Anda di halaman 1dari 12

1

TELAGA PELAGI

Pagi yang cerah. Matahari mulai menyinari dunia yang fana ini. Aku
terlahir dari keluarga yang kurang mampu. Aku sekolah disebuah sekolah
yang sangat sederhana. Pagi ini aku berangkat ke sekolah dengan hati
gembira. Aku memasuki sekol;ah sederhana ini dengan hati yang
berdebar. Dengan raut wajah ceria dan hati gembira aku siap menerima
ilmu yang bu Guru berikan padaku. Aku duduk di bangku tengah tepatnya
di deretan paling depan. Di sekolah ini hanya terdapat satu kelas yang
hanya berisi dua puluh empat anak. Kupandangi semua anak di sekolah
ini, mereka semua berpakaian lumayan rapi terkecuali aku. Aku hanya
berpakaian apa adanya karna memang aku tak mampu untuk membeli
pakaian sekolah. Ku terima semua yang Allah berikan pada keluargaku
dengan rasa sabar dan ikhlas. Aku bersyukur karna masih ada sekolah
yang mau menerima aku untuk menuntut ilmu. Rasa panas yang amat
sangat menghalangi kami untuk mencari ilmu. Tapi kami tak
menghiraukan itu semua. Sampai akhirnya bu Aisyah datang untuk
memberikan ilmu kepada kami semua.
“ Assalamualaikum anak-anak “
“ Waalaikumsalam bu Guru Aisyah “ jawab kami dengan semangat
yang berkobar-kobar.
“ Kalian tahu ga’ batu terbang? “
“ Emangnya ada ya bu? “ tanyaku dengan rasa penasaran.
“ Ada, mau tahu ga’ ceritanya? Gimana anak-anak?

2
“ mau bu... ... “
“ Gini ceritanya, sebelumnya kalian tahu isra’ mi’raj ngga’? Ayo apa
isra’ mi’raj itu? “
“ Isra’ atau perjalanan nabi pada malam hari dari masjidil haram
menuju masjidil agsa,sedangkan mi’raj itu menuju shidrotul muntaha.
Beitu yang ayah katakan padaku ketika ada pengajian di masjid” cetusku
“ Bener yang di katakan Didit, silakan duduk kembali, yang di
katakan Didit itu semua bener, jadi isra’ itu perjalanan nabi pada malam
hari dari masjidil Haram menuju masjidil aqsho.Sedangkan mi’raj itu
menuju shidrotul muntaha. Dulu sewaktu nabi mau berangkat Isra’ Mi’raj
hati nabi di cuci terlabih dahulu oleh para malaikat jadi tidak ada sifat
tercela pada diri nabi. Ayo siapa yang tau contoh dari sifat tercela”
“pemarah”
“sombong suka bohong”
“udah-udah kalian semua bener, sapa di antara kalian yang suka
bohong, suka marah-marah kepada orang tua”.
“gak ada bu... “ ucap anak-anak serempak.
“alhamdulillah, kalian jadi anak yang berbakti. Hati nabi Muhaamd
itu di cuci diatas batu besar. Sampai akhirnya batu besar itu bicara
sehingga membuka sebuah percakapan dengan nabi, “sesungguhnya saya
ingin ikut nabi isra’ mi’raj” sambil bicara batu itu melayang. Kemudian
nabi menjawab “maafkan aku, aku tidak bisa membawa kamu pergi, kamu
tunggu disini saja sampai aku kembali” nabipun pergi isra’ mi’raj. Batu

3
besar itu sampai sekarang taat menunggu nabi. “Jadi kalian sebagai umat
muslim harus taat kepada Allah dan Rasul-Nya”.
“Bu... batunys sampai sekarang masih terbang ya bu ...”
“iya, batunya sampai sekarang masih terbang, ada pertanyaan lain?”
“Bu... batunya gak marah ya bu...?”
“Butu besar itu gak akan pernah marah kepada nabi”
“Bu... batunya sekarang ada dimana?”
“Tepatnya diseantero jagat”.
Sudah satu jam guru Aisyah memberikan ilunya kepada kami
semua, pak Hartopun memukul lonceng yang pertanda bel pulang sudah
tib. Mendengar lonceng berbunyi kami semua sedih karena tidak dapat
mendengar lanjutan cerita bu Aisyah. Kami semua pulang kerumah
masing-masing dengan raut wajah sedih. Kulihat ummi sedang
menungguku dihalaman depan rumahku. Walaupun kami hidup dengan
ekonomi rendah, tapi... kebahagiaan tetap bersama kami semua.
“Assalamu’alaikum ummi, Didit pulang”
“Wa’alaikumussalam, anak ummi. Gimana disekolah, seneng. Ibu
apa yang diberikan ibu Aisyah padamu?” tanya ummi.
“tadi bu Aisyah cerita tentang batu terbang ummi”.
“Didit suka?” ujarnya dengan penuh senyum.
“Iya Didit suka banget”.
“Oh.., ya sudah, sana Didit masuk dulu, ganti baju, kemudian
sehabis shalat makan, tapi...”
“Tapi kenapa ummi?” tanya Didit.

4
“Tapi seadanya, hanya itu yang bisa ummi berikan padamu, maafin
ummi ya nak”.
“Gak apa-apa ummi, Didit akan terima apa adanya yang ummi dan
aba berikan pada Didit”. Jawab Didit sambil tersenyum.
Akupun pergi mengerjakan semua perintah yang ummi perintahkan
padaku dengan hati ikhlas. Selesai akau mengerjakan semua perintah
ummi, aku pergi menuju kamar tidurku. Kuraba sebuah meja dan kursi
kecil tuaku dan kumulai mendudukinya. Kuambil sebuah buku pelajaran
dan akupun mulai mempelajarinya dengan senang hati.
“anak ummi sudah selesai belajarnya?” tanya ummi sambil berdiri
didekat pintu kamarku.
“Belum mi..”
“Udah lanjutin besok saja, sekarang Didit tidur, besok kita tahajjud”
ucap ummi sambil mengelus dahi Didit.
“Tahajjud? Tahajjud itu apa mi?” tanya didit sambil memandang
wajah ummi.
“Tahajjud itu shalat sunnah dua rakaat yang dikerjakan pada malam
hari atau lebih baik seperampat malam ketika para malaikat turun kebumi
untuk melihat apa yang dikerjakan oleh manusia pada seperempat malam.
Apabila kita mengerjakan shalat sunnah inig, insyaAllah kita akan
mendapatkan banyak pahala dan do’a kita akan terkabulkan. Maukah
Didit besok shalat tahajjut?” tanya ummi.

5
Mau mi ... Didit mau minta kepada Allah supaya kita semua masuk
syurga dan Didit bisa ke kota New York”. Jawab Didit dengan penuh
semangat.
“Amien..., ya sudah Didit sekarang tidur”.
Kemudian akaupun segera beranjak ketempat tidur.
Pada tengah malam, ummipun membangunkan aku yang sedang
terlelap dalam tidurku.
“Dit... Didit bangun, ayo kita shalat tahajjud!”
Akupun membuka mata dan pergi berwudlu’. Kulihat aba dan ummi
sudah menungguku di surau. Kurebahkan sejadah kusamku diatas surau
yang tua ini. Akupun siap memulai perintah yang Allah berikan padaku.
Seusai shalat, kulihat aba dan ummi berdo’a sambil meneteskan air mata.
Aku tidak tahu apa yang mereka minta kepada tuhan pencipta alam
semesta ini. Akupun mulai mengangkat kedua tangan ini dan mulai
berdo’a.
“Ya Allah semoga suatu saat nanti, Didit bisa menuntut ilmu di kota
yang indah yaitu New York, amien...” begitu ucap Didit dalam hati.
Seusai berdo’a kurasakan ngantuk yang amat berat”.
“Ummi, aba. Didit ngantuk” ujarnya sambil mengucek kedua
matanya.
“ya sudah, sana tidur! Tapi jangan tinggalakn shalat subuh ya!” ujar
aba pada Didit

6
Oekifani
6 tahun kemudian....
“Sebentar lagi kalian akan menghadapi UAN, siapa yang tahu UAN
itu apa?”
“saya bu...!” ucapku sambil mengacungkan tangan.
“Ya Didit” ujar bu Aisyah sambil menunjukku
“Ujian Akhir Nasional” kataku dengan percaya diri
“Benar, jadi mulai dari sekarang kalian harus belajar dengan serius,
jangan terlalu banyak bermain” kata bu Aisyah dengan nada serius.
“iya bu... akan kami usahakan” jawab anak-anak dengan serepak.
Tak lama kemusian loncengpun berbunyi.
“ya...h” seru anak-anak.
“sampai disini dulu, jangan lupa belajar yang rajin agar kalian semua
lulus dengan hasil memuaskan, Assalamu’ailaikum wr. wb”.
Seperti biasa kita pulang kerumah masing-masing dengan raut muka
sedih. Kali ini aku lihat ummi tidak seperti biasanya, beliau tidak
menunggu dihalaman depan. Aku masuk kedalam rumah sambil
memanggil ummi dan aba. Kulihat mereka berdua di surau sedang
melaksanakan shalat.
“cepat ambil wudlu’,kemudian shalat!” kata ummi
“iya ummi” jawab Didit dengan singkat.
Akupun shalat, selesai shalat aku mencium tangan aba dan ummi
sebagai rasa syukurku.

7
“Aba, ummi sebentar lagi Didit akan menghadapi UAN. Do’akan
Didit ya ba.. mi..”. kata Didit penuh harap.
“pasti anakku, yang penting kamu belajar yang rajin”
“iya mi.. ba...”
Ketika matahari mulai terbenam, aku pergi kesebuah telaga yang
terletak tak jauh dari rumahku. Seketika itu aku duduk dibatu besar dekat
telaga. Aku melihat sebuah pelangi terbentang disebelah telaga ini,
kusebut telaga ini dengan sebutan “telaga pelangi”. Ketika aku sedih
ataupun senang aku selalu pergi ketelaga ini. Mataharipun sudah benar-
benar terbenam, akupun pulang kerumah dimana ditempat inilah aku
dilahirkan.
“Dari mana Dit” tanya aba padaku.
“Dari telaga ba...” jawabku.
“Sana cepat ambil wudlu’ kita shalat magrib berjama’ah, ummi
sudah menunggu kita di surau!”
“Baik ba...”.
Kami melakukan kewajiban ini bersama-sama setiap waktu. Setelah
kami melakukan kewajiban ini, kemudian kami melakukan kewajiban
yang lain, yaitu tadarrus bersama-sama. Setelah tadarrus seperti biasa aku
pergi kekamar tidurku. Kududuki kursi tuaku dan mulai belajar pelajaran
disekolah.

8
Oekifani
Sebelum fajar terbit, menandakan bahwa sebagai umat Islam kita
harus melakukan kewajiban kita sebagai seorang musllim ataupun
muslimah, yaitu melakukan shalat subuh. Ummipun membangunkanku
untuk melakukan kewajiban itu.
“Dit, bangun ayo shalat sebentar lagi adzan” kata ummi sambil
mengetuk pintu kamarku.
Akupun membuka mataku dan siap untuk melakukan kewajiban itu.
Seusai melakukan kewajibanku sebagai seorang muslim, kuambil bukuku
dan mulai mempelajarinya.
“Aku harus mendapatkan nilai yang bagus, agar aku bisa mengubah
nasib keluargaku”, ucapku dalam hati.
Sudah dua hari sekolah diliburkan, karena menjelang UAN dan
sudah dua hari ini aku belajar dengan serius. Tinggal dua hari lagi UAN
dilaksanakan. Aku harus belajar dengan serius.
Oekifani
UANpun tiba. Ketika matahari baru terbit dari ufuk timur, aku
berpamitan pada kedua orang tuaku untuk pergi kesekolah mengikuti
UAN. Sebelum aku pergi kesekolah terlebih dahulu aku pergi ketelaga
pelangi. Seperti biasa aku duduk disebuah batu besar, disamping telaga.
Setelah cukup lama aku duduk ditelaga, akupun berangkat kesekolah
untuk mengikuti UAN. Bel masukpun berdering. Ujian yang pertama
kujawab dengan mudah, begitu juga ujian yang kedua dan ketiga kujawab
dengan mudah. Sampai akhirnya ujian untuk hari ini selesai. Akupun

9
pulang kerumah dengan bahagia, karena aku bisa menjawab soal ujian
dengan mudah. Kulihat ummi duduk dikursi tua yang berada didepan
rumahku.
“Assalamu’alaikum ummi”. Ucapku sambil diiringi senyum lebarku.
“Wa’alaikum salam, gimana ujiannya?” ujarnya
“Alhamdulillah Didit bisa menjawab ummi”. Jawabku dengan hati
senang.
“Ya sudah, sekarang ganti baju kemudian makan trus shalat dluhur”
kata ummi sambil menatapku.
“Baik ummi, Didit akan melaksanakan sumua perintah ummi dengan
nikhlas” ucapku sambil disertai tawa kebahagiaan.
Oekifani
Sudah seminggu ku lewati ujian ini dengan sangat lancar. Hari ini
adalah hari penerimaan ijazah yang menentukan lulus tidaknya.
“Didit Heriyanto” panggil buguru
Akupun maju kedepan dengan hati yang berdebar, kuambil ijazah ini
dengan tangan gemetar. Kulihat perlahan nilai yang ada didalamnya.
“Al-hamdulillah ummi, didit dapat nilai yang bagus” ucapku dengan
hati yang gembira.
Kuberikan ijazah ini kepada ummi. Ummipun tersenyum melihat
nilai yang kuperoleh.
Akupun mendaftarkan diri sekolah agama di Sumenep, tepatnya di
Pond. Pest. Al-Amien Prenduan. Aku berharap dengan bersekolah disana
ilmu keagamaanku bertambah. Dan kurasakan kedamaian dan

10
ketentraman didalam hatiku. Aku bahagia berada dilingkungan pondok
ini. Aku bersyukur kepada tuhan sang pencipta alam ini karena aku
mendapatkan beasiswa sehingga tidak membebani orang tuaku. Dan aku
harap suatu saat nanti apabila aku dewasa bisa mengubah nasib
keluargaku.
Oekifani
Sudah enam tahun aku mondok di Al-Amien Prenduan ini, hanya
tinggal menghitung bulan aku lulus dari sekolah ini. Aku sedih
meninggalkan pondok ini, karena dipondok inilah aku banyak menimba
ilmu agama dan ilmu-ilmu lainnya. Aku takut apabila lulus nanti tidak ada
sekolah tinggi yang mau menerimaku, karena biaya yang bisa dibilang
kurang.
Sampai pada waktu pelulusan, kehawatiranku itu sirna seketika,
karena aku sendiri mendapatkan beasiswa langsung ke sebuah universitas
di New York. Kini semua keinginanku terkabulkan, dulu aku ingin sekali
mencari ilmu dikota indah ini. Sekarang semuanya telah kudapatkan,
kukabarkan berita bahagia ini kepada kedua orang tuaku dirumah.
“Ummi, Didit mendapat beasiswa ke New york” kataku dengan hati
gembira.
“Al-Hamdulillah, belajar yang rajin ya nak” kata ummi sambil
menangis terharu.
“Ya mi..., kabarkan berita bahagia ini juga ke aba” kataku.
“Pasti nak” kata ummi

11
Waktu yang kutunggu-tunggupun tiba, akhirnya aku bisa bersekolah
dikota indah yang selama ini kunantikan. Pesawat menuju New Yorkpun
berangkat.
Oekifani
Sesuatu itu tidak ada yang tidak mungkin, sesuatu itu pasti bisa kita
dapatkan asalkan kita mau berusaha untuk mewujudkannya. Berusahalah
untuk mewujudkan semua keinginanmu, dan raihlah ilmu setinggi langit.

Alpen : 2104 2010/06 05 1431


-15101995-
-Anker Mania-

12

Anda mungkin juga menyukai