Anda di halaman 1dari 15

LAYANAN KLINIK TANAMAN

(Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Praktikum Layanan Klinik Tanaman)

Oleh
MUHLAS PRASETYO
091510501077

ANGGOTA KELOMPOK :
1. DITA MEIDIANTI (091510501059)
2. HENDRA ADI WINATA (091510501072)
3. ELLA IMANINDA (091510501118)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2011
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pangan yang harus
terpenuhi kecukupannya untuk menunjang kelangsungan hidup sebahagian
besar penduduk Indonesia. Salah satu upaya untuk mempertahankan
kecukupan pangan adalah melalui pengendalian faktor-faktor pembatas. Salah
satu faktor pembatas yang penting adalah serangan hama penyakit.
Salah satu kendala penting dalam upaya peningkatan produksi tanaman
padi adalah gangguan biotis yang dikelompokkan menjadi gangguan oleh
makroorganisme yang dikenal dengan gangguan hama. Kehilangan hasil padi
akibat serangan hama dilaporkan bervariasi. Perkiraan kehilangan hasil padi
akibat hama dalam skala dunia mencapai 9,4%. Khusus hama wereng ijo,
kehilangan hasil dapat mencapai 100% pada varietas rentan.
Kehidupan mahluk di dunia ini selalu tergantung dari dunia tumbuhan
secara langsung maupun tidak langsung. Tumbuhan dapat memanfaatkan sumber
energi matahari dan mengolahnya bersama, zat-zat lainnya menjadi zat makanan
yang sangat berguna untuk mahluk hidup. Selain tumbuhan dapat menghasilkan
bahan pangan bagi rnanusia dan mahluk lainnya, juga melengkapi keperluan
hidup kita dengan bahan sandang dan papan serta bahan untuk keperluan hidup
lainnya.
Berbagai usaha dibidang pertanian telah dilakukan secara simultan seperti
pemakaian jenis ungul, pengairan yang cukup, pengerjaan tanah serta
pemeliharaan tanaman yang memenuhi persyaratan dan pemberantasan hama
penyakit tumbuhan. Kesemua tindakan tersebut perlu mendapat perhatian yang
sama. Karena jika tidak demikian, maka segi yang kurang mendapat perhatian
akan menjadi faktor pembatas termasuk gangguan hama dan penyakit tumbuhan.
Selain itu masih banyak lagi penyakit yang menjadi bahaya potensial
diwaktu yang akan datang biak yang sekarang sudah berada di negara lain dan
belum rnasuk ke Indonesia atau sudah berada di negara kita, tapi rnasih tergolong
penyakit yang belum mempunyai arti ekonomi penting. Gangguan tersebut akan
masih terasa jika digunakan kultivar tanaman tertentu secara luas dengan
teknologi maju. Banyak diantara kultivar tanaman yang dapat berproduksi tinggi
tidak tahan terhadap penyakit-penyakit penting. Atau walaupun dapat
diketemukan kultivar yang tahan hanya terbatas terhadap satu atau beberapa
macam penyakit saja sedangkan sering terjadi, satu macam tanaman dapat
terganggu pertumbuhannya oleh berbagai macam penyakit. Gangguan penyakit
tidak. saja terbatas di pertanaman, tetapi terdapat pula diternpat penyimpanan,
ditempat pemasaran dan sebagainya. Jadi akan sangat berbahaya sekali usaha
peningkatan produksi pertanian, tidak memperhatikan terhadap kemungkinan
adanya gangguan oleh penyakit tumbuhan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum dasar-Dasar Perlindungan Tanaman tentang hama
adalah agar kita dapat mengetahui jenis hama yang menyerang tanaman padi dan
gejala yang ditimbulkan serta cara pengendaliannya.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Hama tanaman merupakan salah satu kendala utama dalam peningkatan


produksi pertanian. Selain menyebabkan tumbuhan yang diserang tidak dapat
tumbuh dan berkembang secera normal, serangan hama tersebut dapat
menimbulkan kerugian secera ekonomis. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu
usaha pengendalian terhadap hama tersebut.
Hama wereng selalu mendampingi pertanaman padi di Indonesia.
Biasanya kehadirannya tidak sampai secara ekonomi mengganggu produksi.
Namun ada kala-nya hama ini menggagalkan secara total hasil padi temat-
tempat tertentu. Dalam kurun waktu delapan tahun terakhir telah terjadi dua
kali ledakan hama wereng
Kedua ledakan hama wereng tersebut selalu menjadi bahan pembicaraan
hangat. Yang pertama hanya merupakan bencana yang dihadapi dan ditangani
oleh Departemen Pertanian. Vang terakhir bukan hanya menjadi rnasalah yang
diseiesaikan di tingkat satu departemen saja, tetapi dianggap bencana yang
penyeiesaiannya sudah melibatkan pirnpinan pemerintahan tertinggi. Jadi
ledakan hama ini benar-benar dianggap sangat serius. Bila ledakan hama wereng
ini tidak ditangani segera dan secara tuntas akan mengganggu produksi beras
nasional. Kedua, usaha rnempertahankan swasembada pangan akan sangat
terganggu. Dan ketiga, kredibilitas kita di mata dunia internasional sebagai
negara yang berhasil berswasem bada di bidang pangan akan tercemar. Untuk
menanggulangi meledaknya suatu hama, para pengelola lembaga penelitian
dan para ahlinya selalu rnenyarankan pefigendalian hama yang dipadukan
dengan budidaya tanaman dan pemakaian varietas tahanhama tetapi
berproduksi unggul (Dedy. 1995).
Dalam suatu areal pertanaman, kemunduran produksi merupakan hal yang
sering terjadi. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemunduran produksi adalah
karena Adanya gangguan hama. Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan
daun dan batang tumbuhan berlubang – lubang, kemudian kering, dan pada
akhirnya mati. Dan hama tidak diinginkan pada lahan pertanian karena dapat
merugikan dalam hal menurunkan hasil produksi yang bisa dicapai oleh tanaman.
Kehadiran hama sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada
lahan pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada tanaman pokok
(tanaman budidaya) dalam hal rusaknya daun, penularan penyakit. Tempat
berlindungnya hewan-hewan kecil, insekta dan hama sehingga memungkinkan
hewan-hewan tersebut dapat berkembang biak dengan baik, mengganggu
kelancaran pekerjaan para petani, sebagai perantara atau sumber hama dan
penyakit, mengganggu kesehatan manusia, menaikkan ongkos-ongkos usaha
pertanian dan menurunkan produktivitas air (Bourchof, 1993).
Tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan hama yang
menyerang. Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu tumbuhan
dengan memakannya. Belalang, kumbang, ulat, wereng, tikus, walang sangit
merupakan beberapa contoh binatang yang sering menjadi hama tanaman.
Gangguan terhadap tumbuhan yang disebabkan hama khususnya wereng
ijo. Oleh karena itu, tumbuhan yang terserang hama, umumnya, bagian tubuhnya
rusak. Akan tetapi, aktivitas hidupnya terganggu dan dapat menyebabkan
kematian. Untuk membasmi hama, sering kali manusia menggunakan oat – obatan
anti hama. Pestisida yang digunakan untuk membasmi serangga disebut
insektisida.
Pembasmi hama menggunakan pestisida dan obat harus secara hati – hati
dan tepat guna. Pengunaan pertisida yang berlebihan dan tidak tepat justru dapat
menimbulkan bahaya yang lebih besat. Hal itu disebabkan karena pestisida dapat
menimbulkan kekebalan pada hama. Oleh karena itu pengguna obat – obatan anti
hama hendaknya diusahakan seminimal dan sebijak mungkin.
Hama yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya.dan
penyebaran hama ini dapat disebabkan oleh angin. Hama wereng ijo
menyebabkan bagian tumbuhan yang terserang, misalnya buah berlubang, daun
berlubang. Jika menyerang bagian ranting dan permukaan daun, akan
menyebabkan bercak – bercak kecokelatan (Anonymous, 1992.).
Jika keadaan lingkungan memungkinkan untuk perkembangan hama,
maka kerugian akan lebih besar lagi sehingga dapat menggagalkan panen.
Banyaknya kerugian karena hama wereng ijo ini disebabkan antara lain, karena
perpindahan dari tempat lain, pemeliharaan tanaman yang tidak memadai, cara
penyimpanan dan pengangkutan ying kurang sempurna, serta kurangnya usaha
penanggulangan hama.
Akibat dari kerugian hama wereng ijo tumbuhan tersebut tidak saja
mempengaruhi bidang ekonomi, tapi jika menyangkut kepentingan masyarakat
luas akan mengakibatkan ketenteraman hidupnya terganggu. Dengan demikian
perlu selalu diperhatikan terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dibidang
produksi pertanian termasuk gangguan yang disebabkan oleh hama wereng ijo
(Setijo, P. 1996).
III. METODOLOGI

3.1 Tempat dan Waktu


Dalam acara partikum Pengidentifikasian Bakteri dan jamur pada tanaman
yang dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2011, di Laboratorium Hama, Jurusan
Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Jember pada pukul
11.30 WIB s/d selesai.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan
1. Alat tulis
2. Quissioner
3. Hama wereng ijo
4. Hama keong mas

3.2.2 Alat
1. Mikroskop
2. Laptop
3. Camera

3.3 Langkah Kerja


3.3 Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan (alat tulis dan kamera).
2. Memfoto hama dengan camera, miroskop dan laptop.
3. Kemudian hasil pemotretan tersebut dibahas dalam laporan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Foto Hama Wereng Ijo

      Foto Hama Keong Mas


4.2 Pembahasan
]Anatomi serangga
A- Kepala (caput) B- Dada (thorax)
C- Perut (abdomen)
1.antena
2. ocelli (bawah)
3. ocelli (atas)
4. mata majemuk
5. otak (ganglia otak)
6. dada depan (prothorax 
7. pembuluh darah
18. Alat kelamin 
19. berkas saraf (ganglia perut)
8. saluran trakea (ruas-ruas dengan spirakulum) 20. saluran Malpighia
9. dada tengah (mesothorax)      21. tungkai dada
10. dada belakang (metathorax) 22. cakar pengait
11. sayap depan 23. tarsus
12. sayap belakang 24. tibia
13. perut 25. femur
14. jantung 26. trochanter
15. ovarium 27. perut depan
16. perut belakang (usus, rektum, anus) 28. ganglion dada
17. anus 29. coxa
30. kelenjar ludah 31. ganglion suboesophagus
32. mulut
            
Wereng adalah sejenis kepik yang menyebabkan daun dan batang
tumbuhan berlubang–lubang, kemudian kering, dan pada akhirnya mati. Wereng
hijau dikenal karena tubuhnya berwarna hijau. Jenis wereng ini tidak terlalu
berbahaya secara langsung. Tapi disisi lain merupakan vektor atau penular virus
tungro pada tanaman padi
Klasifikasi Wereng Hijau (Nephotettix virescens)
Wereng hijau (Nephotettix virescens Distant) termasuk ke dalam :
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Homoptera
Famili : Cicadellidae
Genus : Nephotettix
Spesies : Nephotettix virescens Distant
Wereng hijau menghisap cairan dari tanaman yang menyebabkan
pertumbuhan tanaman terhambat. Nimfa instar awal makannya sangat sedikit
sehingga menyebabkan kerusakan kecil pada tanaman. Tanaman akan mengalam
kerusakan bila terdapat banyak nimfa instar akhir dan imago pada tanaman,
karena terhisapnya unsur-unsur hara dan cairan tanaman
Pertumbuhan dan fluktuasi populasi serangga pembawa virus atau
serangga pada umumnya ditentukan oleh interaksi antar faktor intrinsik pada
serangga dan adanya faktor lingkungan yang efektif. Faktor intrinsik adalah faktor
bawaan atau genetik yang menentukan besarnya potensi pertumbuhan populasi,
sedang faktor linglungan efektif meliputi cuaca makanan, tempat berlindung dan
hewan atau organisme lain termasuk predator, parasit dan penyakit. Secara
langsung dan tidak langsung, iklim berpengaruh terhadap brbagai aspek
kehidupan serangga dan perilaku sehingga menentukan populasi serangga, dan
berpengaru terhadap populasi terutama pada tingkat kelahiran, kematian,
pertambahan jumlah dan penyebaran serangga. Faktor - faktor iklim yang penting
peranannya dalam berbagai kehidupan serangga, yaitu : suhu, kelembaban nisbi
udara, peguapan, angin, dan fotoperiodisitas
Nimfa N. virescens terdiri atas 5 instar yang berlangsung keseluruhannya
selama 13-18 hari. Nimfa muda berwarna putih kekuningan. Setelah berganti kulit
warnanya menjadi kuning atau hijau kekuningan hingga hijau terang. Setiap kali
akan berganti kulit nimfa tidak aktif dan tetap pada tempatnya. Nimfa dari telur
yang menetas akan segera bergerak menuju ke bagian atas tanaman dan
berkumpul pada bagian bawah daun tua. Pada instar ke-2 dan seterusnya nimfa-
nimfa tersebut merata pada daun padi. Pada tanaman yang layu nimfa berkumpul
pada bagian pangkal pelepah daun.
Wereng hijau yang baru menjadi dewasa berwarna kekuning-kuningan.
Warna tersebut secara bertahap berubah menjadi hijau kekuning-kuningan yang
akhirnya berubah menjadi hijau dalam waktu ± 3 jam. Wereng hijau menjadi
dewasa pada waktu pagi. Imago jantan dan betina dapat hidup sampai 20 hari.
Imago wereng hijau mempunyai tanda pada sayap bagian bawah yang lebih hitam
dibanding dengan yang lain. Wereng hijau betina dapat menghasilkan telur
sampai 300 butir. Produksi telur wereng hijau yang tertinggi terjadi pada suhu
antara 29º- 33º C. Pada suhu 20º C imago betina mati sebelum bertelur, sedangkan
pada suhu 35º C produksi telur rata-rata rendah karena masa imago leih pendek
pada suhu
Hama wereng ini dapat dikendalikan dengan cara – cara sebagai betikut :
a. Pengaturan pola tanam, yaitu dengan melakukan penanaman secara serentak
maupun dengan pergiliran tanaman. Pergiliran tanaman dilakukan untuk
memutus siklus hidup wereng dengan cara menanam tanaman palawija atau
tanah dibiarkan selama 1 – 2 bulan.
b. Pengendalian hayati, yaitu dengan menggunakan musuh alami wereng,
misalnya laba – laba predator Lycosa Pseudoannulata, kepik Microvelia
douglasi dan Cyrtorhinuss lividipenis, kumbang Paederuss fuscipes, Ophinea
nigrofasciata, dan Synarmonia octomaculata.
c. Pengendalian kimia, yaitu dengan menggunakan insektisida, dilakukan apabila
cara lain tidak mungkin untuk dilakukan. Penggunaan insektisida diusahakan
sedemikan rupa sehingga efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan.
Keongmas merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi.
Tingkat serangan hama tersebutpun tergolong cukup tinggi. Serangan berat
umumnya terjadi di persemaian sampai tanaman berumur dibawah 4 MST. Pada
tanaman dewasa, gangguan keongmas hanya terjadi pada anakan sehingga
jumlah anakan produktif menjadi berkurang. Perkembangan hama ini sangat
cepat, dari telur hingga menetas hanya butuh waktu 7–4 hari.
Keongmas (Pomacea canaliculata) termasuk ke dalam filum Moluska,
Kelas Gasropoda, Ordo Mesogastropoda, Famili Ampullariidae, Genus Pomacea,
dan SpesiesPomacea canaliculata
. Semua moluska bersifat hermafrodit kecuali keongmas. Keongmas jantan
memiliki cangkang yang simetris antara sudut terluar tubuh dengan apex,
sedangkan keongmas betina memiliki cangkang yang lebihbesar antara sudut
terluar tubuh. Disamping itu, satu ekor keongmas betina mampu menghasilkan
15 kelompok telur selama satu siklus hidup (60-80 hari), dan masing-masing
kelompok telur berisi 300-500 butir. Seekor keongmas dewasa mampu
menghasilkan 1000–1200 telur per bulan.
Keongmas hidupnya sangat tergantung pada air dan umumnya
berkembang pesat pada areal yang tergenang. Apabila lahan berada dalam kondisi
tergenang, keongmas akan berkembang cepat dan bila lahan dalam keadaan
kering, hama ini masih dapat hidup dengan beristirahat di dalam tanah. Keongmas
mampu bertahan hidup dalam tanah sampai 6 bulan lamanya, dan jika mendapat
pengairan ia akan berkembang biak kembali.
Hama keong mas termasuk sulit untuk dibasmi secara tuntas. Bila
pengendalian dilakukan dengan menggunakan pestisida, keongmas memang
dapat terbunuh, tetapi cangkang atau rumahnya akan tertinggal di dalam
tanah dan menimbulkan masalah bagi petani yaitu melukai telapak kaki
apabila petani masuk ke areal sawah, sehingga petani perlu kegiatan tambahan
untuk mengumpulkan cangkang di areal yang telah diberi pestisida.
Hasil kajian terhadap lingkungan, kepraktisan kerja, mudah dilaksanakan,
dan murah, maka pengendalian keongmas dianjurkan dengan cara pemungutan
berkala (seminggu 3 kali), pemberian umpan perangkap, pemasangan perangkap
telur, dan pelepasan itik ke lahan sawah. Beberapa cara pengendalian di atas,
mampu mengendalikan perkembangan hama ini sehingga tidak menimbulkan
kerusakan terhadap tanaman padi, dan populasinya berada di bawah ambang.
Hama ini tidak menurun populasinya bila pengendalian dilakukan secara
individu, oleh karena itu pengendaliannya harus dilakukan secara kelompok
dalam satu hamparan. Keikutsertaan petani secara kelompok dalam pengendalian
hama ini menjadi penting, karena keongmas bermigrasi sesuai aliran air dan
masuk ke sawah bersama dengan pemasukan air ke lahan.
Pelepasan Itik di areal sawah merupakan pengendalian alamiah dimana
itik dilepaskan ke areal sawah setelah ditanami padi sampai dengan tanaman
berumur 45 hari setelah tanam. Itik dapat mengendalikan hama keongmas
sehingga tidak merusak tanaman. Untuk meningkatkan efektivitas
pengendalian, areal sawah perlu dibuat macak-macak sampai tergenang
dengan ketinggian air 5 cm. Itik dilepaskan ke areal sawah dan selanjutnya akan
memangsa keongmas (ukuran kecil dan sedang) serta membunuh keongmas besar.
Dalam satu hektar dapat dilepaskan itik sekitar 25 ekor atau lebih. Pelepasan itik
dilakukan pagi dan sore hari. Sesungguhnya pelepasan itik ke lahan sawah
memberi manfaat ganda. Pertama, perkembangan keongmas dan hama-hama
lain dapat terkendali, dan ke dua, dapat memperbaiki aerasi di sekitar
perakaran padi. Keadaan tersebut dapat memperbanyak anakan produktif
sehingga produksi tanaman menjadi lebih banyak.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dalam hasil praktikum ini, diperoleh kesimpulan bahwa:
1.   Hama tanaman merupakan salah satu kendala utama dalam peningkatan
produksi pertanian.
2.  Kehadiran hama sebagai organisme pengganggu tanaman (OPT) pada lahan
pertanian dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan pada tanaman pokok
(tanaman budidaya) dalam hal rusaknya daun, penularan penyakit.
3. Wereng hijau (Nephotettix virescens Distant) menghisap cairan dari tanaman
yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat.
4. Keongmas merupakan salah satu hama penting pada tanaman padi. Tingkat
serangan hama keongmas tergolong cukup tinggi. Serangan berat umumnya
terjadi di persemaian sampai tanaman berumur dibawah 4 MST.

5.2 Saran
Dalam praktikum hama, praktikan harus teliti dalam pengamatan penyakit
agar supaya mendapatkan hasil yang optimal, dan dalam penggunaan
alat laboratorium secara hati-hati.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous, 1992. Media Pestisida. Vol. l2: 6-8. Dipokreasi Prima. Jakarta.

Bourchof. 1993. Kerusakan pada Tanaman Padi. Liptan. Balai Informasi


Pertanian D.I Jokyakarta.

Dedy. 1995. Pengendalian Hama Wereng. Liptan. Loka Pengkanjian


Teknologi Pertanian (LPTP). Banda Aceh.

Setijo, P. 1996. Hama tumbuhan. Trubus Agriwidia. Ungaran.

Anda mungkin juga menyukai