Anda di halaman 1dari 12

1

M.K. MANAJEMEN SUMBERDAYA AIR

PENGELOLAAN AIR TANAH


BAGI TANAMAN

Oleh:
Prof Dr Ir. Soemarno, M.S.

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG, 2004
2

1. PENDUGAAN KEBUTUHAN AIR

1.1. Pendahuluan

Kebutuhan air suatu tanaman dapat didefinisikan sebagai "jumlah air


yang diperlukan untuk memenuhi kehilangan air melalui evapotrans pirasi
(ET-tanaman) tanaman yang sehat, tumbuh pada sebidang lahan yang luas
dengan kondisi tanah yang tidak mempunyai kendala (kendala lengas tanah
dan kesuburan tanah) dan mencapai potensi produksi penuh pada kondisi
lingkungan tumbuh tertentu". Untuk menghitung ET-tanaman direkomen
dasikan suatu prosedur tiga tahap, yaitu:
(1). Pengaruh iklim terhadap kebutuhan air tanaman diberikan oleh ETo
(evapotranspirasi tanaman referensi), yaitu "laju evapotranspirasi dari
permukaan berumput luas setinggi 8-15 cm, rumput hijau yang tingginya
seragam, tumbuh aktif, secara lengkap menaungi permukaan tanah dan tidak
kekurangan air". Empat metode yang dapat digunakan adalah Blaney-
Criddle, Radiasi, Penman dan Evaporasi Panci, dimodifikasi untuk
menghitung ETo dengna menggunakan data iklim harian selama periode 10
atau 30 hari.
(2). Pengaruh karakteristik tanaman terhadap kebutuhan air tanaman diberikan
oleh koefisien tanaman (kc) yang menya takan hubungan antara ETo dan ET
tanaman (ETtanaman = kc . ETo). Nilai-nilai kc beragam dengan jenis
tanaman, fase pertumbuhan tanaman, musim pertumbuhan, dan kondisi cuaca
yang ada.
(3). Pengaruh kondisi lokal dan praktek pertanian terhadap kebutuhan air
tanaman, termasuk variasi lokal cuaca, tinggi tempat, ukuran petak lahan,
adveksi angin, ketersediaan lengas lahan, salinitas, metode irigasi dan
kultivasi tanaman.

1.2. Aplikasi Informasi Kebutuhan Air Tanaman dalam


Pengelolaan Irigasi

Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk perencanaan peman-faatan


sumberdaya air secara optimal dalam sistem produksi pertanian. Informasi pokok
yang diperlukan adalah mengenai sumberdaya air, lahan dan tanaman. Khusus
dalam kaitannya dengan pekarangan, maka informasi yang diperlukan adalah
sumberdaya air (air hujan, air tanah dan air irigasi permukaan), sifat dari ciri
tanah, dan syarat tumbuh berbagai tanaman pekarangan. Berdasarkan atas
informasi ini maka baru dapat disusun alternatif sistem produksi pada lahan
pekarangan. Beberapa parameter penting adalah:
(1). Pemilihan tanaman: beberapa faktor yang juga harus dipertimbangkan adalah
jumlah air yang tersedia, kondisi tanah dan iklim, preferensi petani,
kebutuhan tenagakerja dan modal, peluang pasar dan tingkat teknologi.
3

Penyusunan pola tanam dilakukan sesuai dengan neraca lengas lahan.


(2). Intensitas pertanaman (Cropping intensity): seringkali intensitas ini bervariasi
antar waktu (musim) dan lokasi lahan. Hal ini berkaitan erat dengan tingkat
investasi.
(3). Tingkat penyediaan air irigasi ditentukan oleh ketersediaan air irigasi, neraca
lengas lahan, pola tanam dan intensitas pertanaman. Suplai air tersedia dapat
dinyatakan sebagai: (a) kekurangan irigasi musiman tidak boleh melampaui
50% dari suplai air yang diperlukan selama satu tahun tertentu, (b) jumlah
kekurangan irigasi tidak boleh melebihi 150% dari suplai air yang
diperlukan dalam periode 25 tahun. Informasi sangat penting adalah periode-
periode kapan kekurangan air sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
produktivitas tanaman.
(4). Metode irigasi: Pemilihan metode irigasi harus dilakukan pada awal periode
perencanaan. Pertimbangannya meliputi investasi, efisiensi penggunaan air,
kemudahan penerapan, dan kesesuaian dengan kondisi lokal, erodibilitas
tanah, laju infiltrasi, salinitas air dan lainnya.
(5). Drainage dan pencucian. Drainase yang baik sangat diperlukan untuk
menunjang keberhasilan program irigasi lahan pekarangan. Untuk
menghindari akumulasi garam pada zone perakaran tanaman dan
kemungkinan kerusakan tanaman yang diakibatkannya, maka kebutuhan
pencucian harus ditentukan secara tepat.

2. Pemilihan Koefisien Tanaman (kc)

2.1. Pendahuluan
Evapotranspirasi tanaman referensi dipengaruhi oleh kondisi iklim dan hal
ini dapat diperhitungkan dengan menggunakan beberapa metode. Untuk
memperhitungkan pengaruh karakjteristik tanaman terhadap kebutuhan airnya,
maka koefisien tanaman (kc) merupakan konstante yang menghubungkan ETo
dengan ET-tanaman (evapotranspirasi tanaman). Nilai kc ini berhubungan dengan
evapotranspirasi tanaman bebas penyakit yang tumbuh di lapangan luas pada
kondisi lengas tanah yang optimum dan kesuburan tanah yang baik dan mencapai
potensi produksinya secara penuh pada kondisi lingkungan tumbuh tertentu. ET-
tanaman dapat diperoleh dengan rumus:

ET-tanaman = kc . ETo

Nilai kc ternyata dipengaruhi oleh karakteristik tanaman, saat tanam, dan


fase-fase pertumbuhan tanaman, serta kondisi iklim secara umum. Besarnya
variasi di antara kelompok utama tanaman terutama adalah karena resistensi
terhadap transpirasi tanaman, seperti stomata yang tertutup selama siang hari
4

(seperti pada nanas) dan daun yang berlilin (pada jeruk). Demikian juga
perbedaan tinggi tanaman, kekasaran tajuk, refleksi dan groundcover meng
hasilkan variasi ET-tanaman. Pada kondisi evaporatif tinggi, misalnya cuaca
panas, angin kencang dan lembab nisbi udara yang rendah, nilai- nilai ETo
hingga 12-14 mm/hari dan nilai-pnilai ET-tanaman 15- 17 mm/hari menyati
realistis, terutama untuk lahan sempit di daerah arid yang sangat dipengaruhi oleh
kondisi angin kering.
Untuk keperluan referensi, kisaran musiman ET-tanaman disajikan dalam
Tabel 1. Besaran ini dapat berubah sesuai dengan faktor- faktor yang
mempengaruhinya seperti iklim, karakteristik tanaman, panjangnya musim
pertumbuhan, dan saat tanam.

Tabel 1. Kisaran musiman ET-tanaman dalam satuan milimeter

ET-tanaman mm ET-tanaman mm
Alpokad 650-1000 Orange 600- 950
Pisang 700-1700 Kentang 350- 625
Kakao 800- 1200 Sisal 550- 800
Kopi 800- 1200 Sorghum 300- 650
Grapefruit 650- 1000 Tomat 300- 600
Jagung 400- 750 Sayuran 250- 500
Oil seeds 300- 600 Vineyard 450- 900
Sumber: Doorenbos dan Pruitt, 1977.

2.2. Pertimbangan lainnya


Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai koefisien tanaman terutama
adalah karakteristik tanaman, saat tanam, laju pertumbuhan tanaman, panjangnya
musim pertumbuhan dan kondisi iklim. Frekuensi hujan atau irigasi setelah tanam
dan selama awal pertumbuhan tanaman sangat penting.
Saat tanam akan mempengaruhi panjangnya musim pertum-buhan, laju
pertumbuhan tanaman hingga menutup tanah secara penuh dan pemasakan.
Misalnya, tanaman kedelai, musim pertumbuhannya berkisar dari 100 hari pada
musim panas di dataran rendah hingga 190 hari pada ketinggian 2500 m dpl,
untuk tanaman jagung 80 hari pada kondisi dataran rendah dan 240 hari pada
kondisi dataran tinggi. Dalam memilih nilai kc yang paling sesuai untuk setiap
periode atau bulan dalam musim pertumbuhan tanaman tertentu, laju pertumbuhan
tanaman harus dipertim bangkan.

2.3. Periode kritis tanaman


Informasi mengenai periode kritis stress air tanah untuk beberapa jenis
tanaman disajikan dalam Tabel 2 berikut ini.
5

Tabel 2. Periode kritis stres air tanah untuk beberapa jenis tanaman

---------------------------------------------------------------------------------
Kacang beans : Periode pembungaan dan pembentukan polong > periode
sebelumnya > periode pemasakan. Akan tetapi periode
pembungaan > periode sebelumnya, kalau tidap pernah ada stres air
sebelumnya.
Kacang kapri : Pada awal epembungaan dan pembesaran polong.
Kentang : Tingkat air tanah yang tinggi; setelah pembentukan umbi,
pembungaan hingga panen.
Radish Selama periode pembesaran akar.
Tomat Pada saat bunga dibentuk dan buah membesar dengan cepat.
---------------------------------------------------------------------------------
Sumber: Doorenbos dan Pruitt, 1978

3. Pendugaan Produktivitas Tanaman

3.1. Hasil Maksimum Tanaman


Tingkat hasil maksimum suatu tanaman (Ym) sangat ditentukan oleh
karakteristik genetiknya dan sampai dimana tanaman mampu beradaptasi pada
kondisi lingkungan. Persyaratan lingkungan tumbuh, iklim, air dan tanah untuk
pertumbuhan dan hasil optimum beragam menurut jensi tanaman dan varietasnya.
Hasil maksimum suatu tanaman (Ym) didefinisikan sebagai hasil panen
dari suatu varietas yang produktivitasnya tinggi, beradaptasi dengan baik terhadap
lingkungannya, termasuk waktu yang tersedia untuk mencapai kemasakan penuh,
pada kondisi dimana air dan hara serta gangguan hama & penyakit tidak
membatasi hasil. Informasi tentang hasil menyatakan hasil maksimum yang
diperoleh pada kondisi usahatani aktual, dengan tingkat pengelolaan intensif
disajikan dalam Tabel 1.
Faktor iklim yang menentukan Ym adalah suhu, radiasi dan lamanya
musim pertumbuhan. Pada umumnya suhu menentukan laju perkembangan
tanaman dan dengan demikian akan mempengaruhi panjangnya musim
pertumbuhan yang diperlukan untuk membentuk hasil; misalnya, varietas jagung
memerlukan 100 hari untuk mencapai kemasakan penuh pada rataan suhu harian
25-30°C, dan membutuhkan 150 hari pada suhu 20°C atau 250 hari atau lebih
pada suhu 15°C.
Beberapa jenis tanaman mempunyai persyaratan khusus suhu dan panjang
hari untuk inisiasi pertumbuhan atau perkembangan tertentu; misalnya inisiasi
umbi pada kentang memerlukan suhu malam hari rendah 15°C. Selanjutnya pada
beberapa tanaman ternyata kualitas hasil sangat dipengartuhi oleh suhu udara,
misalnya nanas, kandungan gula buahnya ditentukan oleh suhu udara selama masa
6

pembentukan dan pengisian buah.


Kebanyakan jenis tanaman mempunyai varietas-varietas yang sangat
beragam persyaratan lingkungan hidupnya serta lamanya musim pertumbuhan
hingga panen. Variasi ini memungkinkan tanaman untuk beradaptasi pada
berbagai kondisi lingkungan dan musim yang tersedia. Beberapa persyaratan
pokok bagi pertumbuhan dan produksi tanaman disarikan dalam Tabel 2.
Selain persyaratan klimatik, musim pertumbuhan yang tersedia juga oleh
lamanya periode air tersedia secara memadai. Pertimbangan harus diberikan
kepada suplai air tersedia dan persyaratak kebutuhan air, dengan menggunakan
crop calendar dimana kebutuhan air disinkronisasikan dengan suplai air tersedia.
Untuk beberapa jenis tanaman ternyata musim pertumbuhan yang diperlukan
untuk mencapai Ym harus dimanipuilasi dengan suplai air; misalnya reduksi
suplai air selama masa vegetatif kapas akan mempercepat pembungaan dan
pembentukan buah, serta dapat membawa tanaman untuk masak pada waktu yang
diinginkan. Pada tanaman jeruk, reduksi suplai air akan membantu
mengendalikan pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dan pada saat yang sama
merangsang pembentukan tunas-tunas bunga.
Hasil maksimum (Ym) dapat dihitung pada berbagai kondisi iklim yang
berbeda-beda. Dua metode yang lazim digunakan adalah:

1. Metode yang dikembangkan oleh ILRI, Wageningen, yang bertumpu


pada konsepsi DeWit dkk.
Perhitungan hasil "eksperimental" (Yme) melibatkan tahapan:
(a). Perhitungan produksi kotor bahan kering tanaman standar (Yo)
(b). Faktor koreksi untuk iklim (ETm/(ea-ed))
(c). Faktor koreksi untuk spesies tanaman (K)
(d). Faktor koreksi untuk temperatur (cT)
(e). Faktor koreksi untuk bagian yang dipanen (cH).

2. Metode yang dikembangkan oleh Kassam (1977) yang bertumpu kepada


zonasi agroekologi. Perhitungan potensial hasil melibatkan langkah-langkah:
(a). Perhitungan produksi bahan kering kotor (gross) tanaman standar (Yo)
(b). Faktor koreksi untuk spesies tanaman dan temperatur
(c). Faktor koreksi untuk fase perkembangan tanaman dan luas daun (cL)
(d). Faktor koreksi untuk produksi bahan kering neto (cN)
(e). Faktor koreksi untuk bagian yang dipanen (cH).

Tabel 3.Hasil yang baik dari varietas yang produktivitasnya tinggi dan beradaptasi
pada kondisi klimatik musim perutmbuhannya pada kondisi suplai air
yang bagus dan tingkat pengelolaan sistem usahatani irigasi yang intensif
(ton/ha).
7

Tanaman Hasil Tropika Subtropika


<20°C >20°C <20°C >20°C
Pisang Buah 40-60 30-40
Jeruk Grapefruit - 35-50 - 40-60
Lemon 25-30 - 30-45
Orange 20-35 - 25-40
Anggur Buah 5-10 15-30
Kapri Polong 2-3 - 2-3 -
hijau
Biji kering 0.6-0.8 - 0.6-0.8 -
Lombok Buah segar 15-20 15-25
Nenas Buah 75-90 65-75
Kentang Umbi 15-20 - 25-35 -
Kedelai Biji kering 2.5-3.5 2.5-3.5
Tomat Buah 45-65 55-75
Semangka Buah 25-35 25-35
Keterangan: Rataan suhu harian.
Sumber: Doorenbos dan Pruitt (1977)
8

Tabel 4. Persyaratan iklim, tanah dan air untuk beberapa tanaman

Tanam Musim Suhu Opt/ Panj hari Persyaratan Persyaratan


an tumbuh Kisaran pembu- khusus klimatik khusus tanah
ngaan
(hari) (°C)
Pisang 300-365 25-30 Netral Peka thd frost; Dalam; tektur lem-
suhu <8°C yg pung; drainase-
lama
15-35 merusak tnm; me- baik; pH=5 - 7; tanpa
merlukan RH air mengge -
tinggi
angin < 4m/det nang
Kapri 65-100 15-18 Netral Agak toleran frost Drainase dan aera-
ketika masih sinya bagus
dryseed 85-120 10-23 muda pH 5.5-6.5
Lombok 120-150 18-23 Pendek Peka thd frost. Tekstur ringan -
15-27 Netral medium; pH 5.5-7
Nanas 365 22-26 Pendek Peka thd frost; Lempung berpasir
memerlukan RH dengan kan-
18-30 tinggi; kualitas dungan kapur ren-
buah dipengaruhi dah;
oleh suhu udara. pH 4.5-6.5
Kedelai 100-130 20-25 Panjang Peka thd frost; Drainase dan aera
beberapa var. sinya bagus
meme
18-30 lukan suhu >24°C kecuali tanah pasir;
unt berbunga pH 6-6.5
Tomat 90-140 18-25 Netral Peka thd frost; Lempung ringan;
RH tinggi, angin drainase bagus-
kncang
15-28 suhu malam yang tanpa genangan air
optimum 10-20°C pH 5.0-7.0
Semang 80-110 22-30 Netral Peka thd frost Senang lempung
ka 18-35 berpasir;pH 5.8-7.2
9

Tabel 4. Lanjutan

Tanam- Efek Kebutuhan Kebutuh Kepekaan thd. Efisiensi Peng


salinitas pupuk: gunaan air (Ey)
an N P K an air suplai air unt hasil panen (%
air)
Pisang Sensitif 200-400:45- 1200-2200 Tinggi (1.2-1.35 Tnm Induk:2.5-4.0
60:240-480 Ratoon: 3.5-6.0
Buah (70%)
Kapri Sensitif 20-40:40- 350-500 Medium-tinggi Polong:0.5-0.7 (70-
60:80-160 80%)
(1.15) Biji:0.15-0.2 (12%)
Lombok Moderat 100-170:25- 600-900 Medium-tinggi 1.5-3.0
50:50-100 (1250) (1.1) buah segar (90%)
Nanas 230-300:45- 700-1000 Rendah Tanaman induk:5-10;
65:110-220 Ratoon : 8-12
Buah (85%)
Kedelai Agak 10-20:15- 450-700 Medium-rendah; 0.6-1.0
tahan 30:25-60 0.85 Biji (6-10%)
Tomat Agak 100-150:65- 400-600 Medium-tinggi 10-12. Buah segar
peka 110:160-240 1.05 (80-90%)
Semang Agak 80-100:25- 400-600 Medium-tinggi 5.0-8.0
ka peka 60:35-80 (1.1) Buah (90%)

Keterangan: Kebutuhan pupuk: kg/ha/musim pertumbuhan; Kebu tuhan air:


mm/musim pertumbuhan; Kepekaan thd suplai air : ky selama musim
pertumbuhan: Rendah (<0.85), Medium-rendah (0.85-1.0), medium- tinggi
(1.0-1.15), tinggi ( > 1.15); Efisiensi penggunaan air (Ey) : kg/m3.
(Sumber: Doorenbos dan Pruitt, 1977)
10

3.2. Hasil Aktual Tanaman (Ya)

Kalau persediaan air tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan tanaman


secara penuh, evapotranspirasi aktual (ETa) akan menurun di bawah
evapotranspirasi maksimum (ETm) atau ETa < ETm. Pada kondisi seperti ini,
akan berkembang stress air di dalam tanaman yang akan berpengaruh buruk
terhadap pertum buhan dan hasil tanaman. Penbgaruh-pengaruh ini sangat tergan
tung pada spesies dan varietas tanaman, intensitas stress dan waktu terjadinya
stress air. Pengaruh intensitas dan waktu stress ini sangat penting dalam kaitannya
dengan penjadwalan suplai air yang ter-batas selama periode pertumbuhan
tanaman dan penentuan prioritas penggunaan suplai air di antara tanamaan
selama musim pertum-buhannya.
Tanaman sangat beragam respon pertumbuhan dan produk-sinya terhadap
defdisit air.Kalau kebutuhan air tanaman dapat dipenuhi secara penuh oleh suplai
air tersedia (ETa-ETm), jumlah total bahan kering dan hasil produksi yang
dihasilkan per unit air (kg/m3) sangat beragam di antara tanam-tanaman. Hal ini
dapat dinyatakan sebagai efisiensi penggunaan air (Ey). Tanam-tanaman
mempunyai laju pertumbuhan dan kebutuhan air yang berbeda-beda; demikian
juga porsi dari total bahan kering yang dipanen sebagai hasil berbeda (Indeks
panen). Kalau ETa=ETm, perbedaan pertumbuhan dan hasil ini akan
mengakibatkan perbedaan Em dan Ey.
Sebagai teladan, misalnya Em kacangtanah sebesar 1.6 dan jagung sebesar
2.5; dengan indeks panen (cH) untuk kacang tanah 0.35 dan jagung 0.40, dan
dengan memperhatikan persentase air bagian yang dipanen maka nilai Ey kacang
tanah sekitar 0.65 dan jagung sekitar 1.15.
Kalau suplai air tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan air tanaman,
atau ETa < ETm, tanaman akan menunjukkan respon yang berbeda-beda terhadap
defisit air ini. Pada beberapa tanaman akan eterjadi peningkatan efisiensi
penggunaan air (Ey) sedangkan pada tanaman lainnya Ey menurun dengan
meningkatnya defisit air.
Kalau defisit air terjadi selama periode tertentu dalam musim pertumbuhan
tanaman, respon hasil terhadap defisit ait sangat beragam tergantung pada tingkat
kepekaan tanaman pada periode tersebut. Pada umumnya tanaman sangat peka
terhadap defisit air selama awal pertumbuhannya, pembungaan dan awal fase
pembentukan hasil.
Respon hasil terhadap defisit air juga beragam di antara varietas tanaman.
Pada umumnya varietas unggul sangat peka terhadap air, pupuk dan input
agronomis lainnya. Varietas-varietas yang potensi produksinya rendah dengan
respon air yang rendah lebih sesuai untuk sistem tadah hujan yang sering
mengalami stress air. Untuk mendapatkan hasil yang tinggi pada kondisi irigasi,
harus digunakan varietas unggul yang sangat responsif terhadap air sehingga dapat
dicapai efisiensi penggunaan air yang tinggi.
11

Tabel 5. Kepekaan Periode pertumbuhan terhadap defisit air.

Tanaman Periode yang peka terhadap defisit air


Pisang Selama awal pertumbuhan vegetatif; pembungaan dan
pemebentukan hasil
Beans Pembungaan dan pengisian polong.
Orange Pembungaan; fruitset > pertumbuhan buah
Lemon Pembungaan; fruitset > perkembangan buah; pembungaan lebat
dipacu oleh defisit air ringan sebelum pembungaan
Grapefruit Pembungaan; fruitset > pembesaran buah
Anggur Vegetatif, terutama selama elongasi batang, pembungaan
>pengisian buah
Jagung Pembungaan > pengisian biji; pembungaan sangat peka kalau
sebe-lumnya tidak pernah defisit
Kapri Pembungaan dan pembentukan hasil > vegetatif, pemasakan untuk
tanaman penghasil biji
Lombok Seluruh musim pertumbuhan, paling peka sebelum dan saat
pembu-ngaan
Nanas Selama periode pertumbuhan vegetatif
Kedelai Pembentukan hasil dan pembungaan; terutama selama
perkembang an polong
Tomat Pembungaan > pembentukan hasil > akhir vegetatif, terutama
selama dan setelah transplanting.
Semangka Pembungaan, pengisian buah > periode vegetatif, terutama selama
perkembangan sulur batang.
Sumber: Doorenbos dan Pruitt, 1978.
12

Tabel 6. Faktor respon hasil tanaman (ky)

Tnaman Periode vegetatif Pem- Pem- Pemasakan Total musim


bunga ben-
Awal Akhir Total an tukan pertumbuhan
hasil
Pisang 1.2-1.35
Beans 0.2 1.1 0.75 0.2 1.15
Jeruk 0.8-1.10
Anggur 0.85
Jagung 0.4 1.5 0.5 0.2 1.25
Kapri 0.2 0.9 0.7 0.2 1.15
Lombok 1.10
Kedelai 0.2 0.8 1.0 0.85
Tomat 0.4 1.1 0.8 0.95
Semangka 0.45 0.7 0.8 0.8 0.3 1.10
Sumber: Doorenbos dan Pruitt, 1978.

Anda mungkin juga menyukai