Anda di halaman 1dari 8

Kapitalisme di Jepang

• Berangkat dari thesis Weber, sosiolog AS


Robert Bellah mengajukan pertanyaan,
bila Jepang adalah negara timur layaknya
China, mengapa di Jepang kapitalisme
berkembang pesat ? Etika keagamaan
seperti apa yang mendorong hal tersebut?
• Di Jepang, terdapat istilah yang disebut
“Shuukyou”. yang maknanya dianggap
identik dengan istilah “Religion” dalam
bahasa Inggris.
• Istilah Shuukyou digunakan dalam
konotasi makna yang lebih luas karena
mencakup pengertian istilah “agama”
sekaligus “religi”.
• Agama asli Jepang adalah Shinto. Secara
harafiah Shinto diartikan sebagai “Jalan Dewa”
• Shinto merupakan pemikiran dan kepercayaan
primitif khas Jepang dan hanya boleh dianut
oleh Keturunan Jepang asli saja.
• Kepercayaan asli tersebut, awalnya secara
konseptual belum tersistemasi dengan baik.
Eksistensinya hanya dianggap sebagai bagian
dari tradisi kehidupan sehari-hari, terutama
sebagai kebiasaan dan adat-istiadat.
• Konfusianisme masuk ke Jepang sekitar tahun
404 M, dan Buddhisme masuk ke Jepang pada
sekitar 583 M.
• Pada masa Tokugawa (1600-1868), saat
Jepang tengah melaksanakan politik isolasinya,
timbul gerakan Kokugaku (gerakan Kebangkitan
Nasional Jepang) yang berusaha untuk
memunculkan kembali kekhasan Jepang.
• Terjadi proses penjepangan Buddha dan
konfusianisme. Hasilnya pada zaman Kamakura
muncul Shingaku Bukyou (Agama Buddha
baru) yang memiliki ciri khas berbeda dengan
agama Buddha lainnya.
• Aliran-aliran Shingaku umumnya bersifat
monotheisme, meyakini dan memuja pada satu
Buddha saja, yaitu Amithaba Buddha.
• Menurut aliran ini, Ibadah pada haikikatnya
adalah pekerjaan apa saja yang dilakukan
dengan kesungguhan, ketekunan, ketabahan,
dan kesempurnaan batin sesuai dengan
profesinya masing-masing.
• Nilai-nilai tersebut sejalan dengan sekulerisasi
pada ajaran Shinto yang memiliki ciri-ciri
asketisme duniawi, seperti etika protestan
kalvinisme di Eropa.
• Nilai-nilai tersebut mendasari etos kerja
orang Jepang, terutama kaum pedagang
yang banyak menganut aliran ini.
• Tafsiran ini kemudian melahirkan
saudagar-saudagar besar yang pada
Zaman Meiji menjadi pionir dalam
mengubah sistem ekonomi di Jepang dari
feudal menjadi kapitalisme.
• Hal ini dikemukakan oleh Robert Bellah dalam
Tokugawa Religion (1957) yang menyimpulkan
bahwa di Jepang pada Zaman Tokugawa (1600-
1868), Perpaduan antara Shinto-Buddha, dan
konfusianime telah melahirkan aliran-aliran
agama ajaran Buddha baru (Shingaku Bukkyo)
yang memuliakan para saudagar yang bekerja
keras secara jujur seperti layaknya seorang
samurai, yang serupa ciri-ciri asketisme duniawi
(inner-worldly asceticism) dengan Etika
Protestan.

Anda mungkin juga menyukai