The Bank Credit Organization
The Bank Credit Organization
Umumnya para banker berpendapat bahwa fungsi utama yang dijalankan oleh
suatu bank adalah fungsi pemberian pinjaman. Mereka juga mengetahui bahwa
selama ini cara utama bagi para pegawai untuk mendapatkan promosi dan gaji
tinggi adalah melalui fungsi pemberian pinjaman tersebut, meskipun dewasa ini
semakin banyak fungsi – fungsi atau kegiatan – kegiatan lain yang berkembang
pesat, semakin krusial, dan kompleks.
Di masa depan, fungsi pemberian pinjaman oleh bank ini mungkin tidak akan
berkembang terlalu pesat seperti sebelumnya. Alasannya antara lain :
1. Berdasarkan aturan baru tentang ketentuan modal berbasis risiko,
pinjaman yang diberikan kepada individu maupun institusi membutuhkan
dukungan modal yang lebih besar.
2. Adanya prasangka bahwa standar kecukupan modal untuk bank menjadi
lebih tinggi. Hal ini membuat fungsi pemberian pinjaman menjadi tidak
menguntungkan karena akan meningkatkan biaya modal.
3. Bank semakin sering melakukan sekuritisasi.
4. Adanya lembaga – lembaga lain (non perbankan) yang menyediakan
fungsi pemberian pinjaman.
5. Klien bank mulai mencari alternatif pemberi pinjaman lain yang lebih
efisien.
6. Ada kemungkinan terjadi resesi di masa depan.
Langkah – langkah yang dilakukan bank untuk mengelola risiko kredit antara
lain:
1. Menetapkan budaya kredit.
Untuk mengatasi kekurangan – kekurangan yang ada pada sistem dan
prosedur pemberian pinjaman yang memungkinkan timbulnya pinjaman
berisiko, bank harus mengembangkan budaya kredit yang didukung oleh
strategi pengawasan risiko kredit yang tersusun dengan baik. Untuk
menyusun budaya kredit yang tepat, bank harus menetapkan prioritas
untuk hal – hal yang berkenaan dengan dunia usaha. Prioritas – prioritas
tersebut mencakup penekanan pada kinerja portofolio pinjaman jangka
panjang yang konsisten dengan standar – standar penjaminan yang disusun
dengan sangat hati – hati hingga penekanan pada pangsa pasar dan
pertumbuhan pinjaman yang agresif dengan standar – standar yang sangat
fleksibel. Kumpulan prioritas pertama berisiko lebih rendah dan
menyarankan bank untuk menyetujui pinjaman berkualitas sangat baik
dengan pendapatan yang stabil, sedangkan kumpulan prioritas kedua
berisiko lebih tinggi dan menyarankan bank untuk menyetujui pinjaman
dengan kualitas yang masih dapat ditoleransi namun memberikan pendapat
yang sangat tinggi.
2. Credit Department
Credit department bertugas mengevaluasi tingkat kepercayaan (yang
berkaitan dengan pemberian pinjaman) dan kapasitas pembayaran
pinjaman baik pada nasabah lama maupun pemohon pinjaman baru.
4. Loan Committees
Loan committees bertanggung jawab mempertimbangkan permohonan
pinjaman yang lebih besar. Bank membutuhkan komite – komite yang
efektif untuk memeriksa permohonan pinjaman yang besar dan tunggakan
pinjaman. Komite ini secara rinci bertanggung jawab tentang :
Pemeriksaan pinjaman baru yang berjumlah besar.
Pemeriksaan terhadap pembaruan pinjaman yang berjumlah besar
dan memastikan alasan pembaruan tersebut.
Pemeriksaan terhadap pinjaman yang macet dan menemukan
penyebabnya.
Kesesuaian terhadap kebijakan – kebijakan lain yang telah
ditetapkan oleh bank tersebut.
Dokumentasi pemberian pinjaman secara keseluruhan.
Pemberian perlakuan yang konsisten terhadap nasabah.
Kawasan Perdagangan
Kedua kawasan perdagangan primer dan sekunder harus ditunjuk untuk
menginstruksikan petugas pinjaman di bank prioritas geografis. Bank memahami
daerah mereka sendiri dan lebih mungkin untuk salah menilai kualitas kredit yang
berasal dari luar daerah mereka. Sebagai contoh, petugas pinjaman akan kurang
waspada terhadap memburuknya ekonomi masyarakat luar daerah perdagangan
mereka. Bank harus mendefinisikan area yang akan dilayani secara teratur oleh
petugas masing-masing, batas yang ditentukan pada partisipasi kredit dengan
nasabah bank lain di luar daerah, dan proses setiap pinjaman lain sebagai
pengecualian terhadap kebijakan. Definisi perdagangan daerah harus sesuai
dengan tindakan komunitas reinvestasi.
Standar Kredit
Kebijakan pinjaman secara tertulis yang menyatakan jenis kredit bank
yang diinginkan. Kredit yang tidak diinginkan secara rutin meliputi fungsi kredit
utama untuk menyediakan pinjaman jangka pendek kepada pelanggan bisnis di
daerah perdagangan. Untuk tipe seperti kredit modal kerja, bank keluar periode
minimum, katakanlah 30 sampai 60 hari setiap tahun, harus ditentukan. Selain
kredit modal kerja jangka pendek harus menunjukkan sumber pembayaran.
Di sisi lain, pinjaman konvensional juga biasanya dibahas dalam
pernyataan kebijakan. Perhatian akan muncul dari pinjaman untuk bisnis baru
yang tidak didukung oleh penjamin.
Pinjaman untuk mendapatkan bisnis atau untuk membeli saham saat ini mungkin
dilarang. Dana dari modal pinjaman secara efektif mengganti bagian dari ekuitas
perusahaan dengan utang. Peminjam biasanya mengharapkan untuk membayar
kembali pinjaman dari pendapatan usaha, yang bisa menguras dana modal usaha
yang dibutuhkan. Selain itu, perolehan pinjaman baru, debitur biasanya kurang
akrab dengan bisnis daripada pemilik sebelumnya, sehingga keuntungan akan
datang mungkin akan merosot di bawah level mereka. Kebijakan ini dapat
membatasi pinjaman seperti dalam kasus di mana sumber daya lain peminjam
adalah cukup atau di mana mantan pemilik jaminan pinjaman.
Kebijakan perkreditan harus menunjukkan jenis yang diinginkan dan dapat
diterima agunan. Lebih jauh lagi, harus menunjukkan keadaan di mana kredit
tanpa agunan adalah dilarang. Kualitas dan likuiditas jaminan untuk diverifikasi,
dan pinjaman maksimum rasio nilai agunan harus diterapkan sebelum pinjaman
dijamin disetujui.
Tanggung jawab dan prosedur untuk penilaian akan ditentukan, termasuk
interval waktu antara reappraisals. Perhatian khusus harus diberikan untuk
undang-undang yang mencakup pengkajian di bawah FIRREA. Hukum ini berisi
parameter khusus yang mengatur frekuensi dan kualitas penilaian. FIRREA juga
memberlakukan persyaratan khusus pada kepercayaan dari penilai independen.
Standar Dokumentasi
Kebijakan pinjaman harus membuat file kredit seragam dan prosedur
dokumentasi. Kebutuhan rutin untuk bank yang lebih besar, Namun, terlalu
sering, dokumentasi prosedur di bank-bank kecil banyak ditentukan oleh
preferensi petugas pinjaman perorangan. File kredit Klien harus diatur sekitar
sistem dokumentasi yang efektif yang mempromosikan keseragaman dan hampir
pasti mengakibatkan kerugian kredit yang lebih rendah, terutama jika
dikombinasikan dengan program pinjaman yang dirancang dengan ulasan yang
baik. Kredit file dipelihara oleh departemen kredit.
Sebuah daftar dokumen standar pinjaman harus diwajibkan untuk setiap file
kredit. Dokumen terdaftar mencakup fileyang paling sering digunakan dalam
berbagai jenis transaksi pinjaman:
1. Dasar Perjanjian pinjaman
2. Aplikasi pinjaman
3. Laporan keuangan peminjam
4. Laporan kredit
5. Bukti kesempurnaan kepentingan keamanan
6. Pengalihan sewa atau penyewaan real estat atau properti produktif lainnya
7. Peminjam hidup atau polis asuransi kecelakaan (yang menunjukkan bank
sebagai penerima pembayaran kerugian)
8. Perusahaan pinjaman resolusi atau kemitraan
9. Perjanjian subordinasi
10. Jaminan berkelanjutan
11. Laporan keuangan penjamin
12. Kontak
13. Salinan catatan yang ada
Perbankan merupakan industri yang paling terekspos oleh peraturan, hal ini
dikarenakan beberapa alasan, antara lain :
1. risiko pada bank haruslah diminimalkan karena bank merupakan poros
sistem pembayaran dan keadaan perbankkan merupakan indikator kondisi
moneter suatu negara.
2. bank merupakan bagian dari kebijakan moneter nasional, jadi dengan
memberikan pengaturan ketat pada bank akan memastikan kestabilan nilai
tukar.
3. memastikan tidak terjadinya krisis perbankkan yang dapat berdampak
sistemik
karena beberapa alasan tersebut, maka pemerintah sangat mengatur dunia
perbankkan dengan berbagai peraturan perundang – undangan agar kinerja bank
dapat sesuai dengan harapan.
Penetapan Undang – Undang
Pengaturan proses peminjaman dilakukan dengan pembuatan undang –
undang dan keputusan interpretatif dari badan pengawas bank. Di Amerika, badan
yang mengawasi perbankkan merupakan badan khusus yang terpisah dari bank
sentral yaitu FDIC, OOC, dan FRS yang membuat berbagai peraturan, termasuk
mengenai hal peminjaman seperti :
1. the 1982 Depository Institutions Act, mengatur pembatasanpemberian
pinjaman pada peminjam individual atau kombinasi peminjam pada
perusahaan umum yang masing – masing tidak berhubungan secara
finansial.
2. The Financial Institutions Regulatory Act of 1978, membatasi pemberian
pinjaman pada pihak internal bank (jajaran eksekutif, direktur, dan
pemegang saham)
3. the Federal Deposite Insurance Corporation Improvement Act of 1991,
mengatur pemberian pinjaman kepada jajaran eksekutif, direktur, dan
pemegang saham dengan kondisi yang tidak biasa, seperti tingkat bunga
rendah atau jaminan yang tidak sesuai.
Selain itu juga ada peraturan yang mengatur pinjaman yang berkaitan dengan real
estate, sekuritas, ataupun riba. Di Indonesia sendiri, pengawasan dan pengaturan
terhadap bank dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai lembaga otoritas.
Selanjutnya berbagai peraturan guna mengatur kinerja bank dituangkan dalam
bentuk Peraturan Bank Indonesia (PBI), termasuk mengenai hal pinjaman (kredit).