PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kupu – kupu adalah serangga–serangga yang umum dan dikenal oleh setiap orang. Kupu-k
upu secara langsung dapat dikenali oleh sisik–sisik pada sayap, yang lepas seperti
debu pada jari-jari seseorang bila serangga–serangga dipegang (Borror,1992). Di a
lam keanekaragaman jenis kupu–kupu berbeda di setiap tempat. Hal ini dipengaruhi o
leh banyak faktor diantaranya jenis tanaman, udara yang bersih, dan pencahayaan
yang cukup (Noprin,2010).
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa udara bersih sekarang sulit untuk didapatkan
. Hal ini disebabkan oleh polusi udara dari asap kendaraan bermotor. Di area kam
pus Universitas Negeri Malang (UM) misalnya, jumlah mahasiswa yang membawa kenda
raan masuk area kampus meningkat. Hal ini akan mempengaruhi ekosistem tanaman da
n hewan yang ada di dalam kampus UM, khususnya kupu-kupu yang biasa ditemukan di
taman.
Oleh karena itu, dilakukan penelitian dengan judul Mengidentifikasi Kupu-Kupu Di
Area Universitas Negeri Malang. Agar dapat mengetahui keanekaragaman jenis kupu
-kupu di kampus Universitas Negeri Malang, peneliti juga ingin mendapatkan manfa
at dari penelitian ini yaitu dengan kemungkinan ditemukan banyak populasi kupu-k
upu berarti mengindikasikan bahwa tingkat polusi udara di UM masih relative rend
ah. Atau sebaliknya, jika ditemukan sedikit populasi kupu-kupu, maka mengindikas
ikan bahwa udara di UM tercemar.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Taksonomi
Kupu-kupu merupakan anggota filum arthropoda dari ordo Lepidoptera. Menurut Kast
awi (2005) dan Borror (1992) sistematika dari kupu-kupu sebagai berikut.
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Subkelas : Endopterygota
Ordo : Lepidoptera
2.1.1 Ciri–ciri Morfologi Umum Kupu-kupu
Ciri-ciri morfologi umum kupu-kupu menurut Borror (1992) meliputi:
1. Sayap
Perangka sayap memiliki 2 tipe umum yaitu homoneura dan heteroneura. Perangka sa
yap terdapat dari bagian depan dan sayap- sayap belakang adalah serupa. Terdapat
banyak cabang R pada sayap belakang daripada sayap depan. Pada perangka sayap b
agian belakang menyusut, Rs selalu tidak bercabang.
Perangka sayap homoneura terdapat didalam sub ordo Zeubloptera, Dachnonypha dan
exsoporia. Kelompok-kelompok ini mempunyai subkosta yang sederhana atau dua caba
ng, radius lima cabang (kadang-kadang 6 cabang), media 3 cabang dan biasanya ter
dapat 3 rangka sayap anal.
Subordo sisanya (Monotrysia dan Ditrysia) mempunyai perangka sayap yang heterone
ura. Radius pada sayap muka biasanya mempunyai 5 cabang (terkadang lebih sedikit
), tetapi pada sayap belakang sector radial tidak bercabang dan R1 biasanya besa
tu dengan subkosta.Rangka sayap anal pertama seringkali atrofi atau bersatu deng
an A2 (Borrer, 1992).
Rangka rangka sayap dapat bersatu dengan berbagai cara pada kelompok heteroneura
dan persatuan atau pertangkaian ini digunakan dalam kunci. Subkosta pada sayap
depan, hampir selalu bebas dari discal dan terletak diantaranya adalah kosta. Ca
bang cabang radius timbul dari sisi anterior sel discal atau dari subtanterior b
agian luar. Dua atau lebih cabang dari radius sering kali bertangkai, yaitu bers
atu pada beberapa sel discal (Borror, 1992).
2. Kepala
Sungut kupu kupu ramping dan menjendol pada ujungya. Ruas dasar sungut pada bebe
rapa mikrolepidoptera membesar dan apabila sungut dibengkookan kebawah dan kebel
akang ruas ini tepat diatas mata. Ruas sungut dasar yang membesar disebut tudung
mata. Cirri- cirri bagian mulut kebanyakan dipakai di dalam kunci sifat palpus-
palpus rabialis da maksila serta trobosis (Borror, 1992).
3. Tungkai
Ciri- ciri tngkai mencakup bentuk-bentuk taji- taji tibia, kupu- kupu tarsus ada
tidaknya duri pada tungkai dan kadang struktur dari epifisis. Epifisis adalah s
ebuah bantalan yang dapat bergerak atau struktur seperti taji pada permukaan dal
am tibia depan yang dipakai untuk membersihkan sungut. Tungkai-tungkai depan san
gat menyusut pada beberapa kupu kupu terutama Nymphalidae, Dainaedae, Satrydae,
dan Libytheide (Borror, 1992).
2.1.2 Daur Hidup Kupu-kupu
Secara keseluruhan rata- rata daur hidup adalah 56 hari, yang terdiri dari empat
fase yaitu:
1. Fase 1(fase telur)
Telur kupu-kupu mempunyai bentuk yang berbeda-beda berdasarkan jenis. Ada bebera
pa telur diantaranya yang kulitnya seperti karet dan melengket, ada yang berbint
ik-bintik atau ditutupi aoleh sesuatu yang berbentuk jala, sedang yang lainnya p
ada umumnya licin. Pada bagian atas dari telur akan terlihat suatu cekungan bila
kita menggunakan mikroskop yang baik. Bentuk telurnya juga beraneka ragam, terg
antung dari jenisnya. Ada yang berbentuk spiral, oval, bulat atau plat. Waktu ya
ng dibutuhkan dari telur untuk menjadi larva berbeda-beda pada setiap jenis. Seb
agai contoh misalnya pada jenis Graphium agamemnon membutuhkan waktu 5 – 7 hari, T
roides hypolitus cellularis 8 –10 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan wak
tu 4 –6 hari (Noprin, 2010).
2. Fase 2 ( fase larva)
Fase caterpillar berbeda-beda waktunya pada setiap jenis. Ada yang waktunya sang
at pendek, ada pula yang hanya beberapa minggu, tetapi yang lainnya mungkin berb
ulan-bulan, baru bisa berkepompong. Sebagai contoh misalnya pada jenis Graphium
agamemnon membutuhkan waktu sekitar 17 hari untuk menjadi kepompong, Troides hyp
olitus cellularis 28 hari, sedangkan pada Papilio satapses membutuhkan waktu 23 –
24 hari.
Setiap jenis mempunyai bentuk, warna dan bulu ulat yang berbeda, dan memakan pak
an yang berbeda pula. Itulah sebabnya, kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada p
akan dimana akan menjadi makanan dari ulat bila kelak telur telah menetas. Biasa
nya larva kupu-kupu mempunyai alat perlindungan dari serangan predator, yakni me
ngeluarkan osmeterium, yaitu semacam zat beracun yang berbau tidak enak melalui
suatu alat seperti antena pada bagian kepala dari ulat tersebut (Noprin, 2010).
3. Fase 3 ( fase pupa)
Jika pertumbuhan larva telah sempurna, maka larva mencari tempat-tempat khusus u
ntuk melakukan transformasi dan dapat saja meninggalkan sumber pakannya atau mem
asukkan dirinya kedalam tanah.
Pada fase pupa, ulat akan mengalami fase istirahat. Fase ini digunakan untuk mem
bentuk sel-sel imago dan merupakan masa persiapan untuk penggantian kulit sebelu
m terjadi pergantian kulit yang tetap pada fase imago.
Setiap jenis mempunyai bentuk dan warna pupa yang berbeda.
Sebagai contoh misalnya Graphium agamemnon mempunyai pupa berwarna hijau muda ya
ng lambat laun akan berubah menjadi abu-abu, sedangkan pada Papilio satapses mem
punyai pupa yang berwarna hijau kekuningan, yang lambat laun akan berubah menjad
i coklat. Sedangkan waktu yang dibutuhkan dari pupa menjadi imago juga berbeda p
ada setiap jenis. Graphium agamemnon membutuhkan waktu 14 hari, Troides hypolitu
s cellularis 28 hari, sedangkan Papilio satapses membutuhkan waktu jug 14 hari (
Noprin, 2010).
4. Fase 4 (fase imago)
Pada fase ini ulat yang berkepompong telah berubah menjadi kupu-kupu yang sebe
narnya. Kupu-kupu tersebut telah diperlengkapi dengan alat yang penting untuk di
gunakan atau cocok untuk digunakan pada ranting, atau objek lainnya dimana kupu-
kupu ini akan menggantung atau bertengger yang biasanya dalam posisi yang terbal
ik dan merupakan posisi penting dalam mengambil tempat. Peralatan ini adalah ber
upa sayap, antena untuk mencium, probosis (belalai) digunakan untuk mengisap ata
u memakan, dan kaki untuk bertengger.
Setiap jenis mempunyai umur imago yang berbeda-beda. Pada jenis Graphium agamemn
on, umur imago bisa mencapai 50 – 59 hari, Troides hypolitus 9 - 10 hari, sedangka
n Papilio satapses hanya berumur 13 - 14 hari.. Ada dua bentuk umum metamorphosi
s yaitu: holometabola dan paurometabola. Holometabola adalah metamorfosis sempur
na, yang proses menuju dewasa melibatkan ketiga unsur ganti diatas, ganti kulit,
ganti ujud dan ganti ukur. Contohnya, pada kupu-kupu, jalan hidupnya harus dila
lui dari telur, ulat,kepompong dan akhirnya berakhir pada kupu-kupu cantik dewas
a. Sedang, paurometabola adalah metamorfosis setengah sempurna, yang proses menu
ju dewasa hanya melibatkan unsur ganti kulit dan ganti ukur. Contohnya, Jangkrik
, dari telur, ke jangkrik muda yang bentuknya hampir mirip dengan jangkrik tua d
an akhirnya menjadi jangkrik tua (Noprin, 2010).
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah
a. Rangkuman kegiatan proyek
Proyek ini bertujuan untuk mengidentifikasi kupu-kupu yang ada di area UM.
b. Konsep awal
Kupu-kupu ditemukan di tempat yang banyak terdapat bunga. Namun di UM banyak ter
dapat pohon –pohon tinggi.
c. Konsep awal diuji dengan langkah kerja
Kupu-kupu terbang ditempat yang tinggi. Karena, habitat di UM banyak terdapat po
hon pohon yang tinggi.
d. Cara menganalisis data
Kupu-kupu dari area UM , dicocokkan dengan kupu-kupu yang telah diketahui jenisn
ya(nama spesiesnya) di internet.
e. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data, akan diketahui spesies kupu-kupu yang ada di area UM
3.2 Hipotesis
Berdasarkan tujuan di atas,maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut.
1. Ciri–ciri kupu-kupu di setiap lokasi penelitian (taman perpustakaan pusat
Universitas Negeri Malang, area Masjid UM, Fakultas Ekonomi, di belakang Green H
ouse Biologi, di belakang GLB dan Pascasarjana) berbeda
1. Jenis kupu-kupu di setiap lokasi penelitian (taman perpustakaan pusat Un
iversitas Negeri Malang, area Masjid UM, Fakultas Ekonomi, di belakang Green Hou
se Biologi, di belakang GLB dan Pascasarjana.) berbeda
2. Jenis kupu-kupu yang paling dominan adalah dari famili .
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
BAB V
DATA DAN ANALISA DATA
5.1 DATA
Penangkapan kupu-kupu dilakukan pada tanggal 20 Maret , 27 Maret, 1 April, 10 Ap
ril,21 April dan 23 April 2011. Berikut foto kupu-kupu yang telah ditangkap.
No Tanggal, Waktu dan lokasi Spesimen kupu-kupu
1 20 Maret 2011, 06.15-08.00
Taman Perpustakaan UM
5
6 27 Maret 2011, 07.30-10.30
Taman Perpustakaan UM dan Taman Serambi kiri Masjid UM
7
8 1 April 2011, 14.05
Gedung Biologi
9 10 April 2011, 07.30-10.30
Taman Perpustakaan UM, Taman Fakultas Ekonomi
10
11
12
13 Taman FE
14 21 April 2011, 09.00-10.05
Area Kebun Biologi dan belakang GLB MIPA
15
16
17 23 April 2011, 09.00-11.30
1.Asrama Putri Gedung baru
2.Taman FMIPA
3. Gedung Cakrawala
18
19 Taman FMIPA
20 Gedung Cakrawala
21
Familia : Pieridae
Subfamilia : Coliadinae
Genus : Eurema
Species : Eurema sarilata
7
Familia : Pieridae
Subfamilia : Coliadinae
Genus : Catopsilia
Familia : Pieridae
Subfamilia : Coliadinae
Genus : Catopsilia
Species : C. florella
Familia : Nymphalidae
Subfamilia : Satyrinae
Tribus : Melanitini
Genus : Melanitis
Species : M. amabilis
9
Familia : Papilionidae
Subfamilia : Papilioninae
Tribus : Papilionini
Genus : Papilio
Subgenus : (Menelaides) Papilio
Species : Papilio (Menelaides) helenus
10
Familia : Pieridae
Subfamilia : Pierinae
Tribus : Pierini
Subtribus : Aporiina
Genus : Cepora
Species : Cepora iudith
BAB VI
PEMBAHASAN
Jumlah kupu-kupu yang didapatkan dari area UM (Taman perpustakaan UM, area masji
d UM, Fakultas Ekonomi, dibelakang Greenhouse, Gedung Biologi, di belakang GLB)
pada tanggal 20 Maret , 27 Maret, 1 April, 10 April,21 April dan 23 April 2011ad
alah 46 buah.
Jenis kupu-kupu tersebut adalah:
1. Euploea orontobates
2. Danaus plexippus
3. Delias hyparete
4. Faunis canens
5. Neptis hylas
6. Eurema sarilata
7. C. florella
8. Cepora iudith
Terdapat kupu-kupu yang belum terindentifikasi nama spesiesnya yaitu:
1. 2.
2. 4.
Kupu-kupu dalam penelitian ini banyak ditemukan antara pukul 07.00-11.00. Karena
pada retang ini, sinar matahari sudah mulai terng. Dan kupu-kupu ini cenderung
menyuka cuaca yang cerah.
BAB VII
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
1. Ciri-ciri kupu-kupu yang ada di area UM adalah
a.Berwarna mencolok
b. Terbang di pepohonan
c. Ngengat berwarna tidak mencolok (putih, coklat dan bertotol coklat dan hitam)
d. Sungutnya bertipe Colias
2. Jenis kupu-kupu yang ditemukan di UM adalah
a. Euploea orontobates
b. Danaus plexippus
c. Delias hyparete
d. Eurema sarilata
e. Neptis hylas
f. I. fojana
g. Cepora iudith
h. C. florella
3. Jenis kupu-kupu yang dominan di area UM adalah dari family Nymphalidae
7.2 Saran
Penelitian ini, harus sering dilakukan untuk mendapatkan data ya
ng valid. Sehingga keberadaan/ keanekarahaman jenis kupu-kupu di area UM dapat t
eridentifikasi. Sehingga diharapkan, akan ada koonservasi kupu-kupu di UM.
DAFTAR PUSTAKA
Borror, Donald et al. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga Edisi Keenam. Yogyakar
ata: UGM press.
diakses 08 Februari 2011).
Jordan, E.L. 1963. Invertebrate Zoology (Verma, P.S, Ed). Lucknow: S. Chand & Co
mpany LTD.
Kastawi, Yusuf, dkk. 2005. Zoologi Avertebrata. Malang : UM Press.
Noprin, Hendra.2010.Kupu-kupu.(Online,www.hendronoprin.blogspot.com,