Anda di halaman 1dari 16

IV.

TUGAS DAN PENYELESAIAN

1. Buat pencucian mobil otomatis


Ruang 1  sensor 1 5 menit  semprot air
Ruang 2  sensor 2 5 menit  sabun
Ruang 3  sensor 3 5 menit  pengeringan
Selesai
2. Buat Lampu berjalan 3 lampu !
3. Artikel SCADA

SCADA bukanlah teknologi khusus, tapi lebih merupakan sebuah aplikasi.


Kepanjangan SCADA adalah Supervisory Control And Data Acquisition, semua
aplikasi yang mendapatkan data-data suatu sistem di lapangan dengan tujuan
untuk pengontrolan sistem merupakan sebuah Aplikasi SCADA!

Ada dua elemen dalam Aplikasi SCADA, yaitu:


1. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikontrol - bisa berupa power
plant, sistem pengairan, jaringan komputer, sistem lampu trafik lalu-lintas atau
apa saja;
2. Sebuah jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka ke sistem melalui sensor
dan luaran kontrol. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA,
membolehkan Anda melakukan pemantauan dan pengontrolan komponen-
komponen sistem tersebut.
Anda dapat membangun sistem SCADA menggunakan berbagai macam teknologi
maupun protokol yang berbeda-beda.

PENGGUNAAN SCADA
Anda dapat menggunakan SCADA untuk mengatur berbagai macam peralatan.
Biasanya, SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks
secara otomatis, menggantikan tenaga manusia (bisa karena dianggap berbahaya
atau tidak praktis - konsekuensi logis adalah PHK), dan biasanya merupakan
proses-proses yang melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-
faktor kontrol gerakan-cepat yang lebih banyak, dan lain sebagainya, dimana
pengontrolan oleh manusia menjadi tidak nyaman lagi.
Sebagai contoh, SCADA digunakan di seluruh dunia misalnya untuk…
• Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi
besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit breaker, dan untuk
mematikan/menghidupkan the power grid;
• Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan
pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan berbagai macam
faktor lainnya;
• Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA
untuk mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem keamanan.

• Produksi: Sistem SCADA mengatur inventori komponen-komponen, mengatur


otomasi alat atau robot, memantau proses dan kontrol kualitas.
• Transportasi KA listrik: menggunakan SCADA bisa dilakukan pemantauan dan
pengontrolan distribusi listrik, otomasi sinyal trafik KA, melacak dan menemukan
lokasi KA, mengontrol palang KA dan lain sebagainya.
• Lampu lalu-lintas: SCADA memantau lampu lalu-lintas, mengontrol laju trafik,
dan mendeteksi sinyals-sinyal yang salah.
Dan, tentunya, masih banyak lagi aplikasi-aplikasi potensial untuk sistem
SCADA. SCADA saat ini digunakan hampir di seluruh proyek-proyek industri
dan infrastruktur umum.
Intinya SCADA dapat digunakan dalam aplikasi-aplikasi yang membutuhkan
kemudahan dalam pemantauan sekaligus juga pengontrolan, dengan berbagai
macam media antarmuka dan komunikasi yang tersedia saat ini (misalnya,
Komputer, PDA, Touch Screen, TCP/IP, wireless dan lain sebagainya).

PEMANTAUAN DAN PENGONTROLAN SECARA REAL-TIME


MENINGKATKAN EFISIENSI DAN MEMAKSIMALKAN
KEUNTUNGAN

Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan dengan Sistem SCADA:
• Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-proses yang penting, secara
langsung saat itu maupun sepanjang waktu.
• Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan secara cepat.
• Mengukur dan memantau trend sepanjang waktu.
• Menemukan dan menghilangkan kemacetan (bottleneck) dan pemborosan
(inefisiensi).
• Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf
terlatih yang lebih sedikit.

Intinya, sebuah sistem SCADA memberikan Anda keleluasaan mengatur


maupuan mengkonfigurasi sistem. Anda bisa menempatkan sensor dan kontrol di
setiap titik kritis di dalam proses yang Anda tangani (seiring dengan teknologi
SCADA yang semakin baik, Anda bisa menempatkan lebih banyak sensor di
banyak tempat). Semakin banyak hal yang bisa dipantau, semakin detil operasi
yang bisa Anda lihat, dan semuanya bekerja secara real-time. Tidak peduli
sekompleks apapun proses yang Anda tangani, Anda bisa melihat operasi proses
dalam skala besar maupun kecil, dan Anda setidaknya bisa melakukan
penelusuran jika terjadi kesalahan dan sekaligus meningkatkan efisiensi. Dengan
SCADA, Anda bisa melakukan banyak hal, dengan ongkos lebih murah dan,
tentunya, akan meningkatkan keuntungan!

Contoh Arsitektur SCADA

CARA SCADA BEKERJA


Sebuah sistem SCADA memiliki 4 (empat) fungsi , yaitu:
1. Akuisisi Data,
2. Komunikasi data jaringan,
3. Peyajian data, dan
4. Kontrol (proses)

Fungsi-fungsi tersebut didukung sepenuhnya melalui 4 (empat) komponen


SCADA, yaitu:
1. Sensor (baik yang analog maupun digital) dan relai kontrol yang langsung
berhubungan dengan berbagai macam aktuator pada sistem yang dikontrol;
2. RTUs (Remote Telemetry Units). Merupakan unit-unit “komputer” kecil
(mini), maksudnya sebuah unit yang dilengkapi dengan sistem mandiri seperti
sebuah komputer, yang ditempatkan pada lokasi dan tempat-tempat tertentu di
lapangan. RTU bertindak sebagai pengumpul data lokal yang mendapatkan
datanya dari sensor-sensor dan mengirimkan perintah langsung ke peralatan di
lapangan;
3. Unit master SCADA (Master Terminal Unit - MTU). Kalo yang ini merupakan
komputer yang digunakan sebagai pengolah pusat dari sistem SCADA. Unit
master ini menyediakan HMI (Human Machine Iterface) bagi pengguna, dan
secara otomatis mengatur sistem sesuai dengan masukan-masukan (dari sensor)
yang diterima;
4. Jaringan komunikasi, merupakan medium yang menghubungkan unit master
SCADA dengan RTU-RTU di lapangan.

AKUISISI DATA
Pada kenyataannya, Anda membutuhkan pemantauan yang jauh lebih banyak dan
kompleks dari sekedar sebuah mesin yang menghasilkan sebuah produk (seperti
contoh sebelumnya). Anda mungkin membutuhkan pemantauan terhadap ratusan
hingga ribuan sensor yang tersebar di seluruh area pabrik. Beberapa sensor
digunakan untuk pengukuran terhadap masukan (misalnya, laju air ke reservoir),
dan beberapa sensor digunakan untuk pengukuran terhadap luaran (tekanan,
massa jenis, densitas dan lain sebagainya).

Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian secara sederhana yang bisa
dideteksi menggunakan saklar ON/OFF, masukan seperti ini disebut sebagai
masukan diskrit atau masukan digital. Misalnya untuk mengetahui apakah sebuah
alat sudah bekerja (ON) atau belum (OFF), konveyornya sudah jalan (ON) atau
belum (OFF), mesinnya sudah mengaduk (ON) atau belum (OFF), dan lain
sebagainya. Beberapa sensor yang lain bisa melakukan pengukuran secara
kompleks, dimana angka atau nilai tertentu itu sangat penting, masukan seperti ini
disebut masukan analog, bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan secara
kontinu pada, misalnya, tegangan, arus, densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya.

Untuk kebanyakan nilai-nilai analog, ada batasan tertentu yang didefinisikan


sebelumnya, baik batas atas maupun batas bawah. Misalnya, Anda ingin
mempertahankan suhu antara 30 dan 35 derajat Celcius, jika suhu ada di bawah
atau diatas batasan tersebut, maka akan memicu alarm (baik lampu dan/atau
bunyi-nya). Terdapat empat alarm batas untuk sensor analog: Major Under, Minor
Under, Minor Over, dan Major Over Alarm.

KOMUNIKASI DATA
Dari contoh sederhana pabrik pernak-pernik, yang dimaksud ‘jaringan’ pada kasus
tersebut adalah sekedar kabel yang menghubungkan saklar dengan panel lampu.
Kenyataannya, seringkali Anda ingin memantau berbagai macam parameter yang
berasal dari berbagai macam sensor di lapangan (pabrik), dengan demikian Anda
membutuhkan sebuah jaringan komunikasi untuk melakukannya.
Pada awalnya, SCADA melakukan komunikasi data melalui radio, modem atau
jalur kabel serial khusus. Saat ini data-data SCADA dapat disalurkan melalui
jaringan Ethernet atau TCP/IP. Untuk alasan keamanan, jaringan komputer untuk
SCADA adalah jaringan komputer lokal (LAN - Local Area Network) tanpa harus
mengekspos data-data penting di Internet.

Komunikasi SCADA diatur melalui suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan
protokol khusus yang sesuai dengan produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada
beberapa standar protokol yang ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah
kecocokan komuninkasi lagi.

Karena kebanyakan sensor dan relai kontrol hanyalah peralatan listrik yang
sederhana, alat-alat tersebut tidak bisa menghasilkan atau menerjemahkan
protokol komunikasi. Dengan demikian dibutuhkan RTU yang menjembatani
antara sensor dan jaringan SCADA. RTU mengubah masukan-masukan sensor ke
format protokol yang bersangkutan dan mengirimkan ke master SCADA, selain
itu RTU juga menerima perintah dalam format protokol dan memberikan sinyal
listrik yang sesuai ke relai kontrol yang bersangkutan.

Gambar Contoh Jaringan pada Sistem SCADA

PENYAJIAN DATA
Untuk kasus pabrik pernak-pernik kita, satu-satunya tampilan adalah sebuah
lampu yang akan menyala saat saklar diaktifkan. Ya, tentu saja kenyataannya bisa
puluhan hingga ratusan lampu, bayangkan siapa yang akan Anda minta untuk
mengawasi lampu-lampu tersebut, emangnya lampu hiasan? Bukan khan?
Sistem SCADA melakukan pelaporan status berbagai macam sensor (baik analog
maupun digital) melalui sebuah komputer khusus yang sudah dibuatkan HMI-nya
(Human Machine INterface) atau HCI-nya (Human Computer Interface). Akses
ke kontrol panel ini bisa dilakukan secara lokal maupun melalui website. Bahkan
saat ini sudah tersedia panel-panel kontrol yang TouchScreen. Perhatikan contoh-
contoh gambar dan penjelasan pada STUDI KASUS.
Sayangnya, dalam contoh pabrik pernak-pernik kita tidak ada elemen kontrol.
Baiklah, kita tambahkan sebuah kontrol. Misalnya, sekarang operator juga
memiliki tombol pada panel kontrol. Saat dia klik pada tombol tersebut, maka
saklar di pabrik juga akan ON.
Okey, jika kemudian Anda tambahkan semua kontrol pabrik ke dalam sistem
SCADA melalui HMI-nya, maka Anda mendapatkan sebuah kontrol melalui
komputer secara penuh, bahkan menggunakan SCADA yang canggih (hampir
semua produk perangkat lunak SCADA saat ini sudah canggih-canggih) bisa
dilakukan otomasi kontrol atau otomasi proses, tanpa melibatkan campur tangan
manusia. Tentu saja, Anda masih bisa secara manual mengontrolnya dari stasion
master.

Tentunya, dengan bantuan SCADA, proses bisa lebih efisien, efektif dan
meningkatkan profit perusahaan.

Bagaimana mengevaluasi Sistem dan Perangkat Keras SCADA?


Okey, sekarang persoalannya adalah petunjuk bagaimana memilih dan memilah
sistem SCADA yang baik. Apalagi sistem SCADA akan Anda gunakan hingga 10
sampai 15 tahun yang akan datang, tentunya Anda harus mencari produk-produk
yang terkenal reputasinya. Namun hal ini akan berdampak pada investasi yang
harus dilakukan, sebuah produk dengan reputasi handal dan terkenal tentu
harganya jauh lebih mahal dibandingkan produk-produk SCADA baru yang saat
ini mulai banyak bermunculan.
Ada beberapa hal penting yang perlu Anda perhatikan, antara lain:
• Anda bisa menghabiskan masa depan pabrik dengan ongkos berlebih yang tidak
perlu;
• Kadangkala setelah menghabiskan dana yang sangat besar, akhirnya Anda hanya
mendapatkan sebuah sistem yang kurang atau bahkan tidak memenuhi apa yang
diinginkan;
• Atau barangkali saat ini sistem betul-betul memenuhi kebutuhan, tetapi tidak
untuk pengembangan masa depan.
Catatan singkat mengenai Sensor dan Jaringan
Sensor dan relai kontrol merupakan komponen yang penting. Tentu saja, ada
beberapa sensor yang lebih baik daripada lainnya, namun tersedianya datasheet
untuk sebuah sensor akan membantu Anda mengenali lebih detil dari sensor yang
bersangkutan, sehingga Anda bisa memilih mana yang terbaik.
Sebuah jaringan (LAN/WAN) berbasis TCP/IP merupakan jaringan yang mudah
digunakan, dan jika pabrik Anda belum semuanya memiliki jaringan, transisi ke
jaringan LAN bisa jadi merupakan tujuan jangka panjang perusahaan. Namun
Anda tidak perlu langsung menerapkan jaringan LAN semuanya untuk
mendapatkan keuntungan dari penggunaan SCADA. Sistem SCADA yang baik
akan mendukung jaringan lama Anda dan jaringan LAN, sehingga Anda bisa
melakukan transisi secara bertahap.

Berikut saya sampaikan beberapa petunjuk (dari pengalaman dan beberapa


rujukan dari online maupun offline) dalam membangun sistem SCADA terutama
masalah pemilihan RTU dan MTU.

Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA RTU


SCADA RTU Anda harus mampu berkomunikasi dengan segala macam peralatan
yang di pabrik dan bisa bertahan terhadap berbagai macam kondisi industri
(panas, dingin, tekanan dan lain sebagainya). Berikut ceklis untuk pemilihan RTU
yang berkualitas:
• Kapasitas yang cukup untuk mendukung berbagai macam peralatan di pabrik
(dalam cakupan SCADA yang diinginkan), tetapi tidak lebih dari yang
dibutuhkan. Jangan sampai Anda membeli RTU dengan kapasitas yang berlebih
sedemikian hingga akhirnya tidak akan pernah digunakan, ini adalah pemborosan.

• Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan bertahan terhadap suhu dan
kelembaban yang ekstrim. Sudah jelas khan? Kalo tidak tahan banting dan tidak
bisa bertahan buat apa pasang RTU tersebut? Bisa jadi hasil pengukuran menjadi
tidak akurat dan alat jebol.
• Catu daya yang aman dan berlimpah. Sistem SCADA seringkali harus bekerja
penuh 24 jam setiap hari. Seharusnya digunakan RTU yang mendukung
penggunaan daya dari baterei, idealnya, ada dua sumber catu daya (listrik dan
baterei).
• Port komunikasi yang cukup. Koneksi jaringan sama pentingnya seperti catu
daya. Port serial kedua atau modem internal bisa menjaga agar RTU tetap online
walaupun jaringan saat itu sedang rusak atau gagal. Selain itu, RTU dengan port
komunikasi beragam dapat mendukung strategi migrasi LAN.
• Memori nonvolatile (NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat
menyimpan data walaupun catu daya dimatikan. Firmware baru (hasil modifikasi
dan lain sebagainya) dapat diunduh ke penyimpan NVRAM melalui jaringan,
sehingga kemampuan RTU akan selalu up-to-date (terbaharui) tanpa harus
mengunjungi lokasi RTU yang bersangkutan.
• Kontrol cerdas. Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol
dengan sendirinya sesuai dengan program atau pengaturan yang dimasukkan,
terutama tanggapan terhadap berbagai macam masukan sensor-sensor. Ini jelas
tidak perlu untuk semua aplikasi, namun menawarkan kemudahan operasional.
• Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk pencetakan tanggal/waktu pada
laporan secara tepat dan akurat;
• Pewaktu watchdog yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya
kegagalan daya (power failure).
Tipikal arsitetur RTU

Apa yang perlu Anda perhatikan dalam memilih SCADA MTU


SCADA master atau MTU harus mampu menampilkan berbagai informasi dalam
bentuk yang familiar bagi pengguna atau operator-nya. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan berkaitan dengan SCADA MTU:
• Fleksibel, tanggapan terhadap sensor bisa diprogram. Cari sistem yang
menyediakan perangkat yang mudah untuk memprogram soft alarm (laporan
kejadian yang kompleks yang merupakan kombinasi antara masukan sensor dan
pernyataan tanggal/jam) dan soft control (tanggapan terhadap sensor yang bisa
diprogram).
• Bekerja penuh 24/7, peringatan melalui SMS (pager) dan pemberitahuan email
secara otomatis. Anda tidak perlu mempekerjakan orang untuk mengamati papan
pemantauan 24 jam sehari. Jika peralatan membutuhkan campur tangan manusia,
maka secara otomatis sistem akan mengirimkan peringatan melalui SMS atau
email ke penanggung-jawab yang bersangkutan.
• Tampilan informasi secara detil. Tentunya Anda ingin sebuah sistem yang
menampilkan dalam bahasa harian Anda (Inggris, Indonesia, dll) yang jelas dan
sederhana, dengan penjelasan yang lengkap terhadap aktivitas yang sedang terjadi
dan bagaimana Anda seharusnya menangani atau menanggapinya.
• Tapis untuk alarm mengganggu (tidak perlu). Alarm-alarm yang mengganggu
akan membuat para staff menjadi tidak peka lagi terhadap pelaporan alarm, dan
mereka mulai percaya bahwa semua alarm merupakan alarm menganggu.
Akhirnya mereka akan berhenti menanggapi semua alarm termasuk alarm yang
kritis (alarm yang benar-benar harus mendapatkan perhatian). Gunakan SCADA
yang dapat menapis dan memilah-milah alarm-alarm mana yang mengganggu dan
yang kritis.
• Kemampuan pengembangan kedepan. Sebuah sistem SCADA merupakan
investasi jangka panjang (10 hingga 15 tahun). Sehingga Anda perlu memastikan
kemampuan SCADA untuk pengembangan dalam jangka waktu 15 tahun
kedepan.
• Pencadangan yang beragam. Sistem SCADA yang baik mendukung berbagai
macam pencadangan master, di beberapa lokasi. Jika master SCADA utama gagal,
master yang kedua dalam jaringan akan mengambil alih secara otomatis, tanpa
adanya interupsi fungsi pemantauan dan pengontrolan.
• Mendukung berbagai macam tipe protokol dan peralatan. Jika jaman dulu
SCADA hanya dbuat untuk protokol-protokol tertentu yang tertutup. Solusi
vendor tunggal bukan merupakn ide yang bagus - seringkali vendor tidak lagi
menyediakan dukungan untuk produk-produk mereka.

6. Analisa Hasil Percobaan

Dari percobaan yang telah dilakukan, praktikan dapat memahami bahwa


PLC Omron dapat diprogram dengan softwere SysWin 3.4. Namun, untuk melihat
simulasinya diperlukan softwere tambahan, yakni PLC Simulator. Pada SysWin
kita dapat membuat bermacam-macam program dengan menggunakan metode
ladder diagram, statement list, dan function block, tapi pada pratikum ini pratikan
hanya menggunakan ladder diagram (diagram tangga). Ladder diagram ini
dibangun dari beberapa komponen dasar, yang antara lain Open Contact (NO),
Closed Contact (NC), Horizontal Short, Vertical Short, Open Output, Closed
Output, Function, Timer dan Counter, dan Negate (Differentiate). Sedangkan
untuk melihat hasil simulasinya dapat digunakan PLC simulator dengan cara
menuliskan statement list dari program yang telah dibuat pada SysWin ke PLC
Simulatornya.

Pada percobaan pertama, kami membuat rangkaian holding, dimana untuk


menghidupkan dan mematikan lampu hanya dengan sekali tekan saja. Ketika
normally open ditekan maka relay akan terenergize sehingga lampu akan menyala.
Sedangkan apabila tombol Normally close ditekan maka saat relay terenergize
lampu akan padam.
Kemudian untuk mendownload program, PLC omron menggunakan
saluran serial. Dan untuk mangaktifkan alamat input dan output pada hardwarenya
maka harus dihubungkan dengan sumber tegangan terlebih dahulu. Selain
kesalahan program, kesalahan bisa saja terjadi pada hardwere yang kita gunakan.
Sebagai contoh pada praktikum, di modul kanan output 010.00 dan kanal input
000.00 tidak berfungsi. Kemungkinan besar ini terjadi kerena adanya kabel
jumper yamg putus pada rangkaian modul.

7. Kesimpulan

1. Komponen dasar dari PLC adalah memori, CPU, modul I/O, catu daya,
komunikasi, dan juga jalur tambahan.
2. Timer berfungsi untuk menunda keadaan sampai interval waktu yang
disetting terpenuhi.
3. PLC memiliki input berupa tegangan AC dan Output berupa tegangan DC.
4. Counter berfungsi untuk mencacah, bias untuk mencacah naik maupun
turun. Untuk pencacah naik (up-counter) pencacah dimulai dari 0
kemidian ditambah 1 pada masing-masing pulsa.
5. Hasil simulasi dari program yang telah dibuat pada SysWin dapat dilihat
dengan menggunakan PLC simulator dengan cara menuliskan statement
list.

DAFTAR PUSTAKA

Tim Laboratorium Pengaturan Dan Komputer. 2011. Modul Praktikum Dasar


Sistem Kendali 2011. Inderalaya : Laboratorium Pengaturan dan
Komputer Teknik Elektro Universitas Sriwijaya.
______. 2011. Belajar Dasar Scada. http://dunialistrik.blogspot.com/2010/02/
belajar-dasar-scada.html diakses tanggal 13 April 2011.

Anda mungkin juga menyukai