Bagi yang suka belajar ilmu filsafat, tulisan ini sekedar mengingatkan
pelajaran PENGANTAR FILSAFAT. Tujuan pemuatan artikel sederhana ini
tidak lain agar bisa menjadi dasar pemahaman kita terhadap dunia fisik
ditinjau dari kacamata sains. Salam.Wong Alus
Menurut ajaran Newton ruang dan waktu adalah objektif, mutlak dan bersifat
universal. Ruang mempunyai tiga matra, yaitu atas-bawah, depan belakang,
kiri kanan. Sedangkan waktu hanya bermatra depan belakang. Di dalam
ruang kita dapat pergi ke setiap arah; di dalam waktu kita hanya dapat pergi
ke depan. Untuk dapat menjelaskan bahwa ruang dan waktu bersifat mutlak,
maka Newton mengemukakan hukum gerakan yang hakiki dari fisika kuno
sebagai berikut :”Suatu benda terus berada dalam keadaan diam atau
bergerak, kecuali apabila mendapat pengaruh dari suatu keadaan yang
terdapat di luar dirinya. Jika sesuatu benda dalam keadaan bergerak, maka
ia akan tetap bergerak, kecuali jika ada sesuatu – sesuatu kekuatan – yang
mengubah gerakan tersebut. Gerakan merupakan akibat suatu kekuatan
yang mempengaruhi massa”. Jadi di sini gerakan bersifat mutlak yang terjadi
di dalam ruang dan waktu; dengan demikian ruang dan waktu juga bersifat
mutlak.
Gagasan-gagasan mengenai ruang dan waktu yang bersifat mutlak di atas
ternyata menemui kesukara-kesukaran karena timbulnya paradoks-paradoks
maupun setelah ditemukannya hukum relatifitas oleh Einstein serta
kesukaran-kesukaran dalam pengamatan.
Paradoks yang terkenal dikemukakan oleh Zeno (kira-kira 490 – 430 S.M.), ia
menyatakan bahwa banyak keganjilan akan terjadi jika orang mengatakan
bahwa gerakan merupakan suatu kenyataan. Salah satu paradoks
dikemukakan di sini yaitu “anak panah yang melayang” (Jika kita memiliki
anak panah ukuran 3 meter berarti menempati ruang sepanjang 3 meter,
kemudian anak panah itu kita lepaskan dan bergerak dari tempat yang satu
ke tempat yang lain. Setiap saat dalam keadaan melayang anak panah
tersebut tetap berukuran 3 meter berarti menempati ruang sepanjang 3
meter. Sedangkan kita mengatakan bahwa berukuran sepanjang 3 meter
berarti menempati ruang sepanjang 3 meter dan berhubung dengan itu,
maka setiap saat dalam keadaan melayang anak panah tersebut berada
dalam keadaan diam. Maka dalam hal ini terdapat suatu contradictio in
terminis).
Menurut ajaran Einstein, ruang dan waktu bersifat relatif. Ruang tergantung
pada pengamatnya. Ruang merupakan semacam hubungan antara benda-
benda yang diukur dengan cara-cara tertentu. Dengan demikian apabila
pengukurannya dilakukan dengan cara yang berbeda, maka hasilnyapun
akan berbeda. Waktu juga bersifat relatif karena hasil pengukuran terhadap
hubungan-hubungan yang menyangkut waktu tergantung pada pengertian
keserampakan (simultaneity); karena apabila sesuatu terjadi, misalnya
ledakan, maka kuatnya bunyi ledakan akan berbeda di berbagai tempat.
Selanjutnya H.A. Lorentz membuat suatu teori “ persamaan transformasi”
yang melukiskan hubungan antara cara-cara pengukuran jarak – juga cara-
cara pengukuran waktu – yang menyangkut dua pengamat yang mempunyai
kerangka acuan yang berbeda dan berada dalam keadaan bergerak secara
lurus, yang saling mendekati.
Menurut Alexander, jika kita berusaha memehami ruang dan waktu dalam
keadaan apa adanya, maka yang terjadi ialah bahwa kita berusaha
memahami benda-benda serta kejadian-kejadian dalam keadaannya yang
paling sederhana serta paling mendasar dalam ruang (extension) serta
bertahan dalam waktu (enduring), dengan segenap sifat-sifat yang dipunyai
oleh kedua macam ciri tersebut. Baik ruang maupun waktu tidak berada
sendiri-sendiri secara terpisah, dan kedua-duanya tampil di depan kita
secara empiris. Jika tidak ada waktu, maka tidak mungkin ada bagian dari
ruang, bahkan yang ada hanyalah kehampaan belaka; dan demikian pula
halnya dengan ruang, dalam hubungannya dengan waktu.
Like
17 Responses
Jika bermula dari waktu nol, apakah mungkin istilah ruang nol menjadi
ada?
Ruang dan waktu adalah kategori pengalaman tempat semua fakta bisa
bereksistensi. Tanpa ruang dan waktu, sesuatu hal tidak bisa dikatakan
nyata-nyata ada. Sebagaimana mimpi, ide, ataupun calon kupu-kupu yang
masih berupa aktus potensi. Mereka belum ada dalam ruang dan waktu,
namun tetap ADA.
Ruang dan waktu bebarengan lahirnya, sehingga tidak bisa mana yang
lebih dulu lahir. Sebab dua kategori ini sebagai syarat mutlak sesuatu itu
bisa bereksistensi. Saya percaya, semua ini bermula dari waktu nol dan juga
ruang nol Kecuali oleh Sang Konseptor waktu yang tidak mengenal bilangan
nol hingga ruang yang tidak terhingga.
Yang paling mudah adalah baik ruang maupun waktu tidak berada sendiri-
sendiri secara terpisah, dan kedua-duanya tampil di depan kita secara
empiris. Keduanya menjadi prasyarat bagi berlangsungnya kejadian-
kejadian.
Jika tidak ada waktu, maka tidak mungkin ada bagian dari ruang, bahkan
yang ada hanyalah kehampaan belaka; dan demikian pula halnya dengan
ruang, dalam hubungannya dengan waktu.
Jika ada, apakah ruang dan waktu itu bisa terbagi menjadi dua bagian,
yaitu yang mewujud dan meng-abstrak?
Semoga begitu pula hal yang sama melimpah pada Panjenengan dan
keluarga!
Terkait dengan adanya hal yang berwujud kongkret dan abstrak, itu pun
bukan karena konsep ruang dan waktu, itu hanya pemahaman untuk
mempermudah kita menunjukkan kategori BEING-nya. Misalnya sesuatu itu
ada yang kongkret berarti ada dalam ruang dan waktu, sesuatu itu masih
ada dalam kemungkinan berarti belum ada dalam ruang dan waktu dan
seterusnya…
Ngapunten bila jawabannya tidak memuaskan. Terima kasih.
Salam sejahtera
Yth Mas Tomi, terima kasih atas kesempatan mampir di gubuk sederhana
ini. Bagi saya pribadi, blog adalah sebuah kesempatan untuk saling bertukar
gagasan dan ide yang sangat kita perlukan bersama untuk memajukan diri
dalam mengarungi bahtera hidup yang serba tidak pasti ini.
seperti yg ada di kitab…. bagi kamu 1000thn, bagi kami hanya 1 thn,
alhamdulillah
sbb jika kita bicara mengenai ruang dan waktu pastinya kita melibatkan
hal ini
@sdr: deep blue: Jauh dekatnya jarak dihasilkan oleh pikiran kita sendiri.
Nuwun sewu Wong Alus nimbrung. Wah panjenengan kok apa-apa bisa :
kejawen, filsafat, ilmu pengetahuan, dan cara menggunakan bahasa, kabeh
nuduhake menawa panjenengan dudu sebaene titah. Gek-gek panjenengan
piyayi sing sawetara iki tak batin : “Karo sapa ya aku ngudi kasampurnaning
ngelmu?”. Aku pengin ngudi apa sing kok duweni lho Wong Alus, nanging
piye carane ya? Aku ora duwe cukup waktu jalaran tugas padinanku
minangka PNS. Nanging aku percaya mbuh kapan wektune aku bakal
ngangsu kawruh marang panjenengan, ora ketang lumantar blog iki.
Salam,
berdasarkan uraian diatas, apakah dpt ditarik kesimpulan bahwa ruang-
waktu adlah sebuah “TITIK” ketika dilahirkan bersama? Lalu memuai menjadi
seakan-akan terpisah karena kita lebih kecil dari ruang-waktu?
Maaf dibagian lain blog ini ada yg berkomentar ruang-waktu terpisah sejak
awal tapi sejajar? Apakah terpiash secara diskrit? atau lahir langsung po