Kapitalisme adalah sistem perekonomian yang memberikan kebebasan secara penuh kepada
setiap orang untuk melaksanakan kegiatan perekonomian seperti memproduksi baang, manjual
barang, menyalurkan barang dan lain sebagainya. Dalam sistem ini pemerintah bisa turut ambil
bagian untuk memastikan kelancaran dan keberlangsungan kegiatan perekonomian yang
berjalan, tetapi bisa juga pemerintah tidak ikut campur dalam ekonomi.
Dalam perekonomian kapitalis setiap warga dapat mengatur nasibnya sendiri sesuai dengan
kemampuannya. Semua orang bebas bersaing dalam bisnis untuk memperoleh laba sebesar-
besarnya. Semua orang bebas malakukan kompetisi untuk memenangkan persaingan bebas
dengan berbagai cara.
Sosialisme adalah suatu sistem perekonomian yang memberikan kebebasan yang cukup besar
kepada setiap orang untuk melaksanakan kegiatan ekonomi tetapi dengan campur tangan
pemerintah. Pemerintah masuk ke dalam perekonomian untuk mengatur tata kehidupan
perekonomian negara serta jenis-jenis perekonomian yang menguasai hajat hidup orang banyak
dikuasai oleh negara seperti air, listrik, telekomunikasi, gas lng, dan lain sebagainya.
Dalam sistem ekonomi sosialisme atau sosialis, mekanisme pasar dalam hal permintaan dan
penawaran terhadap harga dan kuantitas masih berlaku. Pemerintah mengatur berbagai hal dalam
ekonomi untuk menjamin kesejahteraan seluruh masyarakat.
Komunisme adalah suatu sistem perekonomian di mana peran pemerintah sebagai pengatur
seluruh sumber-sumber kegiatan perekonomian. Setiap orang tidak diperbolehkan memiliki
kekayaan pribadi, sehingga nasib seseorang bisa ditentukan oleh pemerintah. Semua unit bisnis
mulai dari yang kecil hingga yang besar dimiliki oleh pemerintah dengan tujuan pemerataan
ekonomi dan kebersamaan. Namun tujuan sistem komunis tersebut belum pernah sampai ke
tahap yang maju, sehingga banyak negara yang meninggalkan sistem komunisme tersebut.
Dalam sebuah perjuangan, kita harus tahu siapa kawan dan siapa lawan. Musuh kita adalah
kapitalisme. Tetapi apakah kapitalisme itu?
Jawabannya mungkin tampak sederhana. Kapitalisme bukankah sebuah sistem dimana sejumlah
individu yang kaya memiliki pabrik-prabrik dan perusahaan lainnya? Bukankah para kapitalis ini
bersaing pada sebuah pasar bebas, tanpa perencanaan yang terpusat, dengan hasil bahwa sistem
perekonomian sering jadi kacau dan acapkali mengalami krisis?
Jawaban untuk menghindari keadaan seperti itu juga tampaknya jelas, ialah menyita industri dari
para individu itu (nasionalisasi), dan membiarkan negara untuk merencanakan ekonominya.
Menurut kebanyakan orang yang berhaluan kiri, hal-hal diatas dianggap merupakan inti dari
ajaran Marxisme. Tetapi dewasa ini permasalahan-permasalahan diatas tidak dapat dilihat
sesederhana itu. Pada satu sisi, banyak perusahaan di bawah sistim kapitalis dewasa ini tidak lagi
dikontrol oleh para individu. Secara formal perusahaan-perusahaan itu dimiliki oleh para
pemegang saham, tapi kenyataannya perusahaan-perusahaan raksasa seperti General Motors
dijalankan oleh para pejabat perusahaan. Sedangkan bentuk perusahaan-perusahaan lainnya
adalah perusahaan negara seperti BUMN di Indonesia. Namun kaum buruh juga dieksploitasi
dalam perusahaan tersebut.
Di sisi yang lain, masyarakat yang telah meninggalkan kepemilikan swasta dan memilih rencana-
rencana ekonomi yang terpusat tidak tampak menarik lagi saat ini. Negara-negara seperti di
bekas Uni Soviet telah menteror kelas buruhnya, sedangkan para birokrat yang mengelola
pabrik-pabrik. Dan pada akhirnya masyarakat itu juga mengalami krisis ekonomi dan politik.
Saat ini Cina mencoba mengambil alih beberapa aspek pasar bebas ke dalam kebijakan ekonomi
mereka, karena takut tidak mampu untuk tetap bersaing dengan negara-negara kapitalis barat.
Jadi keseluruhan arti kapitalisme dan sosialisme, dan perbedaan-perbedaan diantara kedua sistem
itu, perlu dikaji ulang untuk disesuaikan dengan perkembangan ekonomi dewasa ini.
Disini, ide-ide Karl Marx sangatlah penting. Dia sama sekali tidak menganggap kepemilikan
alat-alat produksi oleh individu swasta merupakan masalah utama kapitalisme. Yang ia tolak
adalah sebuah situasi dimana alat produksi dikontrol oleh minoritas -- dalam berbagai bentuk --
untuk mengeksploitasi mayoritas.
Eksploitasi semacam ini mengambil bentuk dalam hubungan sosial di tempat kerja. Yakni para
pekerja yang tidak memiliki perangkat produksi, dan tidak memiliki komoditi untuk dijual
sehingga mereka harus menjual tenaga kerjanya untuk gaji (wage labour system). Ini berarti
mereka tidak memiliki kontrol dari hasil kerjanya. Dalam sebuah sistem ekonomi seperti ini,
tidak ada kemungkinan untuk merencanakan perekonomian demi kepentingan masyarakat luas.
Justru sebaliknya, setiap kapitalis akan didorong oleh kompetisi untuk membangun usaha dengan
mengorbankan orang lain. Seperti yang dikatakan Marx, 'Akumulasi! Akumulasi! itu adalah
nabi-nabi baginya'. Ini berarti yang kuat memakan yang lemah, dan sistemnya akan turun secara
drastis sampai mengalami krisis ekonomi.
Marx, menyebut kondisi seperti ini keterasingan (atau alienasi) pekerja, dan salah satu slogannya
yang sangat terkenal adalah 'penghapusan sistem wage labour".
Para pekerja menjual tenaga mereka untuk mendapatkan gaji, dan tidak memiliki kontrol
terhadap proses produksi atau barang-barang yang mereka hasilkan.
Produksi dilaksanakan dengan jalan kompetisi, baik dalam skop kecil, persaingan antar
perusahaan maupun dalam skop besar atau nasional, antar negara, yang dipimpin oleh aparatus
negara.
Kompetisi antar negara juga memiliki bentuk yang lain yaitu kompetisi militer. Bekas negara
Uni Soviet selalu mendorong ekonominya berjalan secara efisien, karena harus bersaing dengan
Amerika Serikat dalam hal persenjataan. Kaum buruh di Uni Soviet dihisap oleh birokrasi yang
tengah berkuasa guna kompetisi militer tersebut. Kami menyebut bentuk ekonomi yang
dijalankan oleh rezim Soviet itu "Kapitalisme Negara".
Apapun bentuk kompetisi itu, hasilnya selalu sama: "Akumulasi! Akumulasi! itulah nabi-
nabinya!" Sedangkan para pekerja adalah korbannya. Jadi apa yang perlu dilakukan?
Jawabannya ada pada sistem sosialis yang sejati, yang berarti pekerja sendiri yang harus
mengontrol proses produksi, dan memproduksi untuk kebutuhan manusia, bukan untuk
kebutuhan kompetisi.
Kontrol pekerja terhadap produksi -- yang berkaitan erat dengan kontrol mereka secara
demokratis terhadap negara -- dapat diterapkan di sebuah negara secara sementara. Namun
seperti yang kita lihat, tekanan kompetisi berlangsung secara internasional. Maka untuk jangka
panjang, sosialisme mesti diciptakan di tingkat internasional.
1. Bell, Daniel, The Cultural Contradictions of Capitalism, Basic Books:New York, 1976
2. Braudel, Fernand, Capitalism and Civilization, Harper & Row:New York, 1984
3. Faulkner, Harold, The Decline of Laissez Faire, Holmes:New York, 1978
4. Fried, Morton, The Evolution of Political Society, Random House:New York, 1970
5. Heilbroner, Robert, Marxism: For and Against, WW. Norton:New York, 1980
6. Wallerstein, Emanuell, Historical Capitalism, Verso:London, 1983
_____________________________
Penulis adalah Direksi Institut Studi Sosial Demokrasi
dan Staff Pengajar Univ. Atmajaya Jakarta.
•
• Kapitalisme
• Dari Wikipedia Bahasa Melayu, ensiklopedia bebas.
• Lompat ke: pandu arah, gelintar
• Kapitalisme merupakan sistem ekonomi dan sosial yang cenderung ke arah
pengumpulan kekayaan oleh individu tanpa gangguan kerajaan dan berasaskan
keuntungan. Takrif individu di sini juga boleh merujuk kepada sekumpulan individu
seperti syarikat. Sistem ekonomi kapitalis oleh itu berdasarkan kuasa pasaran dalam
menentukan pengeluaran, kos, menetap harga barang dan perkhidmatan, pelaburan dan
pendapatan. Pengkritik sistem kapitalis selalu berhujah bahawa sistem ini mewujudkan
jurang perbezaan yang ketara antara yang kaya dengan yang miskin. Sistem yang
bertentangan dengan ideologi ini ialah komunisme dan sosialisme. Kapitalisme berasal
dari perkataan kapital (bahasa Inggeris: capital) yang bermaksud "modal".
• Amalan ekonomi kapitalis mengukuh di England di antara kurun ke-16 Masehi dan 19
Masehi. Walau bagaimanapun telah wujud ciri-ciri kapitalis sejak dulu lain terutamanya
di kalangan saudagar Zaman Pertengahan[1]. Kapitalisme menjadi dominan di Barat
semenjak berakhirnya era Feudalisme.[1]. Dari England, kapitalisme merebak ke seluruh
Eropah dan pada abad ke-19 dan 20, ia adalah sistem ekonomi utama di dunia yang
memacu era perindustrian[2].