7 Februari 2011 BAB VII
7 Februari 2011 BAB VII
1) Perubahan strategi.
Perubahan strategi adalah perubahan pada hu bung an antara polisi dengan
masyarakat yang dilayaninya. Perubahan ini meliputi antara lain :
a) Fokus yang semprt pada pencegahan kejahatan dan pemberantasan
kejahatan menjadi iebih luas pada pelayanan warga masyarakat.
b) Penekanan pada penanganan kasus-kasus menonjol menjadi
pemecahan masafah warga.
c) Pendekatan reaktif menjadi proaktif dan reaktif.
d) Reaksi cepat melayani panggilan menjadi reaksi atas panggilan
dilakukan secara fleksibel sesuai kebutuhan.
e) Menangani kejadian secara kasuistis menjadi penanganan semua masalah
warga, termasuk membangun hubungan yang sehat
f) Menjaga jarak dengan warga dan pendekatan formal/ impersonal
menjadi mendekatkan diri dengan warga, pendekatan pribadi/personal.
g) Mengedepankan teknologi menjadi mengedepankan kebutuhan
warga dengan dukungan teknologi.
h) Melakukan sesuatu dengan benar "doing things right" menjadi melakukan sesuatu
yang benar "doing the right things".
2) Perubahan struktur.
Untuk melakukan perubahan struktur harus dilakukan perubahan atas peranan,
pelaporan, hubungan-hubungan, pendidikan/pelatihan, dan
penghargaan/rewards. Tujuan perubahan struktural adalah merumuskan kembali
hubungan kerja agar strategi dapat diterapkan dengan efektif. Perubahan
strategi meliputi :
a) Struktur sentralistik berubah menjadi struktur yang
terdesentralisasi.
b) Spesialis'asi yang ketat berubah menjadi generalisasi disamping
spesialisasi.
c) Standarisasi dan unifcrmitas berubah menjadi flesibilitas, inovasi dan
keragaman.
d) Gaya manajemen yang otokratik berubah menjadi gaya partisipatif
anggota diberi tanggung-jawab dan diskreasi.
e) Mempertahankan status-quo menjadi mendorong perubahan
kearah yang baik.
f) Fokus pada prosedur jangka pendek menjadi fokus pada dampak strategi
jangka panjang.
g) Peranan petugas patroli yang sempit dan terbatas menjadi peranan yang
lebih luas, pelayanan penuh.
h) Pendidikan dan pelatihan mengutamakan bela-diri dan kebugaran fisik,
menjadi pelatihan yang seimbang, beia-diri dan hubungan masyarakat.
(seperti asosiasi orang tua murid, asosiasi pemilik toko dan asosiasi pedagang
kaki lima).
Poiisi tidak memanfaatkan warga masyarakat untuk kepentingan-kepentingan
pribadi atau kelompok tertentu, seperti tidak meminta sumbangan dengan
berbagai alasan, tidak melakukan pemerasan, tidak menerima suap dan tidak
meiakukan backing kepada pihak-pihak tertentu apalagi yang menyalahi hukum.
2) Warga Masyarakat
Untuk mendukung pelaksanaan Perpolisian Masyarakat, maka warga
masyarakat harus menjadi mitra aktif yang menyediakan sumber daya manusia
dan material termasuk para sukarelawan untuk menghadapi permasalahan-
permasalahan yang muncul pada masyarakat sehingga tidak berkembang
menjadi suatu kejahatan.
Warga masyarakat harus mengerti bahwa tanggung jawab Kamtibmas tidak
terletak pada polisi saja, sehingga masyarakat haais berperan aktrf dalam upaya
mengamankan diri dan iingkungannya sehingga tercipta situasi Kamtibmas yang
kondusif. Dalam menumbuhkan peran aktif masyarakat
tersebut petugas Polmas harus selalu senantiasa berinteraksi dan berkomunikasi
dengan masyarakat sehingga dapat tercipta suatu suasana yang mendukung
peran masyarakat untuk berperan aktif melakukan kegiatan pencegahan
tertiadap maslah-masalah Kamtibmas yang akan muncul.
3) Pemda dan DPRD.
Peranan Pemda dan DPRD sangat dipertukan dalam mendukung program
Perpolisian Masyarakat, dukungan-dukungan dari instansi tersebut diharapkan
dapat memecahkan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam melak-
sanakan program Perpolisian Masyarakat.
Sebagaimana kita ketahui bahwa untuk mendukung operasional dari kegiatan
FKPM supaya dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan anggaran untuk
mendukung operasionai FKPM, karena tidak ada dukungan dana dari organisasi
Polri. Oleh karena rtu Pemda/DPRD dapat mendukung kegiatan Perpolisian
Masyarakat dengan mengalokasikan anggaran operasional FKPM dalam APBD.
Selain rtu dalam rangka mewujudkan keamanan dan ketertiban yang menjadi
salah satu tugas Pemda, maka program Perpolisian Masyarakat tersebut dapat
juga dimasukan sebagai salah satu program yang periu didukung oleh Pemda.
4) Komunitas Usaha.
Para pengusaha selaku pihak yang diuntungkan dengan adanya program
Perpolisian Masyarakat dapat membantu mendukung pelaksanaan Polmas
dengan mengeluarkan anggaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan
kegiatan Perpolisian Masyarakat dalam menciptakan Kamtibmas yang kondusif,
karena lingkungan yang aman dan tertib tentunya akan meningkatkan nilai
investasi yang tentunya akan menguntungkan para pengusaha.
5) Instansi Lain.
Instansi lain dapat mendukung program-program Perpolisian Masyarakat dengan
membantu memberikan pelayanan yang ada di masing-masing instansi
tersebut. Kegiatan
tersebut dilaksanakan dengan cara berkoordinasi dan bekerjasama sebagai
mitra sehingga permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh Perpolisian
Masyarakat dapat segera dipecahkan oleh instansi yang ikut mendukung
kegiatan Perpolisian Masyarakat.
6) Media.
Peran media baik Media Massa maupun Media Elektonik sangat diperiukan
karena dapat membantu memberikan sosialisasi tentang program-program
Perpolisian Masyarakat termasuk membangkttkan motivasi bagi masyarakat
untuk mau berperan aktif dalam kegiatan FKPM ataupun kegiatan-kegiatan
Perpolisian Masyarakat lainnya.
Media dapat membantu menyebarkan pesan-pesan Kamtibmas termasuk
langkah-langkah pencegahan yang dapat dilakukan oleh masyarakat dengan
memberikan gambaran secara visualisasi tentang permasalahan Kamtibmas
yang mungkin akan terjadi.
Kegiatan-kegiatan lain.
Dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat dan
juga mengoptimaikan upaya-upaya mewujudkan Perpolisian
Masyarakat, maka organisasi Polres, Polsek dan Pospol dapat
melakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Melengkapi ruang pelayanan dan kendaraan patroli roda
empat dengan saluran radio 911.
a) Untuk meningkatkan pelayanan dan kecepatan daiam melayani
pengaduan masyarakat, maka di ruang pelayanan dan kendaraan roda
empat diwajibkan untuk menyetel Channel 911.
b) Apabila ada laporan pengaduan melalui Frekwensi Radio tersebut
operator atau petugas patroli yang memonitor
agar segera menyampaikan ke anggota yang terdekat dengan TKP yang
dilaporkan. Anggota yang terdekat segera datang ke TKP dan melaporkan
bahwa yang bersangkutan sudah tiba di TKP dengan menghubungi telepon 112
ataupun memberitahukan untuk menyampaikan kepada warga yang
sersangkutan bahwa anggota sudah sampai dan siap untuk membantu
permasalahan Kamtibmas yang ada di TKP. Setelah selesai anggota tersebut
melaporkan sehingga bisa diminta oteh seluruh warga masyarakat yang
men.dengar frekwensi tersebut, bahwa situasi TKP sudah aman dan masyarakat
yang ada di sekitar TKP bisa meianjutkan kegiatan/aktivitas masing-masing
dengan aman dan tenang.
c) Dalam hal petugas yang sedang patroli menemukan permasalahan misalnya
pohon tumbang, genangan air, jembatan jalan rusak, mobil mogok segera
menginformasikan ke frekwensi sehingga masya-rakat bisa mendengar dan
menghindari jalan tersebut dengan menggunakan route alternate.
Membuat pesan Kamtibmas dan melaksanakan kampanye
Kamtibmas.
a) Sebagai sarana komunikasi dan pertukaran informasi antara polisi dan
masyarakat, polisi membuat oulletin. booklet, spanduk dan informasi lain
yang berkaitar dengan
139
akan dengan senang hati memberikan bantuan terhadap polisi.
I b) Mernbantu korban mencana alam dan wabah penyakrt dengan bentuk
kegiatan membantu mengumpulkan dan menyalurkan bahan makanan dan
pakaian, membuat dapur umum, memanggil tim dokter dari Polri/PMI untuk
memberikan pelayanan gratis dengan menggunakan salah satu ruang pelayanan
yang ada sebagai ruang tempat perawatan gratis.
c) Melaksanakan kegiatan donor darah ke PMl secara teratur minimal setiap
2 butan sekali.
d) Menghadiri undangan hajat yang diselenggarakan masyarakat
dan memberikan bantuan pengamanan sehingga kegiatan dapat
berlangsung dengan lancar dan aman.
e) Melaksanakan kegiatan kerja bakti massal dengan melibatkan
instansi Pemda, Kecamatan, Kodim, Koramil dan masyarakat dalam bentuk
kegiatan antara lain pembersihan salurah air, pengecetan pembatas jalan-
jalan utama dan penebangan pohon-ponon yang mengganggu lalu-lintas jalan
dan Iain-Iain.
lentuk-bentuk Perpolisian Masyarakat. I Kegiatan Siskamling.
Siskamling adalah merupakan bentuk kegiatan pengamanan
swakarsa yang terdapat di masing-masing RW di
masyarakat menjadi kecewa dan pada akhimya masyarakat menjadi apatis dan
tidak rnau lagi memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh Polri. Hal
ini tentunya akan menimbulkan kerugian bagi Poiri karena dalam pelaksanaan
tugasnya Polri tidak mungkin bekerja sendiri dan memerlukan bantuan
masyarakat didalam menyelesaikan tugas-tugas yang diemban oleh Polri. 5)
Patroli Keamanan Sekolah (PKS).
Patroli Keamanan Sekolah (PKS) adalah bentuk satuan pengaman yang
didirikan di sekolah-sekolah dan beranggotakan murid atau siswa yang berada di
sekoiah tersebut. Didalam kegiatan PKS, maka petugas Polmas memberikan
pelatihan sederhana terhadap siswa mengenai pengenalan tata tertib berialu-
lintas, misalnya; cara-cara membantu menyebrang murid-murid sekolah yang
akan keluar masuk sekolah, baris-berbaris, pengenalan masalah Narkoba yang
mungkin beredar di sekolah serta cara pencegahannya, dan bentuk-bentuk
kegiatan pengamanan di sekolah.
Dalam kegiatan ini diharapkan para siswa/murid mulai mengenali hal-hal
yang terkait dengan masalah keamanan. ketertiban dan sosialisasi masalah
hukum, sehingga sejak masih sekolah diharapkan anak-anak sudah mengerti
tentang peraturan-peraturan yang harus dipatuhi, sehingga nan.tinya dapat
terbentuk suatu masyarakat yang memiiiki kesadaran hukum dan taat hukum.