"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang"
Kado_Pernikahan_Menjadi_Pasangan_Paling_Berbahagia_Lanjutan
Perhatian (Disclaimer)
Hanya teruntuk yang berhaq (suami dengan istrinya), haram hukumnya
kemesraan pernikahan ini diterapkan pada selainya
'Afwan jika sekiranya dinggap kurang sopan (vulgar), yang ana tulis ini adalah ilmu
penting yang harus diketahui bagi seseorang yang mau menikah terutama tentang
adab-adab dan cara menjalaninya dengan baik. Dan disini ana sudah mengusahakan
menyusun dalam bahasa sehalus mungkin, selebihnya mohon maaf dengan sangat .
Semua adalah kekurangan dan kesalahan diri ana yang lemah ini, memohon koreksi
dan nasehat segera dan tak perlu sungkan-sungkan)
Ana dedikasikan awalnya sebagai kado teruntuk sahabat terbaik ana Abu Abdillah, yang
semoga Allah senantiasa memberi barakah kepadanya
'Afwan kadonya mendahului, biar tambah semangat
Semoga berkenan dan menjadi pernikahan yang berkah
Semoga terbit senyum cerah menyambut hidup baru
Sekaligus sebagai bekal ilmu bagi diri ana sendiri dari ilmu yang lama ana kaji ini (dengan
metode praktis yang sedikit berbeda dari biasanya)
Dan semoga senantiasa diberi Allah jalan yang lebih selamat
Dan semoga jua bermanfaat teruntuk saudara-saudariku sekalian
Semoga bisa menjadi rizqi yang halal (nafkah batin) dalam kehidupan keluarga
saudaraku
Menumbuhkan dan menguatkan kembali kecintaan dan keharmonisan dalam
rumah-tangga saudaraku sekalian
Dan bagi yang masih bujangan semoga menjadi bekal, biar kepingin dan biar
bersemangat menyegerakan pernikahan :)
Silahkan copy artikel ini, termasuk sumber asli yang ana sediakan:
Attachment: [Kado Pernikahan] Menjadi Pasangan Paling Berbahagia.doc
Attachment: [Kado Pernikahan] Menjadi Pasangan Paling Berbahagia.pdf
Ana sediakan versi ready print (format Pdf), yang bisa di download dibagian bawah
postingan ini...
Mungkin bisa langsung di print, jadikan buku atau tempel di tempat yang mudah dilihat
(sebagai tadzkirah), sebab manusia mudah lalai..
Namun yang terus kami update terutama adalah versi web-nya, format lain
(doc,rar,pdf) mengikuti suatu saat
Bagi yang ingin membukukan...
Niat ikhlash karena Allah
Niat untuk mudahnya mendakwahkan ilmu dan tiada menahanya
Niat untuk menjaga hati dari segala yang mengotori
Niat untuk memberi manfaat kepada orang banyak
Niat mendapatkan rizqi dengan layak (halal) tanpa mendhalimi siapapun (dengan cara
yang layak) dan menjaga tiada terbuai denganya
Bagi yang membacanya...
Semoga terhindar dari kemudharatanya
Memohon masukan dan kritik segera
Berhati-hati dengan susunan kata dan mungkin pemahaman yang melenceng
(terutama jika dipengaruhi nafsu saat membacanya)
Tak lupa untk membaca bismillah dan menata niat
Mohon sekali lagi hati-hati, jangan sampai terbawa fitnah (ujian) tulisan dibawah
ini
“Hanyalah ketaatan itu dalam perkara yang ma’ruf” (HR. Al-Bukhari no. 7145 dan Muslim
no. 4742)
ِ صَيِة ا
ل ِ ق ِفي َمْع
ٍ خُلْو
ْ عَة ِلَم
َ طا
َ ل
َ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala” (HR. Ahmad 1/131, dishahihkan sanadnya oleh Asy-Syaikh Ahmad Syakir
rahimahullahu dalam syarah dan catatan kakinya terhadap Musnad Al-Imam Ahmad dan
dishahihkan pula dalam Ash-Shahihah no. 181)
Membantu suami untuk taat kepada Allah, maka jika suami malas ia
menyemangatinya
Tak bosan-bosan senantiasa menasehati sang suami...
“Berhati-hatilah wahai suami tercintaku dari penghasilan yang haram, karena
kami bisa bersabar dari rasa lapar namun kami tidak bisa bersabar
dari api neraka…”
عِليٌم
َ ن
َ حاۖ ِإّني ِبَما َتْعَمُلو
ً صاِل
َ عَمُلوا
ْ ت َوا
ِ طّيَبا
ّ ن ال
َ ل ُكُلوا ِم
ُسُ َيا َأّيَها الّر
"Sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali yang baik.
Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan kepada kaum mukminin
seperti yang Dia perintahkan kepada para Rasul. Maka, Allah
berfirman: ’Hai Rasul-Rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik,
dan kerjakanlah amal yang shalih" (Al-Mukminuun: 51)
َ ن ُكْنُتمْ ِإّياُه َتْعُبُدو
ن ْ ل ِإ
ِّ شُكُروا
ْ ت َما َرَزْقَناُكْم َوا
ِ طّيَبا
َ ن
ْ ن آَمُنوا ُكُلوا ِم
َ َيا َأّيَها اّلِذي
Dan berdo'a...
"Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa aku beriman kepada-Mu dan
Rasul-Mu, dan aku menjaga kehormatanku hanya untuk suamiku, maka
lindungilah aku daripada dikuasai oleh orang-orang kafir dan dzalim"
(Riwayat al-Bukhari, no 2104, 2/722)
"Orang-orang yang akrab (saling kasih-mengasihi) pada hari itu sebagiannya menjadi
musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa" (Surat Az
Zuhruf ayat 67)
Hikmah Amaliah yang begitu berharga...
Jalan satu-satunya agar bisa terus bersama dan senantiasa dalam kebaikan
adalah dengan senantiasa bertakwa sebenar-benarnya kepada Allah, bersama
dalam ketaatan detik demi detik...
Senantiasa mengharap ridha Allah dengan benar dan meniti jalan yang lurus
Mengikuti jalan yang penuh ilmu sebagaimana yang telah rasululah terangkan
dan para sahabat amalkan, jalan sebaik-baik ummat
Menempatkan cinta sebenar-benarnya (haq) kepada Allah, diatas segala cinta
yang lain
Sebab jika tidak justru menyebabkan terjadinya perbuatan maksiat baik kecil
maupun besar
Sedang dosa dan maksiat di dunia ini sengaja dibuat nampak begitu manis
dan menggoda, meski adzab dibelakangnya
Sedang diri kita adalah manusia yang begitu lemah
Bahkan kadang tanpa terasa, karna kurang terjaga apa yang kita lakukan adalah
sesuatu yang kurang dalam hal ilmu dan hanyalah sebuah kesia-siaan
Dan seorang laki-laki yang sangat mencintai kekasihnya (istrinya) cenderung
melakukan apa saja
Tak peduli pada apapun demi kekasihnya
Kadang sampai tak peduli pada pertimbangan dosa dan bermaksiat kepada Allah
Maka buah cinta yang seperti ini (dosa), kelak di akhirat mereka (berdua) akan
saling bertengkar (bermusuhan), saling berseteru di hadapan pengadilan
Allah
Mari merenungi firman Allah ini....
َ ب ِإَلْيُكم ّم
ن ّ ح
َ ضْوَنَها َأ
َ ن َتْر
ُ ساِك
َ ساَدَها َوَم
َ ن َك
َ شْو
َخ
ْ جاَرٌة َت
َ ل اْقَتَرْفُتُموَها َوِت
ٌ شيَرُتُكْم َوَأْمَوا
ِعَ جُكْم َو
ُ خَواُنُكْم َوَأْزَوا
ْ ن آَباُؤُكْم َوَأْبَناُؤُكْم َوِإ
َ ل ِإن َكا
ْ ُق
َ سِقي
ن ِ ل َيْهِدي اْلَقْوَم اْلَفا
َ ل
ّ ل ِبَأْمِرِه َوا
ّ يا
َ حّتى َيْأِت
َ صوْا
ُ سِبيِلِه َفَتَرّب
َ جَهاٍد ِفي
ِ سوِلِه َو
ُ ل َوَر
ّا
“Dan bergaullah bersama mereka dengan patut. Kemudian jika kamu tidak
menyukai mereka maka bersabarlah Karena mungkin kamu tidak menyukai
sesuatu padahal Allah menjadikannya kebaikan yang banyak” (An-Nisa’: 19)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menafsirkan: “Yakni perindahlah ucapan kalian
terhadap mereka (para istri) serta perbaguslah perilaku dan penampilan kalian
sesuai kemampuan. Sebagaimana engkau menyukai bila ia (istri) berbuat
demikian, maka engkau (semestinya) juga berbuat yang sama"
Nabi telah mewasiatkan kepada para sahabat agar mereka saling memberi nasihat
berbuat baik kepada para wanita, beliau mengatakan bahwa sebaik-baik laki-laki
adalah laki-laki yang terbaik bagi istrinya
ساِئِهْم
َ خَياُرُكْم ِلِن
ِ خَياُرُكْم
ِ َو،خُلًقا
ُ سُنُهْم
َح
ْ ن ِإْيَماًنا َأ
َ ل اْلُمْؤِمِنْي
ُ َأْكَم
“Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling baik
akhlaknya, sebaik-baik kalian adalah yang terbaik bagi istrinya” (HR. at-Tirmidzi dari
Abu Hurairah, at-Tirmidzi berkata,” Hadits hasan shahih”)
"Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau berselera,
beliau memakannya, dan jika beliau tidak senang, beliau meninggalkannya" (HR
Muslim)
Sebagai perantara (jalan) menuntun sang istri kejalan yang lebih baik dengan cara
yang disukainya (kelembutan)
عَلْيَها
َ طِبْر
َص
ْ لِة َوا
َصّ ك ِبال
َ َوْأُمْر َأْهَل
Nabi berabda,
“Hendaknya kalian saling berwasiat berbuat baik kepada para wanita, seorang
wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan tulang rusuk yang paling bengkok adalah
yang paling atas, jika kamu meluruskannya maka kamu mematahkannya, jika kamu
membiarkannya maka ia senantiasa bengkok, maka hendaknya kalian saling
berwasiat berbuat baik kepada para wanita” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-
Bukhari (no. 5185-5186) dan Muslim (no. 1468 (62)), dari Abu Hurairah radhiyallaahu
‘anhu)
Rasulullah bersabda,
"Sebaik-baik wanita adalah yang bisa membuatmu senang saat engkau pandang,
menaatimu saat engkau perintahkan, dan menjaga dirinya dan hartamu saat
engkau tinggal" [HR. Thabrani]
Maka perlunya menjaga senantiasa berlemah-lembut kepadanya dan coba menyimak
ungkapan-ungkapan umum ini...
“Wanita adalah piala kaca, yang mudah tergetar dan pecah”
“Menghadapi istri seperti menggenggam bara”
o Berusaha menjadikan istri kita, istri yang shalehah dan paling menyenangkan
dimata kita
ّ ظا
ل َ حِف
َ ب ِبَما
ِ ت ّلْلَغْي
ٌ ظا
َ حاِف
َ ت
ٌ ت َقاِنَتا
ُ حا
َ صاِل
ّ َفال
“Wanita yang shalihah ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri bila suami
tidak ada, sebagaimana Allah telah memelihara (mereka)” (QS. An Nisa’:34)
“Dunia ini adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasannya adalah wanita shalihah”
(HR. Muslim)
“Yang menyenangkan suami ketika dipandang, taat kepada suami jika diperintah
dan ia tidak menyalahi pada dirinya dan hartanya dengan yang tidak disukai
suaminya” (Isnadnya hasan)
“Barangsiapa diberi Allah seorang istri yang sholihah, sesungguhnya telah
ditolong oleh-Nya separuh agamanya. Oleh karena itu, hendaknya ia bertaqwa
kepada Allah separuh yang lain" (HR. Baihaqi)
• Berusaha menjadi contoh yang baik dan memulai nasehat dengan keteladanan
kita
لْقَرِبين
َْ ك ا
َ شيَرَت
ِع
َ َوَأنِذْر
َ
“Berilah peringatan kepada karib kerabatmu yang terdekat" (Asy-Syu`ara: 214)
عَلْيَها
َ طِبْر
َص
ْ لِة َوا
َصّ ك ِبال
َ َوْأُمْر َأْهَل
“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang
luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang
bertakwa” (Al Imran: 133)
• Saling membantu dalam ketaatan kepada Allah
o Jadikan sang istri menjadi seorang kuat dan mandiri (tidak sedikit-sedikit
membantunya) menghadapi segala masalahnya
لِتي
ّ لۚ َوال
ُّ ظ ا
َ حِف
َ ب ِبَما
ِ ت ِلْلَغْي
ٌ ظا
َ حاِف
َ ت
ٌ ت َقاِنَتا
ُ حا
َ صاِل
ّ ن َأْمَواِلِهْمۚ َفال
ْ ض َوِبَما َأْنَفُقوا ِم
ٍ عَل ٰى َبْع
َ ضُهْم
َ ل َبْع
ُّ ل ا
َضّ ساِء ِبَما َف
َ عَلى الّن
َ ن
َ جالُ َقّواُمو
َ الّر
عِلّيا َكِبيًرا
َ ن
َ ل َكا
َّ ن ا
ّ لۗ ِإ
ً سِبي
َ ن
ّ عَلْيِه
َ ل َتْبُغوا
َ طْعَنُكْم َف
َ ن َأ
ْ نۖ َفِإ
ّ ضِرُبوُه
ْ جِع َوا
ِ ضا
َ ن ِفي اْلَم
ّ جُروُه
ُ ن َواْه
ّ ظوُه
ُ ن َفِع
ّ شوَزُه
ُ ن ُن
َ خاُفو
َ َت
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah
melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan
karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu,
maka wanita yang shalih ialah yang ta’at kepada Allah lagi memelihara diri ketika
suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka dan pisahkanlah
mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka
menta’atimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya.
Sesungguhnya Allah Maha Tinggi dan Maha Besar” (QS. An Nisa’:34)
Keterangan:
Nusyuz ini bisa berupa ucapan atau perbuatan, ataupun kedua-duanya. Ibnu Taimiyyah
rahimahullahu mengatakan: “Nusyuz istri adalah ia tidak menaati suaminya apabila
suaminya mengajaknya ke tempat tidur, atau keluar rumah tanpa minta izin kepada suami,
dan perkara semisalnya yang seharusnya ia tunaikan sebagai wujud ketaatan kepada
suaminya” (Majmu’ Fatawa, 32/277)
Termasuk nusyuz istri adalah enggan berhias sementara suaminya menginginkannya.
Juga meninggalkan kewajiban-kewajiban agama seperti meninggalkan shalat, puasa, haji,
dan sebagainya. (An-Nusyuz, Asy-Syaikh Shalih bin Ghanim As-Sadlan)
"Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”
(QS. An Nisaa’:21)
“Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan
hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi”
(HR.Ath Thabrani, Syaikh Albani menghasankannya)
Mengingat pula...
"Kadang sang istri dan anak-anak menjadi nikmat, dalam saat yang bersamaan ia
menjadi ujian dan fitnah
Demikian juga kita, bagi sang istri dan anak-anak kita jua menjadi nikmat, dan
dalam saat yang bersamaan kita adalah ujian dan fitnah baginya"
ۖحَياِة الّدْنَيا
َ ع اْل
ُ ك َمَتا
َٰ
ثۗ َٰذِل
ِ حْر
َ لْنَعاِم َواْل
َْ سّوَمِة َوا
َ خْيلِ اْلُم
َ ضِة َواْل
ّ ب َواْلِف
ِ ن الّذَه
َ طَرِة ِم
َ طيِر اْلُمَقْن
ِ ن َواْلَقَنا
َ ساِء َواْلَبِني
َ ن الّن
َ ت ِم
ِ شَهَوا
ّ ب ال
ّ ح
ُ س
ِ ن ِللّنا
َ ُزّي
ِن اْلَمآب
ُس
ْحُ عْنَدُه
ِ ل
ُّ َوا
“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini,
yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan disisi
Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS. Al Imran: 14)
ً خْيٌر َأَم
ل َ ك َثَواًبا َو
َ عْنَد َرّب
ِ خْيٌر
َ ت
ُ حا
َ صاِل
ّ ت ال
ُ حَياِة الّدْنَياۖ َواْلَباِقَيا
َ ن ِزيَنُة اْل
َ ل َواْلَبُنو
ُ اْلَما
“Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia tetapi amalan-amalan yang
kekal lagi saleh adalah lebih baik pahalanya disisi Tuhanmu serta lebih baik untuk
menjadi harapan” (Al Kahfi: 46)
“Apabila seorang wanita mengerjakan shalat yang lima waktu, berpuasa di bulan
Ramadhan, menjaga kemaluannya, menjaga kehormatannya dan dia taat kepada
suaminya, niscaya ia akan masuk surga dari pintu surga mana saja yang dia
kehendaki”
(HR. Ibnu Hibban, dari sahabat Abu Hurairah. Hadits ini hasan shahih)
Tambahan: Riwayat Ibnu Nuaim dalam “Al Hilyah“. Berkata Syaikh Al Albany: “Hadits ini
memiliki penguat yang menaikkannya ke derajat hasan atau shahih” Lihat “Misykatul
Mashabih” no. 3254
Maka kita hadiahkan setiap saat keridhaan untuk sang istri, sebab itu adalah
jalan syurganya..
ِ ك َوَناُر
ك ِ َفإّنَما ُهَو جَّنُت،ت ِمْنُه
ِ ن َأْن
َ ي أي
ْ ظِر
ُ َفاْن:ل
َ َقا.عْنُه
َ ت
ُ جْز
َعَ ل َما
ّ َما آُلْوُه ِإ:ت
ْ ت َلُه؟ َقاَل
ِ ف َأْن
َ َكْي:ل
َ َقا. َنَعْم:ت
ْ ت؟ َقاَل
ِ ج َأْن
ٍ ت َزْو
ُ َأَذا
Dan bagi sang istri memperbanyak mencari keridhan suami dengan mentaatinya;
"Sejauh mana ketaatan kepada sang suami sejauh itu pulalah ia merasakan cinta dan
keridhaanya"
o Bersama-sama dukung-mendukung mewujudkan cita-cita bersama
• Mengalah (berkorban) demi kepentingan bersama
o Menyadari kelebihan dan kekurangan masing-masing
Saling menjaga rahasia (serta aib) dan kehormatan masing-masing
ٍ ن َبْع
ض ْع
َ ض
َ عَر
ْ ضُه َوَأ
َ ف َبْع
َ عّر
َ عَلْيِه
َ ل
ُ ظَهَرُه ا
ْ ت ِبِه َوَأ
ْ حِديًثا َفَلّما َنّبَأ
َ جِه
ِ ض َأْزَوا
ِ ي ِإَلى َبْع
ّ سّر الّنِب
َ َوِإْذ َأ
"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan
hikmah (sunnah Nabimu).Sesungguhnya Allah adalah Maha Lembut lagi Maha
Mengetahui" (QS. Al-Ahzab:34)
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri-diri kalian dan keluarga kalian
dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu….” (At-Tahrim:
6)
Menjaga keluarga yang dimaksud dalam ayat yang mulia ini adalah dengan cara mendidik,
mengajari, memerintahkan mereka, dan membantu mereka untuk bertakwa kepada
Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta melarang mereka dari bermaksiat kepada-Nya.
Seorang suami wajib mengajari keluarganya tentang perkara yang di-fardhu-kan oleh
Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bila ia mendapati mereka berbuat maksiat, segera
dinasihati dan diperingatkan. (Tafsir Ath-Thabari, 12/156, 157 dan Ruhul Ma’ani,
138/780,781)
Menjaga keluarga daripada api neraka juga mengandung maksud menasihati mereka
agar taat, bertaqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan mentauhidkan- Nya serta
menjauhkan diri daripada syirik, mengajarkan kepada mereka tentang syari’at
Islam, dan tentang adab-adabnya.
Para Shahabat dan mufassirin menjelaskan tentang tafsir ayat tersebut sebagai
berikut:
1. ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Ajarkanlah agama kepada keluarga
kalian, dan ajarkan pula adab-adab Islam”
2. Qatadah rahimahullaah berkata, “Suruhlah keluarga kalian untuk taat kepada Allah!
Cegah mereka daripada berbuat maksiat! Hendaklah mereka melaksanakan perintah
Allah dan bantulah mereka! Apabila kalian melihat mereka berbuat maksiaat, maka
cegah dan laranglah mereka!”
3. Ibnu Jarir ath-Thabari rahimahullaah berkata: “Ajarkan keluarga kalian untuk taat
kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang (hal itu) dapat menyelamatkan diri mereka daripada
api Neraka”
4. Imam asy-Syaukani mengutip perkataan Ibnu Jarir: “Wajib atas kita untuk mengajarkan
anak-anak kita Dienul Islam (agama Islam), serta mengajarkan kebaikan dan adab-
adab Islam”
Kerana itu wajib bagi suami membekali diri dengan thalabul ‘ilmi (menuntut ilmu syar’i)
dengan menghadiri majlis-majlis ilmu yang mengajarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah sesuai
dengan kefahaman Salafush Shalih -generasi yang terbaik, yang mendapat jaminan dari
Allah-, sehingga dengan bekalan tersebut mampu mengajarkanya pada isteri dan
keluarganya
Jika ia tak sanggup mengajarkannya, hendaknya suami mengajak isteri dan anaknya
bersama-sama hadir di majlis ilmu yang mengajarkan Islam berdasarkan Al-Qur’an dan
As-Sunnah menurut kefahaman Salafush Shalih, mendengarkan apa yang disampaikan,
memahami dan mengamalkanya dalam hidup sehari-hari.
Dengan hadirnya suami dan isteri di dalam majlis ilmu, maka akan menjadikan kita
sekeluarga akan memahami Islam dengan benar, beribadah dengan ikhlas
mengharap wajah Allah ‘Azza wa Jalla semata serta sentiasa meneladani
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
Hal ini akan memberi manfaat dan berkah begitu besar karna suami maupun
istri saling memahami hak dan kewajibannya sebagai hamba Allah
Dalam hidup serba materialistik sat ini, banyak suami melalaikan diri dan
keluarganya. Berdalih mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan
keluarganya, seraya ia mengabaikan kewajiban lainnya. Seolah-olah ia
merasakan bahwa kewajibannya cukup hanya dengan memberi nafkah
berupa harta, lalu nafkah batinya, sedang pendidikan agama yang
merupakan hal paling pokok tidak pernah dipedulikan
Serta seringkali sang suami juga jarang berkumpul dengan keluarganya
untuk menunaikan ibadah bersama-sama. Sang suami pergi ke tempat
kerja pagi-pagi sekali dan baru pulang ke rumah larut malam
Pola hidup yang jauh dari kebaikan, tak pernah atau jarang sekali ia
membaca Al-Qur’an, kurang sekali memperhatikan istri dan anaknya
shalat, tidak memperhatikan pendidikan agama mereka sehari-hari.
Bahkan pendidikan anaknya ia letakkan kepercayaan sepenuhnya
kepada pendidikan di sekolah yang banyak rusak (malahl lagi), dan
justru malah berbangga denganya karna alasan harga diri.
Seakan-akan ia merasa tugasnya sebagai orang tua telah ia tunaikan
seluruhnya. Lalu bagaimana kita bisa mewujudkan anak yang shalih
sedangkan kita tahu bahwa salah satu kewajiban yang mulia seorang
kepala rumah tangga adalah mendidik keluarganya.
Sedang saat ini pengaruh buruk lingkungan saat ini yang sangat kuat
berupa media cetak dan elektronik seperti majalah, tabloid, tv, radio,
VCD, serta peralatan hiburan lainya begitu merusak dan mudah
mencemari fikiran dan perilaku anak dan istri kita.
Bahkan media ini mampu menjadi orang tua ketiga, maka kita
harus mewaspadai media-media yang ada dan alat-alat
permainan yang sangat berpengaruh buruk pada perilaku anak-
anak kita
Maka wajib sang suami memperhatikan pendidikan isteri dan anaknya, baik
Tauhid, shalat, bacaan Al-Qur’annya, pakaianya, pergaulanya, serta bentuk-
bentuk ibadah dan akhlak yang lain.
Islam telah mengajarkan semua sisi kehidupan, kewajiban kita untuk
mempelajari dan mengamalkan sesuai Sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi
wa sallam
Begitu juga wajib seorang isteri membantu suaminya mendidik anak-anak di rumah
dengan baik. Tetap tinggal di rumah mengurus rumah dan anak-anak serta
menjauhkan diri dan keluarga dari hal-hal yang bertentangan dengan syari’at
Islam
Hadits Malik ibnul Huwairits radhiyallahu ‘anhu juga menjadi dalil pengajaran terhadap
istri. Malik berkata, “Kami mendatangi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
ketika itu kami adalah anak-anak muda yang sebaya. Kami tinggal bersama beliau di
kota Madinah selama 10 malam. Kami mendapati beliau Shallallahu ‘alaihi wa
sallam adalah seorang yang penyayang lagi lembut. Saat 10 malam hampir berlalu,
beliau menduga kami telah merindukan keluarga kami karena sekian lama berpisah
dengan mereka. Beliau pun bertanya tentang keluarga kami, maka cerita tentang
mereka pun meluncur dari lisan kami. Setelahnya beliau bersabda:
عّلُمْوُهْم َوُمُرْوُهْم
َ جُعْوا ِإَلى َأْهِلْيُكْم َفَأِقْيُموا ِفْيِهْم َو
ِ اْر
“Kembalilah kalian kepada keluarga kalian, tinggallah di tengah mereka dan ajari
mereka, serta perintahkanlah mereka” (HR. Al-Bukhari no. 630 dan Muslim no. 1533)
Seorang suami harus menegakkan peraturan kepada istrinya agar si istri berpegang
dengan adab-adab yang diajarkan dalam Islam. Si istri dilarang bertabarruj, ikhtilath, dan
keluar rumah dengan memakai wangi-wangian, karena semua itu akan menjatuhkanya
kedalam fitnah
Jadi, kebutuhan untuk memperbaiki kualitas agama, dan menyucikan jiwanya
itu tidak lebih sedikit dan kebutuhan terhadap makanan, dan minuman yang
wajib diberikan kepadanya
Membiasakan hidup terdidik dan ilmiah serta penuh nasehat (agama adalah
nasehat) yang terus melekat
Bekal mempersiapkan (mendidik) anak-anak masa depan
Mengingat;
Ilmu adalah satu-satunya jalan menuju kesuksesan dunia dan akhirat
o Mencarikan pengajar agama yang baik untuk anak istri jika kita tidak mampu
Mungkin karna kesibukan kita atau keterbatasan ilmu kita
Termasuk pembiayaanya
o Mengajak dan mengantarkanya untuk menghadiri majlis ta’lim
o Memberi fasilitas yang dibutuhkan dalam mendapatkan ilmu
Memberi istri buku dan kitab yang dibutuhkan
Terutama buku tentang kewanitaan (fiqh nisa') yang sangat berpengaruh dalam
ibadah
Membahas bersama hal-hal yang kita pelajari, dan sekiranya ada hal yang
kurang/belum kita ketahui (pahami) bisa kita tanyakan pada ustadz dan lain
kali dibahas kembali
Mencukupi fasilitas yang dibutuhkan
Buku-buku agama dan umum (yang dibutuhkan) yang baik
Kitab-kitab yang shahih
Majalah dan bulletin Islam yang shahih
Kaset/CD murattal
Kaset/CD kajian/ta'lim
Terus lengkapi perpustakaan di rumah dengan kitab, referensi dan segala fasilitas yang
dibutuhkan
o Pentingnya saling menasehati dan memberi semangat bila mulai kendor belajar
agama
o Batasi pergaulan dari bercampur-baur dengan laki-laki yang bukan mahram
Bepergian sendiri ke luar rumah untuk keperluan yang kurang penting tanpa
mahram
Termasuk keluar menuju pasar tanpa kepentingan mendesak (tanpa
didampingi mahram)
سَواُقُهْم
ْ ل َأ
ِ ض اْلِبلِد ِإَلى ا
َ جُدُهْم َوَأْبَغ
ِ سا
َ ل َم
ِ ب اْلِبلِد ِإَلى ا
ّ ح
َ َأ
"Ya Allah sungguh aku memohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang melekat
pada dirinnya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan kejelekan yang
melekat pada dirinnya... “ (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2160), Ibnu
Majah (no. 1918), al-Hakim (II/185) dan ia menshahihkannya, juga al-Baihaqi (VII/148), dari
‘Abdullah bin ‘Amr radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Adabuz Zifaf (hal. 92-93) dan juga
disahihkan syekh Albani
Dinda tercinta
Kita tlah berikrar atas nama-Nya
Disaksikan orang-orang tercinta, orang-orang tertua
“Kanda dan dinda akan mengarungi bahtera penuh cinta
Berlabuh rindu memendam percaya”
Dinda sayang
Diri kanda banyak bertabur luka, mudah terjerumus dosa
Kesalahan dan kekurangan tempatnya
Ingatkanlah kala kanda alpa
Dinda…
Kanda merasa hanya kekurangan pada diri kanda
Apalagi jika dibandingkan adinda, namun kemuliaan Allah-lah derajad yang nyata
Dinda…
Kekurangan manusia demikianlah adanya
Jika engkau ridha
Mari kita pikul bersama
Kita tutup kekurangan yang ada
Kita tabur keikhlasan padanya
Dinda…
Dengan berkah sebuah pertemuan
Mari berdo’a
Semoga sebuah persatuan kebaikan
Semoga Allah menjadikan ujian ini keteguhan
Senantiasa berlimpah kebahagiaan
Saling berwasiat dalam kesabaran dan keteguhan iman
عَلْيِه
َ جَبْلَتَها
َ شّر َما
َ شّرَها َو
َ ن
ْ ك ِم
َ عوُذ ِب
ُ َوَأ، عَليِه
َ جَبْلَتَها
َ خْيِر َما
َ خْيِرَها َو
َ ن
ْ ك ِم
َ سَأُل
ْ َالّلُهّم ِإّني َأ
“Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikannya dan kebaikan yang melekat pada dirinya, dan
aku berlindung kepada-Mu dari keburukanya dan keburukan yang melekat pada dirinya”
Alhamdulillah…
Yaa Allah…
Semoga diriku dapat membahagiakanya
Menjadi perantara kebaikanya
Menjadi jalan syurganya
Mengantarkan pada keridhaan-Mu
Setelah sekiranya cukup saling memuaskan percakapan, tanyakan lembut padanya
ingin malam itu atau menunda hingga malam berikutnya…
Sekiranya hendak mencampuri sang isteri, sebelumnya membaca do’a ini...
ن َما َرَزْقَتَنا
َ طا
َ شْي
ّ ب ال
ِ جّن
َ ن َو
َ طا
َ شْي
ّ جّنْبَنا ال
َ ل َالّلُهّم
ِ بسِم ا
"...Dengan menyebut nama Allah, Ya Allah, jauhkanlah syaitan dari kami dan
jauhkanlah syaitan dari apa (anak) yang akan Engkau karuniakan kepada kami”
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka, apabila Allah menetapkan
lahirnya seorang anak dari hubungan antara keduanya, niscaya syaitan tidak akan
membahayakannya selama-lamanya" (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 141,
3271, 3283, 5165), Muslim (no. 1434), Abu Dawud (no. 2161), at-Tirmidzi (no. 1092), ad-
Darimi (II/145), Ibnu Majah (no. 1919), an-Nasa-i dalam ‘Isyratun Nisaa' (no. 144, 145),
Ahmad (I/216, 217, 220, 243, 283, 286) dan lainnya, dari ‘Abdullah bin ‘Abbas radhiyallaahu
‘anhuma)
Raih tanganya, tatap lembut matanya, menyimak keelokan wajahnya
Mengingat hadist ini
Yaitu wanita yang menyenangkan suami jika dipandang dan mentaati suami jika diperintah
dan tidak mengkhianati suami pada dirinya sendiri dan tidak mengkhianati hartanya dengan
sesuatu yang ia benci" (HR. Ahmad dan Nasaai)
Berpandangan saling menyelami
Ungkapkan kecantikanya, memujinya...
“Istriku, engkau begitu manis (anggun), tak puas-puas kuingin terus menatap wajahmu…”
Menatap wajah sang istri yag nampak ranum dan segar, menikmati senyum yang
mengembang
Lalu biarkan sang istri melingkarkan dua tangan keleher suami, balas demikian
juga
“Suamiku, engkau pria terbaik yang pernah kutemui. Betapa aku mencintaimu tak ingin
berpisah darimu…”
Ucapkan kata-kata mesra dan percakapan terindah untuknya (terutama) dengan
bahasa puisi. Awali dengan bismillah, menyebut keagungan Allah…
شاًء
َ ن ِإن
ّ شْأَناُه
َ ِإّنا َأن
ن َأْبَكاًرا
ّ جَعْلَناُه
َ َف
عُرًبا َأْتَراًبا
ُ
"Isteri-Isterimu adalah ladang bagimu, maka datangi-lah ladangmu itu kapan saja dengan
cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertaqwalah kepada
Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemui-Nya. Dan sampaikanlah kabar
gembira kepada orang yang beriman” [Al-Baqarah : 223]
Juga berdasarkan sabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
"Silahkan menggaulinya dari arah depan atau dari belakang asalkan pada kemaluannya"
[Hadits shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thahawi dalam Syarah Ma’anil Aatsaar (III/41) dan al-
Baihaqi (VII/195). Asalnya hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari (no. 4528), Muslim
(no. 1435) dan lainnya, dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat al-Insyirah fii
Adabin Nikah (hal. 48) oleh Abu Ishaq al-Huwaini]
Haram bagi suami menyetubuhi istrinya disaat ia sedang haid atau
menyetubuhi duburnya. Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda:
"Barangsiapa yang melakukan persetubuhan terhadap wanita haid atau
wanita pada duburnya, atau datang kepada dukun (tukang sihir) lalu
membenarkan apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kafir
terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad” (HR. Al-Arba`ah dan
dishahihkan oleh Al-Albani
Buat ia tak perlu merasa segan untuk mengungkapkan segala keinginan dan apa
yang merasa paling nyaman baginya, tanyakan keinginanya
Apa yang ia cari, biarkan ia bebas. dengan segala ekspresi dan apa yang ingin
dilakukanya…
Kuasai kepekaan titik lemahnya, sentuh penuh kelembutan
Apa yang paling berkesan, menyenangkan dan membuatnya melayang...
Pentingkan keterlibatanya, biar ia cari kesenanganya sendiri bahagiakan ia
Jika lahir-batinya telah tumpah, awali dengan mengecup keningnya menumpahkan
segenap perasaan, merebahkan hatinya
"Buat ia terus melayang-layang tiada sadar, terbuai keindahan
Bersemayam ditaman penuh bunga"
ّ س ّلُه
ن ٌ س ّلُكْم َوَأنُتْم ِلَبا
ٌ ن ِلَبا
ّ ُه
َ"Mereka itu adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka" (Q.s. Al-
Baqarah 187)
Jangan lupa tasbih dan takbir mengiringi tiap desah dan tarikan nafas
Bertasbih menyempurnakan ibadah sebagai ummat yang mengikuti sunnah,
menjadi manusia paling bersejarah dan takkan terlupakan
Mengharap pahala jihad fisabilillah
Mengharap akan kebahagiaan sang istri dan hari-hari terindah untuknya
Mengharap lahirnya generasi terbaik yang bertasmih, menegakkan kalimah Allah
ِ لِء َرّبُكَما ُتَكّذَبا
ن َ يآ
ّ َفِبَأ
ُ جا
ن َ ت َواْلَمْر
ُ ن اْلَياُقو
ّ َكَأّنُه
ُ سا
ن َحْل
ِْ ل ا
ّ ن ِإ
ِ سا
َح
ْلِْ جَزاُء ا
َ ل
ْ َه
"Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (57) Seakan-akan
bidadari itu permata yakut dan marjan (58) Maka ni'mat Tuhan kamu yang manakah
yang kamu dustakan? (59) Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula) (60)"
(Surat arrahman 57-60)
Bila sang suami telah melepas hajatnya, tunggu sang isteri hingga mendapatkan
hal yang sama
Bila hendak mengulang, rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda...
"Jika seseorang diantara kalian menggauli isterinya kemudian ingin mengulanginya lagi,
maka hendaklah ia berwudhu’ terlebih dahulu” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim
(308 (27)) dan Ahmad (III/28), dari Shahabat Abu Sa’id al-Khudri radhiyallaahu ‘anhu]
Yang lebih afdhal adalah mandi terlebih dahulu. hadits dari Abu Rafi' radhi-
yallaahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam pernah
menggilir isteri-isterinya dalam satu malam. Beliau mandi di rumah fulanah
dan rumah fulanah. Abu Rafi' berkata, “Wahai Rasulullah, mengapa tidak
dengan sekali mandi saja?” Beliau menjawab."Ini lebih bersih, lebih baik dan
lebih suci” [Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 219), an-Nasa-i
dalam Isyratun Nisaa' (no. 149), dan yang lainnya. Lihat Shahih Sunan Abi
Dawud (no. 216) dan Adabuz Zifaf (hal. 107-108)]
Apabila sang suami atau isteri ingin makan atau tidur setelahnya, hadits dari
‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda, “Apabila beliau hendak tidur dalam keadaan junub, maka
beliau berwudhu' seperti wudhu' untuk shalat. Dan apabila beliau hendak makan
atau minum dalam keadaan junub, maka beliau mencuci kedua tangannya
kemudian beliau makan dan minum” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 222,
223), an-Nasa-i (I/139), Ibnu Majah (no. 584, 593) dan Ahmad (VI/102-103, dari
‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (no. 390) dan Shahiihul
Jaami’ (no. 4659)]
Dari ‘Aisyah radhiyallaahu ‘anha, ia berkata,
"Apabila Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam hendak tidur dalam keadaan junub, beliau
mencuci kemaluannya dan berwudhu’ (seperti wudhu') untuk shalat” [Hadits shahih:
Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 288), Muslim (no. 306 (25)), Abu Dawud (no. 221), an-
Nasa-i (I/140). Lihat Shahiihul Jaami’ (no. 4660)]
Adab untuk segera menemui sang istri jika tergoda oleh pesona seorang wanita (lain)
Dari Jabir, “Sesungguhnya Nabi pernah melihat wanita, lalu beliau masuk ke
tempat Zainab, lalu beliau tumpahkan keinginan beliau kepadanya, lalu keluar
dan bersabda, “Wanita, kalau menghadap, ia menghadap dalam rupa setan. Bila
seseorang di antara kamu melihat seorang wanita yang menarik,
hendaklah ia datangi istrinya, karena pada diri istrinya ada hal yang sama
dengan yang ada pada wanita itu” [Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Muslim
(no. 1403), at-Tirmidzi (no. 1158), Adu Dawud (no. 2151), al-Baihaqi (VII/90),
Ahmad (III/330, 341, 348, 395) dan lafazh ini miliknya, dari Shahabat Jabir bin
‘Abdillah radhiyallaahu ‘anhuma. Lihat Silsilah ash-Shahiihah (I/470-471)]
Menghadap dalam rupa syaitan maksudnya isyarat mengajak kepada hawa
nafsu
Mengingat bahwa menahan pandangan itu wajib hukumnya, karenahadits
tersebut berkenaan dan berlaku untuk pandangan secara tiba-tiba. Allah
Ta’ala berfirman:
َ صَنُعو
ن ْ خِبيٌر ِبَما َي
َ ل
َّ ن ا
ّ ك َأْزَكى َلُهْم ِإ
َ جُهْم َذِل
َ ظوا ُفُرو
ُ حَف
ْ صاِرِهْم َوَي
َ ن َأْب
ْ ضوا ِم
ّ ن َيُغ
َ ُقل ّلْلُمْؤِمِني
ً ل َقِلي
ل ّ ل ِإ
َ ُقِم الّلْي
ً ص ِمْنُه َقِلي
ل ْ صَفُه َأِو انُق
ْ ِن
ً ن َتْرِتي
ل َ ل اْلُقْرآ
ِ عَلْيِه َوَرّت
َ َأْو ِزْد
"Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk shalat) di malam hari,
kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu
sedikit, atau lebih dari seperdua itu, Dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan"
(Al-Muzzammil: 1-4)
Abu Hurairah Radhiallaahu anhu meriwayatkan sebuah hadits dari Rasulullah bahwa
beliau bersabda'
"Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang suami yang bangun pada
malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan istrinya untuk
shalat bersama. Bila si istri enggan, ia memercikkan air ke wajah istrinya (supaya
bangun). "Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala merahmati seorang istri yang bangun
pada malam hari untuk mengerjakan shalat malam lalu membangunkan suaminya untuk
shalat bersama. Bila si suami enggan, ia memercikkan air ke wajah suaminya (supaya
bangun)" (HR. Ahmad)
Aisyah Radhiallaahu anha menceritakan:
"Rasulullah biasa mengerjakan shalat malam sementara aku tidur melintang di
hadapan beliau. Beliau akan membangunkanku bila hendak mengerjakan shalat
witir" (Muttafaq 'alaih)
Bangunkan ia sembari mengecup keningnya
Berdo'a bersama dimalam-malam istijabah untuk kebaikan bersama
ن ِإَماًما
َ جَعْلَنا ِلْلُمّتِقي
ْ ن َوا
ٍ عُي
ْ جَنا َوُذّرّياِتَنا ُقّرَة َأ
ِ ن َأْزَوا
ْ ب َلَنا ِم
ْ ن َرّبَنا َه
َ ن َيُقوُلو
َ َواّلِذي
“Dan orang-orang yang berdo’a: "Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami, isteri-isteri
kami, keturunan-keturunan kami sebagai penyenang hati kami dan jadikanlah
kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (QS. Al Furqan:74)
Sebut khusus namanya dalam do'a kita dan biarkan ia mendengarnya, misalnya...
“Ya Allah! baguskanlah isteri tercinta saya .... (namanya), curahkan keberkahan
padanya”
• Awali tidur dengan bercengkrama
Usahakan anak-anak cepat tidur
Cium kening anak sebelum tidur dan do'akan ia
Berusaha masuk tidur bersama dan masuk kekamar seiring denganya
Pakai gaun tidur terindah
Belikan ia gaun tidur terindah yang disukainya
Taruh kepalanya didada kita, elus-elus rambutnya
Bicarakan keseharian kita beserta evaluasinya...
Bercengkrama, bercanda dan curhat tentang keseharian
Evaluasi aktivitas kita seharian beserta rencana-rencana besoknya
Tanyakan kesalahan dan kekurangan diri masing-masing seharian ini...
Lalu saling meminta nasehat dan masukan
Meng-evaluasi kemesraan setiap harinya, mencegah hubungan yang mulai dingin
(mencari solusi bersama)
Curhat tentang perasaan dan kebutuhan batinya saat ini
Ngobrol tentang mimpi, harapan dan keinginan masing-masing
Bangun impian-impian bersamanya, misalanya bicarakan rencana dan tujuan kita
menabung untuk membeli rumah, membuka bisnis dll. (membuat rencana dan satukan
mimpi bersama)
Akhiri dengan segala hal yang berbau perasaan dan yang membahagiakanya
Ungkapkan segenap rasa sayang kita, kecup keningnya sebelum ia tidur dan do'akan ia
(dengan menyebut jelas namanya, biarkan ia mendengarnya)
Memegang tangan istri, taruh di pipi kita hingga terlelap bersama
Membiarkan ia tertidur ditangan kita meski nantinya tangan kita agak pegal-pegal
kesemutan
Mari kita simak baik-baik wajah istri saat ia tidur, tampak begitu polos tanpa dosa
Awali tiap masuk rumah (atau habis bangun tidur) dengan wajah berseri-seri
senyum mesra menatapnya (setelah membaca doa bangun tidur)
شوُر
ُ حَياَنا َبْعَدَما َأَماَتَنا َوِإَلْيِه الّن
ْ ل اّلِذي َأ
ِ حْمُد
َ ال
"Segala Puji bagi Allah yang menghidupkan kami sesudah mati/tidur kami, dan kepada-
Nya kami kembali" (HR. Al-Bukhari)
Bangunkan ia sembari mengecup keningnya lembut
Tiap saat bersamanya, berikan senyuman termanis kita
Saat itu tatap matanya dalam-dalam
"Tatap matanya, eluslah hatinya..."
Hargai keberadannya, rasakan aroma tubuhnya, betapa hangat nafasnya. Dan
jika kita ingin menciumnya, cium ia hangat...
Luangkan waktu untuk sekedar saling melihat kedalam mata masing-
masing.dalam-dalam
Setiap kita menemuinya selalu berikan senyuman termanis kita
• Membuat hari-hari yang semakin mendebarkan, romantis dan penuh cinta
Kerjakan sesuatu yang nampaknya sepele namun sebagai kejutan indah baginya
Sering-sering buat kejutan setiap saat
Sekali-kali gantian buatkan minuman untuk sang isteri dll
•"Mengunjungi tempat nostalgia (kenangan-kenangan) mesra saat bersamanya"
o Kenang kembali masa-masa awal perkenalan denganya, awal jatuh hati padanya
(saat khitbah atau setelahnya atau mungkin saat nikah) dan bulan-bulan awal
pernikahan kita
Saling menceritakan pengalaman-pengalaman saat itu yang kita rasakan padanya
dan nikmati keasyikanya...
Cerita tentang kenangan, nostalgia, kelucuan dan kesukaanya
Juga mengingat pula malam-malam pengantin kita;
Seperti harumnya ruangan , harumnya parfum istri kita, penataan ruangan dll
Bangkitkan kembali mimpi itu dengan cara memakai parfum yang sama,
penataan kamar yang sama dll
o Utarakan kelebihanya...
Bawa ia pada nuansa saat-saat kenangan tersebut…
o Mengingat-ingat kembali, mengapa kita dulu jatuh hati dan memilihnya...
Saat berpisah denganya (sementara)
Coba menyadari betapa penting keberadaanya
Rasakan betapa indah merindukan kehadiranya
Berusaha menciptakan rindu senantiasa
o Tanyakan pula pada sang istri, apa yang dulu membuatnya tertarik (suka) pada diri
kita
Hal yang akan menggugah ingatan dan menggetarkan hati kita
Tanyakan apa yang diinginkanya saat itu dan saat ini...
Apa yang diharapkanya untuk bisa kembali pada ingatan tersebut
• Buat surprice (kejutan dadakan) untuknya, cari tempat yang paling disukainya
Ajak ia ke tempat-tempat yang paling disukainya (namun tempat yang mendidik)
dan tempat-tempat khusus baginya
Pastikan ia berpuas-puas denganya
Luangkan waktu tiap bulan untuk liburan bersama (dengan anak juga)
Mengunjungi tempat-tempat yang menyenangkan (khusus) baginya
Terutama ditempat-tempat penuh ilmu dan agama, seperti..
Silaturrahim ke para ulama dan asatidz
Ke pesantren dan tempat ta'lim lain
Tempat kajian yang baru (luar kota)
Juga silaturrahim ke tempat amal sosial lainya
Menyantuni fakir-miskin
Anak yatim-piatu
Jompo
Anak jalanan
o Sekali-kali tamasya (rihlah) berdua
Jalan-jalan berdua
Anak-anak diajak serta
Luangkan waktu, lupakan sejenak permasalahan (beban) rumah tangga
Ide juga: ke rumah orang tua dan membantu kesawah atau ladang, menikmati
kemesraan disana
o Cari (pilih) hiburan yang halal dan buang jauh-jauh yang haram
o Ajak ia ke tempat mertua dan kerabat yang disukainya berdua
Puji ia dihadapan keluarga kita dan keluarganya
Sambil pura-pura tidak tahu kalau sang istri ada di dekat kita
Biarkan ia mendengar dan hatinya berbunga-bunga
Cerita kelebihan putrinya (istri kita) dihadapan orang tuanya
Tentramkan ia saat dimarahi keluarganya atau orang lain, belai ia lembut dan
rengkuh kedada kita
o Naik ke tingkat atas rumah, duduk berdua menatap bintang-bintang dilangit dan
memandang matahari sore terbenam
o Selalu meluangkan waktu khusus bersamanya
Hadirkan kebersamaan, kehangatan dan kemesraan bersamanya
Mencari saat-saat yang paling pribadi antara kita dan istri kita
o Buat buku kenangan beserta rak koleksinya
Tulis dan kumpulkan segala yang menjadi kehidupan bersama
Seperti rencana-rencana bersama, album kenangan, kesepakatan bersama, jadwal
bersama serta lembar evaluasi
Kumpulkan hadiah-hadiah dan ingatan saat bersamanya
Sekali waktu lihat-lihat kembali album dan kenang-kenangan tersebut yang telah kita
kumpulkan dan bahas bersama, kembali menikmati keindahan saat-saat bersamanya
• Ungkapkan rasa cinta kita, ucapkan: "ia satu-satunya orang yang paling kita
inginkan saat ini"
o Selalu layani ia dengan sikap yang teristimewa, yaitu teruntuk sang istri tercinta
wanita yang paling istimewa dalam hidup kita
Perlakukan ia bak puteri raja;
Bukakan pintu untuknya
Bawakan barang bawaanya
Buat ia merasa selalu nyaman dimanja bersama kita
Memahami; seorang isteri sangatlah berhak mendapatkan semua perlakuan
dan pergaulan yang istimewa
Ialah yang selalu melayani kita, memasakkan kita, membersihkan dan mencuci
pakaian kita, menyambut kepulangan kita, memelihara dan mendidik anak-
anak kita dan semuanya ialah yang mengurus rumah tangga kita
Mengingat; salah satu kesalahan terbesar kita biasanya adalah merasa
terlalu "nyaman" sehingga tak lagi berlaku romantis, seperti:
Tak lagi memperhatikan penampilan kita saat berada dihadapannya
Berhenti bersikap penuh perhatian
Sering mengabaikan hal-hal kecil tentang dirinya
Melewatkan moment-moment penting istri dan hal-hal penting yang istri
sampaikan
Jika seorang perempuan yang kita pilih memang punya arti istimewa bagi
diri kita maka tunjukkan betapa berarti ia bagi diri kita
Perlakukan sang istri seperti waktu kita masih pengantin baru
o Jadikan sang istri lebih kita pentingkan daripada anak-anak kita
Biarkan anak-anak menyaksikan bahwa sang isteri mendapat perhatian kita
yang lebih utama dan lebih dulu sebagai contoh teruntuk mereka
Agar anak-anak juga lebih mengutamakan ummi-nya dari pada abinya termasuk
dalam pembicaraan keseharian dan kehidupanya
• Memahami, ia lebih bahagia dan butuh diri kita bersama-samanya melakukan
hal-hal kecil dalam keseharianya (daripada melakukan hal-hal besar saja)
Terus-menerus dan berkesinambungan apalagi menyangkut perasaan cinta
Hal-hal kecil setiap saat inilah yang akan menjadi bukti kepedulian (perhatian) kita
padanya
Ini adalah cara agar ia merasa sungguh selalu dicintai
Rasakan betapa kita bahagia saat ia bahagia
Terus penuhi keranjang hatinya dengan hadiah-hadiah perhatian kecil kita setiap
saatnya
Perhatian-perhatian kecil itu akan sangat berarti dan manjur untuk mengendalikan
bebanya sehari-hari.
• Berikan selalu kedamaian untuknya...
Jadikan suasana rumah kita syurga baginya (baiti jannati)
Terasa sebagai tempat paling menyenangkan, mendamaikan dan dirindukan olehnya
dan oleh anak-anak kita
Perlakukan istri kita bak ratu dalam rumah tangga kita
apapun itu
• Puji kecantikan/ketampanannya, kerapiannya dan segala kebaikanya
o Biarkan ia tahu bahwa bagi kita ia adalah wanita tercantik sedunia
o Menyempatkan diri dimana saja dan kapan saja memujinya; "ungkap kekaguman
(pujian) dan penghargaan kita"
Pada penampilanya, aroma tubuhnya, keindahan rambutnya, keelokan wajahnya,
keindahan pakaianya, lembut sapu-tanganya, kepintaranya menata ruang,
kerapian menata tempat tidur, dan segala kebaikan dari dirinya dll
Memujinya setingi langit saat ia dandan
Kemudian dalamnya (kebaikan budinya); halus tutur bahasanya, kesopananya,
kelembutanya dll
Biarkan ia tahu betapa kita menghargainya, sekecil apapun itu dari fisiknya dan
juga dalamnya
Sering-sering beri penghargaan, baik berupa pujian, biarkan ia merasa anggun
dan cantik (biarkan Ia tahu itu), dorong prestasinya, rayakan
keberhasilannya, hargai dirinya dengan seutuhnya
Daripada mengatakan "kamu cantik" mungkin sang istri kurang percaya,maka
tunjukkan sesuatu yang istimewa tentang penampilanya saat ini seperti...
"Dengan baju itu kamu jadi semakin cantik dan kelihatan indah"
"Sayang, rambutmu terlihat begitu menggoda sehabis mandi"
o Untuk sang istri raih pahala disisi Allah, Allah itu indah dan menyukai keindahan
Berhias sebaik-baiknya untuk sang suami, puas-puaskan untuk sang suami
satu-satunya orang yang berhaq dan halal (bukan untuk keluar rumah)
Berdandan selalu untuk pasangan kita (bukan untuk orang lain)
Tidak ada yang berhak mendapatkan keistimewaan (istri atau suami) selain
pasangan kita
Gunakan wewangian, bercelak, berpakaian dengan busana terindah tiap suami
akan melihatnya
Buat sang suami hanya melihat dari keindahan ke keindahan berikutnya
Berusaha selalu merawat tubuh dan menjaga penampilan dihadapan suami
Mengubah penampilan, variasi pemakaian, cara berhias dll dan minta pendapat
suami, apa yang paling suami sukai
Ubah-ubah dan tata ruang dari waktu ke waktu
• Biasakan selalu memperhatikan senyumnya, keceriaanya, rasa senangnya dan
wangi tubuhnya
Buktikan (nampakkan) cinta-kasih kita
Penuhi keinginanya dengan cara yang ia suka
Bila ia memasak, puji masakannya
Puji suguhanya (“wah sepertinya enak sekali”), tampakkan betapa tak sabar ingin
segera menikmatinya
• Berusaha mengutarakan segala kebaikanya dan perbesar harapannya
Sehingga ia merasa diperhatikan, dihargai dan dimanja
Tidak lupa beserta tabayyun akan bahayanya dan mengingatkan pula
menyebut kelemahanya
• Tidak berkata terlalu keras atau kurang patut (namun tetap tegas)
Berikan nuansa yang senantiasa segar dan menyenangkan baginya
Adab istri untuk memuji barang-barang yang dibelikan suami dan berterima-
kasih padanya
شْيَر
ِ ن اْلَع
َ ن َوَتْكُفْر
َ ن الّلْع
َ ل ُتْكِثْر
َ ك َقا
َ ل َوَلْم َذِل
ِ لا
َ سو
ُ ن َيا َر
َ ل الّناِر َفُقْل
ِ ن َأْكَثَر َاْه
ّ ن َفِإّني َرَأْيُتُك
َ صّدْق
َ ساِء َت
َ شَر الّن
َ َيا َمْع
“Allah tidak akan melihat kepada istri yang tidak tahu bersyukur kepada
suaminya dan ia tidak merasa cukup darinya" (Diriwayatkan Nasa’i dalam
“Isyratun Nisa’” dengan isnad yang shahih)
Rasa syukur (terima-kasih) kepada suami misalnya bisa diwujudkan dengan:
Senyum termanis senantiasa menghias wajah istri, memberikan tatapan
paling menyenangkan tiap bertatap muka dengan sang sumi (sehingga
akan menimbulkan kesan mendalam dihati suami)
Mengungkapkan kata-kata cinta yang memikat
Memaafkan kesalahan dan kekuranganya dalam menunaikan hak istri
(dengan mengingat betapa lautan keutamaan dan kebaikanya selama ini
begitu berlimpah menutupi kesalahan dan kekuranganya)
Dengan sang istri melakukan hal diatas, maka suami akan terasa
begitu ringan menghadapi kesulitan appaun yang dijumpainya
seberat appaun
Berusaha menjadi seorang perempuan yang bersahaja dalam nafkah,
Yaitu tidak banyak menuntut
Menerima dengan rasa syukur betapapun sedikit pemberian suami
Tidak berlebihan dalam membelanjakan nafkah yang diberikan suami
Maka bila sang istri sanggup selalu bersikap seperti ini insya Allah cinta
suami akan selalu tercurah padanya
Biasakan saling memberi hadiah
Dari Ummu Kaltsum binti Abu Salamah, ia berkata,
“Ketika Nabi menikah dengan Ummu Salamah, beliau bersabda kepadanya,
‘Sesungguhnya aku pernah hendak memberi hadiah kepada Raja Najasyi sebuah
pakaian berenda dan beberapa botol minyak kasturi, namun aku mengetahui ternyata
Raja Najasyi telah meninggal dunia dan aku mengira hadiah itu akan dikembalikan. Jika
hadiah itu memang dikembalikan kepadaku, aku akan memberikannya kepadamu.” Ia
(Ummu Kultsum) berkata, “Ternyata keadaan Raja Najasyi seperti yang disabdakan
Rasulullah, dan hadiah tersebut dikembalikan kepada beliau, lalu beliau memberikan
kepada masing-masing istrinya satu botol minyak kasturi, sedang sisa minyak kasturi
dan pakaian tersebut beliau berikan kepada Ummu Salamah” (HR Ahmad)
Memahami dalam pemberian hadiah; "dari hati terdalam kita sendiri"
Sebab jika kita terus menghujani sang istri hadiah (terus
memanjakanya), hal ini merupakan kesalahan besar
Mungkin kita bermaksud menunjukkan kasih sayang dan perhatian,
namun bisa jadi kebaikan kita nanti disalah-gunakan
Dan jika kita menjadikan kebiasaan maka ia akan terus mengharap
hadiah dari kita (terlalu manja)
~~~
Gunakan segala kreativitas kita dan biarkan sang istri menemukan pesan cinta kita
ditempat tak terduga dan nikmati keasyikanya
Buat hatinya selalu berbunga-bunga bahagia walaupun dengan cara agak norak
(demi membahagiakanya)
Dengan menulis insya Allah kita akan merasakan dorongan untuk bisa terus
mewujudkanya secara istiqomah
o Variasi:
Seperti saat kita di tempat kerja, coba untuk...
Mengirim surat cinta padanya lewat pak pos atau titip kepada siapa
Isinya bisa juga tentang kenangan saat meng-khitbah/ijab-qabul dirinya dan saat mulai
mengenalnya
Bisa juga dikirim via email, SMS, MMS atau E-card
Telphon mendadak, "sudah kangen"
Tanya kabar sang istri di rumah
Katakan saat ini jika kita sedang memikirkanya
Ngomong suatu hal yang menarik baginya
Atau hanya ingin katakan pada sang istri, "aku sayang kamu"
Kirim sms mesra menggodainya
• Petikkan setangkai bunga (dari halaman rumah) setiap pulang beraktivitas jika ia
suka (tanpa bermaksud meniru orang kafir, sebab hal ini sudah umum; disukai kaum
wanita), sebagaimana hadist ini...
شّبَه ِبَقْوٍم َفُهَو ِمْنُهْم
َ ن َت
ْ َم
"Dan janganlah kamu keluarkan mereka dari rumahnya dan janganlah (diizinkan)
keluar kecuali jika mereka mengerjakan perbuatan keji yang jelas” (Ath-Thalaq: 1)
Pernikahan adalah ikatan yang kukuh, maka tidak selayaknya hanya kerana masalah yang
kecil atau remeh lalu bercerai-berai. Bahkan didalam masalah-masalah yang sangat besar-
pun kita diperintah untuk bersabar menghadapinya, serta saling nasihat-menasihati
o Dan solusi terakhir adalah; “memukulnya dengan ringan”. Hal ini boleh dengan
memperhatikan:
Sunnah untuk menjauhi langkah ini, sebab rasulullah tidak pernah memukul istri-
istri dan pembantunya siapapun
Diriwayatkan oleh Al Bukhari bahwa 'Aisyah pernah berkata: “Rasulullah tidak pernah
sekalipun memukul isteri dan pembantunya”
"Sesungguhnya mereka itu (yang suka memukul isterinya) bukan orang yang baik di
antara kamu” (Hadits shahih: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2146), Ibnu Majah (no.
1985), Ibnu Hibban (no. 1316 -al-Mawaarid) dan al-Hakim (II/188), dari Sahabat Iyas bin
‘Abdillah bin Abi Dzubab radhiyallaahu ‘anhu. Hadits ini dishahihkan oleh al-Hakim dan
disetujui oleh adz-Dzahabi)
Kita baru dibolehkan bila sang istri sudah keterlaluan dalam ketidak-taatannya,
misal:
Shalat tidak pada waktunya
Terus-terusan meninggalkan rumah tanpa izin suami
Menolak mengatakan apa yang dialaminya ketika ia meninggalkan rumah
Atau sering menolak berhubungan denganya tanpa alasan syari'e dll
Tidak boleh dilakukan kecuali setelah memunggungi istri di tempat tidur dan
membicarakan masalah ini dengannya
Tidak memukul sampai melukainya atau memukul pada bagian badan yang
sensitif (seperti wajah atau kepala)
"Dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak melukai” (Hadits shahih:
Diriwayatkan oleh Muslim (no. 1218 (147)), dari Shahabat Jabir bin ‘Abdillah
radhiyallaahu ‘anhuma)
Bahkan kata-kata yang mengandungi perceraian (thalaq) harus dijauhkan sejauh-
jauhnya meski suami sedang marah yang sangat, baik diutarakan bersungguh-
sungguh maupun sekedar bergurau. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda tentang kalimat thalaq ini:
3 hal yang apabila diucapkan bersungguh-sungguh akan terjadi, main-mainnya (pun)
terjadi, iaitu nikah, thalaq, dan ruju’”
Hadits hasan: Diriwayatkan oleh Abu Dawud (no. 2194), at-Tirmidzi (no. 1184), Ibnu Majah
(no. 2039), al-Hakim (II/19 8) dan Ibnul Jarud (no. 712) dari Abu Hurairah radhiyallaahu
‘anhu. Lihat Irwaa-ul Ghaliil (no. 1826)
"Wanita-wanita kalian yang menjadi penghuni Surga adalah yang penuh kasih
sayang, banyak anak, dan banyak kembali (setia) kepada suaminya yang apabila
suaminya marah, ia mendatanginya dan meletakkan tangannya di atas tangan
suaminya dan berkata, ‘Aku tidak dapat tidur nyenyak hingga engkau ridha”
(Hadits hasan: Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam Mu’jamul Kabir (XIX/140, no. 307)
dan Mu’jamul Ausath (VI/301, no. 5644), juga an-Nasa-i dalam Isyratun Nisaa' (no. 257).
Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Silsilah ash-Shahiihah (no. 287)
• Berhati-hati, sebab ketika kita marah, cenderung mengeluarkan kata-kata kotor,
perkataan jelek, dusta, caci maki, mengungkit-ungkit keburukan sang istri, dan
segala kejelekan lainya saja...
keseharian kita
• Perhatikan, "bagaimana dengan perasaannya hari ini?"
Luangkan waktu minimal 30 menit untuk memberi perhatian yang lebih
(berkualitas) kepada istri
Pahami, ia lebih banyak berkata-kata dengan perasaanya
Memahami perbedaan karakter antara laki-laki dan wanita
Beri saran yang menunjukkan kita juga punya perasaan yang sama
'"Sayang, kamu nampaknya gembira hari ini..." atau
'"Sayang, kamu nampak letih hari ini..."
Dan usahakan tanya sebabnya sehingga kita tahu apa yang membuatnya
gembira atau sedih
"Ada yang bisa saya lakukan untukmu sayang?..."
• Tunjukkan minat kita pada apa yang ia kerjakan hari ini;
Pada buku yang ia baca
Pada orang yang ia hubungi
• Tidak terlalu sering meninggalkan dirinya sendirian dirumah
Jika memungkinkan, usahakan sang istri selalu kita ajak serta (habiskan detik demi
detik bersamanya jika memungkinkan)
Usahakan istri tahu (beritahu) bila kita mau keluar atau tidur lebih dulu
“Aku menitipkan kamu kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya”
(HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
“Aku titipkan kepada Allah agamamu, amanatmu dan penutup-penutup amal
perbuatanmu” (HR. At-Turmudzi, dishahihkan oleh Al-Albani)
Sedangkan yang ditinggal menjawab dengan do’a:
“Aku menitipkan agamamu, amanatmu dan perbuatanmu yang terakhir kepada
Allah, semoga Allah memberi bekal taqwa kepadamu, mengampuni dosamu dan
memudahkan kebaikan kepadamu di mana saja kamu berada” (HR. At-Tirmidzi)
Baca do’a safar
Meminta sang istri mendo'akan kita saat kita tidak bersamanya
Tinggalkan untuk istri dan anak kita kebutuhan yang cukup
Sering-sering telphone ke rumah saat kita bepergian
Saat kita berjauhan, beritahu ia betapa kita merindukanya...
Beritahu lokasi keberadaan kita sekarang beserta nomor contack dan alamat yang
bisa dihubungi
Untuk Istri...
Hubungi suami ketika ia terlambat pulang dan tanyakan sebabnya, serta nasehat untuk
berhati-hati
• Pulang sesegera mungkin jika memungkinkan
Bawa oleh-oleh (buah tangan) untuknya dan untuk anak-anak kesayangan kita
Berdo’a waktu kembali, “Orang-orang yang kembali, bertobat, mengabdi
kepada Tuhan kami selalu memuji” (HR. Bukhari dan Muslim)
Disaat datang singgah lebih dulu di masjid, shalat 2 rakaat
Ka`ab bin Malik meriwayatkan: “Bahwasanya Nabi apabila datang dari
perjalanan (safar), maka beliau langsung menuju masjid dan disitu
beliau shalat 2 raka`at” (Muttafaq ’alaih)
Hindari pulang di waktu yang tidak diharapkan seperti ketika ia sedang nyenyak
tidur atau di waktu tengah malam
Disunnahkan saat kita kembali untuk tidak masuk ke rumah di malam hari, kecuali
jika kita telah memberi tahu sebelumnya
Hadits Jabir menuturkan: ”Nabi melarang seseorang mengetuk rumah
(membangunkan) keluarganya di malam hari” (Muttafaq’alaih)
• Perjumpaan yang manis
Kita mulai dengan "assalamu 'alaikum" sambil kita hadiahkan senyuman termanis
penuh rindu untuknya
Cari sang istri terlebih dahulu setelah pulang (sebelum kita melakukan hal
apapun); "peluk sang istri tumpahkan segenap kerinduan kita"
Jabat tangan sang istri
Cium pipi dan kening istri
Sembari mendo'a-kanya ikhlash kepada Allah teruntuk kebaikan istri tersayang kita
(mari mengingat: "mendoakan sang istri dan memberi ridha adalah kewajiban
kita")
Tunda dulu niat kita untuk menyampaikan berita yang sekiranya tidak akan
mengenakkan hatinya
• Menyambut kepulangan sang suami (bagi istri)...
Menyambut suami saat pulang dengan penuh ucapan selamat, hangat, dan
kerinduan
Mencium tangan dan saling mencium kangen saat suami masuk rumah
Mendampinginya dan bantu menggantikan bajunya
Tanya perihal aktivitas suami hari ini
Buatkan minuman kesukaanya dan tawarkan
Berusaha agar suami bisa selalu mencium wangi tubuhnya setiap saat
Menyediakan wewangian untuk suami terutama saat hari jumat dan saat ingin
bersamanya
Dari ‘Aisyah ia berkata,
“Saya meminyaki badan Rasulullah pada hari raya ‘Idul Adh-ha setelah beliau
melakukan jumrah ‘aqabah” (HR Ibnu ‘Asakir)
‘Aisyah berkata,
“Sesungguhnya Nabi apabila meminyaki badannya, beliau memulai dari auratnya
dan mengolesinya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi), dan istrinya meminyaki
bagian lain seluruh tubuhnya" (HR Ibnu Majah)
Pakai gaun terindah di rumah, sehingga sang suami selalu melihat dari keindahan
ke keindahan saja
Pijat punggungnya atau kakinya setelah suami bekerja keras seharian
• Saat tiba dipintu rumah lupakan (ibarat: 'taruh di laci") segala aktivitas tugas- pekerjaan
dan segala pusing, masalah dan kesibukan/kelelahan kita
Ngobrol santai menanyakan keadaan dan aktivitas harianya dan yang menyenangkan
baginya
Baru kita ambil kembali ("kesibukan kita di laci") saat kita hendak keluar (dari rumah)
• Tanyakan keseharian istri dan dampingi tiap ada kesempatan
Berkata A'isyah "Rasulullah selalu membantu istrinya. Apabila tiba waktu sholat,
beliau pergi untuk menunaikan sholat" (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
bagaimanapun keadaannya
َ ن الّتّواُبْو
ن َ خطاِّئْي
َ خْيُر اْل
َ طاٌء َو
ّخ
َ ل َبِني آَدَم
ّ ُك
“Setiap anak Adam itu banyak bersalah. Dan sebaik-baik orang yang banyak
bersalah adalah orang-orang yang mau bertaubat”
(HR. At-Tirmidzi no. 2616. Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ash-Shahihul Jami’ no. 4514
mengatakan Hadits ini hasan)
Memahami perselisihan kecil adalah bumbu kemesraan yang menyenangkan
Memahami, rumah tangga tak mungkin (mustahil) tanpa adanya masalah,
problem, ganjalan, pertikaian, selalu sejalan seiya sekata, sepakat tanpa
pernah ada perbedaan!
Atasi kecemburuan secara haq
Menghadapi suka duka bersama-sama
Penuh kesadaran dan kepala dingin
Saling memahami perasaan, kepribadian, keinginan dan masalah masing-
masing
Tak perlu mengungkit-ungkit kesalahan masa lalu
Mencoba selalu husnuddhan lebih dulu akan tiap segala sesuatu
سَماِء
ّ عَها ِفي ال
ُ ت َوَفْر
ٌ صُلَها َثاِب
ْ طّيَبٍة َأ
َ جَرٍة
َشَ طّيَبًة َك
َ ل َكِلَمًة
ً ل َمَث
ّ با
َ ضَر
َ ف
َ َأَلْم َتَر َكْي
َ س َلَعّلُهْم َيَتَذّكُرو
ن ِ ل ِللّنا
َ لْمَثا
َ لا
ّ با
ُ ضِر
ْ ن َرّبَها َوَي
ِ ن ِبِإْذ
ٍ حي
ِ ل
ّ ُتْؤِتي ُأُكَلَها ُك
"Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, yaitu akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya
pada setiap musim dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-
perumpamaan itu untuk manusia supaya mereka selalu ingat" (QS Ibrahim:
24-25)
dimatanya"
• Senantiasa memberi senyum termanis tiap menatapnya
Senyum mesra setulus-tulusnya
Tutur bahasa yang sehalus-halusnya
Hingga ia merasa kita begitu ingin selalu membahagiakanya
• Membiasakan memanggil dengan nama sayang kesukaanya (panggilan khusus
untuknya)
Sebagaimana rasulullah biasa memanggil 'Aisyah "yaa khumairah" (artinya "wahai yang
kemerah-merahan, merah delima"), pipi yang tersipu-sipu atau "‘Aisy"
• Panggilan yang bisa membuatnya tersipu-sipu, seperti...
Jantung hatiku
Belahan jiwaku
Sayangku
Kekasihku
Cantikku
Manisku
Adindaku..., adinda..., dinda...
Dhik... dll
Memanggilnya dengan cara selembut dan semesra mungkin baginya, sekaligus
menggodainya
Dan tetap membiasakanya meski kita sudah memiliki anak
• Jadikan ia sahabat dan kekasih terbaik yang paling menyenangkan
Jaga kemesraan dan keromantisan setiap saat bersamanya
Saling berusaha menyenangkan (memuaskan) sang istri
Buat ia tahu betapa kita memperhatikan (peduli) padanya dan menanggapinya
Buat ia merasa selalu ada tempat berbagi (bersama kita)
“Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan jalan keluar
baginya” (Ath-Thalaq: 2)
Kita Hukum dan cela (perbuatan) buruknya agar tidak mengulangi (tanpa perlu
mendendam)
Jadikan itu bukti cinta kita; "membenci kesalahanya dan bukan orangnya"
Lihat kesalahan yang fatal saja, tak perlu mengungkit kesalahanya yang kecil
Maafkan kesalahanya, tapi beritahu ia bahwa perhitunganya terserah Allah
terutama hal-hal yang menyangkut kesalahanya kepada Allah seperti
menunda sholat dan lain-lain
Mengingat-ingat perbuatan baik istri kita saat ia melakukan kesalahan
Memahami bahwa setiap manusia bisa berbuat salah, maka cari selalu
alasan untuk memaafkanya
Seperti mungkin ia sedang lelah, sedih atau labil karena datang bulan,
atau komitmenya kepada Islam sedang dalam pertumbuhan atau
alasan-alasan masuk akal lain
Daripada menghitung banyaknya kesalahan, lebih fokus pada hal
baik (konstruktif) yang bisa bersama-sama lakukan untuk
mengurangi kesalahan yang ada
Hati-hati jika kita terlalu mudah memaafkan kesalahan kekasih kita (sang
istri) :
Masa-masa awal kita biasanya akan terasa indah sehingga mudah
mentolerir semua kebiasaan buruknya
maka kita harus berhati-hati karena kelemahan kita ini mudah
dimanfaatkan
Tidak melontarkan celaan karna masakanya yang kurang enak,
sebagaimana Rasulullah tiada pernah sekalipun mencela seorangpun dari
istri-istri beliau karena masalah ini
"Rasulullah tidak pernah mencela makanan sama sekali. Jika beliau
berselera, beliau memakannya, dan jika beliau tidak senang, beliau
meninggalkannya" (HR Muslim)
Jika sang istri melakukan kesalahan coba cari pendekatan lain yang tidak
langsung yang mungkin akan lebih efektif daripada teguran langsung
Menghindari sindiran atau penggunaan kata-kata yang mungkin akan
melukai perasaanya
Bila musyawarah dan diskusi kita anggap solusi terbaik, cari waktu yang
tepat (untuk menjaga kehormatan sang istri)
Tunggu sejenak bersabar sampai kemarahan kita reda
Sehingga kondisi dan ucapan kita sudah terkendali (jernih)
Saat perasaannya tersinggung, berikan padanya rasa simpati kita dan
nyatakan:
'Saya memohon maaf telah membuat sayangku tersinggung'. Kemudian kita
diam, biarkan ia merasa bahwa kita memahaminya juga
Tak perlu coba jelaskan kenapa rasa tersinggungnya, sebab itu bukan
kesalahan kita
Kadang ia butuh waktu untuk menyembuhkan luka
Maka sediakan jeda, mungkin ia ingin merenung, memikirkan masalahnya
sendiri dulu atau hanya ingin relaks beristirahat
Demikian juga kita, bila butuh waktu untuk sendiri akibat gusar
Katakan padanya kita akan pulang dan sedang butuh sedikit waktu untuk
berfikir mengenai sesuatu
Sekiranya perasaan kita mulai reda dan pulang ke rumah, bicara dengan sang
istri apakah ia yang menggusarkan kita (dengan cara yang hormat dan tidak
menyalahkanya)
Sang istri tak perlu tahu agar ia tak menyangka yang bukan-bukan
Tak perlu membuat ia merasa bersalah jika sedang ingin sendiri
Dan tetap berusaha bersyukur dan saling mengingatkan
Sebab nikmat Allah masih sedemikian banyak sedang hikmah pasti ada
Selama nikmat iman masih tertanam didalam dada berarti tiada yang berkurang
sedikitpun
Haram hukumnya menyebarkan rahasia rumah tangga dan hubungan suami
isteri
Dalam hadits shahih, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan kalian
lakukan (menceritakan hubungan suami isteri). Perumpamaannya seperti syaitan laki-
laki yang berjumpa dengan syaitan perempuan di jalan lalu ia menyetubuhinya (di
tengah jalan) dilihat oleh orang banyak…” [Diriwayatkan oleh Ahmad (VI/456-457)]
Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullaah berkata, “Apa yang dilakukan
sebagian wanita berupa membeberkan masalah rumah tangga dan kehidupan suami
isteri kepada karib kerabat atau kawan adalah perkara yang diharamkan. Tidak halal
seorang isteri menyebarkan rahasia rumah tangga atau keadaannya bersama suaminya
kepada seseorang"
Allah Ta’ala berfirman...
ّ ظا
ل َ حِف
َ ب ِبَما
ِ ت ّلْلَغْي
ٌ ظا
َ حاِف
َ ت
ٌ ت َقاِنَتا
ُ حا
َ صاِل
ّ َفال
seorang ibu)