Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Dalam mengelola obat di sebuah apoek biasanya diawali dengan


perencanaan. Perencanaan diperlukan supaya tidak terjadi kesalahan dalam
mengelola obat. Begitu juga apotek dr. Hj. Karmini EH selalu dilakukan
perencanaan. Seteleh perencanaan, di apotek dr. Hj Karmini EH juga dilakukan
pengadaan barang yang biasanya menggunakan catatan permintaan pengiriman
untuk barang yang kosong atau SP (Surat Pesanan). Sehingga pembelian dapat
dilakukan dengan tepat dan efisien untuk menghindari penumpakan barang.
Dalam pembelian obat-obatan kepada PBF (Pedagang Besar Farmasi ), pihak
apotek selalu meminta faktur pembelian.

Penyimpanan obat di apotek dr. Hj. Karmini EH dibagi menjadi dua macam,
yaitu counter dan ruang racik. Counter merupakan tempat untuk menyimpan
obat yang dapat dibeli langsung oleh pasien atau pembeli, baik itu dengan resep
atau tanpa resep. Misalnya, obat yang termasuk ke dalam golongan obat bebas,
obat bebas terbatas, obat paten, salep, dan alat kesehatan. Penyimpanan obat-
obatan disini dipisah berdasarkan bentuk dan jenis obat sesuai dengan alfabetis
sehingga memudahkan dalam pengambilan obat.

Sedangkan obat-obatan yang disimpan diruang racik merupakan obat-obatan


yang termasuk kedalam jenis obat generic dan obat paten. Dan biasanya obat
yang terdapat atau disimpan diruang racik merupakan obat yang dibeli dengan
resep dokter, walaupun ada juga sebagai obat yang dibeli tanpa resep dokter.
Bentuk penyimpanan obat diruang racik sama seperti penyimpanan obat di
counter, yaitu berdasarkan alfabetis.

Obat-obatan yang disimpan diruang racik adalah obat generik, obat bebas
terbatas, obat narkotik, obat psikotropika, obat wajib apotek dan lain-lain.

Distribusi obat di apotek dr. Hj. Karmini EH berlangsung dengan teratur,


karena setiap pemberian dan pengeluaran obat dicatat dalam buku yang
kemudian dimasukan kedalam komouter. Obat yang keluar ataupun masuk harus
ditulis di kartu stok dan yang baru masuk disimpan didalam stok atau obat yang
lama, cara ini sering disebut dengan first in first out (FIFO) yang artinya obat
yang pertama masuk maka obat itulah yang pertama dikeluarkan atau digunakan.
Biasanya cara ini yang banyak digunakan oleh apotek-apotek karena cara ini
dapat mencegah terjadinya penumpukan obat terutama jika obat sudah kadalursa
dan kekuatan obat sudah berkurang. Sehingga dengan cara ini tanggal
kadaluarsa obat dapat diperiksa.

Pelayanan obat di apotek dr. Hj. Karmini EH dilakukan pada setiap pasien
dokter anak. Disana kita diharuskan untuk melayani dan memberikan obat
kepada pasien disertai informasinya, yaitu cara pemakaian dan khasiat obat.
Pelayanan obat yang menggunakan resep dilalukan sesuai jenis obat yang tertera
dalam resep. Tetapi jika obat tersebut tidak ada maka apoteker / asisten apoteker
berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter tentang obat tersebut.
Pasien membawa Resep

Kelengkapan, keabsahan
Pengecekan Resep dan kerasionalan resep

Hitung Harga Obat

Obat
Pasien membayar obat +
diberi bukti pembayaran
obat

Apoteker / Asisten
mengerjakan resep +
etiket

Mengkopi resep jika pasien


Merekap resep
membutuhkan

Menyerahkan Obat

Gambar 4.1
Alur Penerimaan resep dan Penjualan Obat dengan Resep

Penjualan obat dan penerimaan resep di apotek dr. Hj. Karmini EH adalah
mula-mula pasien membawa resep ke apotek. Lalu resep diterima oleh apoteker
dan dilakukan pengecekan resep mengenai kelengkapan, keabsahan dan
kerasionalan resep. Selain itu apoteker juga memeriksa dan diminta dalam resep.
Hal ini dilakukan agartidak terjadi kesalahan dan kekeliruan dalam memberikan
obat dan diberi bukti pembayaran obat. Kemudian apoteker mengerjakan resep
dan member etiket serta mengkopi resep jika pasien membutuhkan. Setelah
selesai, obat diserahkan kepada pasien disertai informasi obat.
Adapun alur penjualan obat tanpa resep adalah sebagi berikut :

Konsumen datang Membeli obat

Persetujuan harga

Membayar obat + diberi


bukti pembayaran obat Menyerahkan obat

Gambar 4.2
Alur Penjualan Obat Tanpa Resep

Konsumen datang ke apotek, kemudian membeli obat yang dibutuhkan.


Selain itu, apoteker menginformasikan harga obat tersebut dan pasien
melakukan pembayaran obat disertai pemberian bukti pembayaran obat.

Pengadaan obat di apotek dr. Hj. Karmini EH didapat dari PBF yang telah
mendapatkan izin dari semua penggunaan obat di apotek dr. Hj. Karmini EH
dicatat sesuai dengan pedoman pengelolaan obat yang sudah ditentukan.
Adapun alur pembelian obat ke PBF di apotek dr. Hj. Karmini EH yaitu :

Utusan PBF menadatangani Jenis dan jumlah obat Barang dipesan


apotek dr. Hj. Karmini EH yang akan dipesan ditulis
dalam surat pesanan

Barang diterima Barang datang dari PBF


beserta faktur

Gambar 4.3
Alur (1) pembelian obat ke PBF

Utusan PBF datang ke apotek dr. Hj. Karmini EH, kemudian jenis dan
jumlah obat yang akan dipesan dalam surat pesanan yang telah ditanda tangani
oleh Apoteker / Asisten Apoteker dan dicap apotek. Setelah itu, obatpun
dipesan. Setelah beberapa lama kemudian, obat datang dari PBF dan Apoteker
menerima obat beserta faktur serta mengecek obat tersebut agar tidak terjadi
kesalahan penerimaan obat. Selain itu, terdapat juga alur yang lain dalam
pembelian obat ke PBF, yaitu :

Adapun alur pembelian obat ke PBF di apotek dr. Hj. Karmini EH yaitu :

Apoteker menelepon PBF Utusan PBF Jenis dan jumlah obat


datang yang akan dipesan
ditulis dalam surat
pesana

Barang diterima Barang datang dari PBF


beserta faktur

Gambar 4.4
Alur (2) pembelian obat ke PBF
Apoteker menelpon PBF untuk memesan obat. Setelah itu, utusan PBF
datang untuk mengambil surat pesanan (SP). Apoteker / Asisten
Apotekermenulis jenis dan jumlah obat yang akan dipesan. Kemudian
barangpun dipesan. Setelah itu, barang datang dari PBF dan Apoteker / Asisten
Apoteker menerima obat beserta faktur serta mengecek obat tersebut.

Jika dalam pengiriman obat dari PBF terjadi kesalahan pengiriman atau
obat sudah kadaluarsa, maka obat harus diretur kembali ke PBF.

Anda mungkin juga menyukai