Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Sumber daya didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan


manfaat. Sedangkan lahan diartikan sebagai bagian dari bentang alam (lanscape) yang
fisik yang meliputi pengertian lingkungan fisik seperti tanah, iklim, topografi/relief,
hidrologi dan vegetasi alami (natural vegetation) dimana secara potensial akan
berpengaruh terhadap penggunaan lahan.(www.petalahan.go.id)

Jadi, Sumber daya Lahan adalah segala sesuatu yg bisa memberikan manfaat di
lingkungan fisik dimana meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana
faktor-faktor tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya (termasuk didalamnya
adalah akibat kegiatan-kegiatan manusia baik masa lalu maupun masa sekarang). misal;
penebangan hutan, penggunaan lahan pertanian. .(www.petalahan.go.id)

Manusia memerlukan alat bantu dalam melakukan observasi atau pengamatan


untuk mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupanya. Fenomena
yang sangat kecil dapat diamati secara baik dengan alat bantu yang berfungsi
membesarkan, dalam hal ini misalnya mikroskop. Keadaan yang sebaliknya adalah
fenomena-fenomena geografikal yang amat luas, sehingga kita perlu mengecilkan agar
dapat kita cakup dalam batas pandangan kita.

Suatu cara yang mencakup kegiatan pada proses mampu mengecilkan


karakteristik keruangan dari muka bumi menjadi suatu bentuk yang mudah di observasi
adalah dengan menggambarkandalam bentuk peta.

Peta adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar
atau kertas dengan skala tertentu. (Russell C. Brinker,1984). Dengan kemajuan di
bidang informasi dan teknologi elektronika, sangat mempengaruhi dalam penyajian
sumber informasi termasuk peta. Sehingga definisi peta adalah sarana penyajian
informasi spasial dari unsur-unsur dimuka bumi atau di bawah muka bumi (Jakob Rais,
dalam Sukirno, 1999).

       Di bidang pertanian pengetahuan mengenai sumber daya lahan sangat


dibutuhkan sekali. Mengingat dengan mengetahui sumber daya lahan yang dimiliki
suatu wilayah maka kita dapat mengetahui potensi lahan. Dengan mengetahui potensi
yang dimiliki maka kita dapat menetukan kebijakan mengenai pengembangan pertanian
untuk kedepannya. Beranjak dari sinilah maka pemetaan mengenai sumber daya lahan
suatu wilayah perlu dilakukan.

b. Tujuan

Tujuan dari pemetaan adalah untuk memberikan informasi kepada pembaca


dalam bentuk gambar (Materi Ilmu ukur wilayah). Tidak terkecuali pemetaan sumber
daya lahan. Tujuannya yaitu untuk memberikan informasi kepada pembaca mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan sumber daya lahan di suatu wilayah tertentu
dalam bentuk gambar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pemetaan yang merupakan proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran


permukaan bumi (terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode
tertentu sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang
berbentuk vektor maupun raster.

Dalam hal suatu pemetaan sumber daya lahan inipun dimana Sumber daya
Lahan yang merupakan segala sesuatu yg bisa memberikan manfaat di lingkungan fisik
dimana meliputi tanah, iklim, relief, hidrologi dan vegetasi dimana faktor-faktor
tersebut mempengaruhi potensi penggunaannya (termasuk didalamnya adalah akibat
kegiatan-kegiatan manusia baik masa lalu maupun masa sekarang). misal; penebangan
hutan, penggunaan lahan pertanian.

a. Survey

Survey adalah uraian keseluruhan dari aktifitas dan proses termasuk didalam
adalah perumusan tujuan prosedur perencanaan komplikasi data dan ekstraksi informasi
dalam bentuk peta laporan dan sebagai (Abdullah 1993). Menurut Siswomartono (1989)
survai tanah merupakan istilah umum utk penyelidikan tanah sistematik dilapangan di
laboratorium deskripsi klasifikasi pemetaan jenis tanah penafsiran (interpretasi) tanah
menurut kesesuaian tanah bagi tanaman rumput pohon serta perilaku tanah dibawah
pemakaian atau perlakuan utk produktivitas dalam pengelolaan yg berbeda-beda.

Survey tanah dilakukan utk menentukan tingkat kemampuan lahan secara


keseluruhan sebagai bahan pemetaan tanah dalam hubungan dgn penentuan klasifikasi
tanah. Lahan-lahan yg telah disurvai digolongkan dala kelas-kelas yg sesuai dgn
kemampuan berdasarkan dgn faktor-faktor yg bersifat menghambat dalam pemanfaatan
lahan tersebut terutama utk bidang pertanian. Faktor-faktor yg menunjang adl data-data
mengenai sifat fisik kimia dan biologi tanah termasuk bentuk wilayah iklim dan lain-
lain secara keseluruhan baik sampai sangat baik.  Faktor-faktor penghambat seperti
sifat-sifat fisik kimia dan biologi tanah yg jelek keadaan iklim yg tak sesuai bentuk
wilayah berlereng dan berbukit-bukit sering terjadi genangan air serta salinitas yg
tinggi. Setelah melakukan kegiatan survai dan pemetaan sumber daya lahan di lapangan
kegiatan selanjut adl mengevaluiasi lahan.  Evaluasi lahan pada dasar merupakan proses
utk menduga potensi sumber daya lahan utk berbagai penggunaan.  Adapun kerangka
yg mendasar dari evaluasi sumber daya lahan adl membandingkan persyaratan yg
diperlukan utk suatu penggunaan lahan tertentu dgn sifat sumber daya yg ada pada
lahan tersebut (Sitorus 1983).

Peta merupakan suatu sumber informasi yang sangat berguna untuk segala
bidang dengan dukungan perkembangan teknologi saat ini maka salah satu aplikasi
pemetaan yang dikenal dengan sistem informasi geografis atau Geographi Information
System (GIS) dapat membantu pada kegiatan-kegiatan di segala bidang seperti dalamm
bidang pertanian dan kehutana dimana ; (1) Mengelola Produksi Tanaman GIS dapat
digunakan untuk membantu mengelola sumberdaya pertanian dan perkebunan seperti
luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Anda dapat menggunakan
GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan
melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena
perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen. (2)
Mengelola Sistem Irigasi Anda dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau
dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau
kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam
sistem. Dan (3) Perencanaan dan riwayat sumberdaya kehutanan Perencanaan dan
riwayat manajemen pertanahan Integrasinya dengan sistem hukum Integrasinya dengan
manajemen basis data relasional Sistem-sistem.
Di bidang teknik pertanian, penggunaan peta umumnya digunakan untuk alat
bantu rancangan / design. Contoh penggunaan peta di bidang teknik pertanian antara
lain adalah :
1. Bidang daya dan alat mesin
a. Design Bajak
Untuk mendesign bajak singkal atau piringan yang melengkung maka
penggambaran bentuk pada kertas dapat mengadopsi cara penggambaran bentuk dengan
bantuan garis kontur sehingga kelengkungan bajak dapat dipindahkan dalam bentuk
garis kontur
b. Peta Draft Spesifik Tanah
Peta ini dapat digunakan untuk mendesign kebutuhan daya traktor dan ukuran
traktor, kebutuhan pompa air, dll
c. Percetakan sawah
Pada percetakan sawah baru diperlukan lahan yang datar, maka untuk
membuat datar perlu diperhitungkan bidang yang harus dipotong dan ditimbun.
Perhitungan ini dapat dilakukan dengan bantuan peta topografi.
2. Bidang teknik sumberdaya alam pertanian (TSAP)
a. Design Teras
Pada pembuatan teras untuk konservasi tanah memerlukan informasi bentuk
permukaan wilayah tersebut, informasi dapat diperoleh dari peta topografi. Informasi-
informasi tersebut selanjutnya digunakan untuk mendesign saluran pembuang, jalan
setapak, tinggi guludan dll.
b. Design saluran irigasi
Air yang mengalir pada sistem irigasi adalah secara gravimetri. Oleh karena itu
informasi beda tinggi antara sumber air, saluran-saluran pembuang dan lahan/sawah
sangat penting.
Untuk mendapatkan peta dalam proses pemetaan, dapat dilakukan dengan tiga
cara yaitu : 1) penginderaan jauh (remote sensing) 2) pengukuran langsung di
permukaan bumi (terestis) dan 3) semi-terestis. Penginderaan jauh dilakukan dengan
bantuan satelit untuk menentukan letak/posisi suatu fenomena yang terjadi di
permukaan bumi. Pengukuran langsung (terestis) dilakukan dengan menentukan
letak/posisi suatu fenomena yang langsung di ukur di permukaan bumi dengan alat
bantu pengukuran panjang (jarak) dan arah (kompas).

Saat ini dikembangkan pengukuran langsung di permukaan bumi dengan alat


bantu satelit untuk menentukan posisi/letak suatu fenomena. Pengukuran ini katagorikan
sebagai pengukuran semi terestis. Alat bantu yang digunakan misalnya GPS (Global
Position System). GPS dapat digunakan di permukaan bumi dengan menerima sinyal
yang menginformasikan lokasi secara real time dari satelit.

b. Pengukuran

Dalam fisika dan teknik, pengukuran adalah aktivitas yang membandingkan


kuantitas fisik dari objek dan kejadian dunia nyata. Dalam ilmu ukur wilayah dilakukan
suatu pengukuran dimana pengukuran suatu daerah ialah menentukan unsur-unsur
(jarak dan sudut) titik-titik atau banguan-bangunan yang ada didaerah itu dalam jumlah
yang cukup jelas dengan skala yang telah ditentukan terlebih dahulu. Untuk suatu
daerah yang besar, haruslah diukur dengan menggunakan alat yang disebut teodolit.

Pengukuran jarak merupakan basis dalam pemetaan. Walaupun sudut-sudut dapat


dibaca seksama dengan peralatan yang rumit, paling sedikit ada sebuah garis yang harus
diukur panjangnya untuk melengkapi sudut-sudut dalam penentuan lokasi titik-titik.
Secara umum jarak dapat dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Jarak horisontal (HD), merupakan panjang garis antara dua titik (AB) terletak
pada bidang datar proyeksi
2. Jarak miring (SD), apabila panjang garis antara dua titik (AB) terletak tidak
pada bidang datar.

Dalam pengukuran tanah, jarak datar antara dua titik berarti jarak horisontal. Jika
kedua titik berbeda elevasinya, jaraknya adalah panjang garis horisontal antara garis
unting-unting di kedua titik itu. Pengukuran jarak dalam pemetaan dapat dilakukan
dengan tiga cara, yaitu pengukuran jarak dengan pita ukur, pengukuran jarak dengan
cara optis dan pengukuran jarak dengan cara elektronis.

Pengukuran Titik Detail, Titik detail adalah semua penampakan yang ada di
muka bumi baik alamiah maupun buatan manusia. Pada pengukuran ini tidak mungkin
dilakukan secara lengkap dan terperinci, oleh karena itu harus diambil titik detail
seefektif mungkin yang dapat mewakili dalam penggambaran peta situasi nantinya.
Adapun cara-cara pengambilan titik detail :
1. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Memancar
1
8 2

7 A 3
6 5 4 B

Gambar 2.7. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Memancar

Cara ini dipakai jika jarak antara titik pasti berdekatan. A dan B adalah titik pasti. Dari
gambar di atas pesawat diletakan di titik A lalu diambil a1, a2, a3,…, sedangkan arah
sumbu masing-masing menjauhi titik A, begitu juga titik B.
2. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Melompat

TD1

Gambar 2.8. Pengukuran


Titik Detail dengan Cara
Melompat

Adakalanya kita mengalami kesulitan jika menggunakan metode memancar dalam


mengukur titik detail karena titik pasti berjauhan, sehingga diperlukan cara melompat.

3. Pengukuran Titik Detail dengan Cara Grid


Dilakukan dengan membuat grid-grid tiap jarak tertentu.

Data pengukuran titik detail yang diperlukan adalah azimuth, zenith, benang
atas, benang bawah, benang tengah, dan tinggi alat serta sketsa pengukuran titik
tersebut. Data tersebut digunakan untuk mencari jarak dan beda tinggi antara tempat alat
didirikan dengan titik detail yang diukur.

Poligon adalah serangkaian garis berurutan yang panjang dan arahnya telah
ditentukan dari pengukuran di lapangan.
Syarat pengukuran poligon adalah :
1. Mempunyai koordinat awal dan akhir
2. Mempunyai azimuth awal dan akhir
Untuk mencapai ketelitian tertentu (yang dikehendaki), pada suatu poligon
perluditetapkan hal-hal sebagai berikut :
1. Jarak antara titik-titik poligon
2. Alat ukur sudut yang digunakan
3. Alat ukur jarak yang digunakan
4. Jumlah seri pengukuran sudut
5. Ketelitian pengukuran jarak
6. Pengamatan matahari, meliputi :
Adapun kegunaan dari pengukuran polygon adalah ;
1. Sebagai kerangka Horizontal pada daerah pengukuran
2. Kontrol Jarak dan Sudut
3. Basik titik untuk pengukuran selanjutnya
4. Memudahkan dalam perhitungan dan ploting peta
BAB III
PEMBAHASAN

Pemetaan Sumber Daya Lahan

Pemetaan sumber daya lahan didefinisikan sebagai penggambaran dua dimensi


suatu wilayah dengan skala dan aturan tertentu lengkap dengan karakteristik yang
dimilikinya. Adapun karakteristik yang disajikan yaitu mengenai kemiringan lereng,
curah hujan, tekstur tanah, kapasitas air tersedia, kedalaman efektif dan sebagainya.

Telah diketahui bahwasannya tujuan dari pemetaan adalah untuk memberikan


informasi kepada pembaca dalam bentuk gambar (Materi Ilmu ukur wilayah). Tidak
terkecuali pemetaan sumber daya lahan.Tujuannya yaitu untuk memberikan informasi
kepada pembaca mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan sumber daya lahan
di suatu wilayah tertentu dalam bentuk gambar.

Proses pembuatan peta lahan ini cukup rumit, karena kita harus melakukan
survey secara langsung. Metode survey merupakan metode yang cukup baik untuk
mendapatkan data yang valid. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam kegiatan
survey antara lain :

a. Measurement (Pengukuran)
b. Calculating (Perhitungan)
c. Drawing (Penggambaran)

Dalam Kegiatan survey inilah kita lakukan pencatatan mengenai segala sesuatu
yang berhubungan dengan karakteristik lahan tersebut. Secara umum karakteristik yang
dicatat mulai dari kemiringannya, tekstur tanahnya, kemudian curah hujan diwilayah
tersebut,kapasitas air yang tersedia,kedalaman efektif,dsb. Cara pengambilan data
mengenai karakteristik tanah tersebut akan diuraikan di bawah ini.

Pengukuran kemiringan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar slope dan


panjang slope yang dimiliki wilayah tersebut. Slope adalah perbandingan antara delta
vertikal dan delta horizontal. Dengan data inilah maka kita nantinya akan mengetahui
apakah wilayah tersebut dapat dijadikan sebagai lahan untuk budidaya pertanian atau
tidak. Sebab secara tidak langsung data ini akan menggambarkan mengenai seberapa
besar tingkat erosi yang akan terjadi apabila lahan ini kita buka. Kemudian apabila
terpaksa dilakukan pembukaan lahan maka konservasi yang bagaimana yang mesti kita
lakukan. Pengukuran kemiringan ini dapat menggunakan theodolit, dengan mengetahui
beda tinggi wilayah tersebut maka tingkat kemiringan dapat kita tentukan.

Curah hujan adalah ukuran jumlah hujan per setuan waktu,biasanya dinyatakan
dalam mm3/th(Lakitan, Benyamin :2005).Pengukuran curah hujan dilakukan dengan
menggunakan alat ukur curah hujan yang berbentuk silinder dengan bagian atas
terbuka(untuk menerima butiran air hujan yang jatuh)Alat ini dipasang di tempat yang
terbuka, sehingga air hujan diterima langsung oleh alat iniBagian ats yang terbuka
dipasang pada ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah yang ditanami rumput agar
terhindar dari percikan air dari permukaan tanah.Ketelitian alat ini mencapai 0,1
mm.Pembacaan alat dilakukan sekali sehari pada pukul 09.00 (pagi) (Lakitan,
Benyamin :2005)

Agar lebih mudah maka kita bisa meminta data ini di stasiun klimatologi.
Dengan data ini maka nantinya kita dapat menentukan jenis tanaman apa yang sesuai
dengan lahan tersebut.Selain itu dengan data ini maka nantinya kita juga dapat
memprediksikan besarnya laju erosi suatu lahan.

Data yang tidak kalah pentingnya adalah data mengenai tekstur tanah pada
wilayah itu. Tekstur adalah perbandingan komposisi antara pasir, liat, dan debu (Ali
Hanafiah,Kemas : 2005). Data ini diperoleh dengan cara mengambil sampel suatu tanah
kemudian membawanya ke laboraturium. Metode tergampang adalah dengan
menggunakan metode textur by feelling. Artinya kita cukup merasakannya dengan
permukaan tangan dan menentukan teksturnya. Namun data yang diperoleh dengan
metode ini kurang valid. Dan nantinya akan mempengaruhi kualitas kebenaran peta
tersebut.

Dengan kata lain penentuan tekstur ini bertujuan untuk mengklasifikasikan


tanah. Tanah yang memiliki jenis tertentu dikelompokkan dalam kelas yang sama. Hal
ini sangat penting artinya karena tanah-tanah dengan sifat yang berbeda memerlukan
pengelolaan yang berbeda pula. Jadi dengan adanya pengelompokan tanah-tanah yang
sama sifatnya akan lebih mudah dalam menyusun perencanaan pertanian konvensional
yang dibutuhkan masing-masing jenis tanah atau satuan tersebut.
Kapasitas air tersedia adalah kemampuan air yang ditahan tanah pada kondisi
kapasitas lapang hingga koefisien layu (Ali Hanafiah, Kemas : 2005).Pengukuran
kapasitas air tersedia ini dilakukan di labotarorium tanah.Dengan data ini maka kita bisa
mengetahui berapa kapasitas air yang tersedia di lahan tersebut. Sehingga kita bisa
menentukan berapa suplai air yang harus diberikan untuk tanaman.

Kedalaman efektif dapat diartikan sebagai besarnya kedalaman akar dalam


melakukan penetrasi.(Ali Hanafiah, Kemas : 2005).Pengambilan data ini dilakukan
secara langsung dengan mengukur rata-rata kedalan akar dalam berpenetrasi.Dengan
data ini maka kita bisa memberikan informasi mengenai berapa besar kedalaman lapisan
olah.Sehingga akan membantu kita dalam menentukan jenis tanaman dan teknik
penanamannya.

Setelah semua data kita peroleh maka tahapan selanjutnya adalah melakukan
perhitungan baik itu menyangkut luasan, besar slope, panjang slope,kemudian
kontur,curah hujan, kedalaman efektif,kapasitas lapang,dsb.

Proses terakhir adalah drawing (penggambaran). Proses penggambaran peta


mempunyai aturan tertentu, tidak sembarangan. Apabila penggambarannya salah maka
informasi yang akan kita berikan kepada pembacapun akan salah.Yang pertama
dilakukan adalah penentuan skala.

Skala adalah perbandingan ukuran di dalam peta dengan yang sebenarnya.


Setelah skala ditentukan maka kita tinggal menggambarnya. Kemudian menambahkan
informasi pada legenda.Informasi yang ditambahkan adalah mengenai karakteristik
lahan tersebut.Semisal untuk setiap macam kelas tanah diberi warna tertentu agar
pembaca lebih mudah memahaminya.Kemudian untuk wilayah yang memiliki curah
hujan tertinggi diberikan tanda,dsb.

Apabila peta ini telah dihasilkan, maka kita dapat menentukan perencanaan
pertanian secara konvensional yang disesuaikan dengan sumber daya lahan dan
kapasitas lahan tersebut sehingga nantinya akan dihasilkan suatu pertanian yang
berkesinambungan.
BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan

1. Pemetaan sumber daya lahan didefinisikan sebagai penggambaran dua dimensi


suatu wilayah dengan skala dan aturan tertentu lengkap dengan karakteristik
yang dimilikinya
2. Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam kegiatan survey antara lain;
Measurement (Pengukuran), Calculating (Perhitungan), dan Drawing
(Penggambaran)
3. Slope adalah perbandingan antara delta vertikal dan delta horizontal
4. Dalam penggambaran harus dilakukan dengan benar dan tidak sembarangan,
dimana jika terjadi kesalahan maka pembaca peta pun otomatis akan salah, yang
paling utama dalam penggambaran peta adala skala.

b. Saran

Dalam proses pemetaan sumber daya lahan ini harus dilakukan dengan baik dan
benar agar tidak terjadi kesalahan- kesalahan yang dapat mempengaruhi proses
penggamabaran peta itu sendiri yang akan berakibat fatal pada pembacaan peta itu
sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Ali Hanafiah, Kemas.2005.Dasar-dasar Ilmu Tanah.Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Lakitan, Benyamin.2005.Klimatologi Dasar.Jakarta : Rajawali Pers

Materi Ilmu Ukur Wilayah

www.petalahan.go.id

Anda mungkin juga menyukai