Anda di halaman 1dari 3

Industri Sawit Was-Was akan Dampak Ketegangan

Indonesia-Malaysia
Pelaku industri berharap hubungan kedua negara tetap baik, karena banyak tenaga kerja
bergantung pada industri ini.

Iris Gera  Selasa, 31 Agustus 2010

Foto: AFP

Seorang pekerja sedang memanen kelapa sawit di sebuah perkebunan di Pangkalan Bun,
Kalimantan Tengah.

Teruskan dengan

 Digg
 Facebook
 StumbleUpon
 Yahoo! Buzz
 del.icio.us
 Twitter

Berita Terkait

 Malaysia Sambut Seruan Presiden SBY untuk Jalin Hubungan Baik


 Perusahaan Thailand Tolak Klaim Tumpahan Minyak Indonesia
 Perusahaan BP Dituduh Lari dari Tanggung-Jawab
 Pemerintah Bangun SMP Khusus Anak TKI di Kinabalu
 BP Lakukan Uji Akhir untuk Tentukan Status Deepwater Horizon
 Perlakuan pada PRT Perkeruh Hubungan RI-Malaysia
 60 Juta Pengusaha Indonesia Belum Tersentuh Layanan Perbankan
 Presiden Yudhoyono Perintahkan TNI Jaga Keamanan di Tarakan

Sebagai dua negara penghasil sawit terbesar di dunia, Indonesia dan Malaysia melakukan
berbagai kerja sama di bidang industri ini. Lahan tanaman sawit  kedua negara pun nyaris
berbaur karena banyak pengusaha Indonesia memiliki lahan sawit di Malaysia dan banyak
pula pengusaha Malaysia memiliki lahan sawit di Indonesia.

Kerjasama seperti ini, menurut Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit
Indonesia (Gapki) Fadil Hassan, banyak menyerap tenaga kerja asal Indonesia dalam industri
sawit. Ia pun berharap hubungan kedua negara harus tetap dijaga, karena sifat mutualisme ini,
di mana kedua belah pihak saling membutuhkan.

“Kita ini terakhir bertemu kira-kira sebulan yang lalu. Tapi, kita mengharapkan kerja sama
tetap berlangsung karena kepentingannya lebih besar. Saya kira karena menyangkut masa
depan industri sawit di Malaysia dan Indonesia,” jelas Fadil.

Lebih jauh, Fadil Hassan berharap ketegangan yang sedang terjadi antara Indonesia dan
Malaysia dapat segera mencair.

“(Semoga) akan diselesaikan dengan baik tentunya, tanpa merugikan atau melecehkan harga
diri dari masing-masing negara,” kata Fadil.

wikimedia commons

Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Menko Perekonomian Hatta Rajasa kepada pers di Jakarta, hari Senin mengungkapkan
harapannya agar hubungan dagang Indonesia dan Malaysia akan tetap harmonis, sambil
menunggu penyelesaian terbaik bagi kedua negara terkait konflik akhir-akhir ini.

“Sampai sekarang kita tidak ada pembicaraan-pembicaraan  yang terkait dengan


mengevaluasi hal yang berkaitan dengan masalah-masalah perekonomian,” jelas Menko
Hatta Rajasa.

Selain melalui sawit, selama ini hubungan perekonomian antara Indonesia  dan Malaysia
terus meningkat lewat kegiatan ekspor impor. Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS),
setelah Singapura, Malaysia menempati urutan kedua sebagai negara tujuan ekspor Indonesia
di kawasan ASEAN.

Selama semester pertama tahun ini, ekspor non-migas Indonesia ke Malaysia mencapai
sekitar tiga miliar dolar Amerika dan diharapkan akan meningkat dua kali lipat pada akhir
tahun. Prediksi itu juga naik dari realisasi ekspor non-migas Indonesia ke Malaysia tahun lalu
sekitar lima miliar dolar. Selain tekstil, komoditas asal Indonesia yang diminati Malaysia
adalah sepatu, elektronik dan mainan anak-anak.

Anda mungkin juga menyukai