Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh :
i
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul: “Profesionalisme Guru dan Hubungannya dengan Prestasi
Belajar Siswa di MTs Al-Jamii’ah Tagallega Cidolog Sukabumi” diajukan kepada
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,
dan telah dinyatakan lulus dalam ujian munaqasyah pada hari Selasa, 19 Agustus
2008 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar
Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.
Jakarta, 19 Agustus 2008
Panitia Ujian Munaqasyah,
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia (Ketua Jurusan PAI)
Penguji I
Penguji II
Mengetahui,
Dekan,
iv
ABSTRAK
v
KATA PENGANTAR
Assalaamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillaahirabbil’aalamin. Puji serta syukur bagi Allah swt. Tuhan
semesta alam, yang telah memberikan rahmat, taufiq, dan hidayah sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Hanya kepada-Nya kami memohom
pertolongan dan kemudahan dalam segala urusan. Allahumma salli ‘ala
Muhammad, shalawat serta salam semoga tetap dicurahkan kepada junjungan dan
suri tauladan kita nabi Muhammad saw. yang telah membimbing kita pada jalan
yang diridhai Allah swt.
Selama penyusunan skripsi dan belajar di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), penulis banyak mendapatkan
dukungan baik moral maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan penghargaan dan mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. H. Alisuf Sabri, dosen pembimbing yang selalu
membimbing penulis dengan penuh kebijaksanaan dan memberikan
arahan-arahan.
4. Bapak Tanenji, MA yang telah membimbing serta memotivasi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibunda tercinta Ibu Imas Farida dan ayahanda Bapak Sofyan Holid,
S.Pd.I yang telah memberikan dukungan moral dan material, do’a dan
senyuman yang menyemangati penulis untuk tabah dalam menghadapi
kesulitan-kesulitan selama proses pembuatan skripsi.
6. Adik M. Farhan Kholidi dan M. Afda Fadhlan yang menjadi sumber
inspirasi untuk berhasil.
vi
7. A Herik Chandra, terimakasih atas kesediaan untuk selalu menunggu,
dan motivasi yang membuat penulis untuk segera menyelesaikan
skripsi ini. Terimakasih pula atas kasih sayangnya.
8. K.H. Muhsin, K.H. M. Mahmudin kakek sekaligus ketua YASPI Al-
Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi, semoga Allah memberi
keberkahan dan kesehatan.
9. Bapak Anwar Jahid, S.Ag, Kepala MTs Al-Jamii’ah Tegallega
Cidolog Sukabumi.
10. Semua dewan guru dan siswa/siswi MTs Al-Jamii’ah Tegallega
Cidolog Sukabumi yang telah membantu penulis dalam proses
pembuatan skripsi.
11. Teman-teman kelas B PAI yang menjadi partner selama proses
perkuliahan.
12. H. Darajat Sudrajat, almarhumah mamah Ruyi, teh Weni dan Wuri.
13. Drs. Opik Taufik dan Ibu Eni Rustini, yang telah memfasilitasi penulis
selama proses skripsi.
14. Fathurrahman Azis, Asep Amarullah, yang telah perlindungan kepada
penulis di awal sampai akhir studi di UIN.
Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, setiap saran dan kritik konstruktif selalu disambut
dengan tangan terbuka. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.
Wassalaamu’alaikum Wr.Wb.
vii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 7
C. Metode Pembahasan ................................................................... 8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................... 8
E. Sistematika Penulisan ................................................................. 9
viii
3. Jenis-jenis Prestasi Belajar ................................................... 35
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar............. 40
5. Indikator Prestasi Belajar ..................................................... 43
C. Hubungan Profesionalisme Guru Dengan Prestasi
Belajar Siswa ............................................................................. 43
D. Kerangka Berpikir ...................................................................... 43
E. Hipotesis ..................................................................................... 45
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................. 69
B. Saran ........................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
2
Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,
(Bandung: Citra Umbara, 2006), h. 2-3.
3
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2006),
Cet. Ke-20, h. 15.
4
Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru Analisis Kronologis atas
Lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: eLSAS, 2006), Cet. Ke-1, h. 3.
3
6
Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru Analisis Kronologis atas
Lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: eLSAS, 2006), h. 4-5.
7
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007), Cet. Ke-2, h. 4.
8
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005), Cet. 6, h. 107.
5
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah
yang akan diteliti adalah:
a. Bagaimana profesionalisme guru Fiqih di MTs Al-Jamii’ah Tegallega
Cidolog Sukabumi?
b. Bagaimana prestasi belajar siswa dalam bidang studi Fiqih di MTs Al-
Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi?
8
C. Metode Pembahasan
1. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dua bentuk
metode penelitian. Yang pertama dengan metode penelitian library
research, melalui penelitian kepustakaan ini penulis berusaha mengkaji
buku-buku serta tulisan ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang
dibahas dalam skripsi ini. Kedua dengan metode penelitian lapangan
(Field Research), yaitu penelitian yang dilakukan secara langsung ke
obyeknya melalui teknik angket, yaitu serangkaian pertanyaan yang harus
dijawab oleh responden. Adapun pendekatan penelitian yang dilakukan
dalam skripsi ini adalah pendekatan analisis korelasional, yaitu menguji
hubungan antara profesionalisme guru Fiqih dengan prestasi belajar siswa
(nilai raport) bidang studi Fiqih.
2. Metode Penulisan
Metode penulisan yang menjadi rujukan dalam penelitian ini
adalah buku Pedoman Skripsi Tim penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007 dan Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Suharsimi Arikunto, Rineka Cipta
Jakarta 2002 Cet. Ke-12.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab. Setiap bab
dirinci ke dalam beberapa sub bab sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan
perumusan masalah, metode pembahasan yang terdiri dari metode
penelitian dan metode penulisan, tujuan dan manfaat penelitian
serta sistematika penulisan.
BAB III Dalam bab ini dikemukakan metode penelitian, memuat tempat dan
waktu penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
BAB IV Hasil penelitian terdiri dari kondisi sekolah serta gambaran umum
kondisi guru MTs Al-Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi
dengan membahas jumlah guru, latar belakang pendidikan, dan
tugas-tugasnya. Selanjutnya deskripsi data meliputi
profesionalisme guru Fiqih, prestasi belajar siswa dalam bidang
studi Fiqih, dan hubungan antara profesionalisme guru Fiqih
dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii’ah Tegallega
Cidolog Sukabumi, dan yang terakhir adalah analisis interpretasi
data.
A. Profesionalisme Guru
1. Pengertian Profesionalisme Guru
Istilah profesionalisme berasal dari profession. Dalam Kamus
Inggris Indonesia, “profession berarti pekerjaan”.1 Arifin dalam buku
Kapita Selekta Pendidikan mengemukakan bahwa profession mengandung
arti yang sama dengan kata occupation atau pekerjaan yang memerlukan
keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.2
Dalam buku yang ditulis oleh Kunandar yang berjudul Guru
Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
disebutkan pula bahwa profesionalisme berasal dari kata profesi yang
artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh
seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan
tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang
diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif. Jadi, profesi adalah
1
John M. Echols dan Hassan Shadili, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia, 1996), Cet. Ke-23, h. 449.
2
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara,
1995), Cet. Ke- 3, h. 105.
10
11
3
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007),
Cet. Ke-1, h. 45.
4
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, h. 3.
5
M.Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan Metodologi
Pengajaran Agama Islam, h. 29.
6
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 46.
12
7
M. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, h. 14-15.
8
H.A.R. Tilaar, Membenahi Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002),
Cet. Ke-1, h. 86.
9
Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: BUMI AKSARA,
1995), Cet. Ke- 3, h. 105.
13
10
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 46-47.
11
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-4, h. 27.
14
12
Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru, (Jakarta: Elsas,
2006), Cet. Ke- 1, h. 9.
15
15
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, (PT. Remaja Rosda
Karya: Bandung, 2008), Cet. Ke-3, h.75.
16
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 117.
17
c. Kompetensi Profesioanal.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir
c dikemukakan bahwa yang dimaksud kompetensi profesional adalah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan
mendalam yang memungkinkan membimbing pesrta didik memenuhi
standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan17
d. Kompetensi Sosial.
Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir
d dikemukakan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi sosial
adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserte didik,
dan masyarakat sekitar.18
Alisuf Sabri dalam jurnal Mimbar Agama dan Budaya mengutip
pernyataan Mitzel yang mengemukakan bahwa seorang guru dikatakan
efektif dalam mengajar apabila ia memiliki potensi atau kemampuan
untuk mendatangkan hasil belajar pada murid-muridnya. Untuk mengatur
efektif tidaknya seorang guru, Mitzel menganjurkan cara penilaian dengan
3 kriteria, yaitu: presage, process dan product. Dengan demikian seorang
guru dapat dikatakan sebagai guru yang effektif apabila ia dari segi:
presage, ia memiliki “personality attributes” dan “teacher knowledge”
yang diperlukan bagi pelaksanaan kegiatan mengajar yang mampu
mendatangkan hasil belajar kepada murid. Dari segi process, ia mampu
menjalankan (mengelola dan melaksanakan) kegiatan belajar-mengajar
yang dapat mendatangkan hasil belajar kepada murid. Dari segi product ia
dapat mendatangkan hasil belajar yang dikehendaki oleh masing-masing
muridnya.
Dengan penjelasan di atas berarti latar belakang pendidikan atau
ijazah sekolah guru yang dijadikan standar unsur presage, sedangkan
ijazah selain pendidikan guru berarti nilainya di bawah standar.
Berdasarkan pemahaman dari uraian-uraian di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa mutu guru dapat diramalkan dengan tiga kriteria yaitu:
presage, process dan product yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
17
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 135.
18
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, h. 173.
18
19
Alisuf Sabri, Mimbar Agama dan Budaya, (Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat IAIN, 1992, Cet. Ke-1, h. 16-18.
19
20
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, h. 4-5.
20
21
M. Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan Metodologi
Pengajaran Agama Islam, h. 37-38.
22
Oemar Hamalik, Pendidikan Guru Berdasarkan Kompetensi, h. 44-45.
21
23
http://www.unissula.ac.id/v1/download/Peraturan/PP_19_2005_STANDAR_N
AS_PENDDKN.PDF/2008/01/09/.
24
http://www.setjen.depdiknas.go.id/prodhukum/dokumen/5212007134511Perm
en_16_2007.pdf./2008/05/04/.
22
akan merujuk kepada pendapat yang ditulis oleh Nana Sudjana dalam
bukunya yang berjudul Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar.
Menurut Nana Sudjana, untuk keperluan analisis tugas guru
sebagai pengajar, maka kemampuan guru atau kompetensi guru yang
banyak hubungannya dengan usaha meningkatkan proses dan hasil belajar
dapat diguguskan ke dalam empat kemampuan yakni:
a. Merencanakan program belajar mengajar.
Sebelum membuat perencanaan belajar mengajar, guru terlebih dahulu
harus mengetahui arti dan tujuan perencanaan tersebut, dan menguasai
secara teoritis dan praktis unsur-unsur yang terdapat dalam
perencanaan belajar mengajar. Kemampuan merencanakan program
belajar mengajar merupakan muara dari segala pengetahuan teori,
keterampilan dasar, dan pemahaman yang mendalam tentang objek
belajar dan situasi pengajaran. Makna atau arti dari
perencanaan/program belajar mengajar tidak lain adalah suatu
proyeksi/perkiraan guru mengenai kegiatan yang harus dilakukan
siswa selama pengajaran itu berlangsung. Dalam kegiatan tersebut
secara terinci harus jelas ke mana siswa akan dibawa (tujuan), apa
yang harus siswa pelajari (isi bahan pelajaran), bagaimana cara siswa
mempelajarinya (metode dan teknik) dan bagaimana kita mengetahui
bahwa siswa telah mencapainya (penilaian).25
b. Menguasai bahan pelajaran.
Kemampuan menguasai bahan pelajaran sebagai bahan integral dari
proses belajar mengajar, jangan dianggap pelengkap bagi profesi guru.
Guru yang bertaraf profesional penuh mutlak harus menguasai bahan
yang akan diajarkannya. Penguasaan bahan pelajaran ternyata
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Nana Sudjana
mengutip pendapat yang dikemukakan oleh Hilda Taba yang
menyatakan bahwa keefektifan pengajaran dipengaruhi oleh (a)
karakteristik guru dan siswa, (b) bahan pelajaran, dan (c) aspek lain
yang berkenaan dengan sistuasi pelajaran. Jadi terdapat hubungan
yang positif antara penguasaan bahan pelajaran oleh guru dengan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa. Artinya, makin tinggi penguasaan
bahan pelajaran oleh guru makain tinggi pula hasil belajar yang
dicapai siswa.
c. Melaksanakan dan memimpin/mengelola proses belajar mengajar.
Melaksanakan atau mengelola program belajar mengajar merupakan
tahap pelaksanaan program yang telah dibuat. Dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar kemampuan yang dituntut adalah keaktifan
guru dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar
sesuai dengan rencana yang telah disusun dalam perencanaan. Guru
harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat,
25
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 1998), Cet. Ke-4, h. 19-20.
23
“Hai kaumku, aku tidak meminta upah kepadamu bagi seruanku ini.
Upahku tidak lain hanyalah dari Allah yang telah menciptakanku.
Maka tidakkah kamu memikirkan-Nya?”. (Q.S. Huud (11): 51)
26
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, h. 20-22.
24
29
M. Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan Metodologi
Pengajaran Agama Islam, h. 39.
30
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2004 ), Cet. Ke-2, h. 18.
26
d. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas,
sistematik, eksplisit, yang bukan hanya sekedar pendapat khalayak
umum.
e. Jabatan itu memerlukan pendidikan tingkat perguruan tinggi dengan
waktu yang cukup lama.
f. Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan
sosialisasi nilai-nilai profesional itu sendiri.
g. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat, anggota profesi itu
berpegang teguh pada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi.
h. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan
judgement terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
i. Dalam prakteknya melayani masyarakat, anggota profesi otonom dan
bebas dari campur tangan orang luar.
j. Jabatan ini mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat dan
oleh karenanya memperoleh imbalan yang tinggi pula.
31
M. Yunus Namsa, Kiprah Baru Profesi Guru Indonesia Wawasan Metodologi
Pengajaran Agama Islam, h. 31-32.
27
32
Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, h. 5-7.
33
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi Guru, h. 47.
28
Dalam penelitian ini, yang termasuk kategori guru Fiqih yang profesional
adalah guru yang memilki ijazah Strata 1 (S1) dengan latar belakang pendidikan
keguruan dan telah berpengalaman dalam mengajar.
30
B. Prestasi Belajar
1. Pengertian Prestasi Belajar
Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “prestasi” dan
“belajar”. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud
dengan presatasi adalah: “Hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan,
dan sebagainya)”.34
Adapun belajar menurut pengertian secara psikologis, adalah
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek
tingkah laku. Menurut Slameto pengertian belajar dapat didefinisikan
sebagai berikut: “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya”.35
M. Ngalim Purwanto dalam bukunya Psikologi Pendidikan,
mengemukakan bahwa belajar adalah “tingkah laku yang mengalami
perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik
fisik maupun psikis, seperti: perubahan dalam pengertian, pemecahan
suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun
sikap.36
Dalam rumusan H. Spears yang dikutip oleh Dewa Ketut Sukardi
mengemukakan bahwa belajar itu mencakup berbagai macam perbuatan
34
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2002), Cet. Ke- 2, h. 895.
35
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengeruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), Cet. Ke-4, h. 2.
36
M Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosadakarya, 2003),
Cet. Ke- 19, h. 85.
31
37
Dewa Ketut Sukardi, Bimbingan dan Penyuluhan Belajar di Sekolah, (Surabaya:
Usaha Nasional, 1983), Cet. Ke-1, h.17.
38
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2002), Cet. Ke-2, h.231.
39
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 895.
32
Artinya:
“Barang siapa menempuh perjalanan untuk menuntut ilmu, niscaya Allah
akan memudahkan baginya jalan menuju syurga. Sesungguhnya para
malaikat benar-benar akan membentangkan sayap-sayapnya bagi
penuntut ilmu sebagai bentuk keridhaan terhadap yang mereka lakukan.
Sesungguhnya orang alim akan dimohonkan ampunan oleh seluruh
makhluk yang ada di langit dan di bumi, hingga ikan-ikan pun turut
beristighfar untuknya. Keutamaan orang alim atas orang ahli ibadah
seperti keutamaan bulan malam purnama atas seluruh bintang-bintang.
Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya
para Nabi tidak mewarisklan dinar atau dirham hanya mewariskan ilmu.
Jadi barang siapa yang mengambilnya berart ia telah mengambil
40
M Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2001), Cet. Ke-10, h. 26.
33
bagiannya yang banyak”. (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ibnu
Hibban).41
41
Abu Muhammad bin Khallad Ad-Dimyati, Hadits Shahih Keutamaan Amal
Shalih, (Jakarta: Najla Press, 2003), Cet. Ke-1, h. 11.
42
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 150.
34
43
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
44
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), Cet. Ke-4, h. 247.
45
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.
46
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
35
47
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.
48
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
49
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.
50
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
51
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.
52
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
36
53
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 247.
54
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
55
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
56
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 248.
57
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
58
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 248.
37
59
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
60
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 248.
61
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
62
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, h. 248.
63
http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom./2008/05/02/.
38
terjadi berlangsung secara teratur dan berjalan dengan enak, lancar dan
luwes tanpa harus disertai pikiran tentang apa yang harus dilakukan
dan mengapa hal itu dilakukan. Keterampilan motorik lainnya yang
kaitannya dengan pendidikan agama ialah keterampilan membaca dan
menulis huruf Arab, keterampilan membaca dan melagukan ayat-ayat
Al-Qur’an, keterampilan melaksanakan gerakan-gerakan shalat.
Semua jenis keterampilan tersebut diperoleh melalui proses belajar
dengan prosedur latihan.64
2) Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat
mempengaruhi kuantitas dan kualits perolehan pembelajaran
siswa. Namun, di antara faktor-faktor rohaniah siswa yang pada
umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut:
a) Tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.
Jadi, intelegensi sebenarnya bukan persoalan otak saja,
melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Akan
tetapi, memang harus diakui bahwa peran otak dalam
hubungan dengan intelegensi manusia lebih menonjol dari
pada peran organ-organ tubuh lainnya, lantaran otak
64
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet.
Ke-2, h. 99-100.
39
65
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 135.
66
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-2, h.
84.
40
67
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 136.
68
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, h. 59-60.
41
intelegensi yang tinggi (faktor Iternal) dan mendapat dorongan positif dari
orang tua atau gurunya (faktor eksternal) akan lebih memilih pendekatan
belajar yang lebih mementingkan kualitas hasil belajar. Akibat pengaruh
faktor-faktor tersebut di atas muncul siswa-siswa yang berprestasi tinggi,
rendah atau gagal sama sekali.
Dalam hal ini seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik
dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-
kemungkinan munculnya siswa yang menunjukkan gejala kegagalan
dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor-faktor yang menjadi
penghambat proses belajar siswa.
D. Kerangka Berpikir
Profesionalisme berasal dari kata profesion yang mengandung arti
pekerjaan yang memerlukan keahlian yang dapat diperoleh melalui jenjang
pendidikan atau latihan tertentu.
Berbicara mengenai profesionalisme, guru adalah termasuk suatu
profesi yang memerlukan keahlian tertentu dan memiliki tanggung jawab
yang harus dikerjakan secara profesional. Karena guru adalah individu yang
memiliki tanggung jawab moral terhadap kesuksesan anak didik yang berada
dibawah pengawasannya, maka keberhasilan siswa akan sangat dipengaruhi
oleh kinerja yang dimiliki seorang guru. Oleh karena itu, guru profesional
diharapkan akan memberikan sesuatu yang positif yang berkenaan dengan
keberhasilan prestasi belajar siswa.
Dalam pelaksanaannya, tanggung jawab guru tidak hanya terbatas
kepada proses dalam pentransferan ilmu pengetahuan. Banyak hal yang
menjadi tanggung jawab guru, yang salah satunya adalah memiliki
kompetensi idealnya sebagaimana guru profesional. Kompetensi di sini
meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan profesional, baik yang bersifat
pribadi, sosial, maupun akademis. Dengan kata lain, guru yang profesional ini
memiliki keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga dia mampu
melaksanakan tugasnya secara maksimal dan terarah.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar, seorang guru profesional harus
terlebih dahulu mampu merencanakan program pengajaran. Kemudian
melaksanakan program pengajaran dengan baik dan mengevaluasi hasil
pembelajaran sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu,
seorang guru profesional akan menghasilkan anak didik yang mampu
menguasai pengetahuan baik dalam aspek kognitif, afektif serta psikomotorik.
Dengan demikian, seorang guru dikatakan profesional apabila mampu
menciptakan proses belajar mengajar yang berkualitas dan mendatangkan
prestasi belajar yang baik. Demikian pula dengan siswa, mereka baru
dikatakan memiliki prestasi belajar yang maksimal apabila telah menguasai
43
E. Hipotesis
Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan variabel X
(profesionalisme guru) dengan variabel Y (prestasi belajar siswa), maka
penulis mengajukan hipotesa sebagai berikut:
Ha: Terdapat hubungan positif yang signifikan antara profesionalisme
guru dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii’ah Tegallega
Cidolog Sukabumi.
Ho: Tidak terdapat hubungan positif yang signifikan antara
profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-
Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi.
Dari hipotesis di atas, penulis memiliki dugaan sementara bahwa
terdapat hubungan positif yang signifikan antara profesionalisme guru dengan
prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi.
Untuk itu, penulis sepakat dengan petnyataan Ha di atas. Adapun untuk
44
B. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menguji profesionalisme guru dan
hubungannya dengan prestasi belajar siswa di MTs Al-Jamii’ah Tegallega
Cidolog Sukabumi.
1. Variabel bebas (independent variable) profesionalisme guru.
2. Variabel terikat (dependent variable) adalah prestasi belajar siswa atau
hasil belajar (nilai raport) mata pelajaran Fiqih.
46
` 47
1. Angket (kuesioner)
Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi
mengenai kemampuan profesional yang dimiliki oleh guru dalam proses
belajar mengajar.
Angket dibuat dengan model Likert yang mempunyai empat
kemungkinan jawaban yang berjumlah genap ini dimaksud untuk
menghindari kecenderungan responden bersikap ragu-ragu dan tidak
mempunyai jawabanyang jelas.
Penyusunan angket kompetensi guru mengacu kepada aspek-aspek
kemampuan guru (kompetensi profesionalisme guru) yang terdiri dari 25
item dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 2
Kisi-kisi Angket Guru Fiqih Profesional
Variabel Indikator Sub Variabel Nomor Angket
Positif Negatif
(+) (-)
Kompetensi a. Kemampuan merencanakan 1 -
Profesional program belajar mengajar
Guru Fiqih b. Menguasai bahan pelajaran 3,4,5 2
c. Melaksanakan/mengelola 6,7,8,9,10,11,1 12
proses belajar-mengajar 3,14,15,16,17,
18,19,20,21,22
d. Menilai kemajuan proses 23,24,25 -
belajar-mengajar
2. Observasi
Sebagai metode ilmiah, observasi biasa diartikan dengan
pengamatan dan pencatatan sistematik fenomena-fenomena yang
diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi
sekolah atau deskripsi lokasi penelitian yang dilaksanakan di MTs Al-
Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi.
` 48
3. Wawancara
Wawancara yang dilakukan oleh peneliti adalah untuk memperoleh
data yang lebih mendalam dan untuk mengkomparasikan data yang
diperoleh melalui angket. Wawancara dilakukan dengan kepala sekolah.
4. Studi Dokumentasi
Peneliti mencari data tentang prestasi belajar siswa, yaitu nilai
raport pada mata pelajaran Fiqih semester ganjil tahun 2007/2008.
Tabel 3
Skor Jawaban Angket Guru Fiqih Profesional
Positif (+) Negatif (-)
Jawaban Skor Jawaban Skor
Selalu 4 Selalu 1
Sering 3 Sering 2
` 49
Kadag-kadang 2 Kadag-kadang 3
Tidak pernah 1 Tidak pernah 4
Tabel 4
Klasifikasi Skor Angket Guru Profesional
Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban
25 – 50 Rendah
51 – 75 Sedang
76 – 100 Tinggi
3. Pengujian Hipotesis
Selanjutnya adalah penghitungan terhadap hasil skor yang telah
ada. Karena penelitian ini adalah untuk melihat apakah ada korelasi antara
profesionalisme guru dengan prestasi belajar siswa, maka yang dipakai
adalah rumus “r” product moment. Adapun rumusnya adalah sebagai
berikut:
N XY ( X )( Y )
rxy
{N X 2
( X ) 2 }{ N Y 2
( Y )2}
df N nr
df : degrees of freedom
N : Number of Cases
Nr : Banyaknya variabel (Profesionalisme guru Fiqih dan Prestasi
belajar Siswa).
Rumus selanjutnya adalah untuk mencari kontribusi variabel X
terhadap variabel Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 x 100%
A. Kondisi Sekolah
1. Deskripsi Lokasi Penelitian
MTs Al-Jamii'ah Teagallega terletak di kabupaten Sukabumi,
tepatnya di desa Tegallega, kecamatan Cidolog. Jaraknya dari kotamadya
Sukabumi (Kota) kurang lebih 66 km dengan kondisi jalan yang berbelok-
belok dan relatif buruk. Sedangkan kecamatan Cidolog berada di sebelah
selatan desa Tegallega. Di kecamatan ini terdapat dua sekolah lanjutan
yaitu Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii'ah itu sendiri dan sekolah tingkat
Lanjutan Pertama Negeri (SLTPN) yang berada di desa Cidolog yang
notabene adalah kecamatan. Jarak tempuh dari desa Tegallega ke
kecamatan Cidolog adalah 7 km.
Salah satu kecamatan yang cukup penting untuk disebutkan di sini
adalah Sagaranten karena ia merupakan tempat alternatif yang menjadi
sentral pemenuhan kebutuhan hidup bagi masyarakat dari daerah-daerah
yang berada di selatannya selain harus ke kotamadya Sukabumi. Jarak
tempuh antara Tegallega dan Sagaranten adalah 13 km dan dari kota
madya Sukabumi ke Sagaranten berjarak 53 km.
Di kecamatan Sagaranten sendiri terdapat SLTP Negeri, Madrasah
Tsanawiyah Negeri dan Madrasah Aliyah, dan Sekolah Menengah Umum.
Dari paparan di atas tergambar bahwa MTs Al-Jamii'ah berada diantara
kecamatan yang memilki sekolah negeri.
Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii'ah memiliki bangunan sendiri yang
terdiri dari enam lokal dengan rincian:
a. Tiga lokal dipakai untuk kelas (I, II dan III);
b. Satu lokal untuk ruang guru (kantor);
c. Satu lokal untuk perpustakaan;
d. Dan satu mesjid untuk kegiatan shalat berjamaa'ah;
51
52
b. Tingkat Pendidikan
S1 : 10 orang.
D2 : 3 orang.
PGA : 1 orang.
SLTA : 2 orang.
Letak Madrasah Tsanawiyah Al-Jamii’ah Tegallega Cidolog
Sukabumi berada pada lokasi yang strategis, yakni di sekitarnya terdapat
empat Sekolah Dasar (SD) yaitu:
a. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tegallega.
b. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cipamingkis.
c. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Puncak Batu.
d. Sekolah Dasar Negeri (SDN) Cilengka.
Dan dua Madrasah Ibtidaiyah (MI), yaitu:
a. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cibengang.
b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cipari.
Siswa/siswi tingkat dasar tersebut antara 50%-70% meneruskan
sekolahnya dan MTs Al-Jamii’ah Tegallega menjadi alternatif utama
sekolah lanjutan karena jaraknya yang relatif lebih dekat dengan Sekolah
Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah yang berada di sekitarnya dibanding
sekolah lanjutan lainnya.
a. Mikroskop.
b. Alat peraga tubuh/kerangka manusia.
c. Alat peraga elektronik sederhana
d. Jenis batu-batuan alam.
e. Alat Pengujian teori IPA sederhana.
2). Asrama siswa
3). Gedung sekolah milik sendiri
4). Mesjid
5). Lapangam Volley Ball
6). Lapangan Tenis Meja
Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi rutinitas siswa/siswi Al-
Jamii'ah Tegallega Cidolog Sukabumi yaitu:
a. Pramuka
b. Majlis Training Dakwah
c. Sepak bola
d. Volley Ball
e. Tenis Meja
B. Deskripsi Data
1. Gambaran Umum Tingkat Profesionalisme Guru MTs Al-Jamii'ah
Tegallega Cidolog Sukabumi.
Jumlah guru MTs Al-Jamii'ah Tegallega Cidolog Sukabumi
seluruhnya berjumlah 16 orang dengan latar belakang pendidikan sebagai
berikut:
Tabel 5
Keadaan Tenaga Pengajar dan Tenaga Administrasi MTs Al-Jamii'ah
Tegallega Cidolog Sukabumi Tahun Pelajaran 2007/2008
No. Nama Jenjang Jabatan Tugas Mata
Pendidikan dan Pelajaran
Jurusan
1. Anwar Jahid, S.Ag S1 SPI, UIN Kepala IPS, SKI
SYAHID Jakarta, Sekolah
56
1996/1997
Akta IV
Darussalam
Sukabumi
2. Kustandi AR, S.Pd.I S1 PBA UIN Bidang Bahasa Arab,
SYAHID Jakarta Kurikulum Bahasa Inggris
2002/2003
3. Saprudin, S.Pd.I S1 PAI STAI Sarana Aqidah Akhlaq
Sukabumi Prasarana
2004/2005
4. Wahidin, A.Ma D2 PAI Syamsul Humas Aqidah Akhlaq
Ulum Sukabumi
1999/2000
5. MT Syahrudin, S.Ag S1 PAI STAI Kesiswaan Qur'an Hadits
Sukabumi
1996/1997
6. Drs. Opik Taufiq S1 MTK UIN Wali Kelas Matematika
SYAHID Jakarta
1992/1993
7. Mansur Yatin, S.Pd.I S1 PAI Wali Kelas Fiqih
Daarussalam
Sukabumi
2004/2005
8. Leni Puspita, S.Pd.I S1 MIPA UNISBA Wali Kelas IPA
Bandung
2001/2002
9. Ali Supriadi, S.Pd.I S1 IAIN Sunan Guru Fiqih
Gunung Jati
Bandung
2003/2004
10. Uswandi D2 PGSD STKIP Guru Penjaskes
Sukabumi
2004/2005
11. Asep Muluyadi, S.Ag S1 Pendidkan Guru Bahasa
Bahasa Indonesia Indonesia,
IAIN Bandung Bahasa Daerah
1997/1998
12. Eni Rustini PGA Guru PPKN
1987/1988
13. Nia Susanti SLTA Guru KTK
2002/2003
57
2. Hasil Penelitian
Profesionalisme Guru Dalam Bidang Studi Fiqih
Tabel 6
Skor Angket Penelitian
Hubungan Profesionalisme Guru Bidang Studi Fiqih dengan
Prestasi Belajar Siswa
Nama: ……………………………. No. Responden : ………
Kelas: ……………………………. Jenis Kelamin : (P/L)
Petunjunk Pengisian:
Bacalah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dan berilah tanda cek list (√) pada
kolom jawaban sesuai dengan pendapat kamu.
Alternativ jawaban dan skor yang disediakan adalah sebagai berikut:
Untuk skor jawaban pertanyaan positif adalah sebagai berikut:
Selalu (S) :4 Kadang-kadang (KK) : 2
Sering (SR) : 3 Tidak pernah (TP) :1
Adapun skor jawaban pertanyaan negatif adalah sebagai berikut:
58
Tabel 7
Analisis Item Untuk Skor Angket Profesionalisme Guru Dalam Bidang Studi
Fiqih
ITEM ANGKET
JUMLAH
SUBYEK
SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 2 1 3 2 3 3 2 3 2 1 2 3 3 1 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 4 56
2 1 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 3 2 3 4 4 62
3 4 3 3 3 4 2 4 1 2 3 2 4 2 3 3 2 2 4 3 4 2 2 4 4 4 74
4 1 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 1 2 1 2 2 3 2 4 4 4 62
5 2 3 3 3 3 4 4 1 1 4 2 3 3 2 1 1 2 3 4 3 1 2 3 4 4 65
6 1 2 3 2 4 3 1 1 1 3 2 3 3 1 1 1 1 3 2 3 2 1 4 4 3 55
7 2 3 3 3 3 3 2 1 2 3 4 2 2 3 3 1 2 4 2 3 2 1 3 4 4 65
8 3 2 3 2 3 3 4 1 2 3 1 3 3 2 1 1 1 3 4 2 1 3 3 4 4 62
9 2 3 4 2 3 2 3 1 3 2 1 3 3 2 1 2 1 2 3 2 3 1 3 4 4 60
61
10 2 2 2 2 3 3 3 1 2 3 1 1 4 2 2 1 2 2 3 3 2 2 2 2 4 56
11 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3 3 2 2 2 2 3 2 2 4 4 2 63
12 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 3 2 3 2 2 1 2 2 3 2 2 4 4 2 62
13 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 4 2 3 61
14 4 2 2 2 2 3 2 1 2 4 1 1 4 2 2 1 1 2 3 4 2 2 2 2 4 57
15 1 2 2 2 2 4 4 1 2 4 2 3 4 1 1 1 1 3 4 2 2 3 4 4 3 62
16 3 2 2 2 2 3 3 1 1 3 1 1 4 2 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 4 56
17 1 2 3 2 1 4 4 1 1 4 2 3 4 1 1 1 1 3 4 2 3 3 4 4 3 61
18 1 3 2 3 2 3 2 3 2 1 2 3 2 1 3 1 2 1 2 2 2 2 3 3 4 55
19 3 4 2 3 3 2 3 1 2 3 2 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 66
20 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 1 2 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 4 62
21 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 1 3 4 1 2 1 1 3 3 2 3 1 4 3 4 63
22 3 3 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 1 1 2 2 1 4 2 2 2 2 3 4 2 56
23 2 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 1 3 2 2 2 3 4 2 3 60
24 3 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 3 1 2 1 1 2 3 2 3 1 4 3 4 58
25 3 2 3 3 2 2 3 2 2 3 1 3 4 1 2 1 1 3 4 2 3 1 4 3 4 62
26 3 2 3 3 2 4 4 1 1 3 2 3 3 2 1 1 2 3 4 3 1 2 3 4 4 64
27 3 2 2 2 1 3 4 1 1 4 1 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 3 4 4 56
28 4 2 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 1 2 1 3 3 2 3 2 1 1 4 4 4 68
29 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 2 1 2 2 2 2 2 4 4 3 62
30 3 2 2 2 3 3 2 1 3 3 2 2 3 2 2 2 1 2 2 2 2 1 3 3 2 55
31 2 1 3 2 1 2 2 1 2 4 2 2 3 2 2 2 1 2 3 2 2 1 4 2 4 54
32 3 1 2 3 2 2 2 3 1 3 1 3 2 2 2 1 1 2 3 3 2 2 4 2 4 56
33 2 1 2 2 4 1 3 1 4 3 1 1 3 2 2 2 1 2 3 2 2 2 4 3 4 57
34 2 1 2 2 4 2 3 1 2 3 1 3 2 2 3 1 1 4 2 3 2 1 4 2 3 56
35 2 4 3 4 3 4 2 3 4 3 2 3 1 2 1 3 2 2 3 2 1 1 4 4 4 67
36 3 2 2 2 2 1 2 2 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 2 50
37 3 4 3 4 2 4 2 3 4 3 2 3 1 2 1 3 2 2 3 2 1 1 4 4 4 67
38 3 2 2 4 1 1 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 4 4 4 50
39 3 4 4 3 2 2 4 3 4 3 2 3 1 2 2 1 2 2 2 3 1 1 4 4 4 66
40 3 4 3 4 2 2 4 3 4 3 2 3 1 2 1 2 2 2 3 2 1 1 4 4 4 66
=40 Jumlah Skor =2415
Tabel 8
Klasifikasi Jumlah Skor Jawaban Siswa dari Angket Profesionalisme
Guru Fiqih
Klasifikasi Jumlah Siswa Keterangan Jumlah Skor
Jawaban
25-50 2 Siswa Rendah
51-75 38 Siswa Sedang
76-100 - Tinggi
Prestasi Belajar
Prestasi belajar siswa diambil dari daftar nilai siswa pada buku
daftar nilai (legger), prestasi belajar yang diambil oleh penulis adalah nilai
raport siswa pada semester ganjil tahun ajaran 2007/2008 sebagai berikut:
Tabel 9
Daftar Nilai Siswa Dalam Mata Pelajaran Fiqih Semester 1
No. Nama Responden Nilai
1. Pipit Pitaloka Kartika 75
2. Deki Ramdani 75
3. Pita Yuli Rahayu 80
4. Fachrurrazi 75
5. Kholifah 75
63
6. Nana Suryana 70
7. Suci Yulistiani 75
8. Asep Mulyana 70
9. Lintang Wira Ningrum 80
10. Ajat Sudrajat 65
11. Dede Trisnawati 80
12. Riadi Syauqi 65
13. Ridwan Sawita 75
14. Elisa Mutiara 75
15. Didis Kurniadi 80
16. Diana Melida Puji 65
17. Nurjaman 75
18. Siti Jenabiah 70
19. Rinal Anbiya 75
20. Siti Julaeha 80
21. Hendri Nugroho 80
22. Eni Verawati 75
23 Deri Kusmana 80
24. Nita Fitriani 70
25. Imadduddin 80
26. Siti Mira 75
27. Bayu 70
28. Siska Suci N 80
29 Aan Irawan 75
30. Euis Kartika 70
31. Angga Lesmana 65
32. Susi 70
33. Gunawan 75
34. Neuis Larasati 75
35. Hifdullah 80
64
Tabel 10
Klasifikasi dan Kualifikasi Jumlah Nilai Siswa Dalam
Bidang Studi Fiqih
Klasifikasi Jumlah Siswa Kualifikasi
80-89 13 Siswa Tinggi
70-79 21 Siswa Sedang
60-69 6 Siswa Rendah
Tabel 11
Analisis Korelasi Variabel X (Profesionalisme Guru Dalam Bidang Studi
Fiqih) dan Variabel Y (Prestasi Belajar Siswa)
Responden X Y X² Y² XY
1 56 75 3136 5625 4200
2 62 75 3844 5625 4650
3 74 80 5476 6400 5920
4 62 75 3844 5625 4650
5 65 75 4225 5625 4875
6 55 70 3025 4900 3850
7 59 75 3481 5625 4425
8 62 70 3844 4900 4340
9 60 80 3600 6400 4800
10 56 65 3136 4225 3640
11 63 80 3969 6400 5040
12 62 65 3844 4225 4030
13 61 75 3721 5625 4575
14 57 75 3249 5625 4275
15 62 80 3844 6400 4960
16 56 65 3136 4225 3640
17 61 75 3721 5625 4575
18 55 70 3025 4900 3850
19 66 75 4356 5625 4950
20 62 80 3844 6400 4960
66
40.146829 - (2415) . 40.221600 - ( 2970)
40.180060 - (2415).( 2970)
2 2
7202400 - 7172550
5873160 - 5832225.8864000 - 8820900
67
29850
40925.43100
29850
1764298500
29850
42003,55
0,71065422
0,710
Ternyata, “rxy” atau “ro” lebih besar dari “r” tabel atau “rt” baik pada
taraf signifikansi 5% maupun 1% yaitu (0,710>0,304/0,393). Dengan
demikian hipotesa nol (Ho) ditolak, sedangkan hipotesa alternatif (Ha)
diterima. Ini berarti bahwa terdapat hubungan/korelasi yang positif dan
signifikan antara profesionalisme guru dalam bidanng studi Fiqih dengan
prestasi belajar siswa.
Kemudian, untuk mengetahui seberapa besar hubungan kedua variabel
tersebut maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus Koefisien
Determinasi, yaitu KD = r²x100%. KD = r²x100% = (0,710)²x100% =
0,50x100 = 50%. Dari hasil perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa,
prestasi belajar siswa ditentukan atau dipengaruhi oleh profesionalisme guru
sebesar 50%. Maka 50% lagi ditentukan oleh faktor lain.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari jawaban siswa mengenai profesionalisme guru dalam bidang studi
Fiqih, sebagian besar siswa berpendapat bahwa guru bidang studi Fiqih
MTs Al-Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi berada pada kualifikasi
sedang. Sedangkan menurut pendapat sebagian siswa yang lain, guru
mempunyai tingkat kompetensi profesional yang rendah. Dengan
demikian, sesuai dengan data yang ada, profesionalisme guru dalam
bidang studi Fiqih di MTs Al-Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi
adalah berada pada rata-rata sedang atau cukup baik.
2. Nilai rata-rata prestasi hasil belajar Fiqih siswa kelas VII dan VIII MTs
Al-Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi tergolong cukup baik atau
sedang.
3. Terdapat korelasi positif yang signifikan antara profesionalisme guru
dalam bidang studi Fiqih dengan prestasi hasil belajar Fiqih siswa MTs
Al-Jamii’ah Tegallega Cidolog Sukabumi. Profesionalisme guru
tersebutdapat mempengaruhi prestasi hasil belajar siswa 50%. Adapun
50% lainnya dipengaruhi oleh faktor lain.
B. Saran
Dalam penelitian pendidikan ini, penulis ingin memberikan beberapa
saran kepada sekolah. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah
khususnya peningkatan dalam proses kegiatan belajar mengajar yang
dilaksanakan oleh guru dan siswa. Adapun saran yang diajukan penulis adalah
sebagai berikut:
1. Meskipun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa profesionalisme guru
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dengan persentase yang cukup
69
70
baik, akan tetapi bukan berarti guru bidang studi maupun siswa merasa
puas dengan situasi yang ada. Penulis mengharapkan, baik guru maupun
murid lebih meningkatkan profesionalisme dan prestasi belajar yang ada.
Sehingga hasil pembelajaran akan lebih maksimal.
2. Meskipun prestasi belajar siswa dapat dikualifikasikan cukup baik, akan
tetapi siswa diharapkan lebih meningkatkan prestasi belajar baik secara
konseptual maupun praktis. Karena khusus dalam bidang studi Fiqih,
penguasaan siswa tidak hanya terbatas kepada penguasaan konsep,
melainkan siswa harus mampu mempraktekkan dan menghayatinya.
Dengan demikian, apabila hal tersebut dapat dilaksanakan dengan baik,
maka tujuan perestasi belajar akan lebih optimal.
3. Bagi kepela sekolah atau bidang kurikulum, setelah penelitian ini
dilakukan, diharapkan pengawasan terhadap guru lebih ditingkatkan.
Pembinaan terhadap siswa lebih dimaksimalkan. Karena, tanpa adanya
pengawasan yang intens tidak menutup kemungkinan kinerja guru akan
menurun. Khusus untuk tenaga pengajar, penulis berharap bisa lebih
meningkatkan kualitasnya baik secara personal, profesional, maupun
secara sosial. Dengan demikian diharapkan akan memberikan iklim
pembelajaran yang harmonis dan berkualitas baik secara akademik
maupun non akademik.
4. Meskipun dalam penelitian yang dilakukan penulis tidak memberikan
kesimpulan yang negatif, untuk peningkatan kualitas sekolah yang
bersangkutan, penulis berpendapat perlu diadakan penelitian lebih lanjut
untuk mengetahui faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, H.M, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), Jakarta: Bumi Aksara,
1995, Cet. Ke-3.
Dimyati, Abu Muhammad bin Khallad, Hadits Shahih Keutamaan Amal Shalih,
Jakarta: Najla Press, 2003, Cet. Ke-1.
http://www.unissula.ac.id/v1/download/Peraturan/PP_19_2005_STANDAR_NAS
_PENDDKN.PDF/2008/01/09/.
http://www.setjen.depdiknas.go.id/prodhukum/dokumen/5212007134511Permen_
162007.pdf/2008/01/09/.
http://suciptoardi.wordpress.com/2007/12/29/profesionalisme-dunia-pendidikan-
oleh-winarno-surakhmad/2008/01/09/.
71
72
Sabri, Alisuf, Mimbar Agama dan Budaya, Jakarta: Pusat Penelitian dan
Pengabdian Pada Masyarakat IAIN, 1992, Cet. Ke-1.
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004,
Cet. Ke-2.
Sudijono, Anas, Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000, Cet.
Ke-10.
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Pproses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Sinar Baru
Algesindo, 1998, Cet. Ke-4.
Syah, Muhibbin, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999, Cet. Ke-2.
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan dan Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2005, Cet. Ke-6.
Tilaar, H.A.R, Membenahi Pendidikan Nasional, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002,
Cet. Ke-1.
Tim Penyusun Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Kegeruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, Pedoman Skripsi 2007.
Usman, M. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,
2006, Cet. Ke-20.
Zurinal Z. Dan Wahdi Sayuti, Ilmu Pendidikan, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006,
Cet. Ke-1.