Anda di halaman 1dari 31
Penyakit BALAI PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN KALIMANTAN TENGAH DEPARTEMEN PERTANIAN Le ee CA Pie Mengenal PENYAKTT FLU BURUNG (AVIAN INFLUENAA DAN LANGKAH-LANGKAH PENANGANANNYA oleh : Bambang Ngaji Utomo BALAI PENGKAJIAN el TENTASLEN DEPARTEMEN PER AN PALANGKA RAYA. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Tuhan Yang Maha &sa, Alhamdulillah akhimya kami bisa menyajikan sebuah brosur yang kemunculannya terkesan agak istimewa dengan judul “Mengenal Penyakit Flu Burung (Avian fafluenza) dan Langkab-lengkah Penangemannya’. Adapun brosur ini dibuat scbagai wujud keprihatinan kita terhadap munculnya wabah penyakit Avian tnfiuenza yang menimbulkan kerugian tidak sedikil Akibat miskinrya informasi atau kelidak lahuian masyarakat mengenai penyakit tersebul menimbulkan kesalahan anggapan yang berdampak pada membingungkan masyarakal batwe daging dan telur ayam barbahaya untuk dikensumsi. Akibatnya lingkat_konsumsi produk unggas. yaitu daging dan telur menurun sehingga harganyapun rendah, Oleh karena itt, dengan adanya brosur ini walaupun mungkin masih jauh dari kesempurnaan, diharapkan mampu memberikan informasi secara komprehensif mengenai penyakit Awan Influenza (Al) kepada masyarakat luas sehingga tidak ada lagi keresahan akibat persepsi yang keliru mengenai penyakil Al Ini, Tidak kalah penting adalah agar para insan peternakan dan pelugas peterrmakan mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan apabila mengelahui keleradaan penyakit tersebut. Mengingat Kalimantan Tengah berbslasan dengan Kalimantan Selatan dimana salah salu kabupalennys dari masing-masing pravinsi telah tertular penyakit Al maka perlu meningkatkan kewaspacaan terhadap kemungkinan munculnya penyakil lersebutdi kemurian hari Tulisain ini dibuat berdasarkan informasi dan diskusi dengan institus| terkalt seperti Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) Bogor dan Dinas Peternakan serta review dari berbagai sumber. Semoga penyajian brosur ini memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada khalayak, serta menumbuhkan kepedulian masyarakat (public awarenes) tethadap penyakit Avian influenza. Palangka Raya, Mei 2004 Kepala Balai BPTP Kalimantan Tengah [© PENDAHULUAN Belum lama ini wabah penyokit menular pada unggas (ayam) telah banyak dilaporkan terjadi di pulau Jawa bahkan meluas ke luar Jawa yaitu Sumalra dan Kalimantan. Awalnya wabah tersebut dianggap sebagai penyakil yang misterius. Para peternak bingung karena penyebaran penyakil yang cepal dengan angka kematian (mortalitas) yang tinggi bahkan mampu mencapai 100% dengan kerugian milyaran tupiah. Korban lerbanyak lerjadi pada ayam ras, berkisar 0,5% dari populasiayamras. ‘Walaupun angka kematian ayam tinggi mancapai 4,7 juta ekor namun menurut Menteri Pertanian (2004) masih belum dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan populasi unggas, produksi dan konsumsi daging dan telur unggas secara nasional. Teriebin lagi yakin karena industri bibit ayam ras tidak ikut terserang sehingga pertumbuhan populasi ayam ras tidak terganggu oleh wabah flu burung terscbut, Populasi unggas saat ini di Indonesia berjurniah 1.3 milyar ekor dengan perincian ayam buras 287,3 juta ckor, ayam ras petelur 85.1 juta ekor, aya ras pedaging 917,7 Juta ekordan iti 48.1 juta ekor. ‘Waban penyakit menular tersebut menurut Ranggalabu (2008) dalam Wijono- (2004) menyerang hampir semua jenis unggas, akan tetapi yang paling menonjol adalah menyerang ayam petelur tenuama paca saat puncak produkst (umur 35-36 minggu}. Berdasarkan sejarah penyakit, gejala klinis dan perubahan patolog! anatom! ‘yang didukung hasil pemerksaan histopatalogi, imunohistokimia, ujl scrologi, isolasl dan identifikasi serta karakterlsasi agen penycbab, pada bulan Nopember 2004 Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) berhasil mendiagnasa dan mengidentifikasi penyebab wabah unggas tersebut adalah Avian influenza alau masyarakal lus lebih mengehalnya dengan penyakit flu burung, Pada awal Wahun 2004, pemerintah menyalakan kKeberadaan penyakil Avian drrfluerza (Al} pada unggas di Indonesia dengan Kepulusan Mentan: Nomor 96/Kpis‘PD.620/2/2004, Sehingga perl dicari inelode penanganan penyakil, pangendalian dan peneegahannya. Mengenal Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) WABAH PENYAKIT Al PERIODE 2003 2004 Penyakit Avian Influenza untuk selanjunys disingkal penyakil Al, pertama kali dilaporkan pada tahun 1878 pada ayam di talia, namun baru tahun 1902 virus Al dapat dlisolasi. Semenjak tahun 1956 penyakit Al menjadi sangat penting ai seluruh dunia (Balitvet, 2004). Baru-baru Ini wabah penyakit Al terjadi di beberapa negara Asia termasuk Indonesia bahkan juga di Eropa dan dilaporkan juga terjadi di Amerika (Jawa Pos, 2004), Pada Pebruari 2003 wabah Al terjadi di Hongkong dan menyerang pada manusia, Wabah serupa sebenamya juga pemah terjadi pada tahun 1997 dimana orang meninggal dunia dan 18 orang terinfcksi dengan virus HSAl dan sebanyak 1,5 jula unggas dimusnahkan dalam waktu 3 hari, Di tahun yang sama (2003) wabah Al terjadi di Belanda dimana 28 juta unggas dimusnahkan bahkan pada kasus HPA (Highly Pathogenic Avier Influenza) dilaporkan lerjadi pada manusia. Wabah penyakit menyebar kanegara tetanggany yailu Belgia namun seyera diberantas. Pada tahun berikutnya (2004) wabab Al merajalela di Korea Selatan, Vielnarn. Jepang, Thailand, Kamboja, Taiwan, Laos, China, Pakistan dan Indonesia. Di Thailand sudah dilaporkan menyerang pada manusia, demikian juga di Vi dan Kamboja nam Kejadian Al di Indonesia pada saat wabah (2003-2004) Virus influenza sebenamya telah ditamukan di Indonesia terutama di daerah yang populasi bebeknya sangat tinggi pada tahun 1983. Tingkat infeksi pada galuritik lakal (Bali, Tegal dan Alabio) berkisar 4-100% terjadi pada anak itik umur 6 minggu. Virus Al yang diisolasi di Indonesia sebelum wabah 2003-2004 adalah cubtipe H4Né dari ik dan subtige H4N2 dari bebek, Secara serologis. antibodi virus Al telah tersebar di beberapa daerah di Indonesia pada beberapa spesies ternak seperti ayam. itik, kuda dan babi (Balitvet, 2004) Wabah pertama kali dilaporkan di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah bulan Agustus 2003 pada ayam layer (vetelur). Pada bulan September 2003, Jawa Timur melaparkan wabah serupa terutama pada ayam layer. Selanjutnya wabah dilaporkan gi Jawa Barat menyerang tidak hanya pada ayam layer melainkan juga pada ayamn broiler bahkan pada ayam buras, burung puyuh dan itik. Selanjulnya penyakit menyebar ke luar Jawa yaitu ke Sumatra dan Kalimantan. Penyebaran penyakit disajikan pada gambar 1. | DISTRIBUSI PENYAKIT UNGGAS MENULAR 7 {Gorubats Tian, 2004) Trisatya (7004) melaporkan bahwa penyebaran wabah penyakit menutar tersehut mencapai 76 Kabupten yang tertular pada 10 Propinsi sebagaimanadisajikan pada tahel 1 dibawah. Tabel 1. Laporan kejadian wabah penyakit unggas menular di Indonesia (periode 2003-2004), ania Remain] a ee a eel Banten 1 354.016.047 490.000 on DK! Jakarta 1 1.520.188, 23,500 1.55 Jana Baral 8 355.163.266 4.590.127 0.5 Jawa Tengah 2 144,501,924 1.050.908 ore Javea Timur 25 226.171.754 928.146 ott DI. Jogjakarta 4 37.440.720 29.981 0.08 Bali 6 32.117. 18 453.082 141 Lampung 9 41.631.743, 354.999 085 Kailmantan Tengah 1 8.587.143 13,000 023 Kalimantan Setatan 1 22,703.768 3.940 ant Total 7B 1192784187 = 4.831.713 Sat Vs Mengenal Penyakit Hy Sureng (Avian Influenza) z ee me 2 el = ~ =e ane Kejadian Al di Kalimantan Tengah Wilayah Kalimantan yang dilaporkint lutsetinen sy SL erurut Trisatya (2004) adalah Kalimantan Selatan: dan Kuleriant rihar van lemyata wabah Al dikaporkan juga terjacti fi Psp al Hoan kalteng P 2004), ee Ciena SEBARAN GEOGRAFI KASUS KEMATIAN AYAN BULAN NOPEMBER 2003. PEBRUARI 2004 ea een BULAN NOPENLBER 2908 (TTS Bi suas vesemmue 200241) Lunn A SELATAN (Laporan Dinas Peternatean ) Kejadian panyakil yang mengarah kepada Avian fnfluenza di Kalimantan langah yaitu berdasarkan pemeriksaan palologi analomi dan histopatelogl telah dilaporkan di kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur dan di Kabupaten Barito Utara Sedangkan kasus kematian unggas di Kole Palangka Raya masih belum ada kenfirmasi dari Balai Penyidikan Penyakit Veteriner (BPPV) Regional ¥ Banjarbaru. Seeara ineiangka kematian akibatwabah tersabut disajikan pada tabel2. Tabel2. Angka kematian unggas akibat wabah penyakit menular periode 2003-2004 diPropinsi Kalimantan Tengah. ae et a Ane | 1. Kotawaringin Ayam. 39.700 18,448 46,9 “Kass torjadi muta Timur padaging fanaa 26 oer 2008 -ayam petalur 8.000 7-400 92,5. Sklabper2008 a Ayam buras: 1018 S00 49,2 -Penularan -Burung kersungkinan dec puyth F500 6.992 85,3 tempat telurfeggs: Jumioh 56.218 «32745 FBR ey bekas yang dibel dar pula Jawe/Surabsaya 2 Badto Utara yawn buras Bad 403 49,5. -Dilaparkan tangas! 24 Februad 2004 Palangka Raya -Ayont pedaging 13.950 5.700 40,9. -Kasus kematian Ayam buras 40 20 5G Lenpaui muta Ith 20 a 45 December 2003 wit -Burung 7 Fabrusei 2004 puyuh 3200 3.200 gp ~Balum ada asi Jumiah 17,210 8.928 51.9 hy (Sumber Dinas Xchewanan Prop. Kalleng, 2008), GEJALA PENYAKIT Pada kasus yang disebabkan oleh Highly Pathogenic Aviat Influenza (HPAI) atau penyakitAl tine ganas, gejala Klinis yang sering diterukan adalah * Balungdan pial membengkakdengan wara kebiruan (sianosis) * Perdarahan merala pada kaki yang berupa bintik-bintik merah (ptekhi} atau ada yang menyebut "kaki kerokan” a Mengenal Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) ‘Adanya sekresi (cairan) hidung dan mata Keluaran cairan aksudat jernity hingga kenthal dari rongga mulut (bipersalivasi) Telapak kaki terlihat bintik-bintik merah (ptekhi) dan bengkak (oedema) © Diare berat Haus berlebinan © Kerabang telur fembek Ting kat mortalitas (kermatian) sangat tinggi mendekati 100% (kematian dalam waktu 2 hari, maksimal 1 minggu) Baluny dan pial kebiuan (sianosis) (Folo: Prof, Dr C, Rariggalaiu, MSc.) Oren pie pe (Foln Bahtvet) Bintik-binlik dere (plekt} Mave (Foto: Prot, Dr. C. ve Wahl Ranpgatabu, MSc.1 BPTP Kalimantan Tengah PATOLOG! ANATOMI Pada Saal bedah bangkal, gambaran yang menyolok adalah perdarahan umum, pembendungan, hiperemi atau ptekhi paca hampir seluruh bagian tubuh. Kondisi int agak sulit dibadakan dengan penyakit ND ganas. Selain itu ditamukan oadem sub kutan, Perdarahan parah pada semua organ’ trakhea, hati, jantung, Selain mengalami pendarahan, hati juga rapuh dan nekrosis. Otot pana. dada dan lapiean lemak di seluruh tubuh mengalami ptekhi, Proventrikulus menebal, oedema dan ptekhi, Pada ovarlum mengalam! pendarahan dan nekrosis. Perdarahan subkutan di dada Pendlarahan sub kutan di perut dan kak (Foto: Balityey (Fos: Baliwet) (oto: Halitvet} (Foto: Balitvet) Elgesuniarrieti ta n) ia reer uicar elt ee Haire © Mengenal Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) Pembendungan pada evarium (Foty; Balitvet) % Pendarahan paca caecum (Foto: Balitvet) P BPTP Kalimantan Tengah “Es Ge: zi DIAGNOSA PEMBANDING Penyakit lain yang perlu divaspadai karena kemiripannya dengan penyakit Highly Pathogenic Avan Influenza (HPAI) pada pemeriksaan gejala klinis. dan gambaran patolog! anatomi, antara lain: Velogenic Newcastle Discase (ND); Infectious laryngotracheitis (117); Infectious Bronchitis (|B); Infectious Bursa! Disease (IBD); Egg Drop Synorome (EDS), Escherichia coff akut; Fowl Chofera (Pasteurella multocida); Sinusitis bakterial pada itik DIAGNOSA LABORATORIUM Untuk mamastikan penyebab penyakit berdasarkan pada gejala Klinis dan palolegi anatomi masih belum cukup, harus dilanjutkan kepada pemeriksaan laboratorium, Diagnosa laboratorium Al berdasarkan pada isolasi, identifikasi, karakterisasi dan atau deteksi antibodi virus. Untuk mendukung ketepatan Pemeriksaan laboratorium, hal penting yang parlu mendapatkan perhatian adalah sampel yang dibutuhkan untuk perneriks aan, Sampel Tujuan pengambilan atau pengiriman sampel adalah untuk pemeriksaan histopatologf, isolasi dan identifikasi agen penyebab dan pemeriksaan serologi Sampel untuk histopatologi meliputi: jengger (dliris melintang), otak, ginjal, trakhea, paru-paru, hall, jantung, dan proventrikulus. Sampel-sampel lersetut dimasukkan dalam bahan pengawet berupa formalin dengan perbandingan 1 bagian organ : 10 bagian formalin sehingga organ (sampel) benar-benar tenggelam di dalam formalin. Ukuren sarpel (argany:1x1x0,3-0,6, Untuk keperluan isolasi dan identifikas! serta uji serologi, jenis sampel yang diambil adalah parueparu, jantung, hati, kantong udara, trakhea, ofak, pankreas, limpa " Mengenal Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) dan proventrikulus. Setain itujuga diambil serumnya, preparat ulas trakhea dan kloaka atau isi usus (kotoran) yang disimpan dalam transport medium (misainya glicerin Brain Heart Infusion'BHI broth, Phosphate Buffers Saline/PBS pH 7,0-7,4 yang mengandung antibiotik). Pengiriman sampel ke laboratorium diusahakan dalam ngin (misal dalam termos yang berisies), kon Histopatologi Dilakukan pengecatan khusus untuk melihat perubahan pada jaringan. Pada kasus Al ditamukan adanya perdarahan parah, vaskulitis (peradangan pembuluh daran) pada semua organ, mirip dengan ND. Untuk konfirmasi lebih lanjut dilakukan pemeriksaan imunohistokimia, yaitu dengan mewamal antigen pada jaringan, Dengan metode ini antigen Al akan terlihat lterwamai) pada jaringan, Pada pemeriksaan immunohislakimia sudah bisa mernastikan penyebab penyakit, Narnun untuk bisa mengisolasi dan identifikasi agen panyebab dan mengetahul serotipenya dilakukan pemeriksaan laboralorium lebih lanjut. Isolasi dan identifikasiagen penyebab Ieolasiagan panyabalsAl darisampel yang dikirimkan dilakukan pada telurayam berembrlo Spasific Pathogenic Free (SPF) umur 9-11 hari, Kemudian dilanjutkan identifikasi dengan Uji HA/HI dan dikonfirmasi dengan uji Agar Gel Presipitasi (AGP) untuk memastikan keberadaan virus Al. Paneniuansublipe dilakukan dengan antisera monospesifik atau apabila memungkinkan dapal digunakan pengujian biolog! molekuler: reverse-transcriptase polymerase chain reaction (RT-PCR), Keganasan isolat virus ditetapkan dengan Jntravenous pathogenicity index (IVPI) pada ayam berumur4-8minggu, Ujiserologi Karana pada 3-4 minggu setelah infeksi titer antibodi terbentuk, maka penentuan titerantibodi dapal dilakukan dengan uji HVHI, AGP atau ELISA “4 RPTP Kalimantan Tengah AGEN PENYEBAB Jenis virus Penyakit Avian influenza disebabkan oleh virus dari family Orthonryxoviridae, Genus virus influenza tipe A. Tipe B dan © hanya ditemukan pada manusia dan kasusnya bersifat ringsn, Sedangkan tipe A yang utara adalah menyerang unggas, walaupun juga ditemukan pada manusia, kuda, babi dan kadang spesies mamalia lainnya, Berdasarkan antigen permukaan (surface antigens), yailu antigen Heremaglulinin (HA) dan antigen Neuraminidase (NA), maka virus influenza dibagi ke dalam sublipe. Virus influenza A mernillki 15 HA (H1 -H15) dan 9 NA(N1 = N9) yang berbeda secara antigenik. Indult semang (hospes) alami masing-masing subtipe disajikan pada garibar dibawah ini SUBTIPE VIRUS INFLUENZA DAN HOSPES ALAMI Mengenal Penyakir Flu Burung (Avian Influenza) Palagenisitas subtipe bervariasi, sehingga bisa diklasifikasiken ke dalam dua kastegori, yaitu: 4, Low Pathogenic Avian Influenza (LPAI 2, Highly Pathogenic Avian Influenza (HPAI) Semua wahah penyakit HPAI pada unggas sangal ganas {virulen) dan menyebar secara cepat diantara kelompok ayam, disebabkan sub tipe 15 atau H7. Wabah panyakit unggas yang baru-baru ini lerjadi berdasarkan pemeriksaan laboratorium disebabkan virus Al subtipe HSN1 Sifat virus Virus Al dalam daging ayam akan mali pada suhu 80°C selama 1 menit atau 80°C selama 30 menit, Virus Al pada telur ayam akan mati pada pemanasan suhu 64°C selama 4,5 manit. Virus Al dapat bertahan untuk waktu lama dalam kotoran ayam (faeces) selarma 32 hari Virus Al akan mali pada sediaan ammonium kustener, formalin 2-5%, iodafurm kompleks (iodine), senyawai fenal, dain natriumvkalium hipoklorit. Pada kondisi beku virus Al hidup terus, pada air bersuhu 22°C mampubertahan selamad hari sedangkah pada air bersuhu 0°C bisa lahan lebih dari 30-hari Sifal virus sangat labil, mudah berubah bentuk (mutasi genetic) dari tidak ganas.menjadi ganasdan sebaliknya. Lekasl virus Virus Al dalam tubuh ayam hidup di datam alat pernatasan dan bagian slat pencernaan sehingga keluat melalui sekresi hidung, mulul, dan mata ayam serta kolaran ayam. Konsentrasi virus paling tinggi ditemukan dalam katoran ayam. Virus tidak ditularkan secara vertikal (dari induk ke anak), Penyakit Al bukan “foodborn disease" (pe nularan melalui makanan) telapi ‘airborne disease” (penularan melalul udara

Anda mungkin juga menyukai