MANAJEMEN PENGEMBANGAN MUTU DOSEN
DALAM PENINGKATAN HASIE BELAJAR MAHASISWA
Oleh: Lilik Huriyah
Abstract:
Management of fecfurers’ quality development in improving the
result of students’ study. One important factor successing the quality of
high education institution graduation is lecturers’ quality management.
Lecturer is considered the most important aspect having the most
important role implementing institution policy in successsing the result of
students’ study. Based on the reason, a high education institution do needs
qualified lecturers. One way can be done fo increase th quality of lecturers
is by having good management of tcturers’ quality development which
should be visualized by POAC (planning, organizing, actuating, and
controlling) activities. Those can be implemented within the new lecturer
reqruitment process done by the institution. Besides, the institution can
conduct trainings for lecturers which cover functional training, dependent
training, and also independent training.
Keywords: management, lecturers’ quality development, result of
students’ study
Suatu kebaikan jika tidak diatur atau dimenej dengan rapi dan bagus, akan
terpatah-kalahkan oleh suatu keburukan yang direncanakan dengan matang. Itulah
ungkapan yang seringkali terdengar saat berbicara tentang manajemen. Di bidang
pendidikan, manajemen menempati posisi yang sangat penting dalam fungsi dan
perannya. Manajemen pendidikan yang antara lain meliputi manajemen sumber daya
manusia, manajemen kurikulum, dan manajemen sarana dan prasarana akan sangat
mempengaruhi kualitas suatu lembaga pendidikan. Perguruan tinggi, sebagai suatu
lembaga pendidikan, jika ingin mempunyai kualitas yang bisa diandalkan,seharusnya
memperhatikan manajemen pendidikannya, terutama manajemen sumber daya
manusianya. Salah satu sumber daya manusia yang sangat potensial di perguruan
tinggi adalah dosen.
Dosen sebagai salah satu pilar yang menentukan kualitas atau mutu perguruan
tinggi, maka harus mendapat perhatian dan prioritas utama. Dengan segala
katifitasnya, dosen dituntut untuk mempunyai dan memenuhi standar kompetensi
sebagai tenaga pendidik yang profesional. Schingga disini perlu sekali adanya
manajemen pengembangan mutu dosen, Karena bagaimanapun juga bermutu atau
tidaknya dosen akan membawa dampak pengaruh terhadap mahasiswanya. Akan
tetapi sayangnya, selama ini penulis masth belum melihat perhatian yang begitu besar
terhadap manajemen pengembangan mutu dosen di beberapa perguruan tinggi yang
masih kecil atau perguruan tinggi yang baru berdiri. Sehingga berangkat dari
fenomena faktual ini, penulis sangat tertarik dan terpanggil untuk mengupas lebih
lanjut tentang manajemen pengembangan mutu dosen dalam peningkatan hasil belajar
mahasiswa. :
pa eee
Lentera, No. 14 Vol. 8, Agustus 2009 eyBiv xurivan ISSN : 1693 - 6922
A. Manajemen Pengembangan Mutu Dosen
Ada banyak kata yang mengarah pada manajemen, antara lain’ manage,
management, arrange, arragement. Demikian pula dengan pengertian dan
pemahaman tentang manajemen. Akan tetapi yang sangat populer adalah manajemen
berasal dari kata ‘to manage’ yang berarti mengatur. Manajemen juga biasa kita kenal
sebagai suatu proses merencana, mengorganisasi, melaksanakan dan mengkontrol atau
mengawasi (Koswara; 2002). Senada dengan hal tersebut, Hasibuan memaparkan
pengertian manajemen sebagai suatu proses merencana, mengorganisasi, memimpin
dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi
tercapai secara efektif dan efisien (Nanang Fattah;2004).
Sedangkan Pengembangan mutu dosen adalah suatu proses meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, dan ketrampilan dosen dalam melaksanakan tugas Tri
Dharma Pergutuan tinggi, sehingga tugas dan kewajibannya tersebut dapat dikerjakan
secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan pendidikan tinggi. Terkadang
sebagai praktisi pendidikan kita bertanya-tanya, kapan pengembangan mutu dosen
dilakukan? Pengembangan mutu dosen.mutlak dilakukan sejak lembaga perguruan
tinggi menetapkan kebutuhan dosen, termasuk jumlah, kualifikasi dan
penempatannya; menetapkan kebijakan rekrutmen, menetapkan kebijakan seleksi.
Selanjutnya pengembangan mutu dosen dapat dilakukan dengan menetapkan
kebijakan pengembangan bagi dosen yang sudah direkrut dengan menyediakan sarana
pendukung untuk pengembangan secara mandiri, seperti akses internet ke situs-situs
gratis, penyediaan buku-buku dan jurnal-jurnal untuk pengembangan wawasan
keilmuan, mengadakan penilaian kerja sebagai bahan peningkatan gaji, menetapkan
kebijakan untuk pengembangan profesi dosen. Dan yang tak kalah pentingnya adalah
menetapkan kebijakan yang mendukung dosen untuk mendapatkan kesempatan
beasiswa.
Mengacu pada paparan diatas, maka dapat ditarik benang merah bahwa
manajemen pengembangan mutu dosen itu harus dilakukan secara sistemik dan
berkesinambungan dari mulai kegiatan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan
dan pengawasan. Semua kegiatan itu dilakukan baik terhadap dosen yang sudah
diangkat maupun pada saat perguruan tinggi itu mencari dan menentukan calon dosen
yang akan diangkat sebagai tenaga pengajar. Keseluruhan kegiatan pengembangan
mutu dosen di suatu perguruan tinggi ini bertujuan untuk mengantisipasi dan
menghadapi tantangan perkembangan zaman yang semakin hari semakin super
kompleks.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Mutu Dosen
Setidaknya ada dua faktor yang sangat dominan yang bisa mempengaruhi
mutu dosen, Kedua faktor tersebut adalah faktor lingkungan fisik dan faktor
lingkungan non fisik. Faktor lingkungan fisik bisa berupa fasilitas pendidikan yang
bisa berupa bangunan, kelas, laboratorium, lapangan, bengkel, jalen, kebun
percontohan dan sebagainya. Semua fasilitas tersebut akan sangat membantu
meningkatkan cara dan gaya (method and style) proses belajar mengajar para dosen
dan mahasiswa di suatu perguruan tinggi. Selain faktor lingkungan fisik tersebut,
terdapat faktor lingkungan fisik lain yang secara tidak fangsung juga ikut
lentere, No. 14 Vol. 8, Agustus 2009. . Manajemen Pengembangan Mutu Dosen.
ISSN : 1693 - 6922 Dalam Peningkatan Hasi! Belajar Mahasiswa =
mempengaruhi mutu dosen. Faktor tersebut adalah besar-kecilnya penghasilan dosen.
Gaji dosen yang sangat rendah akan sering memaksa mereka menutupi kekurangan
dan kebutuhan hidupnya dengan cara dan gaya mereka masing-masing. Tak sedikit
yang selain menjadi dosen di beberapa perguruan tinggi, ia juga merangkap sebagai
pedagang, pejabat atau birokrat di tempat yang berbeda. Adapun faktor kedua yang
mempengaruhi mutu dosen adalah lingkungan non-fisik. Sebagaimana lingkungan
fisik, lingkungan non fisik bisa dibedakan menjadi dua, yakni budaya disiplin ilmunya
dan pada bentuk kegiatan pendidikan pelatihannya. Keterkaitan pada bidang
keilmuannya, merupakan implikasi dari kebebasan akademik, yang bagi dosen
merupakan tugas untuk mengkaji, membahas, mengutarakan berbagai penemuan dan
kesimpulan-kesimpulan bidang ilmunya. Sedangkan dengan berbagai bentuk kegiatan
pendidikan dan pelatihan, ketajaman dan kepekaan social dan profesional dosen akan
semakin terasah tajam, dan pada akhirnya akan mewujudkan dosen yang berkualitas.
Bentuk Pengembangan Mutu Dosen
Sebagaimana yang digagas para pakar pendidikan, pengembangan mutu dosen
di suatu perguruan tinggi merupakan kegiatan perencanaan jangka panjang di suatu
perguruan tinggi yang pelaksanaannya tidak hanya dilakukan pada saat seseorang
sudah diangkat menjadi dosen, tetapi dimulai pada saat penentuan kebutuhan akan
tenaga dosen (jabatan struktural maupun fungsional). Pengembangan dosen harus
direncanakan dari saat menentukan kebutuhan, rekrutmen, dan seleksi penempatan
dosen.
Adapun bentuk pengembangan mutu dosen dapat diklasifikasikan pada dua
hal. Pertama, dari segi peserta, terdapat dua obyek pengembangan yakni dosen yang
menjabat jabatan struktural dan dosen yang melaksanakan proses belajar mengajar
yang biasa disebut jabatan fungsional. Dan yang kedua adalah dari segi tahapan,
Pengembangan dosen dari jabatan struktural ditujukan pada pemantapan ketrampilan
dalam penanganan tugas dan masalah-masalah strategis organisasi, sehingga berbagai
segi yang berkaitan dengan kerja kepemimpinan bisa lebih efektif. Sedangkan, bagi
jabatan fungsional pengembangan ditujukan pada peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan teknis, khususnya proses belajar-mengajar, penelitian, pengabdian dan
pembimbingan sehingga performance kerja lebih baik.
Teknik Pengembangan Mutu Dosen
Pengembangan Mutu Dosen, mutlak dilaksanakan sejak seseorang belum
diangkat menjadi dosen. Oleh karena itu maka bentuk pengembangan mutu dosen
dapat dilakukan dengan. cara-cara sebagai berikut: pertema, persyaratan calon dosen
lebih diperketat. Hal ini bisa mempertegas persyaratan kemampuan akademik,
intelektual, profesional dan bahasa asing. Kedua, pembinaan fungsional, pembinaan
melekat dan pembinaan mandiri. Pembinaan fungsional adalah pembinaan yang dapat
dilakukan oleh unit fungsional internal atau lembaga eksternal. Khusus untuk lembaga
eksternal dapat dilakukan dengan mengundang konsultan dari berbagai jenis dan
tingkat keahlian. Sedangkan pembinaan melekat adalah pembinaan yang dilakukan
oleh unsur-unsur pimpinan intern pada berbagai tingkatan dalam instansi masing-
masing, seperti ketua, pembantu ketua, dan ketua program studi. Selanjutnya adalah
pembinaan mandiri, yakni pembinaan yang dilakukan masing-masing individu dosen
Lentera, No. 14 Vol. 8, Agustus 2009 @&