Anda di halaman 1dari 7

INTRODUCTION TO BUSINESS

PAPER 2: STRATEGI PEMASARAN

LINGGA MADU DARUTAMA [1056033]

MAGISTER MANAJEMEN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2010
Strategi Pemasaran Apple Computer, Inc

Apple Computer, Inc adalah sebuah perusahaan manufaktur perangkat


komputer yang sungguh menakjubkan. Apple telah merevolusi teknik
pemasaran perangkat komputer dari sekedar alat bantu hitung menjadi sebuah
simbol gaya hidup (lifestyle). Hal ini, tentu tidak lepas dari kepiawaian Apple,
yang dinahkodai oleh Steve Jobs, untuk terus berinovasi. Tidak hanya pada level
marketing dan ad campaigns saja, tetapi juga pada level kualitas produk mereka.
Desain muktahir (Designed by Apple in California), tetapi dengan harga yang
terjangkau (assembled in China).

Produk Apple: (searah jarum jam) iPhone, iPod Shuffle, MacBook Pro, Headset, iPod Nano dan
(tengah) MacBook Air
iPhone, dan produk-produk Apple lainnya seperti iMac, iPod, dan iTunes
sungguh merupakan hasil karya teknologi yang amat estetik. Simpel, sederhana,
tetapi sangat usable. Deretan produk Apple dinilai sangat elegan, dan memiliki
nilai seni yang tinggi. Deretan produk inilah yang juga mengantarkan Apple
menjadi perusahaan manufaktur perangkat komputer yang paling disegani,
bahkan oleh Microsoft. Menurut Business Week 2007, Apple menempati
peringkat kelima perusahaan yang dikagumi dunia berdasarkan survei ekstensif
kepada ribuan eksekutif di seluruh dunia. Sedangkan, mengutip majalah
Fortune, Apple Computer, Inc. mendapat kehormatan menempati peringkat
nomer satu perusahaan paling inovatif di dunia.

Apple terus bergerak secara progresif, meresahkan pesaing-pesaingnya


dalam 4 – 5 tahun terakhir ini. Setelah produk iPod-nya melambung dan
membuat para petinggi Sony kelabakan, kini Apple hendak menggoyang
kedigdayaan Nokia dengan produknya yang memukau, iPhone. Sementara jutaan
orang setiap hari mengunjungi kios musiknya via iTunes.

Ada 4 pakem utama yang diikuti Apple dalam memasarkan produknya:


(1) Product is King, (2) Customer is King, (3) Marketing Revolution dan (4)
Quality and Workflow Improvements. Apple memiliki banyak kisah menarik
tentang bagaimana Steve Jobs memvisualisasikan mimpi dan visi nya ke dalam
objek yang konkrit dan mudah dimengerti oleh semua karyawannya. Apple
selalu menekankan pada bagaimana menciptakan kebutuhan bagi pelanggan
melalui inovasi. Hal ini diawali dengan visualisasi dari visi secara gamblang.
Ambil contoh misalnya saat Steve Jobs memimpin rapat. Ia membuka tas plastik
yang dibawanya, menuangkannya ke atas meja dan ternyata merupakan tiruan
(mock-up) yang berbentuk seperti buku agenda yang terbelah dua. Belahan
pertama adalah keyboard sedangakan belahan kedua adalah layar LCD. Dengan
jelas Steve mengatakan bahwa Apple harus bisa membuat komputer dengan
bentuk seperti buku agenda. Maka lahirlah PowerBook yaitu sebuah notebook
dengan trackball di keyboard nya. Kepiawaian Steve Jobs dalam membumikan
visi ini perlu mendapatkan acungan jempol.

Apple sangat mengedepankan inovasi, simplisitas, dan usabilitas pada


tiap deretan produknya. Lihat saja iPod. Dari segi penampilan, iPod tampil
dengan desain yang elegan, mudah digunakan dengan menu sentral berbentuk
seperti roda, dan pemilihan warna kemasan yang menarik.. Teknologi hard drive
muktahir, layar LED, dan komponen yang berkualitas tinggi adalah beberapa
keunggulan iPod dari segi perangkat keras. Dalam hal perangkat lunakpun,
setiap produk Apple selalu dikembangkan dengan prinsip konsistensi, mudah
digunakan, dan ramah pengguna. Setiap aplikasi yang dikembangkan selalu
konsisten, dari perangkat satu ke perangkat lainnya, dari produk satu ke prosuk
lainnya. Ada “tanda tangan” Steve Jobs yang khas dan konsisten pada setiap
produk Apple. Fitur yang adapun selalu berorientasi pada pelanggan, mudah
digunakan dan ramah terhadap pengguna. Sehingga, ada peribahasa, “Monyet
pun bisa menggunakan iPod”.

Apple meriset dan memasarkan produknya melalui jalur komunitas –


sebuah strategi yang juga pernah dipopulerkan oleh Harley Davidson. Dengan
adanya berbagai komunitas Apple (contoh: Macintosh Users Group), maka Apple
dapat menyebarkan hal-hal positif seputar produknya, sekaligus bertindak
sebagai working group dalam menyelesaikan masalah teknis yang dihadapi
penggunanya. Strategi ini sangat efektif dan murah biaya, terutama jika disertai
dengan produk yang handal dan loyalitas konsumen yang sangat tinggi. Mereka
bahkan sampai menyebut dirinya sebagai “Apple Fanboy/Fangirl”.

Berikut adalah beberapa strategi manajemen pemasaran yang diterapkan oleh


Apple Computer Inc.:

1. “Are you a Mac?” Ad Campaign


Merek “Apple” adalah sebuah merek yang “cool & hip”, merek trendsetter -
artinya bisa memberikan para penggunanya sebuah citra “muda, modern, dan
cerdas”. Dengan kampanye pemasaran ini, Apple mencoba mencitrakan
produknya tidak hanya sebagai perangkat komputer, tetapi sebagai bagian dari
trend dan fashion.

2. User Centered Products


Apple sangat memperhatikan keinginan konsumen, jadi produk-produknya
merupakan hasil dari penelitian yang matang dan desain yang kuat. Hal inilah
yang menjadi kunci kepuasan pelanggan.

3. Law of Consistency
Semua produk Apple memiliki rancangan dasar yang sama. Jadi, semua
pengguna produk Apple akan memiliki bayangan awal terhadap produk baru
Apple yang akan luncur, sehingga memudahkan mereka untuk beradaptasi dan
melakukan pembelian ulang.

4. Inovations and Intrapreneurship


Walaupun rancangan dasarnya sama, tetapi tidak dengan portfolionya. Apple
selalu menghadirkan inovasi baru bagi para konsumennya, dimulai dari saku,
meja kerja, kantor, dan ruang keluarga.

5. Seamless Integration and Interchangebility


Deretan produk dan aksesoris Apple saling melengkapi satu sama lain. Pengguna
iPod bisa mendownload dan memasukkan musik melalui program iTunes. Selain
itu, Apple juga melengkapi Mac dengan hardware dan software buatan sendiri
yang lengkap, sehingga para pengguna tidak perlu pusing mencari program yang
cocok. Hal ini juga untuk mengunci konsumen untuk menjadi loyal dan tidak
berpindah ke produk kompetitor yang tidak kompatibel dengan produk Apple.

6. Unique Proprietary Format


Pengguna iPod tentu saja mengetahui kalau musiknya menggunakan format yang
tidak umum, yaitu “.aac”. Hal ini bisa membuat para pengguna iPod malas untuk
mengganti dengan pemutar MP3 lain dan justru ingin menggantinya dengan
produk Apple yang lebih baru lagi. Terciptalah kesetiaan konsumen.

7. Vast Array of Products


Apple mencoba mempopulerkan produk-produknya melalui banyak nya variasi
yang ia tawarkan di pasar. Tidak hanya produk dengan investasi yang besar,
Apple lebih mengedepankan produk-produk kecil yang bisa didapat dengan
investasi yang kecil. Banyak konsumen mungkin belum siap untuk menggunakan
Mac. Namun, melalui produk-produk yang lebih murah seperti iPod, Apple
berusaha mengenalkan dan mengakrabkan kecanggihan produk-produknya
kepada para konsumen. Dengan demikian, Apple berusaha menciptakan
keinginan dari para konsumen untuk kemudian menggunakan Mac.

8. Media Feed
Apple seringkali memberikan bocoran-bocoran gosip melalui internet, di mana
hal tersebut biasanya dimanfaatkan oleh para blogger untuk memberikan
informasi baru. Hal ini biasanya menimbulkan rasa penasaran dari para
konsumen.

9. Apple Store dan Apple Authorized Reseller


Produk Apple tidak dapat dijual sembarangan. Perlu kecakapan, keterampilan
dan pengetahuan khusus. Sebelum ada “Apple Store”, seringkali distributor
produk-produk Apple tidak memiliki staf yang menguasai pengetahuan produk
secara lengkap, sehingga kelebihan-kelebihan Apple tidak tersampaikan kepada
calon konsumen. Untuk itu, keberadaan Apple Store sangat diperlukan untuk
mengatasi masalah tersebut. Tidak hanya itu, Apple Store juga berfungsi sebagai
“butik” Apple. Sebuah pengalaman belanja dan gaya hidup yang menyenangkan.

10. Academic Connection


Dengan menjual produk-produknya kepada sekolah-sekolah dan universitas,
Apple mengubah konsep kelas menjadi ruang pameran. Hal ini membuat para
murid yang menggunakan produk Apple menjadi sangat akrab dengan interface
Apple dan bisa merasakan kinerja superiornya. Dengan cara seperti ini, Apple
menciptakan pelanggan bahkan sebelum mereka tahu kalau mereka adalah
pelanggan.

11. Outsourcing
Dalam hal manufaktur produk, Apple selalu meng-outsource produknya ke
pabrik-parik di Cina. Tentunya dengan pengawasan dan standard kualitas uang
ketat. Sedangkan dalam kasus iPhone, siapa yang diprotes oleh konsumen
karena iPhone tidak bebas untuk digunakan oleh segala operator? Apakah
Apple? Jawabnya adalah AT&T. Apple tetap tenang di belakang layar sebagai
penghasil produk bermutu dan AT&T adalah pihak pemberi jasa yang
menyebalkan.

Anda mungkin juga menyukai