Ikan terusir nelayan terpinggir Burung laut pun enggan singgah Orang asing itu… Membawa pengeduk membujuk pribumi Menghujamkan pasak menguras perut bumi Emas dikeruk teluk terpuruk Buyat tersedu… Menelan segala racun Tirta suci sudah ternoda Menularkan bisa pada semua penghuninya Pribumi menjadi kacung Menjadi tumbal oleh pemodal Sedang penguasa… Manggut-manggut dari balik meja Menghitung hasil balas jasa Atas secarik kertas yang diterbitkannya Buyat kemarin elok rupawan Buyat kini kumal kudisan
KABAR DARI UTARA
Karya: Janti Respati Ekoyani
Kamis, Agustus hari kelima 2010
Poros utara lumer terpanggang Anak daratan lepas dari induknya Kabar itu melanglang buana Menghampiri cerobong-cerobong asap Menyapa jasad-jasad kanopi bumi Menggoda perabot-perabot yang tak murah senyum
Tahukah engkau? Mereka membuat selimut bumi jadi compang-camping Hingga hangatnya sinar matahari Jadi garang membakar bumi
Wahai sang kabar
Mengapa kau tak pernah sampai pada lubuk hati penghuni bumi yang superior? Ataukah mereka mengusirmu? Tak mau mendengarmu?
Wahai sang kabar
Tak perlu patah hati Mengadulah kepada badai dan lautan yang lapar Amarahmu akan menenggelamkan segalanya Membungkam kepongahan mereka Niscaya… CERITA KAKEK KARYA JANTI RESPATI EKOYANI
Kala aku masih muda, sering kudengar
Suara dahan lirih dibelai angin Nyanyian jangkrik memecah hening Alunan air menumbuk bebatuan di sungai kecil Kicauan unggas yang tak pernah merasa malu
Tapi kini, di usiaku yang senja
Menahan hati untuk berkata Kemana mereka semua? Hanya ada bising deru mesin Hitam pekat celaga mengudara Gundukan sampah congkak meraja
Kuatkan tekad untuk menyibak
Apa gerangan menimpa suarga Terbelalak mata, genggam mengerat Maha beliung ganas membabat Kekarnya sang Merbau tumbang pasrah Buah serakah para pembalak Tanpa dosa, menjual nyawa Demi sekecap nikmat dunia
Cerita pilu untuk anak cucu
Tempat barsandar, tempat mengadu Saat raga ini mulai rebah dan layu