Anda di halaman 1dari 20

SEL YANG BERTUGAS DALAM SISTEM

Jika musuh dapat mengatasi semua rintangan dan berhasil memasuki


tubuh kita, tidaklah berarti bahwa pasukan pengaman telah ter-kalahkan.
Sebaliknya, perang yang sebenarnya baru saja dimulai, dan pasukan
utama akan memainkan perannya pada tahap ini. Pasukan pertama
yang menghadapi musuh adalah sel pemakan, yaitu fagosit, yang terus-
menerus berkeliling di tubuh kita dan mengawasi apa yang sedang
terjadi.

Mereka adalah "sel pembersih khusus", yang


memakan mikroba tak diinginkan yang masuk
ke bagian dalam permukaan tubuh. Mereka
juga memperingatkan sistem pertahanan jika
diperlukan. Sel tertentu dalam sistem
pertahanan menangkap, memecah, memakan,
serta mengelimi-nasi partikel kecil dan benda
Fagositosis dalam asing cair yang masuk ke dalam tubuh. Tahap
proses. Makrofag ini disebut "fagositosis" (penelanan sel).
(kuning) tengah
mencerna bakteri Fagositosis adalah salah satu elemen paling
(biru). penting dalam sistem kekebalan. Proses ini
memberi perlindungan segera dan efektif
terhadap infeksi. Fagosit, yang dianggap
"angkatan kepolisian tubuh", dapat diamati dari dua sisi:

1. Pasukan bergerak (mobile): Mereka berpatroli di dalam darah, jika


perlu berjalan maju mundur di antara jaringan-jaringan. Unit-unit sel ini,
yang bersirkulasi di dalam darah, juga berfungsi sebagai pasukan
pencari.

2. Pasukan tak bergerak: Mereka adalah makrofag yang tak bergerak.


Pasukan ini ditempatkan pada celah di berbagai jaringan. Mereka
menelan mikroorganisme di tempat mereka berada, tanpa berpindah.

Jika antigen musuh (mikroorganisme asing) jumlahnya sedikit dan dapat


dimakan oleh sel pemakan yang ada, maka antigen ini akan di-
musnahkan tanpa membunyikan tanda bahaya. Tetapi jika jumlah mik-
roba penyerang terlalu banyak, sel pemakan mungkin gagal mengen-
dalikan mereka. Saat tak mampu memakan semuanya, sel pemakan
akan mengembang. Ketika menggelembung karena adanya antigen, sel
pecah, mengeluarkan cairan (pus). Ini tak berarti sel kalah perang.
Sampai se-jauh ini, sel-sel pemakan baru bertemu mikroba, dan mikroba
masih menghadapi banyak penghalang lebih kuat yang harus dilewati.
Terbentuknya pus mengaktifkan limfosit, yang telah dilepaskan sum-sum
tulang, juga mengaktifkan nodus limfa, dan yang penting, meng-aktifkan
timus. Pada pertahanan gelombang kedua, sel pertahanan yang baru
tiba menyerang segala sesuatu di sekitar mereka, termasuk ser-pihan-
serpihan sel, antigen yang masih ada, bahkan sel darah putih yang
sudah tua. Sel-sel pertahanan inilah yang merupakan sel pemakan yang
sebenarnya, yang disebut makrofag, salah satu jenis fagosit.

PASUKAN BANTUAN PERTAMA: MAKROFAG

Ketika peperangan menjadi lebih sengit, makrofag beraksi. Makro-fag


beroperasi dengan cara spesifik. Mereka tidak bertempur satu lawan
satu seperti antibodi. Tidak seperti antibodi, makrofag tidak beroperasi
layaknya bom yang ditujukan pada satu sasaran. Bagai senapan yang
menembak serangkaian target, atau bom yang dapat ditujukan pada
banyak target secara bersamaan, makrofag dapat memusnahkan sejum-
lah besar musuh sekaligus.

Seperti sel pertahanan lainnya, makrofag juga berasal dari sumsum


tulang. Makrofag memiliki waktu hidup yang sangat panjang, mereka
dapat hidup berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Meskipun ukuran-
nya kecil (10-15 mikrometer), mereka sangat penting dalam hidup
manusia. Mereka memiliki kemampuan untuk menyerap dan memakan
molekul besar dalam sel dengan cara fagositosis.

Karakteristik fagositosisnya menjadikan mereka pasukan "penyapu"


dalam sistem pertahanan. Mereka memusnahkan semua bahan yang
harus dibersihkan, seperti mikroorganisme, kompleks antigen-antibodi,
dan bahan-bahan lain dengan struktur serupa antigen. Di akhir proses,
bahan yang dikelompokkan sebagai antigen akan dicerna, sehingga
tidak lagi menjadi ancaman bagi tubuh.

TANDA BAHAYA UMUM

Jika pecah perang di suatu negara, akan diumumkan mobilisasi umum.


Sebagian besar sumber daya alam dan anggaran akan dibelan-jakan
untuk kebutuhan militer. Ekonomi akan diatur ulang untuk meme-nuhi
kebutuhan situasi yang luar biasa ini dan negara berperang mati-matian.
Begitu pula sistem kekebalan tubuh, juga akan mengumumkan
mobilisasi massa, merekrut semua elemennya untuk memerangi musuh.
Apakah Anda ingin tahu bagaimana hal ini terjadi?

Jika musuh lebih banyak dari jumlah yang dapat ditangani


makrofag yang sedang berperang, maka disekresikan
suatu zat khusus. Nama zat ini adalah "pirogen" dan ini
semacam bunyi tanda bahaya.

Setelah berjalan sangat jauh, "pirogen" mencapai otak, lalu


merang-sang pusat peningkatan panas pada otak. Begitu
diberi tanda, otak akan membunyikan tanda bahaya di Di kiri,
dalam tubuh dan orang yang bersang-kutan akan Anda
mengalami demam tinggi. Pasien yang menderita demam bisa
tinggi biasanya merasa perlu beristirahat. Dengan demikian melihat
energi yang dibutuhkan untuk pasukan pertahanan tidak makrofa
dikeluarkan untuk hal lain. Pirogen yang dihasilkan oleh g saat
makrofag telah didesain sempurna untuk memicu berusah
mekanisme peningkatan panas pada otak. Oleh karena itu, a
makrofag, pirogen, pusat peningkatan demam pada otak, melahap
serta otak sendiri, pastilah diciptakan bersamaan. benda
asing.
Seperti telah dibuktikan, ada rencana sempurna yang
tengah ber-jalan. Segala hal yang dibutuhkan demi
kesuksesan rencana ini di-ciptakan tanpa ada kesalahan: makrofag,
senyawa pirogen dan zat-zat lain yang sejenis, pusat peningkatan panas
pada otak, dan mekanisme peningkatan demam dalam tubuh….

Jika tidak ada satu saja dari mereka, sistem tidak akan bekerja. Jadi,
dengan alasan apa pun, tidak dapat dikatakan bahwa sistem seperti ini
dihasilkan dari proses yang bertahap melalui suatu evolusi.

Lalu, siapa yang


telah membuat
rencana ini?

Siapa yang
mengetahui
bahwa suhu
tubuh harus naik,
dan bahwa hanya
dengan cara itu
energi yang
dibutuhkan oleh
pasukan pertahanan tidak akan digunakan di tempat lain?
Apakah makrofag?

Makrofag hanyalah sel kecil yang tak terlihat oleh mata telanjang.
Mereka tidak memiliki kapasitas untuk berpikir. Mereka adalah makhluk
hidup yang hanya menuruti perintah yang lebih tinggi; mereka hanya
melaksanakan tugas.

Apakah otak?

Tentu saja bukan. Otak juga tidak memiliki kekuatan untuk men-ciptakan
atau menghasilkan sesuatu. Seperti juga pada sistem-sistem lainnya,
otak juga tidak dalam posisi untuk memberi perintah, melain-kan untuk
mengikuti dan menuruti perintah.

Apakah manusia?

JTentu bukan. Sistem ini melindungi manusia dari


kematian tertentu, meskipun dia sendiri bahkan tidak
menyadari bahwa sistem sempurna seperti ini
bekerja dalam tubuhnya. Bahkan kalau saja seorang
manusia ditugaskan untuk mengembangkan
sepasukan tentara dalam tubuhnya untuk menyerang
musuh dan menyebabkan suhu tubuhnya meningkat,
dan melengkapi pasukan ini untuk bekerja sepanjang
waktu dalam tu-buhnya, pasti dia tidak dapat
Makrofag (A)
melakukannya.
berusaha
Saat ini, walaupun dengan bantuan teknologi yang menjangkau
paling canggih, manusia belum dapat memahami bakteri (C) dan
secara rinci mekanisme kerja di dalam sistem menangkapnya
kekebalan, apalagi untuk menirunya. dengan
perpanjangan
Merupakan suatu kenyataan yang tidak dapat membran yang
disangkal bahwa manusia diciptakan dengan segala disebut
kelebihannya. Sama seperti seluruh makhluk yang pseudopodia
lain, diinginkan atau pun tidak, manusia akan (B).
berserah diri kepada Sang Pencipta dan sistem yang
telah diciptakan-Nya.

"... Mahasuci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi
adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya." (QS. Al
Baqarah, 2: 116) !
TRANSFER INFORMASI

Fungsi menakjubkan lainnya dari makrofag adalah dalam hal menyuplai


limfosit yaitu sel B dan sel T dengan informasi mengenai musuh. Sel B
dan sel T inilah pahlawan sejati di dalam sistem pertahanan. Setelah
fagositosis antigen, sel yang membawa antigen berjalan ke nodus limfa
(jaringan limfatik) melalui saluran limfatik.

Inilah rincian yang sangat penting. Hanya jika sebuah sel memiliki
kesadaran dan nalar maka ia akan mampu mensuplai dan meneruskan
informasi kepada musuh di pusat-pusat yang relevan. Supaya sel-sel
makrofag mengetahui bahwa informasi ini akan diproses limfosit,
makrofag harus benar-benar diberi informasi mengenai strategi umum
sistem pertahanan. Maka sangatlah jelas bahwa makrofag, seperti
halnya semua sel-sel lainnya, merupakan elemen yang menuruti suatu
sistem yang terintegrasi total.

SANG PAHLAWAN: LIMFOSIT

Limfosit merupakan sel utama dalam sistem kekebalan. Peperangan


yang sengit di dalam tubuh hanya dapat dimenangkan berkat usaha
gigih limfosit. Cerita kehidupan sel ini penuh dengan tahapan-tahapan
yang sangat mengagumkan dan menarik, yang masing-masing,
walaupun berdiri sendiri, sudah cukup untuk menunjukkan keusangan
teori evolusi.

Para tentara pemberani ini terdapat di dalam sumsum tulang, pusat


limfotik, kelenjar ludah, limpa, tonsil, dan persendian. Limfosit ini biasa-
nya banyak terdapat dan dihasilkan di sumsum tulang.

Limfosit sedang Pembentukan limfosit di sumsum tulang merupakan


memerangi sel- salah satu ke-jadian yang paling misterius dalam
sel kanker. biologi. Di sini, sel-sel batang dengan sangat cepat
melewati sejumlah tahapan-tahapan biologis dan
mengambil struktur yang benar-benar baru dengan mengubah diri
menjadi limfosit (sel batang adalah sel yang tidak terspesialisasi tetapi
ke-mudian menjadi sel khusus, misalnya sel darah). Meskipun ada per-
kembangan besar di dalam rekayasa genetika, kalaulah transformasi
dari spesies mikroba yang paling sederhana menjadi spesies lain yang
mirip dianggap tidak mungkin, misteri kejadian yang berlangsung pada
sumsum tulang ini malah lebih besar lagi. Misteri yang tidak dapat
dipecahkan oleh sains mutakhir ini merupakan proses yang sangat
sederhana bagi tubuh kita. Itulah sebabnya banyak ilmuwan evolusionis
mengakui bahwa seleksi alam atau dongeng mutasi tidak dapat men-
jawab misteri transformasi tersebut. Prof. Dr. Ali Demirsoy mengatakan
bahwa sebuah sel kompleks seperti limfosit, yang memikul hampir
seluruh tanggung jawab perang, tidak mungkin dihasilkan oleh sebuah
sel sederhana:

Sel kompleks tidak pernah dihasilkan dari sel primitif melalui suatu
proses evolusi sebagaimana yang dikatakan baru-baru ini.7

Kenyataan ini sebenarnya diketahui dengan pasti oleh kalangan ilmu-


wan sekarang. Namun, jika mereka mengakuinya, berarti mereka harus
mengakui keberadaan Sang Pencipta. Ini yang sangat enggan mereka
lakukan.

Pakar biokimia terkenal, Michael J. Behe, menyatakan bahwa para


evolusionis mengabaikan beberapa fakta hanya untuk menolak
keberada-an Allah:

Sangat disayangkan, masyarakat ilmiah terlalu sering mengesam-


pingkan kritisisme karena khawatir akan memberi amunisi bagi
kelompok kreasionis. Ironis bahwa dengan mengatasnamakan
perlindungan kepada sains, kritisisme ilmiah yang tajam mengenai
seleksi alam dikesampingkan.8

Pada orang
yang kebal,
sel T
pembunuh
menyerang
dan
menghancur
kan sel yang
membawa
antigen
asing,
seperti sel
yang
terinfeksi
virus atau
sel kanker.
Sel T ini
memiliki
vakuola
penyimpana
n yang
mengandung
senyawa
kimia,
disebut
perforin,
karena ia
melubangi
membran sel
dan
melepaskan
unit perforin
protein. Unit
ini bersatu
membentuk
lubang pada
membran
sasaran.
Setelah itu,
cairan dan
garam
masuk
sehingga sel
sasaran
akhirnya
pecah.

Limfosit, produk transformasi misterius ini, merupakan salah satu


kenyataan yang diabaikan. Padahal, ia memainkan peran sangat
menarik dalam sistem pertahanan. Mereka memeriksa sel tubuh
beberapa kali dalam sehari untuk melihat jika ada sel-sel yang sakit. Jika
ditemukan sel yang sakit atau sel yang tua, limfosit memusnahkannya.
Terdapat sekitar hampir seratus triliun sel di dalam tubuh kita, dan
limfosit hanya merupakan satu persen saja.

Sekarang, bayangkan sebuah negara yang memiliki populasi yang


sangat padat, sekitar seratus triliun. Berarti jumlah tenaga kesehatannya
(limfosit) ada-lah satu triliun. Jika kita anggap populasi dunia sekarang
adalah sekitar tujuh miliar, jumlah orang yang hidup di negara ima-jiner
kita kira-kira 14.285.000 kali populasi dunia. Lalu akankah mungkin
semua war-ga negara dengan populasi yang sangat padat ini
mendapatkan check-up satu per satu, dan lebih-lebih, beberapa kali
dalam sehari?

Pasti Anda akan katakan tidak, tetapi proses ini dijalankan di tubuh kita
setiap hari: Limfosit menjelajahi tubuh kita bebe-rapa kali dalam sehari
untuk melakukan pemeriksaan kesehatan.

Apakah mungkin mengaitkan operasi yang sangat terorganisasi oleh


sejumlah besar makhluk hidup ini dengan suatu kebetulan?

Apakah kebetulan yang menyebabkan setiap limfosit mengemban tugas


yang sangat berat ini?

Tentu saja tidak!

Allah, Penguasa alam semesta menciptakan tiap-tiap limfosit yang


berjumlah satu triliun ini dan menugaskannya untuk bertanggung jawab
melindungi manusia.

Peran limfosit sangat penting untuk melawan penyakit-penyakit menular


yang utama seperti AIDS, kanker, rabies dan TBC dan penyakit lain
yang cukup serius seperti angina dan rematik. Tentu saja bukan berarti
limfosit tidak berperan pada penyakit-penyakit lain. Bahkan, pilek tidak
lain adalah perang yang dikobarkan limfosit untuk mengusir virus flu
yang sangat berbahaya dari tubuh.

Kebanyakan musuh dapat dikalahkan tubuh dengan antibodi. Ini


mungkin membuat Anda bertanya mengapa limfosit terjun langsung ke
kancah perang padahal mereka juga telah berkontribusi dengan mem-
produksi antibodi. Namun sebagian mikroba bersifat sangat mematikan
sehingga diperlukan toksin kimia yang sangat kuat untuk memusnah-
kannya. Oleh karena itu, sebagian limfosit menggunakan toksin kimia ini
dan berpartisipasi langsung dalam peperangan.

Kalau begitu bagaimana cara sistem pertahanan ini menghentikan


musuh?

Pertama-tama, diperlukan laboratorium dan ahli kimia untuk meng-


hasilkan toksin. Struktur bahan yang dibutuhkan terlalu khusus untuk
dapat terbentuk hanya secara kebetulan. Allah, yang mengetahui bahwa
tubuh manusia akan menghadapi musuh seperti ini, atau justru men-
ciptakan musuh seperti ini supaya manusia mendapat peringatan, juga
telah mengaruniai kita limfosit untuk menyintesa toksin ini.

Jadi, apakah sudah cukup dengan bahan kimia ini saja?

Belum, karena bahan kimia ini tidak dapat bersirkulasi dengan bebas di
dalam darah, sebab hal itu akan mematikan pula sel tubuh kita sendiri.

Lalu bagaimana toksin ini dapat digunakan tanpa menimbulkan ke-


rusakan pada sel tubuh?

Jawaban atas pertanyaan ini tersembunyi dalam kesempurnaan


peciptaan limfosit. Toksin ditempatkan di dalam kantung-kantung pada
membran sel limfosit, dengan demikian senjata kimia ini dapat digunkan
dengan mudah. Limfosit menyuntikkan toksin ini hanya jika terjadi
kontak dengan sel musuh, untuk akhirnya membunuhnya.

Ada dua jenis limfosit: sel B dan sel T.

PABRIK SENJATA DI TUBUH MANUSIA: SEL B

Saat matang dan berfungsi penuh, sebagian limfosit meninggalkan


sumsum tulang dan diangkut darah ke jaringan limfatik. Limfosit ini
disebut sel B. Sel B layaknya pabrik senjata di dalam tubuh. Pabrik ini
memproduksi protein, disebut antibodi, yang dimaksudkan untuk
menyerang musuh.

JALUR SEL B

Sel limfosit mengalami proses yang sangat kompleks sebelum men-jadi


sel B. Pertama-tama, mereka terlebih dahulu harus melalui pengu-jian
yang ketat sebelum menjadi tentara yang akan melindungi kese-hatan
manusia.

Pada fase awal, sel B menyusun ulang fragmen


gen yang akan membentuk molekul antibodi.
Segera setelah penyusunan ulang selesai, gen
"direkam". Pada tahap ini, penting diperhatikan
bagaimana sel yang kecil dapat melakukan tugas-
tugas yang kompleks seperti penyusunan dan

Sebuah sel B saat


membelah diri.
perekaman. Sebenarnya yang disusun dan dicatat adalah informasi, dan
informasi dapat disusun dan dikelola hanya oleh makhluk yang memiliki
kecerdasan. Lebih dari itu, keluaran setelah penyusunannya sangatlah
penting: informasi ini nantinya akan digunakan dalam pembuatan
antibodi.

Transformasi sel B berlanjut terus dengan cepat. Dengan suatu perintah


yang tidak diketahui sumbernya, sel ini menghasilkan protein "alfa" dan
"beta" yang mengelilingi membran sel. Pada tahap selanjut-nya, terjadi
serangkaian proses rumit di dalam sel. Dengan proses ini sel dapat
memproduksi molekul yang membuatnya bisa berikatan dengan antigen.
Terakhir, sel berubah menjadi pabrik yang langsung mengenali musuh
begitu berkontak dengannya. Pabrik ini mampu memproduksi jutaan
senjata berbeda.

APAKAH SETIAP SEL B YANG DIHASILKAN DAPAT BERTAHAN


HIDUP?

Semakin kita mendalami perincian sistem pertahanan, semakin ba-nyak


keajaiban yang kita temui. Seperti telah dinyatakan sebelumnya, sel B
membuat antibodi. Antibodi adalah senjata yang dibuat hanya untuk
menyerang sel jahat. Lalu, apakah yang akan terjadi jika senjata buatan
sel B ini salah sasaran dan mulai menyerang sel baik? Dalam kasus ini,
sel lain dalam sel B memberi tanda. Tanda ini sebenarnya adalah
perintah untuk melakukan "bunuh diri". Terakhir, enzim dalam inti sel
diaktifkan dan menghancurkan DNA sel. Tubuh dilindungi oleh
mekanisme auto-kontrol yang berfungsi sempurna. Akhirnya hanya sel B
yang mempro-duksi antibodi perusak musuh saja yang akan tetap hidup.

Pada mulanya sel B hanya terdiri atas satu inti sel kompak dan sedikit
sitoplasma. Sel B lantas mengalami perubahan menakjubkan saat ber-
temu dengan antigen. Mereka membelah diri berkali-kali dan mem-
bangun ribuan titik perakitan da-lam sitoplasma untuk membuat an-
tibodi. Mereka juga membuat sis-tem kanal untuk pengemasan dan
pengiriman antibodi. Dalam satu jam, satu sel B mampu memompa
keluar lebih dari sepuluh juta molekul antibodi.

Inilah sel tunggal yang meng-ubah dirinya menjadi pabrik yang cukup
andal dalam memproduksi sepuluh juta senjata per jam ketika
menghadapi musuh. Kalau kita ingat bahwa sel ini dapat memproduksi
senjata berbeda untuk masing-masing musuh yang jutaan banyaknya,
maka kita dapat lebih memahami sebesar apa keajaiban yang kita
bicarakan di sini.

Sebagian sel B menjadi "sel pengingat". Sel ini tidak langsung turut serta
dalam pertahanan tubuh. Mereka bertugas menyimpan catatan
mengenai musuh yang telah dihadapi untuk mempercepat persiapan
perang di masa datang. Ingatan mereka sangat kuat. Ketika tubuh kem-
bali bertemu dengan musuh yang sama, dengan cepat dapat dihasilkan
senjata yang sesuai. Dengan demikian pertahanan menjadi lebih cepat
dan lebih efisien.

Di sini, kita tak tahan untuk bertanya: "Bagaimana bisa manusia, yang
menganggap dirinya makhluk yang paling maju, memiliki ingatan yang
lebih lemah dari sebuah sel kecil?"

Karena tidak mampu menjelaskan cara terbentuk dan bekerjanya


ingatan seorang manusia yang normal, para evolusionis tak pernah
men-coba menjelaskan keberadaan ingatan ini sebagai yang berkaitan
dengan evolusi.

Jika segumpal daging yang berukuran seperseratus milimeter hanya


memiliki sepotong informasi, dan menggunakan informasi ini untuk ke-
pentingan manusia dengan cara paling akurat, itu saja sudah
merupakan suatu keajaiban. Akan tetapi, yang sedang kita bicarakan di
sini jauh lebih hebat dari itu. Sel menyimpan jutaan informasi untuk
kepentingan manusia dan menggunakan informasi itu dengan begitu
tepat dalam berbagai kombinasi jauh di luar pemahaman manusia.
Manusia dapat bertahan hidup berkat kearifan yang ditunjukkan oleh sel-
sel ini.

Sel pengingat adalah sel yang khusus diciptakan untuk melindungi


kesehatan manusia. Dalam penciptaannya, Allah melengkapi sel ini
dengan kemampuan mengingat yang kuat. Jika tidak, tidaklah mungkin
bagi sel ini untuk mengembangkan strategi dengan sendirinya dan
dalam strateginya itu ada tanggung jawab untuk menyimpan informasi.
Lebih jauh, bahkan sel ini tidak menyadari akan kebutuhan untuk
melindungi kesehatan; apalagi kebutuhan untuk menggunakan suatu
strategi.

Selain itu, ada pertanyaan penting lain yang perlu dijawab mengenai
ingatan kuat sel pengingat. Setiap detik, delapan juta sel manusia
normal mati dan diganti oleh sel baru. Oleh karena itu, metabolisme
terus-me-nerus memperbarui dirinya. Akan tetapi, waktu hidup sel
pengingat ja-uh lebih panjang dari waktu hidup sel lainnya. Karakteristik
ini yang membantu melindungi manusia dari penyakit berkat adanya
informasi dalam sel pengingat. Namun sel pengingat ini tidaklah kekal,
lambat laun mereka akhirnya akan mati. Pada tahap ini ada suatu
kenyataan yang sangat mengejutkan. Sebelum mati, sel pengingat
mengalihkan informasi yang mereka miliki kepada generasi berikutnya.
Manusia sangat tertolong dengan adanya sel pengingat ini karena
dengan cara ini manusia tidak perlu terkena penyakit yang sama yang
telah dialami pada masa bayi (seperti cacar, gondongan, dan lain-lain).

Lalu, bagaimana sel ini bisa tahu bahwa ia harus mentransfer infor-
masi?

Jelaslah ini tidak dapat hanya dikaitkan kepada sel itu sendiri, melainkan
kepada kemampuan yang diberikan kepadanya oleh Pencip-tanya.

BAGAIMANA CARA SEL B MENGENALI MUSUH?

Dalam keadaan benar-benar siap berperang,


sebelum memperta-hankan tubuh, sel B belajar
membedakan musuh dari sel tubuh. Mereka tak perlu
berusaha terlalu keras untuk itu, karena sel ini dan
antibodi yang diproduksinya mampu mengenali
musuh langsung dari ben-tuknya, tanpa memerlukan
bantuan. Reseptor di permukaan sel telah diprogram
untuk menemukan antigen lalu mengikatkan diri Sebuah sel B
pada beberapa bagian kecil antigen. Dengan demi- diseliputi
kian antigen diidentifikasi sebagai benda asing. bakteri.
Dengan cara ini sel B dapat dengan mudah
mengenali antigen semisal bakteri.

APA FUNGSI SEL B?

Sel B layaknya penjaga yang selalu was-pada kalau-kalau ada mikroba.


Ketika mer-eka menemukan penyerang, mereka dengan cepat
membelah diri dan memproduksi anti-bodi. Antibodi ini berikatan dengan
mikroba seperti reseptor sel B. Di penghujung kerja keras fagosit dan sel
T, sel musuh yang oleh antibodi ditandai sebagai benda asing, dike-
luarkan dari tubuh. Pada saat menonaktifkan musuh dengan jutaan
antibodi, sel B seka-ligus menandainya untuk sel pembunuh. Di sini, ada
satu poin lain yang penting, yang sama pentingnya dengan menandai
dan memusnahkan sel-sel asing. Bagaimana sedikit gen memproduksi
sekian banyak antibodi?

Sebagaimana dibahas secara terperinci pada bagian "antibodi", sel B


memanfaatkan gen di dalam tubuh manusia untuk memproduksi anti-
bodi. Namun demikian, jumlah gen di dalam tubuh manusia lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah antibodi yang dihasilkan. Ini bukan
masalah bagi sel B. Walau ada keterbatasan ini, mereka berhasil mem-
produksi kira-kira dua juta jenis antibodi per jam.9 Sel B berinteraksi
dalam berbagai kombinasi dengan gen yang ada untuk menghasilkan
produksi seperti disebutkan di atas. Secara harfiah tidaklah mungkin
satu sel mampu memikirkan kombinasi ini. Sel-sel yang tidak memiliki
kesadaran ini diberi kemampuan untuk mengikatkan diri dalam kombi-
nasi seperti ini atas kehendak Allah. Ini karena …

"... Dia hanya mengatakan kapadanya: "Jadilah". Lalu jadilah ia."


(QS. Al Baqa-rah, 2: 117) !

Tak ada kekuatan di langit dan di bumi selain Allah yang mampu
memberi perintah bahkan hanya kepada satu dari triliunan sel. Hanya
dengan kehendak Allah-lah suatu sel dapat melakukan operasi mate-
matis seperti memproduksi senjata yang paling sesuai untuk menon-
aktifkan setiap musuh yang menyerang sel.

PASUKAN PEMBERANI: SEL T

Setelah diproduksi di sumsum tulang, sebagian limfosit bermigrasi ke


timus. Limfosit ini, yang di sini membelah diri dan matang, disebut sel T.
Sel ini matang membentuk dua kelompok: sel T pembunuh dan sel T
penolong. Setelah pelatihan selama tiga minggu, sel T bermigrasi ke
limpa, nodus limfa, dan jaringan usus untuk menunggu saat misinya.

JALUR SEL T

Sama seperti sel B, sel T juga merupakan sel yang sederhana pada
awalnya. Bedanya, sel T harus melalui jalan yang jauh lebih rumit dan
melewati serangkaian ujian yang sulit untuk menjadi sel T yang siap
melaksanakan misinya.
Pada ujian pertama, diperiksa apakah sel ini dapat mengenali musuh
atau tidak. Sel ini mengenali musuh dengan bantuan "KSU" (Kompleks
Setara-jaringan Utama, MHC = Major Histocompatibility Complex), yang
ditempatkan di permu-kaan musuh. KSU adalah molekul yang memaksa
antigen melewati serangkaian proses kimia dan menyerahkannya ke-
pada sel T.

Pada akhirnya, hanya sel yang mampu mengidentifikasi musuh saja


yang dapat hidup, yang lain tidak ditoleransi dan langsung
dimusnahkan.

Kemampuan untuk mengenali sel musuh saja belum cukup untuk


menjamin hidup sel T. Sel ini juga harus berpengetahuan luas mengenai
zat-zat yang tidak berbahaya dan jaringan tubuh manusia yang normal,
sehingga dapat mencegah konflik yang tidak diperlukan, yang akhirnya
akan merugikan tubuh. 

Bakteri dan virus membawa senyawa kimia di permukaannya,


yang disebut antigen. Sebagian limfosit menghasilkan antibodi
untuk mengikatkan diri dengan antigen, sehingga memudahkan
sel darah putih menelan bakteri tersebut. Antibodi mempunyai
ciri khas yang sangat berbeda dan mereka hanya dihasilkan
untuk dan mengikatkan diri kepada antigen khusus.
Sebagaimana diperlihatkan pada gambar di atas, antigen (segi
tiga) dengan pas sesuai dengan antibodi, lingkaran dengan
potongan segi tiga. (kiri atas). Namun antibodi yang sama
(bawah) tidak cocok dengan antigen bulat.
 

DIFERENSIASI SEL T MENURUT PERINTAH YANG DITERIMANYA

Perang belumlah berakhir untuk sel T. Sebagian calon sel T memus-


nahkan diri sendiri setelah menerima satu sinyal khusus dari sel lain.
Sangat sedikit informasi tentang sinyal yang menyebabkan sel T mem-
programkan kematiannya, atau melanjutkan hidup, atau menjadi dewa-
sa dan mentransformasikan dirinya. Dari sudut pandang ilmiah, hal ini
masih menjadi salah satu misteri sistem pertahanan yang belum terpe-
cahkan. Banyak sel serupa di dalam tubuh kita menerima sinyal dari
suatu tempat, dan memulai fungsinya setelah menerima sinyal itu.
Bagaimanakah sel ini, yang saling mengirim sinyal antara satu dengan
lainnya, mengetahui kapan dia perlu mengirim sinyal? Mahlon B.
Hoagland juga mengangkat pertanyaan yang sama dalam bukunya The
Roots of Life:

Sebuah sel yang Bagaimana sel-sel tahu kapan harus berhenti


sedang bunuh diri tumbuh? Apa yang memberi tahu mereka
(tengah). bahwa ukuran organ yang mereka susun belum
Penghancuran-diri sesuai?…Bagaimanakah sifat sinyal yang
terprogram ini untuk menghentikan pembelahan diri? Kita belum
menggantikan tahu jawabannya dan kita terus mencari
jaringan atau untuk jawabannya. 10
membuang sel yang
rusak. Memang, misteri
tentang sistem
sinyal di antara sel
masih belum terpecahkan. Satu sel batang
biasanya diharapkan membelah diri dan
membentuk dua sel baru dengan sifat-sifat
yang sama. Namun, ada semacam tombol
tersembunyi di dalam salah satu sel yang
menye-babkan transformasi mendadak
dalam sel. Sel yang baru ini adalah sel T
yang akan berperang untuk tubuh manusia.
Hal ini membawa kita kepa-da pertanyaan:
Mengapa sebuah sel mentransformasikan
dirinya menja-di sel lain yang sangat berbeda
?

Sains belum dapat menjawab pertanyaan ini. Sains dapat menjawab


pertanyaan mengenai bagaimana sel mentransformasikan dirinya, tetapi
tidak pernah dapat menjelaskan mengapa sel ini menginginkan menjadi
sel prajurit. Sains juga tidak dapat menjelaskan siapa yang memprogram
sel supaya menjadi sel yang mempertahankan tubuh pada saat dibutuh-
kan.

Hanya mereka yang mengetahui adanya Allah yang dapat mema-hami


sepenuhnya jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini.

JENIS-JENIS SEL T
Sel T terdiri atas tiga kelompok: sel T penolong, sel T pembunuh, dan
sel T penekan. Setiap sel T memiliki molekul KSU khusus yang mem-
buatnya mampu mengenali musuh.

SEL T PENOLONG

Sel ini dapat dianggap sebagai administrator di dalam sistem per-


tahanan. Pada tahap-tahap awal perang, ia menguraikan sifat-sifat sel
asing yang diabsorpsi oleh makrofag dan sel penangkap antigen
lainnya. Setelah menerima sinyal, mereka merangsang sel T pembunuh
dan sel B untuk melawan. Stimulasi ini menyebabkan sel B
memproduksi antibodi. Sel T pembunuh menyekresikan molekul yang
disebut limfokin untuk merangsang sel lain. Molekul ini menghidupkan
tombol pada sel lain dan mulai
menyalakan alarm perang.

Kemampuan sel T penolong


menghasilkan molekul yang meng-
aktivasi molekul lain, merupakan proses
yang penting. Pertama, produksi molekul
ini berhubungan dengan strategi perang
yang akan datang. Jelas sel T tidak dapat
membuat strategi itu sendiri. Jelas pula
bahwa strategi ini tidak datang hanya
dengan suatu kebetulan belaka.
Gambar ini
memperlihatkan cara sel Lagipula, mengembangkan strategi
memecah mikroba dan belumlah cukup. Molekul di da-lam sel,
menyerahkannya kepada yang akan menyalakan tombol untuk
sel T. Seperti yang memulai produksi pada sel lain, harus
ditunjukkan di bagian disintesis dengan tepat. Untuk itu, dia
kanan, sel T akan harus betul-betul tahu mengenai struktur
diaktivasi hanya jika kimia sel lawan. Satu kesalahan saja
reseptor antigennya cocok pada produksi molekul ini akan
dengan antigen tersebut, melumpuhkan keseluruhan sistem
jika molekul CD4 pertahanan. Ini kare-na suatu pasukan
menempel ke kompleks tanpa suatu komunikasi akan
antigen, dan jika sejumlah dimusnahkan bahkan sebelum pasukan
molekul lain (kanan) ini meluncurkan pertahanannya.
berkombinasi satu sama
lain. Mekanisme Keberadaan molekul ini saja sudah cukup
pengamanan ini mencegah untuk membuktikan kemustahilan teori
agar sel T matang tidak
melancarkan serangan
kekebalan terhadap tuan
rumahnya.
evolusi, karena prasyarat sistem pertahanan adalah adanya molekul ini
sejak awal. Jika sel T penolong gagal menyiagakan sel lain dengan
bantuan molekul limfokin, berarti tubuh manusia menyerah kepada virus.

SEL T PEMBUNUH

Sel T pembunuh adalah unsur paling


efisien dalam sistem pertahanan. Pada
bab-bab sebelumnya, kita telah
mempelajari bagaimana virus dinon-
aktifkan oleh antibodi. Namun demikian,
ada kasus saat antibodi tidak dapat
mencapai virus yang telah menyerang
suatu sel. Untuk kejadian seperti ini, sel T
pembunuh membunuh sel yang sakit
yang telah diserang oleh virus.

Pengamatan saksama mengenai cara sel


T pembunuh membunuh sel yang sakit
menyingkapkan suatu seni dalam
penciptaan dan suatu kearifan yang
sangat agung. Sel T pembunuh terlebih
dahulu harus membedakan antara sel
normal dan sel yang di dalamnya terdapat musuh yang bersembunyi.
Sel T pembunuh mengatasi masalah ini dengan bantuan sistem molekul
KSU yang telah ada padanya. Ketika mereka melihat sel yang telah
diserang, mereka menyekresikan suatu bahan kimia. Sekresi ini
melubangi membran sel dengan cara berbaris berdampingan sangat
berdekatan dalam suatu lingkaran. Selanjutnya sel mulai bocor dan sel
mati.

Sel T pembunuh menyimpan senjata ini dalam bentuk granular. Dengan


demikian senjata kimia ini selalu siap digunakan. Para ilmuwan takjub
ketika menemukan kenyataan bahwa sel memproduksi senjata-nya
sendiri dan menyimpannya untuk digunakan pada masa yang akan
datang. Bahkan lebih menakjubkan lagi adalah rincian cara sel ini
memanfaatkan senjata kimianya.

Ketika musuh mendekati sel tuan rumah, mikrogranular ini bergeser ke


ujung sel searah dengan musuh. Kemudian mikrogranular menyentuh
membran sel, melebur ke dalamnya, dan sambil mengembangkan ukur-
annya, mikrogranular melepaskan zat yang ada di dalamnya.
SEL PEMBUNUH ALAMIAH: "PA"

Limfosit yang diproduksi di dalam sumsum tulang ini, juga tersedia di


limpa, nodus limfa, dan timus. Fungsi mereka yang sangat penting
adalah membunuh sel tumor dan sel pembawa virus.

Dari waktu ke waktu, sel-sel penyerang melakukan cara-cara yang jahat.


Kadang mereka bersembunyi dengan sangat rapi di dalam sel tubuh
sehingga baik antibodi maupun sel T tak dapat mengenali musuh ini.
Segala sesuatu tampak normal dari luar. Dalam keadaan seperti itu,
sistem pertahanan bagaimanapun menduga adanya anomali dan sel PA
segera menuju daerah tersebut melalui darah. Limfosit pembunuh
mengelilingi sel tempat musuh bersembunyi ini dan mulai memper-
mainkannya. Saat itulah sel musuh dibunuh oleh zat racun yang di-
injeksikan ke dalamnya.

Bagaimana sel-sel ini mengenali musuh masih merupakan pertanyaan


yang belum terjawab. Reseptor yang seharusnya ada di permukaan dan
memungkinkan mereka mengenali sel target belum ditemukan. Oleh
karena itu mekanisme yang digunakan untuk mengenali musuh belum
dipahami dengan jelas.

Dengan seluruh teknologi yang ada, manusia masih belum mampu


menyelesaikan rincian yang digunakan oleh sistem ini untuk meng-
identifikasi musuh. Barangkali kemajuan teknologi di masa datang akan
memberikan seberkas sinar pada sistem ini sehingga masalah ini tidak
lagi merupakan misteri. Ini juga akan menjadi bukti yang menyata-kan
kesempurnaan sistem yang ada sekarang dan bukti tentang rumitnya
perencanaan yang terlibat dalam penciptaannya.

SEL DARAH

- Trombosit 
Proses penggumpalan (koagulasi) darah sudah dianggap kejadian biasa
yang sering terabaikan. Namun demikian, jika saja sistem sem-purna
yang memungkinkan penggumpalan darah ini tidak ada, manusia akan
mengalami risiko yang cukup berarti dan bahkan pen-darahan yang
menyebabkan kematian hanya dari satu luka ringan. Trombositlah salah
satu sel darah, diproduksi di sumsum tulang, yang melaksanakan tugas
ini. Penggumpalan darah juga melibatkan suatu bahan yang disebut
serotonin. Yang disebutkan terakhir ini berperan penting dalam reaksi
alergi.

- Eosinofil 
Sel darah ini memiliki kemampuan untuk melakukan
fagositosis, yaitu memusnahkan setiap sel asing
yang memasuki tubuh.

- Basofil 
Basofil adalah sel darah berinti tunggal yang kasar
dan besar. Jumlahnya dalam darah hanya sedikit,
tetapi banyak di kulit, di dalam dan di sekitar limpa,
serta di jaringan konektif usus.

- Neutrofil
Dengan suatu kualitas antibakteri, sel-sel darah ini melindungi
organisme dari bahan benda-benda asing. Selain itu sel-sel ini
membantu sistem pertahanan dengan kemampuan fagositosisnya.

SEL YANG MENYERAHKAN


ANTIGEN (ANTIGEN
PRESENTING CELLS): "SMA"

Tugas sel ini adalah


menyerahkan antigen (musuh)
kepada sel T. Mengapa ada sel
yang melaksanakan fungsi
(tanggung jawab penting) seperti
ini jelas membutuhkan
penjelasan lebih lanjut. Sel ini
tahu bahwa sel T menjaga tubuh
manusia. Sel ini mengenali
musuh dan menyerahkan musuh yang ditangkapnya kepada sel T untuk
melengkapi sel T dengan pengetahuan mengenai musuh.

Mengapa sel ini mau melakukan tugasnya? Menurut teori evolusi, sel ini
seharusnya hanya memikirkan kesejahteraan dirinya sendiri. Akan tetapi
ia melayani sistem, padahal tidak mendapat keuntungan darinya.

 
Yang lebih menarik, SMA
sangat mengetahui kebutuhan
sel T. Berdasarkan hal itu,
SMA akan memecah sel
musuh dan memberikan
kepada sel T hanya urutan
asam amino sel musuh saja.
Berarti SMA bahkan
mengetahui bahwa sel T akan
mengekstrak informasi yang
diperlukan dari urutan asam
amino ini.
Contoh molekul SMA adalah
makrofag. Mereka melakukannya Sampai pada tahap ini, ada
dengan memerangkap benda asing perlunya mengingat kembali
ke dalam ruang di sitoplasmanya satu hal: Kita menyebutkan
bagian sel di luar inti sel dan kegiatan seperti "mengetahui",
menyuntikkan senyawa kimia "menghitung", "berpikir",
pencerna ke dalamnya. Senyawa ini "melayani". Tanpa
memecah bakteri menjadi fragmen dipertanyakan lagi, semua
protein penyusunnya, fragmen yang kegiatan tadi membutuhkan
tidak membahayakan dan malah bisa suatu kesadaran tertentu.
dimanfaatkan. Mustahil makhluk hidup yang
tak memiliki kesadaran
melaksanakan kegiatan ini.
Padahal, sekarang kita sedang membahas kemampuan ini sebagai
kemampuan yang ada di dalam benda yang sangat kecil: sel biasa,
kecil, dan tidak memiliki kesadaran.

Jawaban atas pertanyaan ini sangatlah jelas. Dialah Allah yang


menciptakan SMA dan sel T, serta sel lainnya di tubuh. Kesemuanya
bekerja harmonis dalam satu sistem yang sama.

Anda mungkin juga menyukai