Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


CSTR adalah reaktor model berupa tangki berpengaduk dan diasumsikan
pengaduk yang bekerja dalam tanki sangat sempurna sehingga konsentrasi tiap
komponen dalam reaktor seragam sebesar konsentrasi aliran yang keluar dari reaktor.
Dalam reaktor, komposisi output identik dengan komposisi bahan di dalam reaktor,
yang merupakan fungsi dari waktu tinggal dan laju reaksi. Jika waktu tinggal adalah
5-10 kali waktu pencampuran, pendekatan ini berlaku untuk tujuan rekayasa. Model
CSTR sering digunakan untuk menyederhanakan perhitungan teknik dan dapat
digunakan untuk menggambarkan reaktor riset. Dalam prakteknya hanya dapat
didekati, khususnya dalam reaktor ukuran industri.
Beberapa hal penting dalam CSTR:
 Dalam keadaan tetap, fluida yang masuk harus sama dengan fluida yang
keluar
 Semua kalkulasi yang dilakukan CSTR diasumsikan sebagai pencampuran
sempurna
 Untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak dalam waktu yang sama, dapat
dilakukan dengan memparalelkan CSTR ini
Gambar 1.1 Continuous Stirred-Tank Reactor

1.2 Dasar Teori


Saponifikasi adalah proses hidrolisis dari ester dibawah kondisi basis untuk
membentuk alkohol dan garam dari asam. Saponifikasi umumnya digunakan untuk
menggantikan reaksi dari logam alkali dengan lemak atau minyak untuk membentuk
sabun. Reaksi saponifikasi ethyl acetate dengan sodium hydroxide merupakan contoh
reaksi orde dua dengan batasan konsentrasi 0 – 0,1 M dan temperatur 20 – 40 oC.
Adapun reaksinya pada percobaan ini adalah sebagai berikut:

NaOH + CH3COOC2H5  CH3COONa + C2H5OH


sodium hydroxide ethyl acetate sodium acetate ethyl alcohol

Reaksi ini dapat dilakukan pada CSTR ataupun Reaktor Tubular sampai kondisi
steady state. Kondisi steady state ini akan bervariasi tergantung pada kondisi reagen,
flowrate, volume reaktor dan temperatur reaksi.

Neraca massa didalam CSTR adalah sebagai berikut:


 In + Generation – Out = Accumulation
 + - =

 = .V

 = volume

Untuk satu partikel :


V1 V2

 Untuk V1 : = V1

 Untuk V2 : = V2

 Untuk V : = =

dimana :

M =

V =0

=
+ - =

+ - =

 untuk CSTR (accumulasi = 0)

- + =0

- + =0

- =

jadi :

Untuk menyatakan cepat lambatnya suatu reaksi kimia perlu adanya suatu
konsep kecepatan reaksi. Kecepatan reaksi dapat didefenisikan sebagai banyaknya
mol zat per liter (gas maupun larutan ) yang berubah menjadi zat lain dalam satuan
waktu.
A + BC+D
Untuk reaksi diatas, kecepatan reaksi dapat dinyatakan sebagai berikut :
 Kecepatan A dan B bereaksi
 Kecepatan berkurangnya A dan B karena bereaksi
 Kecepatan terbentuknya C sebagai hasil reaksi
Tingkat reaksi merupakan jumlah molekul pereaksi yang konsentrasinya
menentukan kecepatan reaksi, sedangkan molekularitas merupakan jumlah molekul
pereaksi yang ikut dalam reaksi. Molekularitas dan tingkat reaksi tidak selalu sama,
sebab tingkat reaksi tergantung dari mekanisme reaksi. Bila tidak disebutkan maka
dianggap bahwa tingkat reaksi dan molekularitas selalu sama.

Anda mungkin juga menyukai