Anda di halaman 1dari 9

Nama : Dimas Aldi Patria

NIM : J2B008022

Tugas Endokrinologi

KELENJAR TIROID

Thyroid merupakan kelenjar hormon; tak mempunyai ductus dan t.d 2 lobus (kanan –
kiri) yg dihubungkan oleh isthmus (jembatan) yg terletak di depan trachea tepat di bawah
cartilago cricoidea. Kelenjar ini menghasilkan hormon terutama hormon 3,5,3’-l-triiodotironin
( T3) dan 3,5,3’,5’-l- tetraiodotironin (T4). Hormon ini membutuhkan Iodium untuk aktifitas
biologiknya. Pada kelenjar Thyroid T3 dan T4 terikat pada thyroglobulin, tempat
berlangsungnya biosintesa hormon ini . Pembebasan T3 dan T4 dari thyroglobulin
memerlukan enzim proteolitik yang distimulasi oleh TSH (atau cAMP) tetapi dihambat oleh
Iodium dan oleh Litium seperti Litium Karbonat yang digunakan untuk terapi manik depresif
.Efek ini dimanfaatkan dengan penggunaan Kalium Iodida untuk terapi hiperthyroidisme. . T3
dan T4 yang berada di sirkulasi berikatan dengan protein darah yaitu :

- TBG ( 85 % )

- TBPA

- Albumin (sedikit )

Aktifitas biologik hormon ini adalah oleh fraksi yang tidak terikat (bebas).

Kelenjar tiroid dialiri oleh beberapa arteri:

1. A. thyroidea superior (arteri utama).

2. A. thyroidea inferior (arteri utama).

3. Terkadang masih pula terdapat A. thyroidea ima, cabang langsung dari aorta atau A.
anonyma.
Kelenjar tiroid mempunyai 3 pasang vena utama:

1. V. thyroidea superior (bermuara di V. jugularis interna).

2. V. thyroidea medialis (bermuara di V. jugularis interna).

3. V. thyroidea inferior (bermuara di V. anonyma kiri).

Aliran limfe terdiri dari 2 jalinan:

1. Jalinan kelenjar getah bening intraglandularis

2. Jalinan kelenjar getah bening extraglandularis

Kedua jalinan ini akan mengeluarkan isinya ke limfonoduli pretracheal lalu menuju ke kelenjar
limfe yang dalam sekitar V. jugularis. Dari sekitar V. jugularis ini diteruskan ke limfonoduli
mediastinum superior.

Persarafan kelenjar tiroid:

1. Ganglion simpatis (dari truncus sympaticus) cervicalis media dan inferior

2. Parasimpatis, yaitu N. laryngea superior dan N. laryngea recurrens (cabang N.vagus)

N. laryngea superior dan inferior sering cedera waktu operasi, akibatnya pita suara terganggu
(stridor/serak).

Vaskularisasi

Kelenjar tiroid disuplai oleh arteri tiroid superior, inferior, dan terkadang juga arteri
tiroidea ima dari a. brachiocephalica atau cabang aorta. Arterinya banyak dan cabangnya
beranastomose pada permukaan dan dalam kelenjar, baik ipsilateral maupun kontralateral. tiroid
superior menembus fascia tiroid dan kemudian bercabang menjadi cabang anterior dan posterior.
Cabang anterior mensuplai permukaan anterior kelenjar dan cabang posterior mensuplai
permukaan lateral dan medial. tiroid inferior mensuplai basis kelenjar dan bercabang ke superior
(ascenden) dan inferior yang mensuplai permukaan inferior dan posterior kelenjar.Sistem
venanya berasal dari pleksus perifolikular yang menyatu di permukaan membentuk vena tiroidea
superior, lateral dan inferior.
Struktur Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid terletak pada leher bagian depan, tepat di bawah kartilago krikoid,
disamping kiri dan kanan trakhea. Pada orang dewasa beratnya lebih kurang 18 gram. Kelenjar
ini terdiri atas dua lobus yaitu lobus kiri kanan yang dipisahkan oleh isthmus. Masing-masing
lobus kelenjar ini mempunyai ketebalan lebih kurang 2 cm, lebar 2,5 cm dan panjangnya 4 cm.
Tiap-tiap lobus mempunyai lobuli yang di masing-masing lobuli terdapat folikel dan
parafolikuler. Di dalam folikel ini terdapat rongga yang berisi koloid dimana hormon-hormon
disintesa.kelenjar tiroid mendapat sirkulasi darah dari arteri tiroidea superior dan arteri tiroidea
inferior. Arteri tiroidea superior merupakan percabangan arteri karotis eksternal dan arteri
tiroidea inferior merupakan percabangan dari arteri subklavia. Lobus kanan kelenjar tiroid
mendapat suplai darah yang lebih besar dibandingkan dengan lobus kiri. Dipersarafi oleh saraf
adrenergik dan kolinergik. saraf adrenergik berasal dari ganglia servikalis dan kolinergik berasal
dari nervus vagus. Kelenjar tiroid menghasilkan tiga jenis hormon yaitu T3, T4 dan sedikit
kalsitonin. Hormon ini diangkut oleh protein pengangkut, protein pengangkut itu adalah TBG
(thyroxine binding globulin), TBPA (thyroxine binding prealbumin), T3U (T3 resin uptake) dan
TBI (thyroxine binding Index). Peningkatan protein pengangkut TBG menyebabkan peningkatan
hormon T4 dan penurunan protein pengangkut T3U. Peningkatan TBG disebabkan oleh
pengobatan estrogen, perfenazin, Kehamilan, Bayi baru lahir, Hepatitis infeksiosa dan
Peningkatan sintesis herediter. Sedangkan penurunan kadar TBG dipengaruhi oleh pengobatan
steroid anabolik dan androgen, Sakit berat atau pembedahan, Sindroma nefrotik dan Defisiensi
kongenital.
Fungsi kelenjar tiroid
Fungsi dari hormon-hormon tiroid antara lain adalah:
a. Mengatur laju metabolisme tubuh. Baik T3 dan T4 kedua-duanya meningkatkan metabolisme
karena peningkatan komsumsi oksigen dan produksi panas. Efek ini pengecualian untuk otak,
lien, paru-paru dan testes
b. Kedua hormon ini tidak berbeda dalam fungsi namun berbeda dalam intensitas dan cepatnya
reaksi. T3 lebih cepat dan lebih kuat reaksinya tetapi waktunya lebih singkat dibanding dengan
T4. T3 lebih sedikit jumlahnya dalam darah. T4 dapat dirubah menjadi T3 setelah dilepaskan
dari folikel kelenjar.
c. Memegang peranan penting dalam pertumbuhan fetus khususnya pertumbuhan saraf dan
tulang
d. Mempertahankan sekresi GH dan gonadotropin
e. Efek kronotropik dan Inotropik terhadap jantung yaitu menambah kekuatan kontraksi otot dan
menambah irama jantung.
f. Merangsang pembentukan sel darah merah
g. Mempengaruhi kekuatan dan ritme pernapasan sebagai kompensasi tubuh terhadap kebutuhan
oksigen akibat metabolisme
h. Bereaksi sebagai antagonis insulinTirokalsitonin mempunyai jaringan sasaran tulang dengan
fungsi utama menurunkan kadar kalsium serum dengan menghambat reabsorpsi kalsium di
tulang. Faktor utama yang mempengaruhi sekresi kalsitonin adalah kadar kalsium serum. Kadar
kalsium serum yang rendah akan menekan pengeluaran tirokalsitonin dan sebaliknya
peningkatan kalsium serum akan merangsang pengeluaran tirokalsitonin. Faktor tambahan
adalah diet kalsium dan sekresi gastrin di lambung.
Histologi Kelenjar Tiroid:

• Kelenjar ini tersusun dari bentukan-bentukan bulat dengan ukuran yang bervariasi yang
disebut thyroid follicle.
• Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel selapis kubis pada tepinya yang disebut sel
folikel dan mengelilingi koloid di dalamnya. Folikel ini dikelilingi jaringan ikat tipis yang
kaya dengan pembuluh darah.
• Sel folikel yang mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan aktivitas
kelenjar thyroid tersebut.
• ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat
menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi
silindris, dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering
kali terdapat Vacuola Resorbsi pada koloid tersebut.

Fisiologi Kelenjar Tiroid

Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah lobus,
dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea ke dua dan
tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme. Kelenjar tiroid
menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin (T3). Karakteristik
triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena reseptornya lebih sedikit dalam
protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena memiliki banyak resptor pada
jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein pengikat plasma di serum yang
mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi ia kurang kuat berikatan pada
jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.

Proses pembentukan hormon tiroid adalah:

(1) Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat memekatkan
iodide kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;
(2) Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang nantinya akan
mensekresi hormon tiroid;
(3) Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim peroksidase
dan hidrogen peroksidase.
(4) Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan hidrogen
(H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium terhadap oksigen (O)
pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini dibantu oleh enzim iodinase agar
lebih cepat.
(5) Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika teriodinasi oleh
satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi diiodotirosin)
(6) Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin
bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua diiodotirosin
bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut tiroksin. Hormon tiroid
tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus dibungkus oleh senyawa lain, dalam
hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein
pengikat plasma dengan hormon tiroid terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar
dari protein ini. Sedangkan triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah.

EFEK HORMON TIROID


Efek hormon tiroid dalam meningkatkan sintesis protein adalah :
(1) Meningkatkan jumlah dan aktivitas mitokondria;
(2) Meningkatkan kecepatan pembentukan ATP.

Efek tiroid dalam transpor aktif :


meningkatkan aktifitas enzim NaK-ATPase yang akan menaikkan kecepatan transpor aktif dan
tiroid dapat mempermudah ion kalium masuk membran sel.

Efek pada metabolisme karbohidrat :


menaikkan aktivitas seluruh enzim,

Efek pada metabolisme lemak:


mempercepat proses oksidasi dari asam lemak.
Pada plasma dan lemak hati hormon tiroid menurunkan kolesterol, fosfolipid, dan trigliserid dan
menaikkan asam lemak bebas.

Efek tiroid pada metabolisme vitamin:


menaikkan kebutuhan tubuh akan vitamin karena vitamin bekerja sebagai koenzim dari
metabolisme.Oleh karena metabolisme sebagian besar sel meningkat akibat efek dari tiroid,
maka laju metabolisme basal akan meningkat. Dan peningkatan laju basal setinggi 60 sampai
100 persen diatas normal.

Efek Pada berat badan.


Bila hormone tiroid meningkat, maka hampir selalu menurunkan berat badan, dan bila
produksinya sangat berkurang, maka hampir selalu menaikkan berat badan. Efek ini terjadi
karena hormone tiroid meningkatkan nafu makan.

Efek terhadap Cardiovascular.


Aliran darah, Curah jantung, Frekuensi deny jantung, dan Volume darah meningkat karena
meningkatnya metabolism dalam jaringan mempercepat pemakaian oksigen dan memperbanyak
produk akhir yang dilepas dari jaringan. Efek ini menyebabkan vasodilatasi pada sebagian besar
jaringan tubuh, sehingga meningkatkan aliran darah.
Efek pada Respirasi.
Meningkatnya kecepatan metabolism akan meningkatkan pemakaian oksigen dan pembentukan
karbondioksida.

Efek pada saluran cerna.


Meningkatkan nafsu makan dan asupan makanan. Tiroid dapat meningkatkan kecepatan sekresi
getah pencernaan dan pergerakan saluran cerna.

PENGATURAN SEKRESI HORMON TIROID


Regulasi hormon tiroid diprakarsai oleh hormon TSH (Tiroid Stimulating Hormone) yang
dilepas hipotalamus.
TSH berfungsi untuk :
(1) Meningkatkan proteolisis tiroglobulin
(2) Meningkatkan aktivitas pompa iodium
(3) Meningkatkan iodinasi tirosin dan meningkatkan kecepatan proses coupling
(4) Meningkatkan ukuran dan meningkatkan aktivitas sekretorik sel tiroid
(5) Meningkatkan jumlah sel-sel tiroid, disertai perubahan sel kuboid jadi kolumner. Hormon
TSH dirangsang oleh TRH (Tirotropin Releasing Hormone).

Biosintesis dan Metabolisme Hormon-hormon Tiroid

Proses biosintesis hormon tiroid berlangsung dalam beberapa tahap


a) Tahap trapping (pengangkapan yodida)
b) Tahap oksidasi yodida menjadi yodium
c) Tahap coupling
d) Tahap penimbunan atau storage
e) Tahap deiyodinasi
f) Tahap proteolisis dan
g) Tahap pengeluaran/pelepasan hormon.

Penangkapan yodida oleh sel-sel folikel tiroid merupakan suatu proses aktif yang
membutuhkan energi yang didapat melalui metabolisme oksidatif dalam kelenjar. Yodida berasal
dari bahan makanan dan air, atau yang dilepaskan pada deyodinasi hormon tiroid atau bahan-
bahan yang mengalami yodinasi. Tiroid mengambil dan mengonsentrasikan yodida 20 hingga 30
kali kadarnya di dalam plasma. Yodida diubah menjadi yodium, dikatalis oleh enzim yodida
peroksidase. Yodium kemudian digabungkan dengan molekul tirosin, yaitu proses yang
dijelaskan sebagai organifikasi yodium. Proses ini terjadi pada interfase sel-koloid. Senyawa
yang terbentuk, monoioditirosin dan diiodotirosin, kemudian digabungkan sebagai berikut : dua
molekul diiodotirosin membentuk tiroksin (T4), satu molekul diiodotirosin dan satu molekul
monoiodotirosin menghasilkan triyodotirosin (T3). Penggabungan senyawa ini dan penyimpanan
hormon yang dihasilkan berlangsung dalam tiroglobulin. Pelepasan hormon dari tempat
penyimpanan terjadi dengan masuknya tetes-tetes koloid ke dalam sel-sel folikel dengan proses
yang disebut pinositosis. Di dalam sel-sel ini tiroglobulin dihidrolisis dan hormon dilepaskan ke
dalam sirkulasi. Berbagai langkah yang dijelaskan tersebut dirangsang oleh tirotropin (throid
stimulating hormone (TSH)).

Fungsi tiroid dikontrol oleh hormon glikoprotein hipofisis hormon TSH, yang diatur pula
oleh thyroid releasing hormon (TRH), suatu neurohormon hipotalamus. Tiroksin menunjukkan
pengaturan timbal balik negatif dari sekresi TSH dengan bekerja langsung pada tirotropin
hipofisis.
Peningkatan kadar hormon tiroid akan menimbulkan umpan balik negatif (negative
feedback) menghambat hipofisis anterior untuk melepaskan TSH yang lebih banyak dan
pelepasan TRH dari hipotalamus.
Efek Terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan
Hormon tiroid mempunyai efek yang kritis terhadap pertumbuhan, sebagian efek langsung
terhadap sel-sel dan sebagian sebagai efek tidak langsung dengan memengaruhi produksi serta
memperkuat efek hormon petumbuhan. Hormon ini penting untuk respons normal terhadap
parathormon dan kalsitonin dan perkembangan otot rangka, terutama untuk pertumbuhan normal
dan pematangan SSP.

Efek metabolik
1. Termoregulasi
2. Metabolism protein, dalam dosis fisiologis kerja hormone ini bersifat anabolic tetapi dalam
dosis besar bersifat katabolic.
3. Metabolism karbohidrat bersifat diabetogenik karena resorbsi intestinal meningkat, cadangan
glikogen menipis dan degradasi insulin meningkat
4. Metabolism lipid. Pada hipotiroid, kolesterol total, kolesterol ester dan fosfolipid meningkat
5. Vitamin A, konversi provitamin A menjadi vitamin A di hati memerlukan hormone tiroid. Pada
hipotiroid dapat dijumpai karotenemia, kulit kekuningan .

Anda mungkin juga menyukai