PENGGUNAAN SCADA
Anda dapat menggunakan SCADA untuk mengatur berbagai macam peralatan.
Biasanya, SCADA digunakan untuk melakukan proses industri yang kompleks
secara otomatis, menggantikan tenaga manusia (bisa karena dianggap berbahaya
atau tidak praktis - konsekuensi logis adalah PHK), dan biasanya merupakan
proses-proses yang melibatkan faktor-faktor kontrol yang lebih banyak, faktor-
faktor kontrol gerakan-cepat yang lebih banyak, dan lain sebagainya, dimana
pengontrolan oleh manusia menjadi tidak nyaman lagi.
Sebagai contoh, SCADA digunakan di seluruh dunia misalnya untuk…
• Penghasil, transmisi dan distribusi listrik: SCADA digunakan untuk mendeteksi
besarnya arus dan tegangan, pemantauan operasional circuit breaker, dan untuk
mematikan/menghidupkan the power grid;
• Penampungan dan distribusi air: SCADA digunakan untuk pemantauan dan
pengaturan laju aliran air, tinggi reservoir, tekanan pipa dan berbagai macam
faktor lainnya;
• Bangunan, fasilitas dan lingkungan: Manajer fasilitas menggunakan SCADA
untuk mengontrol HVAC, unit-unit pendingin, penerangan, dan sistem keamanan.
Berikut ini beberapa hal yang bisa Anda lakukan dengan Sistem SCADA:
• Mengakses pengukuran kuantitatif dari proses-proses yang penting, secara
langsung saat itu maupun sepanjang waktu.
• Mendeteksi dan memperbaiki kesalahan secara cepat.
• Mengukur dan memantau trend sepanjang waktu.
• Menemukan dan menghilangkan kemacetan (bottleneck) dan pemborosan
(inefisiensi).
• Mengontrol proses-proses yang lebih besar dan kompleks dengan staf-staf
terlatih yang lebih sedikit.
AKUISISI DATA
Pada kenyataannya, Anda membutuhkan pemantauan yang jauh lebih banyak dan
kompleks dari sekedar sebuah mesin yang menghasilkan sebuah produk (seperti
contoh sebelumnya). Anda mungkin membutuhkan pemantauan terhadap ratusan
hingga ribuan sensor yang tersebar di seluruh area pabrik. Beberapa sensor
digunakan untuk pengukuran terhadap masukan (misalnya, laju air ke reservoir),
dan beberapa sensor digunakan untuk pengukuran terhadap luaran (tekanan,
massa jenis, densitas dan lain sebagainya).
Beberapa sensor bisa melakukan pengukuran kejadian secara sederhana yang bisa
dideteksi menggunakan saklar ON/OFF, masukan seperti ini disebut sebagai
masukan diskrit atau masukan digital. Misalnya untuk mengetahui apakah sebuah
alat sudah bekerja (ON) atau belum (OFF), konveyornya sudah jalan (ON) atau
belum (OFF), mesinnya sudah mengaduk (ON) atau belum (OFF), dan lain
sebagainya. Beberapa sensor yang lain bisa melakukan pengukuran secara
kompleks, dimana angka atau nilai tertentu itu sangat penting, masukan seperti ini
disebut masukan analog, bisa digunakan untuk mendeteksi perubahan secara
kontinu pada, misalnya, tegangan, arus, densitas cairan, suhu, dan lain sebagainya.
KOMUNIKASI DATA
Dari contoh sederhana pabrik pernak-pernik, yang dimaksud ‘jaringan’ pada kasus
tersebut adalah sekedar kabel yang menghubungkan saklar dengan panel lampu.
Kenyataannya, seringkali Anda ingin memantau berbagai macam parameter yang
berasal dari berbagai macam sensor di lapangan (pabrik), dengan demikian Anda
membutuhkan sebuah jaringan komunikasi untuk melakukannya.
Pada awalnya, SCADA melakukan komunikasi data melalui radio, modem atau
jalur kabel serial khusus. Saat ini data-data SCADA dapat disalurkan melalui
jaringan Ethernet atau TCP/IP. Untuk alasan keamanan, jaringan komputer untuk
SCADA adalah jaringan komputer lokal (LAN - Local Area Network) tanpa harus
mengekspos data-data penting di Internet.
Komunikasi SCADA diatur melalui suatu protokol, jika jaman dahulu digunakan
protokol khusus yang sesuai dengan produsen SCADA-nya, sekarang sudah ada
beberapa standar protokol yang ditetapkan, sehingga tidak perlu khawatir masalah
kecocokan komuninkasi lagi.
Karena kebanyakan sensor dan relai kontrol hanyalah peralatan listrik yang
sederhana, alat-alat tersebut tidak bisa menghasilkan atau menerjemahkan
protokol komunikasi. Dengan demikian dibutuhkan RTU yang menjembatani
antara sensor dan jaringan SCADA. RTU mengubah masukan-masukan sensor ke
format protokol yang bersangkutan dan mengirimkan ke master SCADA, selain
itu RTU juga menerima perintah dalam format protokol dan memberikan sinyal
listrik yang sesuai ke relai kontrol yang bersangkutan.
PENYAJIAN DATA
Untuk kasus pabrik pernak-pernik kita, satu-satunya tampilan adalah sebuah
lampu yang akan menyala saat saklar diaktifkan. Ya, tentu saja kenyataannya bisa
puluhan hingga ratusan lampu, bayangkan siapa yang akan Anda minta untuk
mengawasi lampu-lampu tersebut, emangnya lampu hiasan? Bukan khan?
Sistem SCADA melakukan pelaporan status berbagai macam sensor (baik analog
maupun digital) melalui sebuah komputer khusus yang sudah dibuatkan HMI-nya
(Human Machine INterface) atau HCI-nya (Human Computer Interface). Akses
ke kontrol panel ini bisa dilakukan secara lokal maupun melalui website. Bahkan
saat ini sudah tersedia panel-panel kontrol yang TouchScreen. Perhatikan contoh-
contoh gambar dan penjelasan pada STUDI KASUS.
Sayangnya, dalam contoh pabrik pernak-pernik kita tidak ada elemen kontrol.
Baiklah, kita tambahkan sebuah kontrol. Misalnya, sekarang operator juga
memiliki tombol pada panel kontrol. Saat dia klik pada tombol tersebut, maka
saklar di pabrik juga akan ON.
Okey, jika kemudian Anda tambahkan semua kontrol pabrik ke dalam sistem
SCADA melalui HMI-nya, maka Anda mendapatkan sebuah kontrol melalui
komputer secara penuh, bahkan menggunakan SCADA yang canggih (hampir
semua produk perangkat lunak SCADA saat ini sudah canggih-canggih) bisa
dilakukan otomasi kontrol atau otomasi proses, tanpa melibatkan campur tangan
manusia. Tentu saja, Anda masih bisa secara manual mengontrolnya dari stasion
master.
Tentunya, dengan bantuan SCADA, proses bisa lebih efisien, efektif dan
meningkatkan profit perusahaan.
• Konstruksi yang tahan banting dan kemampuan bertahan terhadap suhu dan
kelembaban yang ekstrim. Sudah jelas khan? Kalo tidak tahan banting dan tidak
bisa bertahan buat apa pasang RTU tersebut? Bisa jadi hasil pengukuran menjadi
tidak akurat dan alat jebol.
• Catu daya yang aman dan berlimpah. Sistem SCADA seringkali harus bekerja
penuh 24 jam setiap hari. Seharusnya digunakan RTU yang mendukung
penggunaan daya dari baterei, idealnya, ada dua sumber catu daya (listrik dan
baterei).
• Port komunikasi yang cukup. Koneksi jaringan sama pentingnya seperti catu
daya. Port serial kedua atau modem internal bisa menjaga agar RTU tetap online
walaupun jaringan saat itu sedang rusak atau gagal. Selain itu, RTU dengan port
komunikasi beragam dapat mendukung strategi migrasi LAN.
• Memori nonvolatile (NVRAM) untuk menyimpan firmware. NVRAM dapat
menyimpan data walaupun catu daya dimatikan. Firmware baru (hasil modifikasi
dan lain sebagainya) dapat diunduh ke penyimpan NVRAM melalui jaringan,
sehingga kemampuan RTU akan selalu up-to-date (terbaharui) tanpa harus
mengunjungi lokasi RTU yang bersangkutan.
• Kontrol cerdas. Sistem SCADA yang canggih saat ini bisa melakukan kontrol
dengan sendirinya sesuai dengan program atau pengaturan yang dimasukkan,
terutama tanggapan terhadap berbagai macam masukan sensor-sensor. Ini jelas
tidak perlu untuk semua aplikasi, namun menawarkan kemudahan operasional.
• Jam waktu-nyata (real-time clock). untuk pencetakan tanggal/waktu pada
laporan secara tepat dan akurat;
• Pewaktu watchdog yang memastikan RTU bisa start-ulang setelah terjadinya
kegagalan daya (power failure).
Tipikal arsitetur RTU
7. Kesimpulan
1. Komponen dasar dari PLC adalah memori, CPU, modul I/O, catu daya,
komunikasi, dan juga jalur tambahan.
2. Timer berfungsi untuk menunda keadaan sampai interval waktu yang
disetting terpenuhi.
3. PLC memiliki input berupa tegangan AC dan Output berupa tegangan DC.
4. Counter berfungsi untuk mencacah, bias untuk mencacah naik maupun
turun. Untuk pencacah naik (up-counter) pencacah dimulai dari 0
kemidian ditambah 1 pada masing-masing pulsa.
5. Hasil simulasi dari program yang telah dibuat pada SysWin dapat dilihat
dengan menggunakan PLC simulator dengan cara menuliskan statement
list.
DAFTAR PUSTAKA