Anda di halaman 1dari 4

OSILOSKOP.

I. Tujuan Percobaan

Melakukan pengukuran tegangan dc dan ac dan frekuensi dengan Osiloskop.

II Teori Dasar

Secara umum osiloskop mempunyai tiga fungsi dasar :


1) Mengukur amplituda tegangan ac
2) Mengukur perioda waktu tegangan ac
3) Melihat bentuk gelombang tegangan ac

Tinggi bentuk gelombang tegangan ditampilkan dilayar osiloskop adalah berbanding


langsung dengan amplituda puncak ke puncak (peak-to-peak) dari tegangan.
Sehingga, untuk pemasangan Volts/Div, atau kontrol penguat vertikal, sinyal 100 V
akan dua kali tinggi sinyal 50 V.

Metoda yang baru saja dijelaskan juga digunakan untuk mengukur tegangan searah.
Saklar ac-dc diposisikan pada posisi dc, dan probe dihubungkan ke titik di rangkaian
dilokasi tegangan dc. Kabel ground dari osiloskop dihubungkan ke ground rangkaian.
Jumlah bagian (divisi) dari trace naik diatas atau di bawah penempatan trace nol
sebagai ukuran tegangan positif atau negatif dari tegangan dc.

Sebelum tegangan ac dapat diukur secara tepat, simpangan vertikal harus dikalibrasi.
Bila kita memasang tegangan ac yang nilainya tidak diketahui ke input vertikal dan
mengamati simpangan, kita dapat menyimpulkan bahwa tegangan yang tidak
diketahui mempunyai tegangan puncak ke puncak

Ep-p = sensitivitas simpangan x simpangan


= Volts/Div x Jumlah divisi

Dalam menggunakan osiloskop mengukur waktu, kita harus mengkalibrasi simpangan


horisontal sebagai fungsi dari waktu. Bila sinyal dengan lama waktu (durasi) yang
tidak diketahui diamati untuk satu siklus penuh, perioda sinyal adalah:

T = Faktor simpangan horisontal x sapuan (sweep) horisontal per siklus


= Time/Div x jumlah divisi horisontal.

Sebagai contoh, sinyal mempunyai simpangan vertikal 4 cm dan sapuan horisontal per
siklus 3,33 cm. Kontrol Volts/Div dipasang pada 10 V, dan kontrol Time/Div
dipasang pada 5 msec. Maka

Ep-p = Volts/Div x simpangan


= 10 V/cm x 4 cm = 40 V
T = Time/Div x sapuan horisontal per siklus
= 5 msec/cm x 3,33 cm = 16,66 msec
Frekuensi didapatkan dari perioda sebagai berikut:

1 1
f    60 Hz
T 16,66 msec

III Alat dan Bahan

 1 Catu daya : dc dan ac


 Osiloskop
 1 resistor 5,6 kΩ
 1 resistor 10 kΩ
 1 resistor 15 kΩ

IV Langkah Percobaan

1. Rangkailah gambar 1. Catat bahwa tegangan A ke G adalah tegangan


puncak-ke-puncak. Sedangkan voltmeter mengukur tegangan rms, jadi kita
harus menghitung terlebih dahulu tegangan rms agar diperoleh tegangan
puncak-ke-puncak.
2. Gunakan osiloskop mengukur dan catat tegangan puncak-ke-puncak dari A
ke G, A ke B, B ke C, dan C ke G.
3. Hitung dan catat dalam tabel data tegangan puncak-ke-puncak secara
berurut.
4. Hitung dan catat persentasi perbedaan antara nilai terukur dan yang
dihitung.
5. Ukur dan catat perioda gelombang sinusoidal dari A ke G.
6. Hitung dan catat frekuensi.
7. Ukur dan catat persentasi perbedaan antara frekuensi terukur dan frekuensi
jala-jala (60 Hz).
8. Ganti tegangan input ac pada AG dengan catu daya dc dipasang pada 18V.
9. Gunakan osiloskop untuk mengukur tegangan melalui AG, AB, BC, dan
CG.
10. Hitung dan catat tegangan dc melalui AG, AB, BC, dan CG.
11. Hitung dan catat persentasi kesalahan antara nilai terukur dan yang
dihitung.
5,6 kΩ
A B

AC 10 kΩ

G C
15 kΩ

Gambar 1. Tegangan ac melalui rangkaian pembagi tegangan.

V Tabel Hasil Percobaan

Titik Tegangan ac Persen Tegangan dc Persen


Test (volts peak-to-peak) perbedaan (volts) Perbedaan
Diukur Dihitung Diukur Dihitung
(Vrms)
A ke G 12,6 V 18 V 30 % 18 V 18 V 0%
A ke B 1,6 V 3,8 V 57 % 3V 3V 0%
B ke C 3,4 V 5,6 V 39 % 5,7 V 6V 5%
C ke G 5,6 V 7,8 V 30 % 8,7 V 9V 3%
Frekuensi 50 Hz 50 Hz 0%
Perioda 20 ms 20 ms

VI Analisa

Berdasarkan percobaan diatas kami mendapatkan nilai tegangan yang diukur dengan
nilai tegangan yang dihitung sangat jauh berbeda nilainya, hal ini diakibatkan kita
menggunakan voltmeter dc untuk mendapatkan tegangan yang diukur,sehingga kita
mendapatkan tegangan Vrmsnya.
Besar tegangan pada titik test dipengaruhi oleh besar hambatan yang berada di titik
test tersebut semakin besar hambatan semakin besar pula tegangan pada titik test
tersebut,hal ini disebabkan V=I.R,sehingga hambatan dan tegangan berbanding lurus.
Besar arus pada kasus ini sama pada setiap titik test,karena rangkaian dirangkai seri.
VII Kesimpulan

Osiloskop adalah suatu alat pengukur selain voltmeter yang dapat mengukur tegangan
secara langsung pada suatu rangkaian, selain dapat mengukur tegangan, osiloskop
juga dapat mengukur periode ( T ).

Pengukuran tegangan dengan osiloskop dengan cara menghitung banyak nya kotak
atau panjang amplitudo sinyalnya secara vertikal yang dapat dilihat dilayar osiloskop
tersebut ( sinyal dapat berbentuk gelombang sinus, persegi, segitiga, bahkan dapat
berupa garis lurus, dll). Selain dapat mengukur tegangan, osiloskup juga dapat
menghitung Periode ( T ) dengan cara menghitung banyak nya kotak atau panjang
sinyalnya secara horizontal yang dapat dilihat dilayar osiloskop tersebut.

Pengukuran dengan osiloskop pun memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Hal yang
paling difungsikan pada alat ini selain pengukuran tegangan dan periode adalah untuk
melihat bentuk gelombang (sinyal) dari suatu arus yang lewat atau tegangan dari
rangkaian yang diukur. Dengan osiloskop, kita dapat melihat bagaimana bentuk sinyal
dc dan juga sinyal ac.

Daftar pustaka

Cooper, William. D. instrumentasi elektronik dan teknik pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai