Isu Tentang Investasi Dalam Obligasi Islam
Isu Tentang Investasi Dalam Obligasi Islam
| |
| ||
?
Setiap orang yang beragama islam pastinya ingin mencapai falah, yaitu kualitas
yang nyata terhadap pencapaian kesenangan Allah. Kesejahteraan manusia seperti
yang dipercaya Muslim dapat dicapai tanpa benturan kepentingan asli dari
kehidupan duniawi dan akhirat. Apabila kita berbicara agama dan perusahaan Tujuan
akuntansi dan pendanaan perusahaan haruslah bisa dipertanggung jawabkan baik antar
sesama manusia dan allah, pada peraturan islam hendaknya seorang akuntan atau
perusahaan menganut zakat sebagai tujuan utama, karena dengan demikian
cenderung menghindari praktek-praktek yang tidak diinginkan kecurangan atau
'window dressing' karena ia percaya bahwa akuntabilitas kepada Allah SWT adalah
penting.
Namun akan terjadi dilema ketika ada beberapa imam muslim yang berbeda
pendapat dan akhirnya terjadi perdebataan. Seperti yang terjadi Di malaysia sistem obligasi
islamnya menggunakan bay al dain dan bay al inah (mengandung riba) dan sistem ini tidak
diterima oleh investor-investor timur tengah karena bertentangan dengan ajran agama, oleh
karena itu malaysia sekarang lebih sulit memperoleh investor lagi. Penelitianpun dilakukan
apabila tidak ditemukan bukti bay al inah dan bay al dayn maka investor timur tengah akan
banyak yang kembali menanamkan modalnya di malaysia. Investor timur tengah lebih suka
dengan obligasi yang bersistem islam seperti lainnya.
?
??? ?
Untuk lebih memahami peran × di pasar obligasi Islam, layak untuk
melihat tiga langkah utama terlibat dalam penerbitan obligasi, yaitu: (2)
Ôangkah 1: Sekuritisasi - Pembentukan aset ×
Ôangkah 2: isues Obligasi - Penerbitan sertifikat utang -
Ôangkah 3: Perdagangan sertifikat utang - jual beli sertifikat utang di pasar sekunder dengan
menggunakan kontrak × .
G G Dalam × sekuritisasi aset, pemodal pembelian aset dari penerbit dan
menjualnya kembali ke pihak yang sama dengan harga kredit (menggunakan 1 harga
kesepakatan).
?
GG Hal ini biasanya terjadi di pasar primer dimana dalam menyelesaikan utang, perusahaan
penerbit akan menjual sertifikat utang atau obligasi kepada investor. Seperti disebutkan di
atas, sertifikat hutang bisa vaild hanya jika didukung oleh aset dalam islam (sistem ini
mengarah ke sistem konvensional) kecuali obligasi khasanah yang dijamin pemerintah yang
jika memilikinya maka akan punya hak untuk menjual atau membeli komoditas perikanan.
?
GG Untuk memenuhi kebutuhan likuiditas, obligasi diperdagangkan di pasar sekunder sangat
penting. Namun, hampir semua obligasi Islam saat ini dibeli untuk investasi jangka panjang.
Kurangnya pasar sekunder namun tidak harus berarti bahwa isu-isu perdagangan tidak lagi
signifikan. Salah satu tujuan dalam penerbitan obligasi Khazanah adalah untuk menciptakan
sebuah pasa sekunder yang dinamis. Di malaysia perdagangan ini disebut bay al-dayn namun
perdagangan obligasi ini ditolak oleh investor timur tengah karena tiap penjualan
mengandung dengan riba. Itulah alasannya di timur tengah sampai saat ini blm terjadi
kesepakatan tentang penjualan bay al-dayn.
The BIMB Securities Sdn Bhd menguraikan bahwa obligasi Islam Malaysia terstruktur
berdasarkan (Refinancing aktiva) dan selanjutnya diperdagangkan di
dasar (Debt-trading). Jika kita fokus pada struktur obligasi Malaysia seperti
disebutkan di atas, kita dapat menyimpulkan pada dua metode operasi tidak dapat diterima
berdasarkan standar
Syariat membolehkan bila pembayaran dilakukan segera dan dengan jumlah yang
setara. Menurut sebagian besar ulama yaitu Hanafi, Hanbali dan ahli hukum Shafis, (36)
tidak diperbolehkan menjual non-debitur atau pihak ketiga sama sekali. pendapat
tersebut didasarkan atas penjualan terlarang , Penjualan , Penjualan
yang penjual tidak memiliki. Sesuai dengan sabda Nabi SAW.
Namun meurut imam maliki, hanafi dan beberapa ahli hukum imam syafi͛i penjualan
kepada pihak ketiga diperbolehkan dengan kondisi :
a.? harus
(Dikonfirmasi hutang) dan kontrak harus dilakukan di tempat,
tidak ditangguhkan dalam rangka untuk menghindari hubungan dengan penjualan
utang untuk utang yang dilarang oleh Islam hukum.
b. Debitur harus mampu finansial, harus menerima dan mengakui penjualan, sehingga
dia tidak akan menyangkal penjualan. Kondisi ini bertujuan untuk menghindari
sengketa antara para pihak, dan debitur harus mudah diakses sehingga kreditur
mengetahui apakah dia memiliki kemampuan untuk membayar utang atau tidak.
c. penjualan tidak harus didasarkan pada menjual emas dengan perak atau sebaliknya,
karena setiap pertukaran antara barang-barang ini membutuhkan kepemilikan
langsung, dan jika utang itu adalah uang atau harga utang lain harus sama dalam hal
jumlah kuantitas (jika utang itu Rp 1000, maka nilai harganya harus Rp 1000 juga).
Selain itu ada sukuk musharaka ini adalah investasi pada sukuk yang mewakili
kepemilikan ekuitas Musharaka. Ini tidak berbeda dari Sukuk muqarada. Selanjutnya sukuk
Salam atau Istisna ' Ini adalah sukuk yang mewakili penjualan komoditi berdasarkan
pengiriman ditangguhkan terhadap segera pembayaran. Komoditas ditangguhkan
adalah utang dalam bentuk terhadap pemasok karena mengacu pada komoditas
yang diterima berdasarkan deskripsi penjual
Kesimpulan : ulama beda pandangan, dan terjadi penolakan dan dilema, solusi untuk
masalah ini adalah obligasi muqarada dll.