarut dalam larutan itu melakukan kerja
kurang dari air murni. Kalau tekanan pada larutan meningkat, kemampuan
larutan untuk melakukan kerja (jadi, potensial-air larutan) juga meningkat.
(Frank B.S & Cleon W Ross. 1995)
C. Bahan
1. Mengukur potensial air umbi jalar dan umbi kentang
Alat Bahan
Pengebor gabus diameter Seri larutan 0,0 M; 0,2M; 0,4M; 0,6M;
0,6 – 0,8 cm 0,8M; 1,0M.
Pisau cutter tajam
Botol bermulut besar
kapasitas 100 ml
Mistar ukuran mm

2. Mengukur potensial air daun tumbuhan dengan shardakov


Alat Bahan
Dua set tabung vial. Masing- Larutan sukrosa 0,05M; 0,10M;
masing 12 buah beri tanda A 0,15M; 0,2M; 0,25M; 0,30M;
dan B, beri nomor 1-12 0,35M; 0,40M; 0,45M; 0,50M;
0,55M; 0,60M.
Pengebor gabus diameter 1,0- Metilen blue
1,2 cm
Mikropipet 12 buah Daun tumbuhan: pisang, mangga,
talas, pepaya.
D. Cara Kerja
Percobaan 1 mengukur potensial air umbi jalar atau umbi kentang

t
B
h
a
l
u
l
i
P
S
n
h
b
u
p
a
m g
n
a
i
y
s
-
c
d
r
m
s
B
h
a
l
b
u
-
p
g
n
i
j
k
e a
l
i
b
t
h
e
n
r
d
u
g
c
u
t
a
p
e
k
n
b
h
t
u
d
s
a
l
m
n
i
c
k
r
p
e a
m
s
i
0
3
e
t
d
n
b
l
j
r
y
u
d
u
r
a
l
p
n
i
t
o
k
s
g
e 2
;
,
0
a
i
s
d
r
m
p
n
,
0
;
d
a
4
6
8
u
r
e
j
g 4
u
t
i
a
y
k
n
M
0
,
1
b
d
m
l
p
n
a
g
o
k
u
r
e
i
s
t u
n
i
l
s
r
e
d
c
m
y
h
l
b
m
-
i
s
t
o
d
e
k
a
A
g
n
u
I
v
B
p
M
5
r
0
1
Percobaan 2 mengukur potensial air daun tumbuhan dengan shardakov
E. Hasil Pengamatan
Mengukur potensial air umbi jalar dan umbi kentang

Ukuran Ukuran
Kel Molaritas Jam Selisih Jenis
sebelum sesudah

15:09 -
0.0 M 4 cm 4.4 cm 0,4 cm
17:22

1 Umbi jalar

15:10 -
0.2 M 4 cm 4.5 cm 0,5 cm
17:22

Umbi jalar
15:00 -
0.6 M 2 cm 3 cm 0,5 cm
17:22

Umbi jalar
2

15:00 -
0.4 M 2 cm 2 cm 0
17:22

Kentang
15:00 -
3 0.8 M 4 cm 4.3 cm 0,3 cm
17:27 Kentang
15:00 -
4 1.0 M 4 cm 4.5 cm 0,5 cm
17:22

Umbi jalar

Mengukur potensial air daun tumbuhan dengan shardakov


Laruta
n Larutan
Kel Lampiran Foto
sukrosa penguji
(M)
5 0.05 Tidak pekat / tenggelam
Daun 0.20 Tidak pekat / tenggelam
talas 0.30 Tidak pekat / tenggelam
0.40 Pekat / tenggelam
0.45 Pekat / tenggelam
0.50 Pekat / tenggelam
0.55 Tidak pekat / tenggelam
0.05 Ditengah
0.25 Tenggelam
0.30 Ditengah
6
0.40 Larut
Daun
mangg 0.45 Ditengah
a 0.50 Di atas / terapung
0.55 Tenggelam
0.60 Ditengah

0.05 Pekat ‘metilen diatas’


0.20 Pekat ‘metilen diatas’
0.25 Pekat ‘metilen diatas’
7 0.30 Sedang / ditengah
Daun 0.40 Metilen diatas
pepaya
0.45 Sedang/ melayang
0.50 Pekat
0.55 pekat
0.05 Terapung
0.25 Pekat /Terapung
0.40 Pekat /Terapung

8 0.45 Pekat /Terapung

Daun 0.50 Pekat /Terapung


pisang
F. Pembahasan
Pengetahuan mengenai potesial air pada suatu jaringan tumbuhan
sangat sangat penting dikuasai, hal ini di karenakan dengan mengetahui
potensial air dari suatu jaringan tumbuhan dapat diaplikasikan pada
pemakaian pupuk pada tanaman. Kita dapat memberikan pupuk sesuai
dengan takaran tampa merusak sel tumbuhan. Pada praktikum ini, kita
mencoba menentukan potensial air pada umbi kentang dan umbi jalar.
Dipilihnya kentang dan umbi jalar dengan beberapa pertimbangan yaitu umbi
kentang dan umbi jalar yang mudah diperoleh, mudah dibuat silinder batang
dengan batang pengebor gabus, kentang dan umbi jalar merupakan bahan
yang terdiri dari bahan yang homogen, yaitu jaringan parenkim yang
menyimpan cadangan makanan.
Langkah pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu membuat
silinder umbi kentang dan umbi jalar dengan menggunakan pengebor gabus
diameter 6 mm dengan panjang masing-masing silinder 4 cm, ini dilakukan
dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah dan bentuk jaringan kentang yang
homogen untuk percobaan, selanjutnya dimasukan pada masing-masing gelas
kultur yang telah diisi dengan larutan sukrosa dengan konsentrasi yang
berbeda (0,0 M : 0,2 M : 0,4 M : 0,6 M : 0,8 M dan 1,0 M) dan didiamkan
selama ± 2 jam, dengan perlakuan tersebut kita mencoba mengetahui larutan
yang mana yang isotonis dengan tekanan dalam jaringan kentang dan jaringan
umbi jalar, ini dapat diketahui melalui silinder kentang dan umbi jalar pada
konsentrasi berapa yang tidak mengalami perubahan panjang, ini berarti tidak
ada aliran molekul air baik dari dalam maupun keluar jaringan.
Selain percobaan penentuan potensial air pada jaringan kentang dan
umbi jalar pada praktikum ini dilakukan juga pengukuran potensial air pada
jaringan daun talas, daun mangga, daun pepaya dan daun pisang. Penentuan
potensial air jaringan pada daun talas, daun mangga, daun pepaya dan daun
pisang dilakukan dengan metode Shardakov. Metode ini dilakukan dengan
membuat cakram daun talas, daun mangga, daun pepaya dan daun pisang
dengan pengebor gabus. Sebanyak 25 cakram daun talas, daun mangga, daun
pepaya dan daun pisang dimasukan ke dalam 8 tabung reaksi yang telah berisi
sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda, campuran ini didiamkan selama 2
jam, kemudian daun talas, daun mangga, daun pepaya dan daun pisang di
buang dan air rendamanya di ambil untuk pengujuan konsentrasi dengan
larutan yang sama konsentrasinya yang telah ditambah dengan metilen blue.
Dengan direndamnya daun tadi maka ada aliran air baik dari daun atau
kedalam daun, sedangkan penambahan metilen blue hanya bertujuan sebagai
penanda saat pengujian.
Dari percobaan pertama yaitu di peroleh data perubahan panjang
kentang dan umbi jalar yang digambarkan pada grafik dibawah ini :

Molaritas terhadap perubahan panjang


0.6

0.5 0.5 0.5 0.5

0.4 0.4

0.3 0.3 0.3

0.2

0.1

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1

Keterangan:
X = Molaritas
Y = Perubahan Panjang
Grafik di atas menggambarkan bahwa ternyata konsentrasi larutan
ternyata berpengaruh terhadap perubahan panjang pada silinder kentang dan
umbi jalar setelah dilakukan proses perendaman selama 2 jam. Ini
membuktikan adanya aliran molekul air yang bergerak dari dalam jaringan
kentang dan umbi jalar ke lingkungan yang menunjukkan bahwa larutan
perendam bersifat lebih hipertonis dibandingkan jaringan tumbuhan. Namun
seharusnya, pada umbi kentang dan umbi jalar yang direndam pada larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0,0 tidak terjadi perubahan yang mencolok
(tinggi). Tetapi ternyata pada percobaan yang telah dilakukan perubahan
pertambahan panjangnya hingga mencapai 0,4 cm, sedangkan pada umbi
kentang dan umbi jalar yang direndam pada larutan sukrosa dengan
konsentrasi 0,4 dan 0,8 hanya mengalami perubahan pertambahan panjang
0,3 cm dan pada umbi kentang dan umbi jalar yang direndam pada larutan
sukrosa dengan konsentrasi 0,2; 0,6 dan 1,0 mengalami perubahan
pertambahan panjang 0,5 cm. Hal-hal ini kemungkinan terjadi karena
beberapa faktor seperti:
 Adanya human error yang dapat berupa ketidaktelitian pengukuran,
 Adanya larutan rendaman yang menguap sehingga mempengaruhi
konsentarasi larutan
 Waktu yang singkat dalam percobaan sehingga memungkinkan belum
terjadi kesetimbangan antara larutan dan konsentrasi dalam jaringan
 Adanya kemungkinan ketidakhomogenan jaringan kentang dan umbi
jalar yang digunakan baik karena busuk atau sebagainya.
Pada percobaan penetuan potensial air dalam jaringan daun talas, daun
mangga, daun pepaya dan daun pisang dengan metode shardaov, diujilah
larutan bekas rendaman daun dengan larutan dengan konsentrasi yang sama
namun telah ditambahkan pewarna, pengujian ini dilakukan dengan
meneteskan larutan penguji tepat diatas permukaan larutan rendaman dan
amatilah apa yang terjadi pada larutan penguji, apakah larutan penguji itu
terapung, melayang atau tenggelam. Berikut akan disajikan data hasil
percobaan penentuan potensial air pada jaringan daun daun talas, daun
mangga, daun pepaya dan daun pisang dalam tabel di bawah ini:
Larutan sukrosa
Kelompok Larutan penguji
(M)
5 0.05 Tidak pekat / tenggelam
Daun 0.20 Tidak pekat / tenggelam
talas 0.30 Tidak pekat / tenggelam
0.40 Pekat / tenggelam
0.45 Pekat / tenggelam
0.50 Pekat / tenggelam
0.55 Tidak pekat / tenggelam
0.05 Ditengah
0.25 Tenggelam
0.30 Ditengah
6
0.40 Larut
Daun
0.45 Ditengah
mangga
0.50 Di atas / terapung
0.55 Tenggelam
0.60 Ditengah
0.05 Pekat / metilen diatas
0.20 Pekat / metilen diatas
0.25 Pekat / metilen diatas
7
0.30 Sedang / Melayang
Daun
0.40 Metilen diatas
pepaya
0.45 Sedang /Melayang
0.50 Pekat
0.55 Pekat
0.05 Terapung
8 0.25 Pekat /Terapung
Daun 0.40 Pekat /Terapung
pisang 0.45 Pekat /Terapung
0.50 Pekat /Terapung
Apabila larutan penguji jatuh ke bawah larutan yang diuji berarti
larutan yang diuji telah mengalami pengenceran karena ada air dari daun yang
keluar, masuk ke dalam larutan. Apabila konsentrasi larutan pengujinya
melayang dalam larutan yang diuji, diikuti dengan tersebarnya larutan-larutan
penguji tadi ke seluruh larutan yang diuji berarti tidak ada perubahan
konsentrasi. Dan apabila larutan penguji tetap berada di atas permukaan
larutan yang diuji berarti larutan tersebut telah menjadi pekat, karena ada air
dari larutan yang masuk ke dalam daun.
Namun pada table diatas menunjukkan perbedaan antara teori dan
hasil percobaan yang telah dilakukan, yaitu pada kelompok 5 “pekat namun
tenggelam” seharusnya jika pekat larutan penguji tetap berada di atas atau
terapung. Hasil ini merupakan suatu kesalahan hal-hal ini kemungkinan
terjadi karena beberapa faktor seperti:
 Ketidaktelitian dalam menghomogenan larutan, ada kemungkinan
molekul glukosa mengendap ke dasar tabung sedangkan larutan yang
merendam daun adalah larutan yang lebih hipotonis menjadikan daya
osmosis daun semakin kecil.
 Kesalahan dalam pengamatan pada saat penentuan larutan kondisi
penguji yang mengapung, tenggelam atau melayang.
 Adanya penguapan air dari larutan sukrosa yang digunakan untuk
merendam daun sehingga konsentrasi larutan sukrosa akan semakin
besar.

G. Jawaban Pertanyaan

H. Kesimpulan
 Potensial air merupakan tingkat kemampuan molekul-molekul air untuk
molekul difusi.
 Penurunan potensial air dari sel atau pada jaringan tumbuhan disebabkan
naiknya potensial osmosis, proses terjadinya hal tersebut disebabkan atau
dipengaruhi oleh zat-zat terlarut yang ada pada jaringan sel atau tumbuhan.
 Konsentrasi larutan berpengaruh terhadap perubahan panjang pada silinder
kentang dan umbi jalar. Hal ini disebabkan danya aliran molekul air yang
bergerak dari dalam jaringan kentang dan umbi jalar ke lingkungan yang
menunjukkan bahwa larutan perendam bersifat lebih hipertonis
dibandingkan jaringan tumbuhan.
 Larutan penguji tenggelam ke bawah larutan yang diuji = larutan yang
diuji telah mengalami pengenceran karena ada air dari daun yang keluar,
masuk ke dalam larutan; Larutan penguji melayang dalam larutan yang
diuji, diikuti dengan tersebarnya larutan-larutan penguji tadi ke seluruh
larutan yang diuji = tidak ada perubahan konsentrasi; Larutan penguji
terapung di atas permukaan larutan yang diuji = larutan tersebut telah
menjadi pekat, karena ada air dari larutan yang masuk ke dalam daun.

I. Daftar Pustaka
 Benyamin Lakitan. 1993. “Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan”. Jakarta:
Rajawali Perss
 Campbell. 2004. “Biologi”, Edisi ke-Lima Jilid 1. Jakarta: Erlangga
 Dwijoseputro. 1985. “Pengantar Fisiologi Tumbuhan”. Jakarta: Gramedia
 Frank B.S & Cleon W Ross. 1995. “Fisiologi Tumbuhan”, Jilid 1.
Bandung: ITB
 Muchlis M & Hadmadi. 1980. “Botani Pertanian”. Jakarta: Yasaguna
 http://agushome.blogspot.com/potensial-air.html, 5/3/11
 http://arcturusarancione.wordpress.com/penetapan-potensial-air-jaringan-
tumbuhan, 5/3/11

Anda mungkin juga menyukai