Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini sudah tidak ada negara yang dapat menghasilkan sendiri semua barang/jasa yang
dibutuhkan. Selan itu tidak semua negara mempunyai sumber alam seperti minyak bumi, biji besi dan
lain-lain untuk keperluan industri. Disamping tidak setiap iklim cocok untuk hasil bumi seperti padi,
gandum, teh, dll. Perbedaan-perbedaan inilah yang menimbulkan peragangan internasional.
Perdagangan antar negara lebih kompleks daripada perdagangan dalam negri. Hal ini disebabkan
hubungan perdagangan internasional melintasi batas-batas negara dalam hubungan negara dengan
negara atau dengan negara lain. Padahal setiap negara mempunyai sistem ekonomi, mata uang, sistem
tata niaga dan peraturan perpajakan/bea culai masing-masing juga sistem takaran/ukuran/timbangan
standart mutu yang berbeda.

Keyakinan bahwa perdagangan luar negri akan memberi sumbangan yang positif terhadap
kegiatan ekonomi mazhab merkantilisme berpandapat bahwa perdagangan internasional merupakan
sumber kekayaan bagi suatu negara. Menurut mereka, kemakmuran yang lebih tinggi akan di capai
apabila suatu negara melakukan perdagangan internasional. Ahli-ahli ekonomi klasik, terutama David
Ricardo, mengemukakan pandangan yang lebih meyakinkan mengenai pentingnya perdagangan
internasional dalam perekonomian. Teori Ricardo mengenai manfaat yang diperoleh dari melakukan
spesialisasi dan perdagangan internasional merupakan pandangan yang telah menjadi landasan teori
perdagangan luar negri. Dan ekonomi internasional yang terjadi sekarang ini.

Perdagangan dengan luar negri tidak hanya mencakup ekspor dan impor barang (komoditas),
tetapi juga penyelenggaraan jasa-jasa seperti pengangkutan pariwisata, perbankan, asuransi pos dan
komunikasi. Selain itu juga hasil-hasil modal seperti deviden laba perusahaan asing dan bantuan luar
negri

B. Perumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan di jelaskan dalam makalah ini adalah :

1. Bagaimana kebijakan Perdagangan Internasional


2. 4 tujuan kebijakan Perdagangan Internsional
3. Macam-macam kebijakan Perdagangan Internasonal
4. Apa yang dimaksud dengan Pembayaran Internasional
5. Alat-alat Pembayaran Internasional
C. Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :

1. Memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Ekonomi


2. Untuk dijadikan bahan pembelajaran siswa IPS
3. Memahami arti dari Perdagangan Internasional
4. Dapat mengetahui macam-macam kebijakan yang sering dilakukan dalam Perdagangan
Internasional
5. Dapat mengetahui tujuan dibuatnya kebijakan-kebijakan Perdagangan Internasional oleh
Pemerintah
6. Dapat mengetahui tentang Pembayaran Internasional beserta alat-alat yang dapat dipakai
Pembayaran Internasional juga cara Pembayaran Internasional
BAB II

PEMBAHASAN

KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Setiap negara mempunyai kebijakan-kebijakan tersendiri untuk melindungi prekonomian dalam


negri mereka dari dampak negatif persaingan yang ditimbulkan dalam Perdagangan Internasional.
Perdagangan Internasional mamungkinkan masuknya barang-barang dan jasa dari luar negri kedalam
negri.

Jika barang dan jasa dari luar negri dan lebih di minati oleh masyarakat di bandingkan produk
dalam negri, maka hal itu akan berdampk buruk bagi perekonomian dalam negri. Oleh karena itu
pemerintah perlu membuat suatu kebijakan Perdagangan Internasional.

Tujuan kebijakan perdagangan internasional adalah :

 Melindungi kepentingan ekonomi nasional dari pengaruh buruk atau negative dari situasi
perdagangan internasional yang tidak baik.
 Melindungi kepentingan industry di dalam negeri.
 Melindungi lapangan kerja.
 Menjaga keseimbangan BOP.
 Menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
 Menjaga stabilitas nilai tukar

MACAM-MACAM KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

1. Tarif atau Bea Masuk.

Pemerintah menetapkan kebijakan bahwa setiap barang yang diimpor harus membayar pajak,
yang dikenal sebagai tarif atau bea masuk.

Tujuan penetapan tarif atau bea masuk ini adalah sebagai berikut :

a. Menghambat impor barang-barang/ jasa luar negeri.

b. Melindungi barang/ jasa produksi dalam negeri.

Pajak atau bea masuk akan menambah harga jual suatu barang/ jasa impor, sehingga diharapkan
harga barang produksi dalam negeri akan lebih murah dari harga barang produksi luar negeri yang
diimpor tersebut. Hal ini dapat melindungi barang/ jasa produksi dalam negeri karena lebih murah dan
lebih bisa bersaing untuk memperebutkan pelanggan.

c. Menambah pendapatan pemerintah dari pajak.

2. Kuota.

Pengertian kuota adalah suatu kebijaksanaan untuk membatasi jumlah maksimum yang dapat
diimpor.

3. Larangan Ekspor.

4. Larangan Impor

5. Subsidi.

Agar produksi di dalam negeri dapat ditingkatkan maka pemerintah memberikan subsidi kepada
produsen dalam negeri. Subsidi yang diberikan dapat berupa mesin-mesin, peralatan, tenaga ahli,
keringanan pajak, fasilitas kredit, dll.

6. Politik Dumping.

Dumping adalah salah satu kebijakan perdagangan internasional dengan cara menjual suatu
komoditi di luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga yang dijual di dalam negeri.
Namun, pelaksanaan politik dumping dalam praktik perdagangan internasional dianggap sebagai tindakan
yang tidak terpuji (unfair trade) karena dapat

merugikan negara lain.

7. Diskriminasi Harga.

8. Premi.

Pengertian premi adalah “bonus” yang berbentuk sejumlah uang yang disediakan pemerintah untuk para
produsen yang berprestasi atau mencapai target produksi yang ditetapkan oleh pemerintah.

CARA - CARA MELAKUKAN PEMBAYARAN INTERNASIONAL


Dalam melakukan pembayaran transaksi ekonomi luar negeri, dapat digunakan beberapa
cara, antara lain:
1. Cash

Pembayaran dilakukan dengan menggunakancheck/cheque atau bank draft, pada saat


barang dikirim oleh eksportir atau sebelumnya. Cara ini sangat baik bagi eksportir yang
keadaan keuangannya lemah dan belum kenal baik dengan importir.
2. Open Account

Merupakan kebalikan dari caracas h, yaitu pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu
atau kebijaksanaan importir setelah barang dikirim kepada importir tanpa surat perintah
pembayaran serta dokumen-dokumen.
3. Commercial Bill of Exchange
Merupakan cara yang paling umum dipakai dan sering disebutdr aft atau trade bills, yaitu
surat yang ditulis oleh penjual yang berisi perintah kepada pembeli untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa datang, yang biasanya disebuttr ade
drafts. Jenis draft terdiri dari; clean draftdan documentary draft.

4. Letter of Credit
L/C adalah suatu surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan pembeli barang
(importir) dimana bank tersebut yang menyetujui dan membayar wesel yang ditarik oleh
penjual barang (eksportir). Dengan demikian L/C merupakan suatu alat pengganti kredit
bank dan dapat menjamin pembayaran bagi eksportir. Pihak yang terkait dalamL/C
adalah Opener (importir), Issuer (bank yang mengeluarkanL/C), Ben efi cia r y atau penjual
(eksportir), dan dalam prakteknya ada satu pihak lagi yaitu Confirming Bank, yaitu bank
di negara eksportir.
Jenis-jenis L/C
Revocable L/C
Adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh
opener atau oleh issuing bank tanpa memerlukan persetujuan dari beneficiary.
Irrevocable L/C
Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak bisa dibatalkan selama jangka berlaku (validity)

yang ditentukan dalam L/C tersebut dan opening bank tetap menjamin untuk menerima wesel-wesel yang
ditarik atas L/C tersebut. Pembatalan mungkin juga dilakukan, tetapi harus atas persetujuan semua pihak
yang bersangkutan dengan L/C tersebut.
Irrevocable dan Confirmed L/C

L/C ini diangggap paling sempurna dan paling aman dari sudut penerima L/C
(beneficiary) karena pembayaran atau pelunasan wesel yang ditarik atas L/C ini dijamin
sepenuhnya oleh opening bank maupun oleh advising bank, bila segala syarat-syarat
dipenuhi, serta tidak mudah dibatalkan karena sifatnya yangirr evocable.
Clean Letter of Credit

Dalam L/C ini tidak dicantumkan syarat-syarat lain untuk penarikan suatu wesel. Artinya, tidak
diperlukan dokumen-dokumen lainnya, bahkan pengambilan uang dari kredit yang tersedia dapat
dilakukan dengan penyerahan kuitansi biasa.
Documentary Letter of Credit
Penarikan uang atau kredit yang tersedia harus dilengkapi dengan dokumen-dokumen
lain sebagaimana disebut dalam syarat-syarat dari L/C.
Documentary L/C dengan Red Clause

Jenis L/C ini, penerima L/C (beneficiary) diberi hak untuk menarik sebagian dari jumlah L/C yang
tersedia dengan penyerahan kuitansi biasa atau dengan penarikan wesel tanpa memerlukan dokumen
lainnya, sedangkan sisanya dilaksanakan seperti dalam hal
documentary L/C. L/C ini merupakan kombinasi open L/Cdengan documentary L/C.
Revolving L/C

L/C ini memungkinkan kredit yang tersedia dipakai ulang tanpa mengadakan perubahan
syarat khusus pada L/C tersebut. Misalnya, untuk jangka waktu enam bulan, kredit
tersedia setiap bulannya US$ 1.200, berarti secara otomatis setiap bulan (selama enam
bulan) kredit tersedia sebesar US$ 1.200, tidak peduli apakah jumlah itu dipakai atau
tidak.
Back to Back L/C
Dalam L/C ini, penerima (beneficiary) biasanya bukan pemilik barang, tetapi hanya
perantara. Oleh karena itu, penerima L/C ini terpaksa meminta bantuan banknya untuk
membuka L/C untuk pemilik barang-barang yang sebenarnya dengan menjaminkan L/C
yang diterimanya dari luar negeri.
5. Private Compensation
Adalah penyelesaian pembayaran dengan kompensasi utang piutang tanpa perpindahan
mata uang ke negara lain.

Anda mungkin juga menyukai