PENDAHULUAN
1
sekarang ini Indonesia diperkirakan akan menjadi net importer bahan bakar fosil
(Kartasamita, 1992). Melihat hal ini, sudah saatnya untuk mengembangkan berbagai
energi alternatif yang dapat diperbaharui. Sudah saatnya ketergantungan kebutuhan
energi fosil yang non-renewable digantikan dengan energi yang renewable, walaupun
hal ini memerlukan revolusi terbalik dari sistem industri energi sekarang. Selama ini
kita tinggal menggali kemudian memproses hasil tambangan menjadi berbagai
kebutuhan, sedangkan sekarang sudah saatnya mempersiapkan sumber energi yang
berkelanjutan dan dapat diperbaharui yang di olah menjadi energi yang dibutuhkan.
Berbagai macam pendekatan proses dapat digunakan baik secara fisik kimiawi dan
biologis. Salah satu pendekatan adalah menggunakan aplikasi bioteknologi yang dapat
menggabungkan aspek fisik dan kimiawi menggunakan agen biologi. Secara umum
bioteknologi adalah teknik pendayagunaan organisma hidup atau bagiannya untuk
membuat atau memodifikasi suatu produk dan meningkatkan atau memperbaiki sifat
organisma untuk penggunaan dan tujuan khusus seperti untuk pangan, farmasi dan
energi (Miyamoto, 1997).
2
Sekam padi (biomassa) yang selama ini dipandang sebagai limbah yang
dianggap sebagai polutan lingkungan sebenarnya adalah salah satu sumber energi
biomassa yang dipandang penting untuk menanggulangi krisis energi belakangan ini
khususnya di daerah pedesaan. Ketersediaan sekam padi di hampir 75 negara di dunia
diperkirakan sekitar 100 juta ton dengan energi potensial berkisar 1,2 x 10 9 GJ/tahun
dan mempunyai nilai kalor rata-rata 15 MJ/kg (Fang, 2004). Tidak seperti sumber
bahan bakar fosil, ketersedian energi sekam padi tidak hanya jumlahnya berlimpah
tetapi juga merupakan energi terbaharukan. Beberapa sumber energi biomassa
mempunyai kendala akan besarnya biaya investasi untuk pengumpulan, transportasi dan
penyimpanan. Akan tetapi untuk energi sekam padi, biaya-biaya diatas relatif lebih kecil
karena lokasinya sudah terkonsentrasi pada pabrik-pabrik penggilingan padi. Jika suatu
teknologi tersedia, bahan bakar sekam padi ini akan bisa dikonversi menjadi energi
thermal untuk kebutuhan tenaga listrik di daerah pedesaan. Energi terbaharukan yang
bersumber dari sekam padi telah lama dilirik penggunaannya dan bahkan telah
dikonversi menjadi listrik di beberapa negara seperti China dan India. Salah satu alasan
kenapa bahan bakar sekam padi masih jarang dipakai sebagai sumber energi yaitu
karena kurangnya informasi tentang karakteristik dan emisi yang dihasilkannya. Bahan
bakar minyak merupakan sumber energi terpenting untuk kehidupan manusia. Produksi
bahan bakar minyak yang berasal dari bahan bakar fosil semakin hari semakin menurun.
Untuk itu diperlukan suatu alternatif sumber energi yang dapat diperbaharui dalam
menggantikan bahan bakar fosil, salah satunya adalah mengkonversikan biomassa
menjadi bio-oil yaitu dengan cara pirolisis.
3
terbesar adalah transportasi, yaitu hampir 100%. Energi alternatif bio-oil tergolong
ramah lingkungan dan bio-oil ini dinilai dapat menambah devisa yang cukup besar jika
energi ini diekspor ke Eropa karena di kawasan tersebut mempunyai lahan terbatas dan
buruh yang mahal. Hal ini dicontohkan seperti negara India telah berhasil
mengembangkan bio-oil yang dapat dieksport.
UKM Agro Makmur didirikan oleh Bp. Soelaiman Budi Sunarto, SH, MM,
MBA pada tahun 1998. UKM Agro Makmur terletak di Jl. Jokosongo 33 Daplang –
Karangpandan, Karanganyar – Jawa Tengah. Awalnya UKM ini berdiri sebagai
Koperasi Serba Usaha Agro Makmur di desa Doplang yang hanya memproduksi
bioetanol dengan bahan baku singkong untuk di pasarkan sebagai bahan baku bensin.
Saat ini UKM Agro Makmur sedikitnya membuat 20 teknik rekayasa untuk berbagai
keperluan di Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah. Lokasi yang
berada di daerah lereng Gunung Lawu ini bertujuan mengolah apa pun menjadi apa saja
yang bermanfaat untuk mengembangkan bangsa, khususnya di daerah Karanganyar.
UKM Agro Makmur ini menghasilkan BBN (Bahan Bakar Nabati) yang
diproyeksikan sebagai pengganti BBM (Bahan Bakar Minyak) produknya berupa
bioetanol, biodiesel, dan biogas. Produk utama dari UKM ini adalah bioetanol yang
disebut sebagai barang lama karena lebih dari 700 tahun silam sudah dikenalkan ketika
para prajurit Kubilai Khan menyerang Kerajaan Singosari di Jawa Timur. Masyarakat
Jawa kemudian mengenalnya sebagai ciu.
Bapak Soelaiman Budi Sunarto,SH, MM, MBA, selain sebagai pendiri dari
UKM Agro Makmur beliau juga di kenal sebagai bapak Bio Fuel jawa Tengah,
Pencetus Rekayasa Pertanian Organik dan Energi Alternatif, Dosen, Consultant
Managemen, dan Praktisi bisnis, beliau lahir pada tanggal 29 Mei 1963 di Semarang.
pada Tanggal 25 Nopember 2004 telah menerima Penganugrahan “Agrobisnis Award
2004” dari Pemerintah Indonesia yang disampaikan oleh bapak Anton Aprianto, selaku
Mentri Pertanian.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2.1 Pirolisis Biomassa
Pirolisis berasal dari kata Pyro (Fire/Api) dan Lyo (Loosening/Pelepasan) untuk
dekomposisi termal dari suatu bahan organik. Jadi pirolisis adalah proses konversi dari
suatu bahan organik pada suhu tinggi dan terurai menjadi ikatan molekul yang lebih
kecil. Pirolisis merupakan suatu bentuk insinerasi yang menguraikan bahan organik
secara kimia melalui pemanasan dengan mengalirkan nitrogen sebagai gas inert. Proses
ini menghasilkan uap organik, gas pirolisis dan arang. Uap organik yang dihasilkan
mengandung karbon monoksida, metana, karbon dioksida, tar yang mudah menguap
dan air. Uap organik kemudian dikondensasikan menjadi cairan. Cairan hasil pirolisis
dikenal sebagai bio-oil (Awaluddin, 2007).
Pirolisasi adalah suatu proses dekomposisi kimia bahan organik melalui proses
pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah
akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. pirolisis menghasilkan
arang karbon, minyak dan gas yang dapat dibakar. Besarnya produk yang akan
dihasilkan dipengaruhi kondisi proses, terutama temperatur dan laju pemanasan.
Pirolisis adalah kasus khusus termolisis. Pirolisis ekstrim, yang hanya meninggalkan
karbon sebagai residu, disebut karbonisasi. Perbedaan utama pirolisis, gasifikasi adalah
jumlah oksigen yang disuplai ke rekator thermal dapat dilihat dari gambar dibawah.
6
Gambar 1. Perbedaan pirolisis dan gasifikasi
Volatile matter
300-700 oC
Pendingin dan kondensat
Biomassa
Tanpa O2
Cairan (Bio-oil)
Arang
7
Sedikit banyaknya arang yang dihasilkan bergantung pada komposisi awal biomassa.
Semakin banyak kandungan volatile matter maka semakin sedikit arang yang dihasilkan
karena banyak bagian yang terlepas ke udara. Penentuan komposisi awal biomassa
dilakukan dengan uji analisis pendekatan (proximate analysis).
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari
dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses
penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau
limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan
untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau
bahan bakar.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari
bobot gabah. Penggunaan energi sekam bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran
untuk bahan bakar bagi rumah tangga petani. Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang
harganya terus meningkat akan berpengaruh terhadap biaya rumah tangga yang harus
dikeluarkan setiap harinya. Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam
sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% dari bobot awal
gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem
lingkungan.
8
Tabel 1. Komposisi kimiawi sekam padi
Komponen Presentase Kandungan (%)
Menurut Soeharno (1979)
1 Kadar air 9,02
2 Protein kasar 3,03
3 Lemak 1,18
4 Serat kasar 35,68
5 Abu 17,71
6 Karbohidrat kasar 33,71
Menurut DTC-IPB
1 Karbon (zat arang) 1,33
2 Hidrogen 1,54
3 Oksigen 33,64
4 Silika 16,98
a. Sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural yang
dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia,
b. Sebagai bahan baku pada industri bahan bangunan, terutama kandungan silika (SiO 2)
yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan
isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah,
c. Sebagai sumber energi panas pada berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang
cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil.
Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil) 1125 kg/m3, dengan nilai kalori 1
kg sekam sebesar 3300 k. kalori. Menurut Houston (1972) sekam memiliki bulk density
0,100 g/ ml, nilai kalori antara 3300 -3600 k. kalori/kg sekam dengan konduktivitas
panas 0,271 BTU. Untuk lebih memudahkan diversifikasi penggunaan sekam, maka
sekam perlu dipadatkan menjadi bentuk yang lebih sederhana, praktis dan tidak
voluminous. Bentuk tersebut adalah arang sekam maupun briket arang sekam. Arang
sekam dapat dengan mudah untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang tidak berasap
dengan nilai kalori yang cukup tinggi. Briket arang sekam mempunyai manfaat yang
9
lebih luas lagi yaitu di samping sebagai bahan bakar ramah lingkungan, sebagai media
tumbuh tanaman hortikultura khususnya tanaman bunga
Dibanding bahan bakar fosil, sifat dan karakteristik bahan bakar biomasa lebih
kompleks serta memerlukan persiapan dan pemrosesan yang lebih kusus. Sifat dan
katrakteristik meliputi berat jenis yang kecil sekitar 122 kg/m 3 , jumlah abu hasil
pembakaran yang tinggi dengan temperatur titik lebur abu yang rendah. Abu hasil
pembakaran antara 16-23% dengan kandungan silica sebesar 95% (Natarajan,1998).
Titik lebur yang rendah disebabkan oleh kandungan alkali dan alkalin yang relatif
tinggi. Kandungan uap air (moisture) pada biomasa umumnya lebih tinggi dibandingkan
bahan bakar fosil, akan tetapi kandungan uap air pada sekam padi relatif sedikit karena
sekam padi merupakan kulit padi yang kering sisa proses penggilingan. Sekam padi
mempunyai panjang sekitar 8-10 mm dengan lebar 2-3 mm dan tebal 0,2
mm.Karakteristik lain yang dimiliki bahan bakar sekam padi adalah kandungan zat
volatil yang tinggi (high-volatile matter) yaitu zat yang mudah menguap. Kandungan
zat volatilnya berkisar antara 60-80% dimana bahan bakar fosil hanya mempunyai 20-
30% untuk jenis batu bara medium. Energi konversi yang dihasilkan lebih banyak
berasal dari zat volatil ini dibandingkan dengan bara api (solid residue) biomasa
(Ogada,1996).
2.3 Bio-oil
Bio-oil adalah cairan yang dapat larut dalam air, bahan bakar yang dapat
dioksigenasi, mengandung karbon, hidrogen dan oksigen. Dengan kandungan nitrogen
dan sulfur yang sangat sedikit, bahkan kandungan sulfur didalamnya dapat diabaikan.
Kandungan asam organik dalam bio-oil memberikan sifat asam pada bio-oil.
Kandungan lainnya dalam bio-oil adalah air, tetapi air tidak bersifat kontaminan seperti
pada petroleum, karena air bercampur dengan bio-oil. Kandungan air dalam bio-oil 15-
30 wt% dan pH 2,8-3,8. Bio-oil berwarna gelap dengan penampilan yang mirip seperti
kopi dan beraroma asap (Ensyn Group INC, 2001). Bio oil diproduksi dari biomassa
seperti kayu, kulit kayu, kertas atau biomassa lainnya melalui teknologi pirolisa atau
pirolisa cepat. Bio oil adalah oxygenated molecule dan bersifat water soluble. Di
Indonesia sendiri pengembangan bio-oil sangat minim sekali. Hal ini dikerenakan
10
kebanyakan untuk bioenergi modern yang lebih dikenal dan sudah berkembang adalah
bioetanol, biodiesel dan biogas. Dengan kata lain bio-oil kalah populer dibandingkan
dengan ketiga bioenergi modern tersebut. Padahal jika ditinjau dari ketersediaan bahan
baku dan nilai jual bio-oil, bioenergi ini tidak kalah bagusnya dibanding dengan tiga
bioenergi alternatif yang telah disebutkan sebelumnya
Produksi bio-oil dapat menggantikan peran dari BBM atau bahan bakar
transportasi yang lain dengan melakukan konversi terhadap bio-oil itu sendiri terlebih
dahulu. Berdasarkan data produksi, konsumsi, ekspor dan impor BBM yang diperoleh
dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral pada tahun 2001-2006 adalah
sebagai berikut
11
Tabel 2. Data Produksi Hasil Olahan Minyak Mentah
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2001 2002 2003 2004 2005
Uraian (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) (Ton)
Konsums
i 3518000 5953000 5753000 5428000 7961000
Eksport - 465000 - 706000 465000
Import 1175000 1084000 1108000 1706000 4457000
Produksi 4693000 5334000 4645000 4428000 3969000
12
2.3.2 Performa Bio-oil terhadap kompor bio-oil
Kelebihan kompor ini adalah selain desainnya yang sederhana, gas hasil pirolisis
dapat didinginkkan dan dialirkan melalui pipa tanpa kehilangan kualitas api yang biru.
Akibatnya bermacam-macam konfigurasi dapat dilakukan. Yang paling sederhana
adalah menggabungkan burner dan gasifier. Konfigurasi lain dapat juga dengan
memisahkan gasifier dengan burner yang terhubung pipa besi. Jumlah burner pun bisa
lebih dari satu tergantung kapasitas gasifier. Kadar karbon dan kadar oksigen dalam
sekam padi juga hampir berimbang sekitar 35-38%. Ini menunjukkan bahwa dalam
minyak pirolisis nantinya akan mempunyai kadar oksigen dalam jumlah yang banyak.
Kandungan belerang dalam sekam padi adalah nol. Akibatnya hasil pembakaran dari
minyak pirolisis sekam padi akan lebih ramah lingkungan dibandingkan hasil
pembakaran minyak tanah.
13
8. Campuran yang sesuai pirolisis cair dengan minyak diesel dapat digunakan sebagai
bahan bakar mesin diesel
9. Digunakan sebagai bahan perek
14
BAB III
METODOLOGI
Pembuatan bahan bakar untuk kompor, bio-oil dan pembangkit tenaga listrik di UKM
Agro Makmur menggunakan bahan baku berupa sampah organik (sekam padi) dengan
menggunakan alat biogas pengolah sampah (Albakos) yang mengalami proses pirolisis.
A. Satu set alat pirolisis pembuatan bahan bakar kompor dan penghasil listrik yang
terdiri dari:
a. Albakos
Berupa tungku pembakaran tertutup atau tidak sempurna (anaerob),memilki
tinggi 95 sentimeter, berdiameter 50 sentimeter, dan berbobot 60 kilogram.
b. Pipa
c. Alat pendingin
B. Gambar alat
15
3.1.2 Bahan yang di gunakan
Sampah organik kering atau biomassa yang kering,misalnya jerami, sekam padi, ranting
pohon, maupun limbah organik (sekam padi, kulit durian, kertas, potongan rambut).
Kompor
PEMBANGKIT Bio-oil
LISTRIK
genset plastik
penampung gas
Penjelasan:
Bahan yang akan di gunakan untuk menjadi biogas harus dalam kondisi kering,
kemudian dimasukkan pada tungku albakos. Di dalam tungku, biomassa kering di bakar
dan tungku di tutup rapat agar tidak ada udara yang masuk maupun keluar dari tangki.
Gas (asap) yang di hasilkan kemudian di alirkan ke pipa – pipa menuju tangki
purifikasi. Dalam tangki purifikasi terdapat batu bentonit atau zeolit yang sebelumnya di
panaskan terlebih dahulu sampai suhu 300oC. Gas yang melewati tangki kondensasi ini
mengandung gas metan mendekati kadar murni yang dapat di gunakan untuk bahan
bakar kompor atau untuk menggerakkan generator listrik. Daritangki pendingin, gas
yang dihasilkan disalurkan melalui pipa-pipa dan selanjutnya akan terkumpul dalam
16
kantong plastik besar. Dari kantung plastik ini kemudian gas metan disalurkan ke genset
yang digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik atau bisa langsung digunakan untuk
memasak. Selain itu dari tangki pendingin juga menghasilkan bio-oil yang memiliki
sifat yang sama seperti minyak tanah. Beberapa pemanfaatan dari bio oil antara lain
untuk pembakaran pada mesin diesel (gambar 6), konversi bio oil menjadi bio diesel
(gambar 7).
*Bio-oil digunakan langsung sebagai pengganti bahan bakar diesel tanpa dikonversi
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Proses Pirolisis melibatkan suatu rangaian reaksi endotermik yang disokong oleh
oleh panas yang diproduksi dari reaksi pembakaran. Produk yang dihasilkan pada proses
ini adalah gas bakar yang terkandung dalam volatile matter, seperti H2,CO,CO2 dan
CH4. Reaksi berikut ini merupakan empat reaksi yang umum terlibat pirolisis :
a. Gas ringan
Gas yang terdiri dari (H2,CO,CO2,H2O dan CH4) yang dihasilkan dari
pembakaran secara pirolisis kemudian akan melaui proses pendinginan sebelum bisa
langsung digunakan pada kompor ataupun . Dengan berbahan baku biomassa terutama
sekam padi dapat dipakai non stop 24jam sehari selama 30 hari hasilnya tetap baik.
sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan gas pada kompor yang digunakan untuk
memasak dalam kehidupan sehari-hari atau digunakan dalam industri rumah tangga
yang memerlukan pembakaran yang lama
Dari percobaan diatas menggunakan bahan baku sekam padi di dapatkan hasil sebagai
berikut:
a. Dari hasil uji coba untuk sampah kering organik kapasitas 3 kg mampu
menghasilkan nyala api 250 0 C, lama nyala api 1 jam untuk mendidihkan air 1 liter
perlu waktu 6 menit dan warna nyala api biru agak kemerahan.
18
b. Dari 3 kg sekam padi pada suhu 350 0 C, dihasilkan lama nyala api 2 jam untuk
mendidihkan air 1 liter selama 3 menit dan warna nyala api biru hampir tidak
kelihatan seperti nyala api spritus.
c. Dari 3 kg serbuk gergaji campur kayu pada suhu 300 derajat celcius lama nyala api 1
jam untuk mendidihkan air 1 liter 5 menit warna nyala api merah
paling bagus menggunakan sekam padi karena pada sekam padi mengandung
banyak lignin, komposisi produk yang tersususn merupakan fungsi temperature,
tekanan, dan komposisi gas selama pirolisis berlangsung. Proses pirolisis dimulai pada
temperature sekitar 230 0C, ketika komponen yang tidak stabil secara termal, seperti
lignin pada biomassa sekam padi akan pecah dan menguap bersamaan dengan
komponen lainnya. Produk cair yang menguap mengandung tar dan PAH
(Polyaromatic Hydrocarbon).
19
dari bahan bakar adalah viskositas, nilai kalor, stabilitas, dan komposisi bahan
penyusunnya. Selain itu, unjuk kerja dari kompor minyak skala rumah tangga dengan
menggunakan minyak pirolisis juga perlu diteliti.
c. Char (arang)
Hasil lain dari proses pirolisis sekam padi adalah char atau biasa disebut arang,
Arang adalah residu hitam berisi karbon tidak murni yang dihasilkan dengan
menghilangkan kandungan air dan komponen volatile pada biomassa yang digunakan.
Fungsi dari Arang ini misalnya dapat digunakan sebagai media adsorber pada proses
pengolahan limbah tekstil yang mengandung fenol.
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pirolisasi adalah suatu proses dekomposisi kimia bahan organik melalui proses
pemanasan tanpa atau sedikit oksigen atau reagen lainnya, di mana material mentah
akan mengalami pemecahan struktur kimia menjadi fase gas. Bahan yang digunakan
adalah biomassa (bahan organik) yang merupakan hasil produksi dari makhluk hidup.
Biomassa dapat berasal dari tanaman perkebunan atau pertanian, hutan, peternakan atau
bahkan sampah. Karena kandungan hidrokarbon yang dimiliki senyawanya, biomassa
dapat digunakan untuk menyediakan panas, membuat bahan bakar, dan membangkitkan
listrik. Pemanfaatan biomasa sebagai sumber energy inilah yang dikenal sebagai
bioenergi. Dari hasil uji coba untuk sampah kering organik kapasitas 3 kg mampu
menghasilkan nyala api 250 0 C, lama nyala api 1 jam untuk mendidihkan air 1 liter
0
perlu waktu 6 menit dan warna nyala api biru agak kemerahan. sekam padi 350 C,
lama nyala api 2 jam untuk mendidihkan air 1 liter selama 3 menit dan warna nyala
api biru hampir tidak kelihatan seperti nyala api spritus. sangat cocok untuk memenuhi
kebutuhan gas pada kompor yang digunakan untuk memasak dalam kehidupan sehari-
hari atau digunakan dalam industri rumah tangga yang memerlukan pembakaran yang
lama. Selain menghasilkan biogas proses pirolisis biomassa juga menghasilkan bio-oil
yang dapat langsung digunakan untuk berbagai keperluan misalnya sebagai bahan bakar
ppengganti kerosene dan dapat juga dikonversi menjadi biodiesel yang ramah
lingkungan.
5,2 Saran
21
skala kecil. Sehingga dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan
tentunya lebih ramah lingkungan. Bio-oil merupakan salah satu energi alternative
pengganti fosil yang perlu dikembangkan, tapi harus dilakukan treatmrnt dan penelitian
lebih lanjut karena bio-oil yang selama ini digunakan masih bersifat asam yang dapat
mengakibatkan korosi pada alat yang digunakan.
22