VITHA CHIRISTINA
AZHAR MAKSUM
Discussion about the effect of budgetary participation to budgetary slack still inconsistent and
caused a contracdictive conclusion. Different results might be solved with contingency
approach by applying moderating variable. This research aim to examine the effect of
organization commitment as moderating variable to the relationship between budgetary
participation on the budgetary slack.
Object of this researchare managers and staffs that involved in budgetary arrangements
process (36 respondents). Data were collected using quetionaries, six items for the budgetary
participation as independent variable, eight items for the budgetary slack as dependent
variable, and twelve items for the environmental uncertainty as moderating variable.
Analysis models that used are simple linear regression for first hypothesis and moderate
regression for second hypothesis.
This research resulted in two findings as had been proposed in the research hypotheses.
First, the budgetary participation has effect toward budgetary slack. Second, uncertainty
environment has no effect to the relationship between budgetary participation on budgetary
slack.
1. Pendahuluan
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia saat ini dari masa ke masa terasa semakin
kompetitif. Kondisi perekonomian Indonesia secara umum belum menunjukkan adanya
perbaikan dan peningkatan yang signifikan, namun bukan berarti terjadi kondisi yang
stagnasi dalam dunia bisnis. Perusahaan yang dapat bertahan dalam arus persaingan bisnis
ialah perusahaan yang dapat mencapai tujuan yang ingin diperoleh. Perolehan laba yang
maksimal dilandasi oleh suatu perencanaan moneter yang digunakan oleh perusahaan.
Perencanaan moneter tersebut selalu dikenal sebagai anggaran.
Anggaran digunakan oleh manajer tingkat atas sebagai suatu alat untuk melaksanakan
tujuan – tujuan organisasi ke dalam dimensi kuantitatif dan waktu, serta
mengkomunikasikannya kepada manajer – manajer tingkat bawah sebagai rencana kerja
jangka panjang dan jangka pendek. Proses penyusunan anggaran yang baik adalah yang
melibatkan banyak pihak, baik manajemen tingkat bawah maupun manajemen tingkat atas.
Partisipasi anggaran adalah proses yang menggambarkan keterlibatan individu-individu
terlihat dalam penyusunan anggaran dan mempunyai pengaruh terhadap target anggaran dan
perlunya penghargaan atas pencapaian target anggaran tersebut (Brownell,1982).
Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah/menengah
dalam penyusunan anggaran adalah penciptaan senjangan anggaran (budgetary slack). Para
peneliti akuntansi menemukan bahwa senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor
termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Yuwono,1999).
Young (1985) dan Merchant (1985) telah menguji secara empiris bahwa senjangan anggaran
terjadi karena bawahan memberikan informasi yang bias kepada atasan dengan cara
melaporkan biaya yang lebih besar atau melaporkan pendapatan yang lebih rendah. Penelitian
Camman (1976), Dunk (1993), Merchant (1985) dan Onsi (1973) menunjukkan bahwa
partisipasi dalam penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Beberapa
hasil penelitian oleh para peneliti terdahulu terlihat adanya hubungan yang tidak konsisten
antara partisipasi anggaran dan senjangan anggaran.
2. Tinjauan Pustaka
Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang disusun berdasarkan
rencana jangka panjang yang ditetapkan dalam proses penyusunan program (programing)
(Mulyadi,2001:448). Menurut Supriyono (2001:62) “anggaran adalah suatu rencana terinci
yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya dalam satuan uang, untuk
menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka
waktu tertentu, biasanya satu tahun”. Penganggaran adalah perumusan rencana dalam angka-
angka untuk periode tertentu di masa depan (Kadarman,2001:162). Anggaran disusun oleh
manajemen untuk jangka waktu satu tahun bertujuan untuk membawa perusahaan ke kondisi
tertentu yang diinginkan dengan sumber daya tertentu yang diperhitungkan.
d. Alat untuk memotivasi para manajer untuk mencapai tujuan pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinnya,
Proses penyusunan penganggaran dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu metoda top
down (metoda dari atas ke bawah), bottom up (metoda dari bawah ke atas), dan partisipasi.
Proses penyusunan penganggaran ‘top-down’ manajer puncak menyusun anggaran untuk
organisasi secara keseluruhan, termasuk untuk level bawah (Blocher,2000:384). Menurut
Shim (2000:4) “proses penganggaran ’bottom-up’ dimulai dari tingkat dasar atau tingkat
operasional (departemental)”. Sasaran dari tingkat operasional ini harus konsisten dengan
keseluruhan sasaran korporasi. Proses penyusunan penganggaran yang efektif, biasanya
merupakan kombinasi dari pendekatan penganggaran ’top-down’ dengan pendekatan
‘bottom-up’. Anggaran partisipatif ialah anggaran yang menyelaraskan tujuan perusahaan
dengan tujuan para karyawannya, serta mempunyai peluang sukses yang lebih untuk
keberhasilan operasi.
Definisi partisipasi anggaran menurut Brownell dalam Sumarno (2005), adalah tingkat
keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran sementara Chong (2002)
menyatakan sebagai proses bawahan/pelaksana anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat
dalam dan mempunyai pengaruh dalam proses penyusunan anggaran. Menurut Kennis (1979)
”partisipasi adalah sebagai tingkat keikutsertaan manajer dalam menyusun anggaran dan
pengaruh anggaran tersebut terhadap pusat pertanggungjawaban manajer yang
bersangkutan”. Anggaran yang akan digunakan sebagaimana mestinya akan menjadi alat
pembantu yang positif dalam menetapkan standar prestasi kerja, dalam mendorong
tercapainya sasaran, dalam mengukur hasil, dan dalam mengarahkan perhatian pada bidang
yang memerlukan penyelidikan.
1). Atasan atau bawahan akan menetapkan standar anggaran yang terlalu tinggi ataupun
terlalu rendah,
2). Bawahan akan membuat budgetary slack dengan cara mengalokasikan sumber dari
yang dibutuhkan, dan
Masalah yang sering muncul dari adanya keterlibatan manajer tingkat bawah/menengah
dalam menyusun anggaran (partisipasi anggaran) adalah penciptaan senjangan aggaran. Para
peneliti akuntansi menemukan bahwa senjangan anggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor
termasuk diantaranya partisipasi bawahan dalam penyusunan anggaran (Yuwono,1999).
Schiff dan Lewin (1970) menyatakan bahwa bawahan menciptakan senjangan anggaran
karena dipengaruhi oleh keinginan dan kepentingan pribadi sehingga akan memudahkan
pencapaian target anggaran, terutama jika penilaian prestasi manajer ditentukan berdasarkan
pencapaian anggaran.
2.7 Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan Anggaran
Siegel dan Marconi (1989) menyatakan bahwa partisipasi bawahan dalam penyusunan
anggaran mempunyai hubungan yang positif dengan pencapaian tujuan organisasi. Sesuai
dengan agency theory, bawahan akan membuat target yang lebih mudah untuk dicapai
dengan cara membuat target anggaran yang lebih rendah pada sisi pendapatan, dan membuat
ajuan biaya yang lebih tinggi pada sisi biaya. Perbedaaan antara anggaran yang dilaporkan
dengan anggaran yang sesuai dengan estimasi terbaik bagi perusahaan ini disebut senjangan
anggaran.
Berdasarkan landasan teoritis dan tinjauan peneliti terdahulu seperti yang telah
dipaparkan di atas, maka kerangka konseptual disajikan sebagai berikut :
KETIDAKPASTIAN LINGKUNGAN
Partisipasi penyusunan anggaran melibatkan para manajer tingkat bawah ikut serta
dalam pembuatan anggaran. Partisipasi anggaran menciptakan rasa bertanggung jawab pada
para manajer tingkat bawah dan dapat meningkatkan motivasi para manajer untuk mencapai
sasaran anggaran. Anggaran partisipatif tidak berarti bahwa setiap manajer dapat memilih
dengan bebas apa yang dia tuju di dalam anggarannya, namun anggaran partisipatif berarti
bahwa manajer setiap pusat pertanggungjawaban mempunyai kesempatan untuk menjelaskan
dan memberikan alasan mengenai anggaranyang diusulkannya (Supriyono,2001:96).
Penyusunan anggaran partisipatif harus memperhatikan tingkat kesulitan, pertisipasi
manajemen puncak, kewajaran dan keadilan, dan laporan yang teliti dan tepat waktu
(Supriyono,2001:120).
Hipotesis merupakan proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara
empiris (Erlina,2007:41). Untuk itu, peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut :
3 Metode Penelitian
Peneliti menggunakan desain kausal yaitu desain penelitian yang bergunna untuk
menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya (Umar, 2001:63). Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh manajer tingkat menengah dan bawah di PT Perusahaan Gas
Negara (Persero) Tbk SBU Wilayah I Jawa bagian barat. Dalam penelitian ini seluruh
populasi dijadikan sebagai sample. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
berjumlah 36 responden yang terdiri atas 12 responden manajemen tingkat menengah dan 24
responden manajemen tingkat bawah.
Peneliti menggunakan data primer dalam penelitian ini. ). Dimensi waktu dalam
penelitian adalah cross section yaitu melibatkan suatu waktu tertentu dengan banyak sampel.
Jumlah pertanyaan yang tercantum dalam kuesioner mengenai partisipasi anggaran,
senjangan anggaran, dan ketidakpastian lingkungan.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis regresi berganda dengan
bantuan Software SPSS for windows. Memberikan deskripsi mengenai variabel penelitian
yang menggambarkan mean, standar deviasi, jumlah jawabn keseluruhan dari responden serta
jumlah jawaban maksimum dan minimum. Dari tabel tersebut, dapat kita ketahui bahwa
untuk variabel partisipasi anggaran jawaban nilai terendah bernilai 24 dan jawaban nilai
tertinggi bernilai 42, sehingga diperoleh skor jawaban rata-rata (mean) 31,4444 yang apabila
dibagi dengan 6 butir pertanyaan, maka diperoleh rata-rata jawaban responden adalah pada
skala 5.
Ada dua prosedur dalam menguji kualitas data yaitu uji reliabilitas dan uji validitas.
2.Uji validitas, dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (Corrected Item Total
Correlation) dengan r tabel dari tiap butir pertanyaan pada α = 0,05 dengan derajat
kebebasan (df) = n-2 (Ghozali, 2002:45).
Berikut ini adalah uji kualitas data dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian :
a.Partisipasi Anggaran
Dari hasil output reliability variabel partisipasi anggaran pada lampiran 4, dapat di
lihat bahwa variabel partisipasi anggaran memiliki cronbach alpha 0,806.
Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan kuesioner sudah
memiliki realibilitas yang tinggi karena 0,806 > 0,60.
Untuk menguji validitas, butir pertanyaan tersebut harus dibandingkan rtabel pada α
= 0,05 dengan derajat kebebasan (df) = 34 yaitu 0,339. Hasil uji validitas
menunjukan semua pertanyaan valid karena nilai rhitung > rtabel pada taraf signifikansi
5%.
b.Ketidakpastian Lingkungan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis grafik dan analisis statistik.
Melalui analisis grafik dapat dilihat grafik histogram yang membandingkan antara data
observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal (Ghozali, 2002:110). Selain
itu, dapat dilihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari
distribusi normal.
Pada penelitian ini, hasil pengolahan data menampilkan grafik normal, plot yang ada
menunjukkan titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah
garis diagonal, demikian juga dengan grafik histogram pola distribusi normal. Oleh sebab itu,
model regresi layak dipakai untuk memprediksikan senjangan anggaran berdasarkan masukan
variabel independennya yaitu partisipasi anggaran dan ketidakpastian lingkungan.
Cara kedua yang digunakan untuk melihat normalitas suatu data adalah melalui analisis
statistik. Uji statistik yang dapat dilakukan adalah uji statistik non-parametrik One
Kolmogorov Smirnov Test dengan ketentuan apabila probabilitas melebihi taraf signifikansi
yang ditetapkan yaitu 0,05 maka data yang dipakai dalam penelitian berdistribusi normal.
Nilai signifikansi 0,739 lebih besar dari 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinearitas
Berdasarkan pengolahan data uji multikolinearitas diperoleh hasil VIF dan tolerance
pada variabel independen X1 ( partisipasi anggaran ) 1.152 dan 0.868 dan X2 ( ketidakpastian
lingkungan ) 1.152 dan 0.868. Dari hasil pengolahan data tidak ada variabel yang memiliki
nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam
model regresi tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independen.
c. Uji Heterokedastisitas
a. Hipotesis Pertama
Nilai koefisien korelasi (R) menunjukkan seberapa besar korelasi atau hubungan antara
variabel-variabel independen dengan variabel dependen. Koefisien korelasi dikatakan kuat
apabila nilai R berada di atas 0,5 dan mendekati 1. Koefisien determinasi (R square)
menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai
R square adalah nol sampai dengan satu. Apabila nilai R square semakin mendekati satu,
maka variabel-variabel independen memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variabel-variabel dependen.
Hasil analisi regresi secara keseluruhan menunjukkan koefisien korelasi (R) sebesar
0,294 yang berarti bahwa hubungan antara partisipasi anggaran dengan senjangan anggaran
mempunyai hubungan yang tidak cukup kuat yaitu sebesar 29,4%. Dikatakan tidak cukup
kuat karena angka tersebut di bawah 0,5 atau di bawah 5%. Nilai adjusted R square atau nilai
koefisien determinasi dapat dilihat dari tabel sebesar 0,059 yang berarti bahwa variabel
dependen (senjangan anggaran) mampu dijelaskan oleh variabel independen (partisipasi
anggaran) sebesar 5,9% dan selebihnya 94,1% (100%-5,9%) dapat dijelaskan oleh faktor-
faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah sebesar 3,211 dengan tingkat
signifikansi 0,082. Karena probabilitas (0,082) jauh lebih besar dari 0,05, maka model
regresi bisa dikatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
diperoleh model persamaan regresi linear sebagai berikut :
Konstanta 7,499 menyatakan bahwa jika tidak ada partisipasi, maka senjangan anggaran
adalah sebesar 7,499. Koefisien regresi 0,137 menyatakan bahwa setiap penambahan satu
partisipasi manajer dan staff lain dalam penganggaran akan meningkatkan senjangan
anggaran sebesar 0,137. Diperoleh hasil uji t yang diperlukan untuk menguji signifikansi
konstanta dan variabel independen. Pada kolom signifikansi, konstanta dan variabel
independen (partisipasi anggaran) mempunyai angka signifikansi jauh di bawah 0,05 ( 0,004
untuk partisipasi anggaran). Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh
positif terhadap senjangan anggaran.
Untuk menguji hipotesis kedua, digunakan analisis regresi moderasi dengan uji selisih
mutlak. Uji selisih mutlak adalah uji signifikansi persamaan regresi yang mengandung unsur
interaksi antara variabel independen dan variabel pemoderasi yang berpengaruh terhadap
variabel dependen yang diukur dengan nilai absolute perbedaan antara nilai variabel X1 dan
X2.
Memberikan hasil adjusted R square sebesar 0,626. Hal ini berarti bahwa 62,6% variasi
senjangan anggaran dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen yaitu, ketidakpastian
lingkungan, dan interaksi antara partisipasi anggaran dengan ketidakpastian lingkungan.
Sisanya sebesar 37,4% (100%-62,6%) dijelaskan oleh sebab-sebab lain di luar model
penelitian. nilai F hitung sebesar 20,495 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena
probabilitas signifikansi jauh lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi senjangan anggaran atau dapat dikatakan bahwa partisipasi anggaran,
ketidakpastian lingkungan, dan interaksi antara partisipasi anggaran dengan ketidakpastian
lingkungan bersama-sama berpengaruh terhadap senjangan anggaran. variabel partisipasi
anggaran memberikan nilai koefisien sebesar -0,057 dengan probabilitas signifikansi 0,821
yang berarti lebih tinggi dari 0,05. Oleh karena itu disimpulkan bahwa variabel partisipasi
anggaran tidak berpengaruh terhadap senjangan anggaran.
Terdapat dua hipotesis dalam penelitian ini. Hipotesis satu diuji dengan menggunakan
analisis regresi linear. Hipotesis pertama menunjukkan bahwa partisipasi anggaran
berpengaruh terhadap senjangan anggaran. Dapat disimpulkan juga bahwa pengaruh
partisipasi anggaran terhadap senjangan anggaran menunjukkan pengaruh positif yang berarti
semakin tinggi partisipasi, maka akan semakin tinggi juga senjangan anggaran. Hasil analisis
hipotesis pertama diperoleh nilai adjusted R square = 0,086. Angka ini menunjukkan variabel
partisipasi anggaran dalam menjelaskan atau memberikan sebagian besar informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel senjanagan anggaran yang dapat dijelaskan oleh
persamaan regresi adalah sebesar 8,6% , sedangkan sisanya yaitu 91,4 % dijelaskan oleh
variabel lain di luar persamaan model.
Hipotesis satu sejalan dengan penelitian yang dilakukan Arfan Ihsan (2007) terhadap
senjangan anggaran tetapi tidak sejalan dengan penelitian Camman (1976), Dunk (1993),
Merchant (1985) dan Onsi (1973) menunjukkan bahwa partisipasi anggaran dalam
penyusunan anggaran dapat mengurangi senjangan anggaran. Hipotesis kedua sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Asriningati (2006) menunjukkan bahwa antara variabel
partisipasi dalam penyusunan anggaran dengan ketidakpastian lingkungan terhadap senjangan
anggaran memiliki hubungan yang positif tetapi tidak signifikan.
Perbedaan hasil penelitian dapat saja terjadi karena perbedaan metodologi penelitian baik
dalam penentuan karakteristik responden maupun objek penelitian, selain itu perbedaan latar
belakang responden sebagai akibat adanya perbedaan budaya dari lokasi penelitian juga turut
mempengaruhi persepsi responden dalam menjawab, perlu dilakukan penelitian berkelanjutan
dengan menggunakan berbagai faktor kontekstual yang dapat dipertimbangkan sebagai
variabel moderating karena diduga berpengaruh dalam partisipasi dan senjangan anggaran
seperti reward, budget emphasis, ketidakpastian strategik, gaya kepemimpinan, komitmen
organisasi, kinerja manajerial, interaksi asimetri informasi, group cohesiveness dan budaya
perusahaan.
5.1 Kesimpulan
1. hanya satu perusahaan yang dijadikan sampel. Hal ini menyebabkan tingkat
generalisasi dari hasil penelitian sangat rendah.
2. peneliti menerapkan metode survei melalui kuesioner, sehingga peneliti tidak
melakukan wawancara atau terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan.
3. peneliti menggunakan kuesioner, terdapat beberapa kemungkinan adanya data yang
bias.
5.3 Saran
Berikut beberapa saran berkaitan dengan keterbatasan antara lain :
1. untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, sebaiknya diusahkan menggunakan
metode observasi atau pengamatan langsung.
2. memperluas lingkup atau wilayah penelitian, memperbanyak sampel dan pemilihan
sampel yang acak, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan,dan
REFERENCES
Blocher, E.J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. 2000.Manajemen Biaya dengan Tekanan
Stratejik, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal. 356.
Blocher, E.J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. 2007.Manajemen Biaya Penekanan
Strategis, Salemba Empat, Jakarta, hal. 112-113.
Camman, C., 1976.“Effects of The Use of Control System”, Accounting, Organizations, and
Society, Vol.4, 301-313.
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Ketiga
Cetakan Keempat, BP Undip, Semarang.
Ikhsan, Arfan dan Ishak Muhammad. 2005, Akuntansi Keperilakuan, Salemba Empat,
Jakarta.
Ikhsan, Arfan dan La Ane. 2007, ”Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Senjangan
Anggaran dengan Mneggunakan Lima Variabel Pemoderasi”, Simposium Nasional
Akuntansi X, Universitas Negeri Medan.
Kadarman dan Jusuf Udaya. 2001, Pengantar Ilmu Manajemen, Penerbit Gloria, Jakarta.