Rizky Yanuarista
NRP. 1509100027
ASISTEN
Lintang R.
1.4 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk memahami bahan-
bahan dasar yang terdapat dalam media MS 0.
1.5 Manfaat
Hasil praktikum ini bermanfaat untuk mengetahui
langkah-langkah dalam pembuatan larutan stok dan
komposisi dari bahan-bahan untuk media MS 0.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
.1 Kultur Jaringan
Kultur jaringan dalam bahasa asing disebut sebagai tissue
culture, weefsel culturs atau gewebe kultur. Kultur adalah
budidaya dan jaringan adalah sekelompok sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kultur jaringan adalah membudidayakan
suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang
mempunyai sifat sama seperti induknya (Zulkarnain, 2009).
Teknik kultur jaringan akan dapat berhasil dengan baik
apabila syarat – syarat yang diperlukan terpenuhi. Syarat –
syarat tersebut meliputi pemilihan eksplan sebagai bahan
dasar untuk pembentukan kalus, penggunaan mwdium yang
cocok, keadaan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik
terutama untuk kultur cair (Zulkarnain, 2009).
Menurut Nisa (2005), kultur jaringan ini memiliki
keunggulan perbanyakan tanaman melalui teknik kultur
jaringan adalah sangat dimungkinkan mendapatkan bahan
tanam dalam jumlah besar dalam waktu singkat dimana
tanaman tersebut memiliki sifat fisiologis dan morfologi yang
sama persis dengan induknya. Dari teknik kultur jaringan ini
diharapkan dapat memperoleh tanaman baru yang bersifat
unggul. Keuntungan lainnya yaitu penghematan tenaga,
waktu, tempat dan biaya.
Menurut Zulkarnain (2009), tujuan dari kultur jaringan
adalah untuk membiakkan bagan tanaman dalam ukuran yang
sekecil – kecilnya seperti organ tanaman, sel, jaringan,
tepungsari, protoplas, kloroplas sehingga menjadi beratus –
ratus ribu tanaman kecil (klon), dan untuk menghasilkan
kalus sebanyak banyaknya agar dapat menghasilkan
metabolit sekunder. Oleh karena itu laboratorium kultur
jaringan harus dirancang secra khusus, karena ada bagian –
bagian atau ruang – ruang yang harus dalam suasana steril.
Laboratorium kultur jaringan harus selalu mengutamakan dan
memperhatikan tingkat sterilitas dari ruang – ruangnya
beserta juga peralatannya, sehingga terbebas dari kontaminasi
dan mikrobia yang tidak dikehendaki.
h. Unsur Sukrosa
Sukrosa sering ditambahkan pada medium kultur jaringan
sebagai sumber energi yang diperlukan untuk induksi
kalus. Sukrosa dengan konsentrasi 2%-5% merupakan
sumber karbon. Penggunaaan sukrosa di atas kadar 3%
menyebabkan terjadinya penebalan dinding sel. Pengaruh
rangsangan dari gula terhadap pertumbuhan ditentukan
juga oleh cara sterilisasinya. Penggunaan autoklaf untuk
sterilisasi dapat memberikan pengaruh baik atau buruk
terhadap pertumbuhan, tergantung dari gula yang
digunakan dalam medium tersebut.
j. Unsur Mio-inositol
Penambahan mio-inositol pada medium bertujuan untuk
membantu diferensiasi dan pertumbuhan sejumlah
jaringan. Bila mio-inositol diberikan bersama dengan
auksin, kinetin dan vitamin, maka dapat mendorong
pertumbuhan jaringan kalus.
k. Unsur Vitamin
Vitamin yang sering digunakan dalam media kultur
jaringan antara lain Tiamin, Piridoksin, dan asam
nikotonat. Fungsi tiamin adalah untuk mempercepat
pembelahan sel pada meristem akar, juga berperan
sebagai koenzim daalam reaksi yang menghasilkan energi
dari karbohidrat dan memindahkan energi. Asam nikotinat
penting dalam reaksi-reaksi enzimatik, sebagai prekursor
dari beberapa alkaloid. Pemberian vitamin C bertujuan
untuk mencegah terjadinya pencoklatan pada permukaan
irisan jaringan. Vitamin yang sering ditambahkan dalam
medium kultur jaringan adalah niasin, glisin, piridoksin
HCl, tiamin HCl, mio-inositol, asam folat,
sianokobalamin, riboflavin, iotin, kolin klorida, kalsium
pentetonat, piridoksin fosfat, nikotinamida.
b. Kelembaban
Kelembababn relatif (RH) lingkungan biasanya mendekati
100%. RH sekeliling kultur mempengaruhi pola
pengembangan.
c. Cahaya
Intensitas cahaya rendah dapat meningkatkan
embriogenesis dan organogenesis. Cahaya ultra violet
dapat mendorong pertumbuhan dan pembentukan tunas
dari kalus tembakau pada intensitas yang rendah. Pada
intensitas tinggi proses ini akan terhambat. Pembentukan
kalus maksimum sering terjadi di tempat gelap.
d. Temperatur
Temperatur yang dibutuhkan untuk dapat terjadi
pertumbuhan yang optimal umumnya adalah berkisar di
antara 20°-30°C. Sedangkan temperatur optimum untuk
pertumbuhan kalus endosperm adalah sekitar 25°C.
Faktor lingkungan, di samping faktor media tanam yang
cocok, dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
diferensiasi.
(Suryowinoto, 1991).
3.1.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum kultur
jaringan tumbuhan pembuatan media induksi kalus antara
lain gula (sukrosa) 3, agar-agar 0,8%, NAA 2 mg/L, dan
BA 0,5 mg/L, makronutrien dan mikronutrien.
Dicampur di beker
gelas & diaduk
Disterilisasi di autoklaf
BAB IV
PEMBAHASAN
Anonim¹.2008.Http://aglao08.multiply.com/journal/item/3/Pembu
atan_Media_MS_Untuk_Kultur_Jaringan.10 April 201.
Pembuatan Medium MS 0 1 L