Revolusi diartikan sebagai perubahan besar-besaran didalam kehidupan
masyarakat yang dikarenakan ketidakadilan yang dirasakan terhadap pemerintah dari berbagai belenggu, baik dalam bentuk HAM, berpolitik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Hampir semua Negara didunia mengalami pergolakan besar-besaran untuk suatu perubahan demi kemakmuran rakyat, begitu pula yang terjadi di Kawasan Timur Tengah. Revolusi yang terjadi di Kawasan Timur Tengah terjadi dikarenakan kaum muda merasa ketidakadilan terhadap Pemerintah yang telah berkuasa selama puluhan tahun memimpin dengan cara diktator. Apalagi kita tahu karateristik pemimpin di kawasan Timur Tengah adalah menggunakan sistem militeris, seperti Presiden Ali Zaenal Abidin ( Tunisia), Hosni Mubarak ( Mesir), Ali Abdullah Shaleh ( Yaman), Qaddafi ( Libya), Abdel Aziz Bauteflika (Aljazair), Raja Hasan IV ( Maroko), Raja Abdullah ( Yordan), Raja Abdullah ( Arab), juga sebelumnya Jendral Ja’far Numaeri ( Sudan) yang terlebih dahulu. Hampir Negara Kawasan Timur Tengah mengalami pergolakan revolusi. Revolusi di Timur Tengah sebenarnya bukan hanya terjadi pada bulan Januari 2010, akan tetapi pada tahun 1979 Ayatullah Ruhullah Khomeini pernah memimpin revolusi Islam dengan menumbangkan penguasa monarkhi (Iran) Shah Pahlevi. Sejak Ayatullah Ruhullah Khomeini berhasil menumbangkan pemerintah, berpengaruh kepada Negara-negara barat Khususnya AS, karena kita tahu sendiri bahwa Negara Iran Wilayah kaya Minyak. Disamping itu Ayyatullah Ruhullah Khomeini mengorentasikan kebijakan luar negerinya dengan menyebarkan nilai-nilai revolusi Islam kepada Negara-negara di kawasan Timur Tengah agar kaum muslim bangkit melawan para penguasa yang represif. Apa yang dinginkan Ayatullah ini terwujud, hal ini terbukti dengan munculnya pergerakan-pergerakan untuk melawan Penguasa yang diktator, sehingga di Timur Tengah banyak terjadi konflik. Revolusi yang terjadi di Timur Tengah tidak hanya dialami Negara-negara besar akan tetapi juga dialami Negara kecil dikawasan Timur Tengah, seperti halnya Negara Tunisia. Negara Runisia merupakan Negara kecil di Timur Tengah yang memiliki penduduk kurang dari 10 juta jiwa, rakyatnya berhasil menggulingkan penguasa ( Ali Zaenal Abidin) yang depasif, yang memerintah selama 23 tahun. Uniknya revolusi yang terjadi di Tunisia ini diawali seorang pedagang kecil yang bernama Muhammad Bouazzi yang membakar dirinya sendiri didepan kantor pemerintah daerah dimana merupakan bentuk protes kepada pemerintah dikarenakan perlakuan pemerintah yang tindakannya tidak pro rakyat. Perbuatan yang dilakukan Bouazzi inilah membakar semangat rakyat Tunisia, sehingga pada tanggal 17 Desember 2010 di Tunisia terjadi Protes besar-besaran, dengan muncul korban dimana-mana. Revolusi yang terjadi di Tunisia ini merupakan kartu domino pertama, yang akhirnya menjalar ke Negara Timur Tengah lainnya, Seperti halnya Mesir, Libya, Alzajair, Yaman, Bahrain, Yordania. Mesir sendiri dipimpin seorang penguasa Yang bernama Hosni Mubarak, dia memerintah dengan system militeris dan diktator selama 31 tahun. Pemerintahan Hosni Mubarak pun menyuburkan system KKN dan tingkat pengangguran serta kemiskinan di Mesir sangat tinggi. Dari ini dan berita yang terjadi pada Negara Tunisia inilah yang akhirnya muncul pergolakan dari rakyat Mesir untuk menuntut sang penguasa turun dari tampuk pemerintahannya, tetapi tidak mau turun sehingga muncul banyak korban dari rakyat sipil. Pemerintahan Hosni Mubarak tidak selemah pemerintahan Ben Ali, karena pemerintahan Hosni Mubarak didukung pihak militer pada awalnya. Jadi pada waktu rakyat menentang pemerintahan maka pihak militer membentengi. Akan tetapi perlawanan yana terjadi ini berlangsung sangat singkat, sehingga pada hari Jumat pada tanggal 11 Pebruari 2011 Presiden yang telah berkuasa selama 31 tahun ini menyerahakan tampuk kekuasaanya kepada dewan tinggi Angkatan Bersenjata. Peristiwa yang terjadi pada Tunisia dan Mesir inilah mengikhlami seluruh rakyat yang berada di Timur Tengah. Yang seakan mengulang kembali peristiwa yang terjadi pemberontakan yang paling poluler pada 162 tahun yang lalu, yang dimulai dari Sisilia dan Prancis. Revolusi yang terjadi pada tahun 1848 peristiwanya hampir sama dengan apa yang terjadi pada Timur Tengah, karena akibat pengaruh yang terjadi di Mesir dan di Tunisia ini berpengaruh pada semenanjung Arab lainnya, seperti Sudan, Yaman, Bahrain dan Libya. Di Yaman sendiri ribuan demonstran memenuhi jalanan Sanaa, ibu Kota Yaman. Serupa di Tunisia dan Mesir, rakyat Yaman menghendaki perubahan total dalam pemerintah. Mereka menyatakan mosi tidak percaya pada rezim yang berkuasa saat ini. Rakyat Yaman merasa kecewa kepada pemerintah karena pemerintah tak mampu memenuhi kesejahteraan rakyat. Selama lebih 30 tahun Yaman dipimpin Presiden Ali Abdullah Saleh. Itu dimulai saat Yaman masih menjadi Republik Yaman Utara. Di Libya pun juga mengalami revolusi yang meruntuhkan kekuasan sang diktator yang bernama Muamar Qadhafi, Pemimpin Libya ini berkuasa di Libya selama 42 tahun, dia telah menjadi pemimpin yang kuat dan diktator dalam kekuasaannya, sehingga mengakibatkan krisis yang terjadi di Libya, bahkan tak segan membantai kaum oposisi yang menentangnya. Dan dalam suatu media yang menulis pernyataan dari Qadhafi yang menunjukkan sebagai seorang yang diktator “ Libya merupakan Negara kakek saya, jadi Negara Libya adalah Milik saya”. Dari pernyataan penguasa ini dan tindakan kesewengannya akhirnya menjadikan rakyat Libya turun di jalan menentang rezim Muammar Qadhafi. Hal ini memaksa pemerintah Libya tidak membolehkan wartawan asing masuk ke negara itu. Saluran internet berulang kali diputus oleh pemerintah, yang menyensor informasi terkait peristiwa di Libya dan seruan demonstrasi yang dipublikasikan lewat facebook atau portal internet lainnya. Di Bahrain berita Revolusi Tunisia dan Mesir mendorong Warga Bahrain meminta tampuk pimpinan pemerintahan yang didominasi Islam aliran Sunni diserahkan kepada kaum Syiah. Alasannya, 70 persen warga Bahrain merupakan umat Syiah. Gerakan ini diawali oleh tokoh komunitas muslim syiah dan pihak oposisi melalui situs jejaring sosial facebook yang mengajak warga Bahrain untuk ikuti melakukan aksi unjuk rasa antipemerintah mulai Senin (12/2/2011) demi menuntut reformasi politik, sosial dan ekonomi. Pasalnya, selama ini pihak kerajaan yang beraliran Suni dinilai telah bertindak diskriminatif terhadap kelompok Syiah. Begitupula yang terjadi di Aljazair rakyat aljazair telah mulai turun ke jalan- jalan di Aljir, ibukota Aljazair, pada Sabtu (12/2/2011) untuk menuntut agar Presiden Abdulaziz Bouteflika yang telah berkuasa selama 49 tahun, mundur dari jabatannya. Dari peristiwa yang terjadi di Timur Tengah ini ternyata yang memotori pergerakan adalah kaum intelektual muda. Ditambah lagi dengan teknologi yang cukup berkembang seperti halnya situs jejaring social ( twitter, facebook) digunakan sebagai alat komunikasi untuk memulai pergerakan dalam memulai suatu revolusi.Yang tak hanya satu Negara saja tapi juga merembet ke Negara-negara yang berada di Timur Tengah. Kediktatoran sang penguasa yang menyebabkan krisis ekonomi suatu Negara dan perampasan HAM sehingga menjadikan lahirnya suatu Revolusi. Yang dimaksudkan kesewenang-wenangan penguasa yang mengakibatkan kesulitan rakyat dibidang ekonomi sehingga memacu perlawanan dari rakyat dan kaum intelektual muda. Selain itu pula kehidupan para penguasa yang hidup Mewah sehingga terjadi kesenjangan sosial. Berdasarkan sumber Global Finance tahun 2009 pendapat GDP/kapita untuk Libya hingga mencapai $13.400 & Tunisia $9.849, bandingkan dengan Indonesia yang hanya mencapai $4.000), hal ini memicu kemarahan rakyat dan mendorong terjadinya Revolusi yang mengharapkan terwujudnya demokrasi. Dari revolusi yang terjadi di Timur Tengah ternyata dapat menggulingkan rezim yang despasif yang berkuasa hingga beberapa periode lamanya, apalagi dilakukan delam waktu yang singkat. Revolusi yang terjadi di Timur Tengah ini ternyata tidak hanya berpengaruh terhadap Negara itu sendiri yang mengalami pergolakan revolusi, ataupun Negara sekitar melainkan sampai ke seluruh dunia. Amerika Srikat sendiri pun sebagai Negara Adi Kuasa melihat apa yang terjadi di Timur Tengah pun tidak tinggal diam saja, juga ikut didalamnya, seperti halnya yang terjadi di Mesir Negara Amerika pun ikut turun. Banyak Negara di dunia yang menerima imbas dari revolusi yang terjadi Timur Tengah, selain mengganggu stabilitas dari Negara lain juga akibat dari revolusi ini berdampak pada bidang ekonomi karena dengan adanya pergolakan yang terjadi di Timur Tengah mengakibatkan harga minyak mentah dunia semakin meningkat hingga $120 per barel tertinggi sejak 2008. Ditambah lagi Arab Saudi yang penghasil Minyak Mentah Dunia pun terseret didalam pergerakan revolusi ini, sehingga dapat dipastikan harga minyak mentah pun semakin naik hingga mencapai $ 150/barel bahkan bisa mencapai $200/barel. Kita tahu Minyak merupakan kebutuhan dasar dari berbagai produk utama. Apabila harga semakin naik per barel mengakibatkan melambatnya perekonomian dunia bahkan yang paling buruk dapat membuat kolaps Negara-negara eropa dan Amerika Serikat yang selama ini men-stimulus perekonomiannya dengan utang luar negeri, jika target pertumbuhan ekonomi yang terjadi jauh dibawah ekspektasi pertumbuhan ekonomi, bukan tidak mungkin utang luar negeri negara-negara tersebut tidak dapat terbayarkan. Yang akhirnya juga berdampak pula dengan perekonomian di kawasan Asia termasuk Indonesia. Selain naiknya harga minyak mentah dunia, apa yang terjadi di Timur Tengah mempengaruhi perdagangan global. Dimana kita tahu perdangan global di daerah ini termasuk perdangan yang paling ramai sehingga banyak investor yang tertarik didalam. Akibat ini sempat juga beberapa saat perdagangan global mengalami hambatan, yang juga mempengaruhi bursa saham. Bagi Indonesia sendiri revolusi yang ada di Timur Tengah memberi dampak baik dalam dunia politik, ekonomi, sosial, maupun didalam pendidikan. Seperti halnya yang terjadi pada Iran pada tahun 1979 hampir sama terjadi pada Indonesia pada tahun 1998 dimana terjadi pergantian tambuk pemerintahan yang selama ini memerintah hampir 32 tahun, yang digulingkan kaum Muda.
2. Dampak Positif
Pada tahun 1998 Indonesia juga mengalami pergerakan besar-besaran yang di
motori kaum muda, yang terjadi pada waktu itu hampir sama yang terjadi pada Iran tahun 1979 yang di Motori Ayatullah Ruhullah Komaeni menumbangkan kekuasaan Shah Palevi. Apalagi dari pergerakan revolusi yang ada di kawasan Timur Tengah ( Iran) ini memberi perkembangan islam, begitu pula perkembangan islam yang ada di Indonesia. Revolusi yang ada di Iran ini yang dijuluki dengan revolusi Islam. Revolusi Islam ini memberikan pengaruh bagi Indonesia, khususnya dikalangan umat Islam di Indonesia, bahwa kekuatan politik yang beridiologi islam dapat menumbangkan suatu rezim. Apalagi pada waktu itu rezim tersebut ditopang oleh Negara Adi kuasa Amerika Srikat yang ingin menguasai minyak. Didalam revolusi islam yang diajarkan Ayatullah Ruhullah Komaeni ini mengajarkan akan “Keadilan, Kebebasan dan Persamaan Hak, serta menentang akannya suatu peninndasan”. Disini pula mengajarkan jaminan rakyat untuk mendapatkan penghidupan yang lebih baik . Negara Indonesia sendiri merupakan Negara di Kawasan Asia yang memliliki masyarakat yang memeluk Islam paling banyak, dan Perkembangan Islam Kontemporer di Indonesia dipengaruhi dari Revolusi Islam yang pernah terjadi di Iran. Paling tidak dari ajaran didalam revolusi islam yang mengajarkan keadilan dan persamaan hak dapat menepis anggapan dari Negara Barat dalam hal ini adalah Negara Amerika Srikat bahwa Islam bukan suatu agama yang radikal, akan tetapi agama Islam adalah agama yang tidak mengekang hak seseorang, saling menghormati, dan menyeimbangkan kebudayaan yang ada didalam suatu Negara. Dari sini membuka Amerika Srikat memulai untuk melakukan kerjasama dengan Negara-negara muslim terutama dengan Negara yang memiliki penduduk muslim paling banyak, begitu pula dengan Negara Indonesia dalam hal diplomasi akan kerukunan antar umat beragama. Seperti halnya pada waktu kunjungan Barack Obama ke Indonesia juga melakukan kunjungan ke Istiqlal, disini terlihat bahwa Amerika Srikat mulai membuka diplomasi untuk kerukunan umat beragama dan forum komunikasi masyarakat muslim Indonesia dengan pemerintah Amerika Srikat. Bukan hanya Revolusi Islam yang terjadi di Iran pada waktu itu yang mempengaruhi Negara Indonesia didalam perkembangan Islam. Akan tetapi juga revolusi Timur Tengah yang terjadi pada saaat ini juga mempengaruhi dengan Indonesia abik dibidang sosial, pendidikan, ekonomi da politk. Revolusi yang terjadi di Timur Tengah saat ini seperti bola emas yang menggelinding dan tidak hanya hanya dirasakan oleh Negara-negara di sekitar Timur Tengah akan tetapi juga dirasakan Negara-negara di dunia termasuk juga Negara Indonesia. Revolusi yang terjadi di Timur Tengah pada saat ini mengingatkan kita peristiwa yang terjadi tahun 1998. Presiden Suharto yang sudah memerintah selama 32 tahun lengser oleh kaum intektual muda. Hal ini dikarenakan sebab yang hampir sama dengan apa yang terjadi di Timur Tengah yaitu ketidak percayaan rakyat yang diwaliki kaum mahasiswa dengan pemerintah, karena pemerintahan pada waktu itu dianggap tidak pro rakyat, timbul KKN dimana-mana, aset-aset yang penting bagi Negara di kuasai penguasa dan kroni-kroninya. Selain itu juga masalah pengekangan demokrasi dan HAM, dimana rakyat tidak boleh bersuara dan mengkritisi kebijakan dari pemerintah. Dan Pemerintah sendiri pun didukung oleh militer kala itu. Revolusi yang terjadi di Timur Tengah dikarenakan pengekangan hak sosial, HAM dan politik dari sang penguasa, sehingga banyak sekali pengangguran, kemiskinan, juga pembatasan dalam berpolitik. Di Indonesia saat ini pun juga menghadapi hal yang demikian terjadi kesenjangan sosial seperti pengangguran dan kemiskinan yang sampai sekarang belum bisa teratasi oleh pemerintah. Contoh kesenjangan yang nyata yang terjadi di Indonesia adalah pembangunan gedung DPR yang dilengkapi fasilitas-fasilitas mewah. Hal ini mencerminkan kesenjangan sosial, apalagi rakyat bawah masih banyak dibawah garis merah. Apabila pemerintah Indonesia diam begitu saja maka apa yang terjadi di Timur Tengah akan terjadi pula di Indonesia. Harusnya apa yang terjadi di Timur Tengah memberikan keuntungan bagi Negara Indonesia karena dapat dijadikan suatu cerminan guna perkembangan Indonesia dimasa depan. Pembelajaran yang dapat di peroleh Pemerintah Indonesia dari revolusi yang terjadi di Timur Tengah diantaranya : 1) Kemampuan pemerintah Indonesia dalam pemenuhan hidup rakyatnya. Dan hal ini sangatlah penting, karena dapat menjaga kestabilan Indonesia yang rentan sama halnya dengan Timur Tengah karena pengekangan hidup didalam garis kemiskinan dapat menjadikan orang untuk bertindak radikal agar dapat melanjutkan hidup. Mengingat daya pangan rakyat dan harga minyak memperngaruhi daya beli masyarakat Indonesia. Karena dengan berkurangnya daya beli masyarakat akan berpengaruh juga terhadap pertumbuhan ekonomi yang didominasi dari dalam negeri. 2) Pemerintah harus dapat menciptakan system demokrasi bukan hanya dari segi kuantitas tetapi juga harus dalam segi kualitas. Kita tahu bahwa Indonesia membanggakan diri akan Negara yang tinggi dengan demokrasinya dan juga Negara yang paling banyak mengadakan pemilihan umum baik dari skala Nasional sampai ke daerah yang dikembalikan kepada masyarakat pemilih dalam jangka 5 tahun. Akan tetapi kita tahu Pemilu yang terjadi di Indonesia banyak sekali praktik politik uang dan Nepotisme yang berakibat pemerintah tidak efektif dan efisien dan srta tersandra konflik. Buruknya kualitas demokrasi yang terjadi di Indonesia ditambah lagi keadaan ekonomi yang buruk dapat memicu terjadinya revolusi di Indonesia. Harusnya pemerintah Indonesia dari sekarang sudah tanggap dan bersama-sama menghindarkan kondisi Indonesia dari kondisi yang “fail State” dan menciptakan Negara yang Ideal Pro Rakyat. Kita tahu bahwa selain ketakpercayaan rakyat kepada Pemerintah, faktor lain yang memicu didalam terjadinya revolusi di Timur Tengah adalah perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi dengan media komunikasi seperti teknologi satelit, computer, ponsel, dan Internet yang memanfaatkan situs jejaring sosial yang memainkan peran yang kuat dalam menginformasikan, mendidik, dan menghubungkan orang-orang untuk saling berkoordinasi dalam mengkritisi pemerintah. Model Revolusi yang ada di Timur Tengah tidak menggunakan superinfluential people atau coordinator lapangan dalam menggerakkan Kaum Muda, akan tetapi menggunakan media teknologi untuk berkoordinasi. Sehingga Pemerintah Mesir dan Libya sewaktu terjadi pergolakan ini akhirnya memutus jaringan internet dan melarang station televisi untuk tidak menyiarkan peristiwa tersebut, agar tidak saling berkoordinasi antar para demostran. Peristiwa yang terjadi di Timur Tengah ini yang menggunakan media satelit, computer, ponsel dan internet sebagai alat komunikasi, akhirnya membuat pemerintah Indonesia pun juga lebih tanggap dan memperhatikan perkembangan teknologi untuk stabilitas Nasional. Sehingga Pemerintah Indonesia mengadakan kerjasama dengan Pihak Asing dalam hal ini adalah pemerintah Canada guna memantau perkembangan Teknologi dengan membangun suatu server. Pembentukan server ini selain memantau perkembangan teknologi dan stabilitas Nasional juga memberi dampak positif lain mengenalkan jenis komunikasi baru kepada masyarakat. Selain itu pula pergolakan yang terjadi di Timur Tengah dapat menarik investor asing yang mulanya menanam sahamnya di Timur Tengah beralaih ke Asia termasuk pada Indonesia, sehingga dapat menambah devisa bagi Indonesia . 3. Dampak Negatif Selain dampak Positif yang diakibatkan revolusi di Timur Tengah Juga mempengaruhi dampak negative bagi pemerintahan Indonesia. Seperti halnya didalam bidang Ekonomi. Masalah yang terjadi di Timur Tengah mengakibatkan harga minyak mentah dunia semakin melesat. Kita tahu bahwa daerah Timur Tengah merupakan kawasan penghasil minyak terbesar. Dari ketidakstabilan di Kawasan Di Timur Tengah menyeret Arab Saudi didalamnya sehingga harga minyak mentah di dunia terus meningkat tajam terus naik dan dan menembus kisaran $120 per barel atau bahkan sampai mencapai $200 per barel. Tentu saja hal ini tidak saja membuat Indonesia tinggal diam. Indonesia sendiri mempunyai cadangan devisa US $100 miliar tidak dapat menjamin aman karena dengan kekacauan yang terjadi di Timur Tengah mengakibatkan subsidi BBM semakin meningkat, karena Timur Tengah merupakan salah satu pengekspor Minyak, apabila persediaan subsidi di Indonesia berkisar Rp 92,8 trilyun dengan asumsi harga minyak dunia $80 Per barel. Sehingga mempengaruhi komoditi ekspor empor Indonesia dengan Timur Tengah. Dan masalah meningkatnya harga minyak ini pun juga mengakitbatkan nilai tukar rupiah meningkat tipis terhadap Dolar AS dibuka menguat tipis di Rp8.860 per dolar AS dibandingkan penutupan sebelumnya di Rp8.875 per dolar AS. Akibat dari revolusi di Lybia dengan meningkatnya harga minyak mentah per barelnya di pasar uang tumbuh risk aversion, yang berpotensi melemahnya nilai mata uang rupiah terhadap dolar AS. Apalagi sewaktu Qadafi berstetmen tidak akan mundur sampai mati rupiah berpeluang melemah ke level Rp8.910dan kalaupun menguat tidak akan melampaui level 8.855 per dolar AS. Sedangkan nilai rupiah berpotensi memperoleh sentimen positif apabila rilis laporan awal Gross Domestic Product (GDP) AS untuk kuartal pertama 2011 diperkirakan naik menjadi 3,3% dari kuartal sebelumnya yang 3,2%. Tetapi, sentimen yang paling utama berasal dari krisis Libya pada waktu itu. Kondisi tersebut mengakibatkan risk aversion, dimana pelaku pasar menjauhi aset-aset yang bersiko. Yang akhirnya dapat mengakibatkan gelombang inflasi yang menghempaskan ekonomi global pada resesi. Selain itu juga revolusi yang terjadi di Timur Tengah mengakibatkan ekspor- Impor Indonesia mengalami kelesuan khususnya didaerah Timur Tengah. Sebelum terjadi peristiwa ini Indonesia dapat melakukan ekspor Impror baik ke Lybia maupun ke Mesir, akan tetapi pada waktu daerah terjadi kekacauan sempat juga Indonesia menghentikan ekspor-Impor ke Timur Tengah sementara waktu. Dari penghentian ini juga banyak sekali para pengusaha yang mengalami kerugian bahkan gulung tikar, misalnya pengusaha karpet, sajadah dan Peci di daerah Kudus, Pekalongan yang selama ini melakukan ekspor ke Mesir dikarenakan apa yang terjadi diMesir sehingga membuat barang tidak dapat dikirim dan menumpuk dan merugi hingga ratusan juta. Begitu pula untuk pengeksporan Karet dan lemak hewan/minyak sayur ke Tunisia yang selama itu mengalami meningkatan pada waktu Timur Tengah mengalami pergolakan terjadi penurunan yang cukup drastic. Selain dibidang Ekonomi apa yang terjadi di Timur Tengah ini mempengaruhi dibidang sosial yaitu tenaga kerja. Selama ini Indonesia mendapatkan devisa paling besar adalah melalui pengiriman Tenaga Kerja Indonesia. Apalagi kita tahu sendiri pengiriman TKI ini paling besar di daerah Timur Tengah, seperti di Arab Saudi, Mesir. Pergolakan yang terjadi di Timur Tengah yang hampir merata dalam waktu berdekatan mengakibatkan penghentian pengiriman TKI ke Timur Tengah, serta Pemulangan para TKI yang berada di Timur Tengah secara besar-besaran. Dan Pemulangan ini yang dilakukan pemerintah menambah pengeluaran Negara. Hal ini dilakukan karena Pemerintah bertanggung jawab atas keselamatan para TKI yang bekerja di luar Negeri. Dampak negative lainnya adalah di bidang pendidikan. Kita tahu bahwa banyak mahasiswa Indonesia yang belajar memperdalam Ilmu agama Islam ke Al Azzar Mesir. Bahkan ada suatu kawasan di Cairo yang merupakan komunitas Pelajar Indonesia. Akibat Pergolakan yang melawan pemerintahan Mubarak oleh kaum intelektual muda mempengaruhi penghentian system pembelajaran di Al Azzar Mesir. Bahkan sampai meluas dikawasan yang komunitas adalah Pelajar Indonesia. Dari peristiwa ini mejadikan pemerintah Indonesia mengambil inisiatif untuk mengumpulkan para pelajar Indonesia yang ada disana dan memulangkan secara bertahap ke Indonesia. Pemulangan para pelajar dan para TKI yang berada di Timur Tengah tidak hanya dilakukan pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah yang memulangkan warganya sampai daerah asalnya. Dari kekacauan yang terjadi di Timur Tengah ini pemerintah sendiri tidak tinggal diam, presiden sendiri melalui pidatonya akan ikut menengahi perdamaian di daerah Timur Tengah melalui Dewan Keamanan PBB. Pemerintah Indonesia sendiri pun akibat dari revolusi yang terjadi di Timur Tengah harus mengambil langkah-langkah dengan menaikkan posisi cadangan pangan dalam negeri, dengan cara mengintensifkan peningkatan produksi pangan. Selain itu, untuk mengantisipasi dampak krisis politik di Mesir terhadap perekonomian Indonesia, pemerintah Indonesia harus mengamankan sektor ekspor. Caranya adalah, Indonesia harus melakukan diversifikasi ke pasar Amerika dan Eropa. Selama ini Indonesia lebih menekankan diversifikasi ke pasar Asia, namun tidak menggalakkan ke pasar Amerika dan Eropa. Diversifikasi pasar adalah sebagai upaya untuk mengantisipasi resesi di Timur Tengah akibat krisis politik di Mesir. Krisis ini bisa menurunkan pertumbuhan negara-negara di Asia karena resesi di negara-negara maju di Timur Tengah. Begitu pula agar Indonesia tidak terjadi peristiwa yang sama di Timur Tengah Pemerintah harus benar-benar melakukan suatu pembenahan diri, baik dalam proses pemilihan wakil rakyat yang harus lepas dari unsur politik uang dan Nepotisme, juga Pemerintah yang memang harus meningkatkan kehidupan rakyat agar tidak dibawah garis kemiskinan. Begitu pula untuk para wakil rakyat harus melakukan intropeksi diri dangan bercermin peristiwa yang terjadi di Timur Tengah. Tidak mengatas namakan Oposisi, golongan dan kepentingan sendiri. Semoga Perubahan yang terjadi di Indonesia tidak menimbulkan banyak pertentangan dan korban.