Anda di halaman 1dari 10

1 Sifat Plastik sebagai kemasan

Tidak semua plastik aman untuk dipakai sebagai bahan pengemas makanan.
Terakhir BPOM melarang pemakaian beberapa jenis kemasan plastik untuk
makanan. Hal ini disebabkan oleh sifat plastik itu sendiri sebagai bahan
kemasan :
1. Sifat menguntungkan secara ekonomis : ringan, murah, fleksibel, dan
tahan air.
2. Mudah menyerap bau dari lingkungan
3. Mudah bereaksi dengan makanan bila terkena panas sinar matahari
ataupun panas dari bahan makanan yang di dalamnya
4. Tidak hermetis (plastik masih bisa ditembus udara melalui pori-pori
plastik),
5. Mudah terjadi pengembunan uap air didalam kemasan ketika suhu
turun.
6. Plastik hasil daur ulang kadang menggunakan bahan yang berbahaya
bagi manusia, sedangkan jika kita membeli makanan yang di bugkus
dengan plastik yg baru selalu dianggap plastiknya masih bersih

Terdapat dua macam plastik berdasarkan sifatnya bila dipanaskan, yaitu tipe cokelat
(nama ilmiahnya : thermoplastic) dan tipe biskuit (nama ilmiahnya : thermosetting).
Maksud dari tipe cokelat adalah plastik yang melunak bila dipanaskan, sedangkan tipe
biskuit adalah plastik yang apabila telah mengeras akan tetap keras walaupun terus
dipanaskan. Plastik yang berbahan baku minyak termasuk dalam golongan plastik tipe
cokelat

Tingkat keamanan pemakaian produk plastik ini masih bergantung pada


proses produksinya. Industri kemasan kerap menambahkan bahan kimia
tambahan (aditif) pada plastik. Seperti, pewarna dan bahan pelentur
(plasticizer), yang beberapa di antaranya berbahaya bagi kesehatan manusia
dalam jangka panjang.
2
Plastik dan Kesehatan

Hasil penelitian BPOM pusat menemukan ada 11 jenis kemasan makan dari
plastik PVC (poly vinyl chloride) dibuat dari monomer vinil klorida (VMC). VCM
diduga mengakibatkan kanker hati. Selain itu senyawa Pb yang dipakai
sebagai zat pewarna plastik menjadi racun bagi bagi ginjal dan syaraf. Plastik
ini juga menyebabkan kanker paru dan endokrin.

Plastik PVC, untuk memperbaiki sifatnya ditambahkan dengan suatu bahan


pelembut (plasticizers). Beberapa pelembut adalah epoxidized soybean oil
(ESBO), di(2-ethylhexyl)adipate (DEHA), dan bifenil poliklorin (PCB) yang
digunakan dalam industri pengepakan dan pemrosesan makanan.

1
• Bahan pelembut seperti PCB sekarang sudah dilarang pemakaiannya
karena dapat menimbulkan kematian jaringan dan kanker pada manusia
(karsinogenik). Tanda dan gejala dari keracunan ini berupa pigmentasi
pada kulit dan benjolan-benjolan, gangguan pada perut, serta tangan dan
kaki lemas. Sedangkan pada wanita hamil, mengakibatkan kematian bayi
dalam kandungan serta bayi lahir cacat.

• Bahan pelembut lain yang dapat menimbulkan masalah adalah DEHA.


DEHA mempunyai aktivitas mirip dengan hormon estrogen (hormon
kewanitaan pada manusia). Berdasarkan hasil uji pada hewan, DEHA
dapat merusakkan sistem peranakan dan menghasilkan janin yang cacat,
selain mengakibatkan kanker hati. Untuk menghindari bahaya yang
mungkin terjadi jika setiap hari kita terkontaminasi oleh DEHA, maka
sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain yang tidak
mengandung bahan pelembut, seperti plastik yang terbuat dari polietilena
atau bahan alami (daun pisang misalnya).

• Bahaya lain yang dapat mengancam kesehatan kita adalah jika kita
membakar bahan yang terbuat dari plastik. Pembakaran plastik ini dapat
mendatangkan masalah tersendiri bagi kita. Plastik yang dibakar akan
mengeluarkan asap toksik yang apabila dihirup dapat menyebabkan
sperma menjadi tidak subur dan terjadi gangguan kesuburan.
Pembakaran PVC akan mengeluarkan DEHA yang dapat mengganggu
keseimbangan hormon estrogen manusia. Selain itu juga dapat
mengakibatkan kerusakan kromosom dan menyebabkan bayi-bayi lahir
dalam kondisi cacat.

• Bahan pelembut ESBO (epoxidized soybean oil) juga biasa digunakan


sebagai insektisida. Sejauh ini, bahaya bahan pelembut ini bagi kesehatan
manusia belum ada/dalam penelitian. Sedangkan bagi lingkungan, plastik
yang megandung ESBO, mampu membunuh zooplankton, dan hal ini
berakibat pada terganggunya rantai makanan hewan-hewan laut. Hal
tersebut pun akan berdampak pada terganggunya sumber protein,
khususnya ikan, bagi manusia.

Bahan kimia itu akan berbahaya jika kontak dengan makanan, khususnya
makanan cair atau semi basah, panas, dan asam. Adanya kontak itu, dapat
memicu terjadinya perpindahan bahan kimia dari kemasan plastik ke
makanan. Dalam jangka waktu lama dan bila terjadi terus-menerus dapat
menimbulkan gangguan pada kesehatan.

Suatu contoh bakso dalam keadaan panas dibungkus dalam plastik atau
gorengan yang kerap dibungkus dengan plastik berwarna hitam. Untuk
makanan hindarkan memakai plastik yang berbau, berwarna dan mudah
sobek. Agar terhindar dari dampak buruk, kemasan dan peralatan makanan
berbahan plastik, masyarakat hendaknya menggunakan kemasan berlabel
food safe atau food grade berupa garpu dan sendok. Label ini
menunjukkan kemasan tersebut aman digunakan untuk kemasan makanan.

2
Hindari kantong kresek untuk makanan seperti gorengan, dan makanan panas.

Dari hasil survey yg saya lakukan sendiri di salah satu supermarket ternama
di Jember, kurang dari 30% produsen plastik tidak mencantumkan kode
plastik daur ulang yang mereka produksi. Mungkin jumlah ini semakin besar
jika survey di laukan di kios pasar tradisional. Masalahnya adalah jika produk
tersebut di manfaatkan sebagai wadah untuk makanan, baik yang bersifat
asam, panas ataupun yang mempunyai kandungan minyak tinggi. Maka akan
menimbulkan masalah bagi kesehatan masyarakat. Jangan tergiur dengan
harga murah, walaupun terdapat tanda sendok dan garpu kita harus dpt
membedakan apakah kualitas plastiknya bagus atau tidak.

3 Kode dan Sifat Plastik

Jenis plastik yang digunakan dalam pengemasan antara lain : polietilen,


cellophan, polivinilklorida (PVC), polivinil dienaklorida (PVDC), polipropilen,
poliester, poliamida, dan polietilentereptalat (PET).
• Polietilen : adalah jenis plastik yang harganya paling murah dan
memiliki beberapa varian antara lain : Low Density Polyetilene (LDPE),
High Density Polyetilene (HDPE), dan Polietelentereptalat (PET). Polietilen
memiliki sifat kuat bergantung variannya, transparan, dan dapat
direkatkan dengan panas sehingga mudah dibuat kantong plastik.
• Cellophan : sebenarnya terbuat dari serat selulosa yang disulfatasi.
Cellophan dapat dipergunakan untuk membungkus sayuran, daging, dan
beberapa jenis roti. Cellophan yang dilapisi nitroselulosa mempunyai sifat
yang tahan terhadap uap air, fleksibel, dan mudah direkatkan dengan
pemanasan. Cellophan yang dilapisi PVDC tahan terhadap uap air dan
kedap oksigen sehingga baik untuk mengemas makanan yang
mengandung minyak atau lemak.
• Polivinilklorida (PVC) : jenis plastik yang kuat, namun memiliki
kelemahan yaitu dapat berkerut (Shrinkable) dan sering digunakan untuk
mengemas daging atau keju.
• Polivinildienaklorida (PVDC) : jenis plastik yang kuat, tahan terhadap
uap air dan transmisi udara. Sering dugunakan dalam pengemasan keju
dan buah-buahan yang dikeringkan

Sebaiknya kode2 dan keterangannya di pampang di dapur


atau meja makan kita sehingga saat kita membeli makanan
dg kemasan plastik atau wadah plastik kita tidak repot2
mencari makna dari kode2 ini.

Terdapat 7 kode plastik yg baku, dikeluarkan oleh The Society of Plastic


Industry pada tahun 1988 di Amerika Serikat & diadopsi pula oleh lembaga-

3
lembaga yang mengembangkan sistem kode, seperti ISO (International
Organization for Standardization).
Secara umum tanda pengenal plastik tersebut :
1 - berada atau terletak di bagian dasar,
2 - berbentuk segi tiga,
3 - di dalam segitiga akan terdapat angka,
4 - serta nama jenis plastik di bawah segitiga,

4
Kode-kode tersebut adalah :

1. PETE atau PET (polyethylene terephthalate)

Biasanya terdapat dalam kemasan air mineral botol jus, dan hampir semua
botol minuman lainnya..

Produk-produk dengan bahan ini direkomendasikan hanya untuk sekali pakai.


Jangan pakai untuk air hangat apalagi panas. Hal ini dapat
mengakibatkan lapisan polimer pada botol tersebut meleleh dan
mengeluarkan zat karsinogenik yang bisa memicu penyakit kanker. Buang
botol yang sudah lama atau terlihat baret-baret.

Ada juga yang berbahaya bagi pekerja yang mengolah PET sebagai produk
daur ulang ataupun bukan. Karena saat membuat PET, menggunakan bahan
antimoni trioksida, yang dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernafasan, yaitu akibat menghirup debu yang mengandung senyawa
tersebut. Terkontaminasi senyawa ini dalam periode yang lama akan
mengalami : iritasi kulit dan saluran pernafasan Bagi pekerja wanita,
senyawa ini meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran, juga
kelancaran dalam melahirkan, anak mereka kemungkinan besar akan
mengalami pertumbuhan yang lambat hingga usia 12 bulan.

Mayoritas bahan plastik PET di dunia untuk :


� serat sintetis (sekitar 60 %), di dalam pertekstilan PET biasa disebut
dengan polyester
� bahan dasar botol kemasan 30 %

2. HDPE (high density polyethylene)

1
2
Terdapat pada botol yang berwarna putih. Produk dengan bahan ini juga
direkomendasikan hanya untuk sekali pemakaian. Biasanya juga bahan ini
dibuat kursi atau kemasan botol susu yang berwarna putih susu, tupperware,
galon air minum, untuk pewangi pakaian, juga botol lotion.
3

5
HDPE memiliki sifat bahan yang lebih kuat, keras, buram dan lebih tahan
terhadap suhu tinggi. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman
untuk digunakan karena kemampuan untuk mencegah reaksi kimia antara
kemasan plastik berbahan HDPE dengan makanan/minuman yang
dikemasnya.
Sama seperti PET, HDPE juga direkomendasikan hanya untuk sekali
pemakaian, karena pelepasan senyawa antimoni trioksida terus meningkat
seiring waktu.

3. V atau PVC (polyvinyl chloride)

Plastik yang paling sulit di daur ulang. Kandungan dari PVC yaitu DEHA yang
terdapat pada plastik pembungkus (cling wrap), dan botol-botol dapat lumer
dan masuk ke makanan berminyak bila dipanaskan atau pada suhu -15
derajat Celcius. PVC berpotensi berbahaya untuk ginjal, hati dan berat badan.
Sebaiknya kita mencari alternatif pembungkus makanan lain (bukan bertanda
3 dan V) seperti plastik yang terbuat dari polietilena atau bahan alami (daun
pisang misalnya

4. LDPE (low density polyethylene)

Contoh produk: tempat makanan, botol-botol yang lembek.


1
2 Barang-barang dengan bahan ini dapat di daur ulang dan baik untuk
barang-barang yang memerlukan fleksibilitas tetapi kuat. Bahan ini cukup
aman digunakan untuk tempat makanan, hanya saja sulit dihancurkan.
Sifat mekanis jenis plastik LDPE adalah
• teksturnya lembek dan lentur, kuat,
• agak tembus cahaya,
• fleksibel dan permukaan agak berlemak.
• pada suhu di bawah 60oC sangat resisten terhadap senyawa kimia,
• daya proteksi terhadap uap air tergolong baik,
• akan tetapi kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen.

6
5. PP (polypropylene)

Pilihan terbaik untuk bahan plastik terutama untuk yang berhubungan


dengan makanan dan minuman seperti wadah makanan, botol minum dan
terpenting botol minum untuk bayi.
• Kemasannya transparan, bening dan transparan Karakteristik
• Polipropilen lebih kuat dan ringan dengan daya tembus uap yang rendah,
• Ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan
cukup mengkilap.

Cari simbol ini bila membeli barang berbahan plastik.

6. PS (polystyrene)

PS (polystyrene) ditemukan tahun 1839, oleh Eduard Simon, seorang


apoteker dari Jerman, secara tidak sengaja. PS biasa dipakai sebagai bahan
tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain.

Polystyrene merupakan polimer aromatik yang dapat mengeluarkan bahan


styrene ke dalam makanan ketika makanan tersebut bersentuhan. Selain
pada tempat makanan, styrene juga bisa didapatkan dari asap rokok, asap
kendaraan dan bahan konstruksi gedung.

Bahan ini harus dihindari, karena selain berbahaya untuk kesehatan otak,
mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berakibat pada masalah
reproduksi, juga adanya gangguan pertumbuhan dan system syaraf, serta
sulit untuk didaur ulang dan mmerlukan waktu yang panjang. Bahan ini dapat
dikenali dengan kode angka 6, namun bila tidak tertera kode angka tersebut
pada kemasan plastik, bahan ini dapat dikenali dengan cara dibakar (cara
terakhir dan sebaiknya dihindari). Ketika dibakar, bahan ini akan
mengeluarkan api berwarna kuning-jingga, dan meninggalkan jelaga.

7
Bahan ini harus dihindari dan banyak negara bagian di Amerika sudah
melarang pemakaian tempat makanan berbahan styrofoam termasuk negara
China. Karena itu sebaiknya mulai sekarang jangan makan atau minum
dengan kemasan Styrofoam!

7. Other (biasanya polycarbonate)

Contoh produk: tempat makanan dan minuman seperti botol minum


olahraga.
Polycarbonate bisa mengeluarkan bahan utamanya yaitu Bisphenol-A ke
dalam makanan dan minuman yang berpotensi merusak sistem hormon.
Hindari bahan plastik Polycarbonate.

Kode tujuh ini biasanya ada 4 macam.


a. SAN (styrene acrylonitrile) dan ABS (acrylanitrile butadiene
styrene)

1 SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan
suhu, kekuatan, kekakuan, dan tingkat kekerasan yang telah ditingkatkan.
Sehingga cukup baik bila digunakan untuk kemasan makanan ataupun
minuma Biasanya terdapat pada mangkuk mixer, pembungkus termos,
piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi, sedangkan ABS
biasanya digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.

b. PC (polycarbonate)

PC ditemukan pada botol susu bayi, gelas anak batita (sippy cup), botol
minum polikarbonat, dan kaleng kemasan makanan dan minuman,
termasuk kaleng susu formula. PC bisa mengeluarkan zat berbahaya,
dengan bahan utama Bisphenol-A ke dalam makanan dan minuman yang
berpotensi merusak sistem hormon, kromosom pada ovarium, penurunan
produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas

Dianjurkan tidak digunakan untuk tempat makanan ataupun minuman


Ironisnya botol susu sangat mungkin mengalami proses pemanasan,
entah itu untuk tujuan sterilisasi dengan cara merebus, dipanaskan
dengan microwave, atau dituangi air mendidih atau air panas

c. Nilon

8
4 Tips Untuk Kita Semua

a. Bagi para orang tua yang masih memerlukan botol susu untuk
putra-putrinya:
• Pilih dan gunakan botol susu bayi berbahan kaca, atau plastik jenis 4
atau 5.
• Gunakanlah cangkir bayi berbahan stainless steel, atau plastik jenis 4
atau 5.
• Untuk dot, gunakanlah yang berbahan silikon, karena tidak akan
mengeluarkan zat karsinogenik sebagaimana pada dot berbahan latex.
• Cegah penggunaan botol susu bayi dan cangkir bayi (dengan lubang
penghisapnya) berbahan jenis 7 PC (polycarbonate),
• Jika penggunaan plastik berbahan polycarbonate tidak dapat dicegah,
janganlah menyimpan air minum ataupun makanan dalam keadaan
panas.

b. Hindari penggunaan botol plastik untuk menyimpan air minum


(biasa digunakan untuk tempat air putih didalam kulkas) dan jika
penggunaan botol plastik berbahan PETE (kode 1) dan HDPE (kode 2),
tidak dapat dicegah, gunakanlah hanya sekali pakai dan segera
dihabiskan

c. Cegahlah memanaskan makanan yang dikemas dalam plastik,


khususnya pada microwave oven,
Bungkuslah terlebih dahulu makanan dengan daun pisang atau kertas
sebelum dibungkus dengan plastik pembungkus ketika akan dipanaskan
di mocrowave oven

d. Penggunakan kemasan plastik untuk mengemas makanan berminyak atau


berlemak harus benar2 sesuai dengan spesifikasinya

e. Kurangi anak-anak jajan di sekolah dengan cara membekalkan makanan dari


rumah

5 Kesimpulan

• Kode 1, 3, 6, dan 7 (PC), seluruhnya memiliki bahaya secara


kimiawi. Gunakan hanya sekali pakai! .
• Akan aman bila menggunakan plastik dengan kode 2, 4, 5, dan 7
(SAN atau ABS)

9
__________________________
di review dari berbagai sumber

10

Anda mungkin juga menyukai