Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
(Pengaruh Disiplin Dan Iklim Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat Pemerintah
Kelurahan Di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap)
Oleh :
RUSWATI
F1B001050
PURWOKERTO
2005
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
(Pengaruh Disiplin Dan Iklim Kerja Terhadap Efektivitas Pelayanan Aparat Pemerintah
Kelurahan Di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap)
Oleh :
Ruswati
F1B001050
Pembimbing
1. Pembimbing I
NIP. 131691611
2. Pembimbing II
NIP. 131657334
3. Penilai Pendamping
NIP. 131996098
Mengetahui
NIP. 131569011
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang
pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau
diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam
daftar pustaka. Dengan kata lain semua isi yang ada dalam skripsi ini menjadi tanggung
( Ruswati )
F1B001050
Presented for
Barakallahu…
Kita hidup hanya sekali, maka sekiranya ada kebaikan yang bisa kita tunjukkan terhadap
sesama, biarlah itu kita lakukan sekarang juga dan jangan menundanya sebab kita tidak
akan pernah melewati jalan ini lagi untuk yang kedua kalinya.
(William Pen)
Jangan menunggu keadaan paling ideal, jangan pula menunggu kesempatan yang paling
baik. Keduanya tak akan pernah datang.
Tiada kesalahan atau kegagalan yang lebih buruk selain berhenti dan tidak mencoba lagi.
(John Wanamaker)
Tak selamanya kegagalan berakhir dengan kesedihan. Ada keajaiban yang akan membuat
kita tersenyum.
(Emi)
Try and try, never giving up and face all the things with smile, cause smile will give us
The Power.
(My Self)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS
PELAYANAN PUBLIK (Pengaruh Disiplin Dan Iklim Kerja Terhadap Efektivitas
Pelayanan Aparat Pemerintah Kelurahan Di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten
Cilacap)”. Karya ini ditujukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan
tugas akhir untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik.
Penulis menyadari bahwa karya ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari berbagai pihak.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada :
1. Bapak Drs. Andi Antono, M.Si. selaku pembimbing utama yang telah
memberikan bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi ini.
2. Bapak Drs. Darmanto S.S., M.Si. selaku pembimbing dua yang telah
menyumbangkan tenaga dan pikirannya dalam penyusunan skripsi ini.
3. Bapak Drs. M. Imron selaku penilai pendamping yang telah memberikan saran,
bimbingan dan petunjuk untuk kesempurnaan skripsi ini.
4. Bapak Drs. Bambang Kuncoro, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik UNSOED.
5. Seluruh staff dan dosen pengajar Jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik UNSOED.
7. Bapak dan Mama tersayang yang telah tulus ikhlas memberikan kasih sayang,
do’a, dorongan dan segalanya serta kakak dan adik-adikku tersayang atas
dukungannya selama ini.
8. Teman-teman AN 2001 terimakasih atas kebersamaannya selama ini. Lisna,
Emi, Imung, Upi, Erni, Peni, Bambang, Mas Jay, Astri, Ria, Siti Diah, Qiah,
terimakasih atas perhatian dan dukungannya, semoga harapan dan cita-cita kita
tercapai.
9. Teman-teman kost di “Wisma An Najah” Neta, Vita, Lusi, Tamah, Hany, Mega
dan Iis, atas pesahabatan dan rasa kekeluargaan yang indah selama ini. Thanks for
this beautiful friendship. Keep it forever !
10. Semua pihak yang telah membantu baik materiil maupun spirituil sehingga
skripsi ini dapat diselesaikan.
Akhir kata penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis mengharap masukan dan kritikan yang sifatnya membangun.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat di kemudian hari.
Penulis
THANKS TO……
Sujud syukurku pada Allah SWT atas segala anugerah, cinta dan kasih sayang yang
telah diberikan sehingga Ana bisa melewati satu langkah dalam perjalanan hidup yang
panjang ini.
Bapak dan Mama yang telah tulus ikhlas memberikan kasih sayang, do’a, dorongan dan
segalanya, Aku Bangga pada kalian, dan aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian
dan akan membuat kalian bahagia!
Mbak Wary…My Best sister…thanks for everything you’ve gived to me…I’ll do the best!
Buat adik-adikku tersayang De’ Mus dan De’ Agus terimakasih sudah menjadi adik yang
manis dan baik. Jangan lupa belajar dan terus berdo’a. Tiru yang baik dari kaka, dan
buang yang jelek dari kaka.
Teman seperjuanganku Lisna, Ika, Ria, Bambang, Ahmad, Imung, Mas Jay, Yuli, Mas
Tanjung, Mas Wiwit, Mas Momo, Evi, Diah, Resi, Q-yah terimakasih untuk semua
bantuan dan support kalian.. terimakasih sudah bersama-sama selama ini.
Dewi, Peni, Upi, Erni, Astri, Somad, Siti, Mi’ing, Samsiyah, Probo, Desi, Thanks for
your attentions, semoga harapan dan cita-cita kita tercapai
Teman-teman kost di “Wisma An Najah” mbak neta, vita, lusi, tamah, hany, rina, sumini,
mega dan iis, atas persahabatan dan rasa kekeluargaan yang indah
selama ini. Thanks for this beautiful friendship. Keep it forever !
Untuk masa depanku…Sekarang aku bekerja keras dan terus berjuang untukmu…
Barakallahu…
RINGKASAN
Pada saat ini pemerintah banyak mendapat sorotan publik terutama dalam hal pelayanan.
Masyarakat Indonesia semakin kritis dan menginginkan pelayanan yang maksimal dari
pemerintah. Mereka menuntut pelayanan yang efektif dalam berbagai hal. Tidak hanya di
pusat pemerintahan, di semua tingkat pemerintahan dari pusat sampai kelurahan
mendapatkan tuntutan yang sama dari publik yaitu pelayanan yang efektif. Ada banyak
faktor yang bisa mempengaruhi efektivitas pelayanan suatu organisasi, diantaranya
disiplin kerja dan iklim kerja aparat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya
pengaruh disiplin kerja dan iklim kerja terhadap efektivitas pelayanan aparat kelurahan di
Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap.
Penelitian ini dilakukan di lima kelurahan yang ada di Kecamatan Cilacap Utara dengan
sasaran penelitiannya adalah seulurh pegawai pada lima kelurahan tersebut. Jumlah
responden sebanyak 82 pegawai. Penentuan sampel menggunakan teknik Total Sampling
dengan asumsi menggunakan teknik total sampel maka sampel akan representatif.
Metode yang digunakan adalah kuantitatif sehingga data-data yang ditampilkan berupa
angka-angka. Untuk validitas data digunakan validitas konstruksi dan reliabilitas data
menggunakan internal consistency dengan teknik belah dua (split half) dari Spearman
brown. Pengujian hipotesis dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi kendall tau
dan regresi ordinal.
Berdasarkan hasil perhitungan secara statistik, koefisien korelasi kendall antara variabel
disiplin kerja (X1) dengan variabel efektivitas pelayanan (Y) sebesar 0,518; antara
variabel iklim kerja (X2) dengan variabel efektivitas pelayanan (Y) sebesar 0,540; antara
variabel disiplin kerja (X1) dan variabel iklim kerja (X2) dengan variabel efektivitas
pelayanan (Y) sebesar 0,779. Hubungan-hubungan ini bersifat signifikan dan positif. Dari
hasil perhitungan regresi ordinal didapatkan nilai beta (b) sebesar 54,627 artinya
pengaruh disiplin kerja (X1) dan iklim kerja (X2) terhadap efektivitas pelayanan (Y)
sebesar 54,627 dan sisanya sebesar 45,373 dipengaruhi oleh variabel lain. Hasil-hasil
tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa hipotesis yang dikemukakan dalam penelitian ini
dapat diterima.
At the moment the government often received the attention of public especially in the
matter of service. The Indonesian community increasingly critical and wanted the
maximal service from the government. They demanded the effective service in various
matters. Not only in the center of the government, in all the levels of the government from
the center until the district got the same demand from public that is the effective service.
There were many factors that could influence the service effectiveness in an organization,
such as dicipline and climate of the work from officials. This research aimed to know the
influence dicipline and climate of work towards the service effectiveness of district
officials in the North Cilacap Subdistrict in the Cilacap Regency.
This research done in five districts in the Cilacap Subdistrict North, with target was all
the officials of five districts. The number of respondents totalling 82 officials. The
determination of sample made use the Total Sampling technique with the assumption that
sample will be representative. The method was used quantitative so the datas that was
put forward took the form of figures. For the validity of the data was used by the validity
of the construction and reliabilitas the data used internal consistency technically the
crack two (split half) from Spearman Brown. The testing of the hypothesis was analysed
by use kendall tau correlation and ordinal regression technique.
Based on the results statistically, the correlation coefficient kendall between dicipline of
work (X1) with the effectiveness of service (Y) variabel is 0,518; between the climate of
work (X2) with the effectiveness of service (Y) variable is 0,540; between the dicipline
(X1) and climate of work (X2) variable with the effectiveness of service variable (Y) is
0,779. These relations were significant and positive. From results of ordinal regression
was obtained beta (b) as big as 54,627 meaning that the influence dicipline of work
variable (X1) and climate of work variable (X2) toward the effectiveness of the service
variable (Y) as big as 54,627 and the rest of them as big as 45,373 was influenced by the
other variable. From these results the conclusion is the hypothesis that was raised in this
research could be accepted.
The key word : discipline of work, climate of work and effectiveness of service.
DAFTAR ISI
Halaman
PERSEMBAHAN …………………………………………………………... iv
MOTTO ……………………………………………………………………... v
SUMMARY ………………………………………………………………… ix
BAB I PENDAHULUAN
B. Hipotesis……...……...……...……...……...……...……...……...…... 34
A. Metode Penelitian……...……...……...……...……...……...……. 42
B. Metode Analisis……...……...……...……...……...……...…….... 48
Kelurahan……...……...……...……...……...……...…...……... 69
3. Karakteristik Responden………………………………………. 74
1. Uji Validitas….……………………………………………….. 77
2. Uji Reliabilitas………………………………………………... 80
D. Pengujian Hipotesis……...……...……...……...……...……...…….... 85
1. Tabulasi Silang….……………………………………………. 86
2. Korelasi Kendall Tau………………………………………… 90
3. Korelasi Parsial……...……...……...……...……...……...…... 97
A. Kesimpulan………………………………………………………….. 107
B. Implikasi……………………………………………………………... 108
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Halaman
Masyarakat…………………………………………………………. 8
Pendidikan………………………………………………………….. 57
Tenaga Kerja……………………………………………………….. 57
Pencaharian………………………………………………………… 58
Usia Pendidikan……………………………………………………. 59
Tenaga Kerja……………………………………………………….. 60
Tabel 11. Komposisi Penduduk Kelurahan Karang Talun Berdasarkan
Mata Pencaharian…………………………………………………... 61
Pendidikan………………………………………………………….. 62
Tenaga Kerja………………………………………………………. 63
Mata Pencaharian………………………………………………….. 63
Pendidikan…………………………………………………………. 65
Tenaga Kerja………………………………………………………. 65
Pencaharian………………………………………………………… 66
Pendidikan…………………………………………………………. 68
Tenaga Kerja………………………………………………………. 68
Pencaharian………………………………………………………... 69
Tabel 32. Analisis Hasil Tabulasi Silang antara Variabel Disiplin Kerja (X1) dengan
Tabel 33. Analisis Hasil Tabulasi Silang antara Variabel Iklim Kerja (X2)
Halaman
PENDAHULUAN
Dasar 1945 yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia,
negara yaitu lembaga tertinggi dan lembaga tinggi negara bersama-sama segenap rakyat
menuju suatu keadaan yang lebih baik dari pada keadaan sebelumnya. Tujuan
pembangunan nasional bangsa Indonesia yaitu mewujudkan masyarakat yang adil dan
makmur baik material maupun spiritual. Pencapaian tujuan nasional di atas dilakukan
masyarakat, bangsa dan negara yang dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan
pembangunan nasional tersebut diperlukan peran serta Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebagai unsur aparatur negara, abdi negara dan abdi masyarakat yang tugasnya adalah
Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974
tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, pada Bab II, Pasal 3 ayat 1 ditegaskan bahwa :
Widjaja menyebutkan bahwa Pegawai Negeri Sipil bukan hanya unsur aparatur
pemerintah, melainkan juga abdi negara dan abdi masyarakat yang pada dasarnya adalah
pelayan masyarakat. Pendapat serupa juga dilontarkan oleh Deddy Mulyadi bahwa :
Pegawai negeri sebagai aparat birokrasi selain sebagai aparatur negara dan abdi
negara, juga merupakan abdi masyarakat. Sehingga kepada kepentingan
masyarakatlah aparat birokrasi harus mengabdikan diri. Aparat birokrasi
memang sangat diharapkan memiliki jiwa pengabdian dan pelayanan kepada
masyarakat (Pikiran Rakyat, 15 Mei 2004).
Dengan demikian output dari pelaksanaan tugas adalah berupa jasa pelayanan
kepada masyarakat sehingga pelayanan dikatakan efektif apabila aparat berhasil dalam
pembangunan nasional banyak tergantung pada kerja dan kemampuan pegawai negeri.
Dari penjelasan tersebut kita dapat melihat bahwa kedudukan dan peranan pegawai
Aparat kelurahan sebagai bagian dari pegawai negeri dituntut untuk dapat
dengan masyarakat sehingga akan lebih memahami keadaan dan kondisi masyarakat.
aparatur negara tergantung dari kesempurnaan pegawai negeri. Dari penjelasan tersebut
negara sehingga kualitas birokrasi kita tercermin dari kualitas aparatur negara.
Tugas pemerintah tidak hanya mengatur saja, akan tetapi juga memberikan
pelayanan kepada masyarakat. Fungsi pelayanan selama ini belum mendapat perhatian
dari para aparat birokrasi kita sebab fungsi mengaturnya lebih dominan dibandingkan
porsi pelayanannya. Deddy Mulyadi menjelaskan bahwa aparat birokrasi merasa ada
dalam posisi penguasa yang lebih menempatkan diri sebagai pengarah daripada pamong,
oleh karena itu timbul kecenderungan untuk melihat warga masyarakat sebagai objek
pembangunan karena merupakan salah satu instrumen penting yang akan menopang dan
sistem dan aparatur pelaksana yang mampu tanggap dan kreatif serta pengelolaan yang
sesuai dengan prinsip-prinsip manajemen modern dalam sikap perilaku dan kemampuan
Sejak masa orde baru sampai saat ini, kondisi birokrasi di Indonesia terkenal
nepotisme. Hal ini dibuktikan dengan adanya tuntutan dan keluhan masyarakat terhadap
pelayanan jasa yang dinilai kurang memuaskan (Deddy Mulyadi, Pikiran Rakyat, 15 Mei
2004). Masyarakat semakin jauh dari harapan memperoleh pelayanan sesuai hak yang
dimiliki sebagai warga negara. Birokrasi dalam hal ini pemerintah menjadi kurang
pelayanan dari pemerintah. Seperti disebutkan dalam sebuah artikel yang ditulis oleh
yaitu memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik, cekatan, efektif dan
efisien.
daerah, pasal 127 ayat 1 bahwa kelurahan dibentuk dalam wilayah kecamatan dengan
dijelaskan bahwa kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dipimpin oleh lurah yang
pemerintahan yang berada di wilayah kecamatan. Kelurahan dipimpin oleh seorang lurah
Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Kelurahan disebutkan bahwa Susunan Organisasi
b. Sekretaris Kelurahan
c. Kepala Seksi
- seksi pembangunan
d. Kepala Lingkungan
sekretaris kelurahan dibantu oleh beberapa orang staf. Kepala Lingkungan merupakan
jabatan non struktural yang mempunyai tugas pokok membantu pelaksanaan tugas-tugas
fungsi yang berat dan kompleks. Oleh karena itu birokrat di tingkat kelurahan ini dituntut
untuk dapat memberikan kontribusi yang maksimal. Akan tetapi perbandingan jumlah
aparat yang tidak seimbang dengan jumlah penduduk yang harus dilayani akan
menimbulkan persoalan apabila kerja aparat lamban dan tidak efisien dalam
pelayanannya.
penduduk dibandingkan dengan jumlah aparat kelurahan sangat tidak seimbang. Aparat
kelurahan yang jumlahnya terbatas harus melayani penduduk yang jumlahnya ribuan.
Jumlah aparat kelurahan di Kecamatan Cilacap Utara dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan di Kecamatan Cilacap Utara Bulan Januari
– Juni 2004
Tabel 2. Jumlah Penduduk di Kecamatan Cilacap Utara Berdasarkan Keadaan Data Bulan
Desember 2004
keringanan biaya pendidikan, yang semuanya itu menuntut pelayanan yang efektif agar
Bapak Sungkowo (nama samaran) salah seorang warga di salah satu kelurahan
ada di Kecamatan Cilacap Utara, mengatakan bahwa pada saat beliau datang ke kantor
kelurahan untuk meminta surat keterangan kelakuan baik, aparat yang melayaninya
“Pada saat saya minta surat pengantar, saya memang dilayani, tapi wajah
mereka sangat tidak menyenangkan dan sangat lambat dalam mengerjakannya.
Selain itu, mereka sambil ngobrol sendiri dengan petugas yang lain, pada waktu
saya tegur supaya cepat-cepat karena saya sedang tergesa-gesa, malah saya
dimarahi suruh bersabar. Saya jadi malas untuk pergi ke kantor itu lagi”.
Penulis juga memperoleh keluhan dari bapak Kisnaji (nama samaran) salah
seorang warga yang tidak puas atas pelayanan yang diberikan aparat kelurahan pada saat
beliau datang ke kantor untuk meminta surat pengantar pembuatan KTP, beliau
mengatakan :
“Saya kan mau buat KTP untuk anak saya yang baru datang dari luar kota, pada
waktu saya datang ke kantor untuk minta surat pengantar, ternyata disuruh
datang lagi esok hari, sebab pak lurah lagi tidak ada di tempat. Saya maklum
mungkin beliau lagi ada rapat di kecamatan, tapi kenapa tidak ada orang yang
diberi wewenang untuk mengurus surat pengantar tersebut, ini jadi membuat
tidak efektif pelayanannya, mana perilaku petugasnya tidak menyenangkan”.
Aparat juga sering datang terlambat, tidak sesuai dengan jam kerja. Ada salah seorang
penjaga di salah satu kantor kelurahan tempat penulis melakukan observasi, mengatakan :
“Dulu jam kerja itu jam 07.00 mereka berangkatnya sekitar setengah delapan
sampai jam delapan, sekarang jam kerjanya jadi jam 07.30 mereka tetap sama
berangkatnya sampai jam delapanan. Padahal sering jam tujuh itu sudah ada
warga yang membutuhkan pelayanan dari aparat, tapi mereka belum pada
datang, saya jadi yang tidak enak sendiri sama warga, saya tidak punya hak apa-
apa untuk melayani mereka, tugas saya kan hanya bersih-bersih disini”.
Dari hasil wawancara terhadap beberapa warga yang membutuhkan pelayanan dari aparat
kelurahan ternyata masih banyak keluhan yang muncul dari masyarakat seperti adanya
pegawai yang sering datang terlambat dan pelayanan yang kurang adil yang
keperluan yang dibutuhkan oleh warga masyarakat. Merujuk pada kenyataan tersebut,
dapat dirumuskan masalah bahwa pelayanan yang diberikan oleh aparat kelurahan belum
“efektif”.
kepentingan umum dalam masyarakat yang dilayani kelurahan. Kepentingan umum yang
Pelayanan publik bukanlah suatu sasaran, melainkan suatu proses atau kegiatan untuk
Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas pelayanan, seperti
yang dikemukakan oleh Weber dan Moenir bahwa efektivitas pelayanan dari birokrasi
pemerintah dapat dipengaruhi oleh kepuasan masyarakat yang dilayani dan juga tingkat
kedisiplinan pegawai dengan mentaati peraturan dan prosedur yang ada sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai. Selain itu, Steers juga mengemukakan bahwa pada dasarnya
cara yang terbaik untuk meneliti efektivitas ialah dengan memperhatikan secara serempak
tiga buah konsep yang saling berhubungan yaitu optimasi tujuan, perspektif sistematika
dan tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi.
Lain halnya dengan Sondang P. Siagian yang menerangkan bahwa efektivitas dapat
diukur dari tingkat disiplin pegawai, apakah pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan
tepat waktu atau tidak. Kemudian, Manullang menambahi bahwa efektivitas dapat juga
diukur melalui koordinasi yang baik dan tingkat prestasi pegawainya, bagaimana cara
pegawai mengintepretasikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya.
pegawai dalam melaksanakan pekerjaanya. Lain halnya dengan Thoha yang menjelaskan
bahwa efektivitas suatu organisasi juga dipengaruhi oleh perilaku-perilaku pegawai yang
ada dalam organisasi tersebut. Sedangkan Kotler berpendapat bahwa efektivitas suatu
organisasi dapat dipengaruhi oleh iklim kerja, manajemen, pemasaran, lingkungan dan
Dari beberapa teori yang dikemukakan oleh tokoh-tokoh di atas, kita dapat
tugas yang harus dilaksanakan, disiplin, motivasi, kinerja, manajemen dan perilaku aparat
dalam bekerja serta iklim kerja yang ada dalam organisasi tempat aparat bekerja.
pelayanan pada disiplin kerja pegawai kelurahan pada saat melayani masyarakat dan
iklim kerja yang ada di kelurahan yang bersangkutan. Bagaimana kedisiplinan mereka
terhadap pekerjaan yang mereka kerjakan sehingga dapat memuaskan masyarakat yang
B. Perumusan Masalah
berikut :
1. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja dengan efektivitas
3. Apakah ada pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja dan iklim kerja terhadap
Cilacap ?
C. Pembatasan Masalah
pelayanan pada disiplin kerja pegawai kelurahan pada saat melayani masyarakat dan
D. Tujuan Penelitian
2. Untuk mengetahui pengaruh antara iklim kerja dengan efektivitas pelayanan aparat
3. Untuk mengetahui pengaruh antara disiplin kerja dan iklim kerja dengan efektivitas
1. Kegunaan Teoritis
2. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemerintah daerah
===============================================================
======
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teoritik
1. Konsep Teori
Seperti telah dikemukakan dimuka bahwa dalam penelitian ini menyajikan dua
variabel bebas yaitu variabel disiplin dan iklim kerja serta variabel efektivitas pelayanan
sebagai variabel terikat. Namun sebelum membahas variabel-variabel tersebut terlebih
dahulu akan dijelaskan pengertian landasan teori dan teori itu sendiri.
Dalam melakukan penelitian diperlukan landasan teori yang digunakan sebagai kerangka
berfikir untuk menjelaskan fenomena-fenomena sosial yang akan diteliti. Sugiyono
mengungkapkan bahwa :
Landasan Teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk
memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan
(hipotesis) (Sugiyono, 2002:200).
dan proposisi untuk menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep. Menurut definisi ini, teori mengandung tiga hal :
penelitian sangat penting, karena teori dapat memandu peneliti untuk mencoba
menerangkan fenomena sosial atau fenomena alami yang menjadi pusat perhatiannya
penelitian.
yang dilakukan aparat pemerintah kelurahan yang ada di Kecamatan Cilacap Utara dari
segi disiplin kerja pegawai dalam melayani masyarakat dan iklim kerja dalam organisasi
2. Pelayanan Publik
Pelayanan yang diberikan kelurahan tergolong dalam jenis pelayanan publik. Pelayanan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah :
2. servis, jasa
3. kemudahan yang diberikan sehubungan dengan jual beli barang atau jasa
Moenir (2000:26-27) berpendapat bahwa pelayanan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang atau sekelompok orang dengan landasan faktor material melalui sistem,
prosedur dan metode tertentu dalam rangka usaha memenuhi kepentingan orang lain
sesuai dengan haknya. Pendapat lain menyebutkan bahwa pelayanan adalah suatu
perbuatan (deed), suatu kinerja (performance) atau suatu usaha (effort), jadi menunjukkan
secara inheren pentingnya penerima jasa pelayanan terlibat secara aktif di dalam produksi
atau penyampaian proses pelayanan itu sendiri (Warella, 1997:18).
Kata pelayanan itu sendiri merupakan terjemahan dari istilah asing, yaitu service.
Menurut Reading (1986:380), pengertian service adalah pekerjaan yang harus dilakukan
seorang pelayan pada tuannya. Thoha (1989:78) menyatakan bahwa pelayanan
masyarakat merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang
maupun suatu instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan pada
masyarakat dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian di atas terlihat bahwa
service atau pelayanan merupakan jasa yang diberikan oleh orang perorangan organisasi
swasta maupun instansi pemerintah.
Kotler (dalam Nasution, 2001:61) menjelaskan bahwa jasa (service) adalah aktivitas atau
manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Menurut Parasuraman et. al. dan
Haywood Farmer (dalam Warella, 1997:17-18), ada tiga karakteristik utama pelayanan
jasa yaitu :
1. Intangibility, berarti bahwa pelayanan pada dasarnya bersifat performance dan hasil
pengalaman dan bukannya suatu obyek. Kebanyakan pelayanan tidak dapat dihitung,
diukur, diraba atau ditest sebelum disampaikan untuk menjamin kualitas. Jadi berbeda
dengan barang yang dihasilkan oleh suatu pabrik yang dapat ditest kualitasnya
sebelum disampaikan kepada pelanggan.
2. Heterogenity, berarti pemakai jasa atau klien atau pelanggan memiliki kebutuhan
yang sangat heterogen. Pelanggan dengan pelayanan yang sama mungkin memiliki
prioritas yang berbeda. Demikian pula performance sering bervariasi dari satu
produser ke produser lainnya bahkan dari waktu ke waktu.
Suatu pelayanan akan dapat terlaksana dengan baik dan memuaskan apabila didukung
oleh beberapa faktor :
melibatkan dua pihak yang saling berhubungan yaitu organisasi pemberi pelayanan di
satu pihak dan masyarakat sebagai penerima pelayanan di pihak lainnya. Jika organisasi
mampu memberikan pelayanan yang optimal dan memenuhi tuntutan dari masyarakat,
maka dapat dikatakan organisasi tersebut telah mampu memberikan pelayanan yang
Publik menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang banyak (umum).
Sedangkan menurut Ensiklopedi Administrasi adalah sejumlah orang (yang tidak mesti
berada dalam satu tempat) yang dipersatukan oleh faktor kepentingan yang sama, yang
berbeda dengan kelompok orang lain. Penggolongan publik dapat dilakukan dalam :
1. Publik intern, yakni publik di dalam lingkungan suatu instansi atau perusahaan,
misal dalam suatu perusahaan mulai dari penjaga malam sampai dengan presiden
direkturnya, adalah merupakan publik intern dari perusahaan tersebut.
2. Publik ekstern, yakni publik di luar organisasi, instansi atau perusahaan yang
mempunyai kepentingan dengan instansi atau perusahaan tadi (Westra dalam
Ensiklopedi Administrasi, 1989:359).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelayanan publik adalah suatu
usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang atau instansi tertentu untuk
memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat atau kelompok yang dilayani
dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Pelayanan ini diberikan kepada seluruh
masyarakat atau yang berhak mendapatkan pelayanan tanpa terkecuali dengan tidak
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang
dikehendaki dalam sesuatu perbuatan (Ensiklopedi Administrasi, 1989:149). Efektif
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti dapat membawa hasil, berhasil guna.
Sedangkan menurut Handoko (1993:7) efektivitas adalah kemampuan untuk memilih
tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
konsep efektivitas dalam suatu organisasi. Pengertian efektivitas dalam suatu organisasi
mempunyai arti yang berbeda-beda bagi setiap orang, begantung pada kerangka acuan
yang dipakainya. Bagi sejumlah sarjana ilmu sosial, efektivitas seringkali ditinjau dari
Richard M. Steers mengemukakan bahwa pada dasarnya cara yang terbaik untuk
meneliti efektivitas ialah dengan memperhatikan secara serempak tiga buah konsep yang
1. Paham mengenai optimasi tujuan : efektivitas dinilai menurut ukuran seberapa jauh
sebuah organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai;
2. Perspektif sistematika : tujuan mengikuti suatu daur dalam organisasi;
3. Tekanan pada segi perilaku manusia dalam susunan organisasi : bagaimana tingkah
laku individu dan kelompok akhirnya dapat menyokong atau menghalangi
tercapainya tujuan organisasi (Steers, 1985:4-7)
Orientasi dalam penelitian tentang efektivitas sebagian besar dan sedikit banyak pada
akhirnya bertumpu pada pencapaian tujuan. Georgepoulus dan Tenenbaum (Richard M.
Steers, 1985:20) berpendapat bahwa konsep efektivitas kadang-kadang disebut sebagai
keberhasilan yang biasanya digunakan untuk menunjukkan pencapaian tujuan. Chester I.
Barnard (dalam Gibson, 1994:27), mendefinisikan efektivitas sebagai pencapaian sasaran
yang telah disepakati atas usaha bersama. Tingkat pencapaian sasaran itu menunjukkan
tingkat efektivitas. Definisi lain yang dapat dijadikan acuan ialah menurut Emerson
(dalam Handayaningrat, 1985:16) :
Efektivitas ialah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan yang
telah ditentukan sebelumnya. Jelaslah bila sasaran atau tujuan telah tercapai
sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, hal ini dikatakan efektif. Jadi
apabila tujuan atau sasaran tidak sesuai dengan yang telah ditentukan, maka
pekerjaan itu dikatakan tidak efektif.
Katz dan Kahn (Richard M. Steers, 1985:48) berpendapat bahwa efektivitas sebagai
usaha untuk mencapai suatu keuntungan bahwa efektivitas sebagai usaha untuk mencapai
suatu keuntungan maksimal bagi organisasi dengan segala cara. Berkaitan dengan konsep
efektivitas, The Liang Gie (1988:34) berpendapat :
Dengan melihat konsep tentang pelayanan publik yang telah diuraikan di atas, bahwa
pelayanan publik adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang
atau instansi tertentu untuk memberikan bantuan dan kemudahan kepada masyarakat atau
kelompok yang dilayani dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Maka, dapat dikatakan
bahwa efektivitas pelayanan aparat adalah tercapainya suatu tujuan yang dilakukan oleh
aparat dalam pelayanan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Efektivitas lebih
menekankan pada aspek tujuan dari suatu organisasi. Untuk mengukur efektivitas
pelayanan maka kita dapat melihatnya dari optimasi tujuan, perspektif sistematika dan
perilaku pegawai dalam organisasi. Dari konsep tersebut, indikator-indikator efektivitas
pelayanan aparat adalah sebagai berikut :
a. Optimasi tujuan,
Efektivitas pelayanan dapat diukur dengan indikator optimasi tujuan yaitu bagaimana
kita melihat pada pencapaian target kerja, apakah sesuai dengan yang telah
direncanakan atau tidak. Kita juga melihat apakah ada keluhan yang datang dari
masyarakat tentang pelayanan yang sudah diberikan pegawai atau tidak, sebab adanya
keluhan berarti menunjukkan tujuan organisasi belum tercapai sepenuhnya.
b. Perspektif sistematika,
Peraturan sebagai salah satu sarana dalam mencapai tujuan bukan hanya satu
kata yang tidak bermakna dan diabaikan tanpa ditaati. Dalam rangka mencapai tujuan,
peraturan harus benar-benar ditaati oleh setiap individu yang menjadi obyek dari
peraturan tersebut. Ketaatan terhadap peraturan yang ada lazim disebut dengan disiplin.
Dalam organisasi disiplin diperlukan agar jangan sampai terjadi keteledoran atau
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, disiplin diartikan sebagai ketaatan atau
kepatuhan kepada peraturan tata tertib dan sebagainya. Berdasarkan asal katanya, disiplin
berasal dari kata disiplina yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian
suatu organisasi, tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada dengan senang hati
suatu kondisi atau sikap yang ada pada semua anggota organisasi yang tunduk dan taat
Disiplin menurut Moenir adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik
tertulis maupun tidak tertulis, yang telah ditetapkan (Moenir, 2000:94). Moenir
berpendapat bahwa :
Dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan disiplin terdiri atas dua jenis disiplin, yaitu
disiplin waktu dan disiplin perbuatan. Kedua jenis disiplin tersebut merupakan
kesatuan yang tak dapat dipisahkan serta saling mempengaruhi. Disiplin waktu
tanpa disertai disiplin kerja tidak ada artinya, dengan kata lain tidak ada hasil
sesuai dengan ketentuan organisasi. Sebaliknya disiplin kerja tanpa didasari
dengan disiplin waktu tidak ada manfaatnya. Oleh karena itu usaha
pendisiplinan tidak dapat dilakukan separuh-separuh melainkan harus serentak
kedua-duanya (Moenir, 2000:95-96).
menyatakan bahwa :
Pada umumnya disiplin yang baik terdapat apabila pegawai datang ke kantor
atau perusahaan dengan teratur dan tepat pada waktunya, apabila mereka
berpakaian serba baik pada tempat pekerjaannya, apabila menggunakan bahan-
bahan dan perlengkapan dengan hati-hati, apabila mereka menghasilkan jumlah
dan kualitet pekerjaan yang memuaskan, dan mengikuti cara kerja yang
ditentukan oleh perusahaan dan apabila menyelesaikan dengan semangat yang
baik.
adalah suatu sikap taat pada peraturan dan tata tertib serta tanggung jawab dalam
kaitannya dengan pelaksanaan pekerjaan. Dari konsep ini indikator-indikator dari disiplin
Indikator disiplin kerja yang digunakan untuk mengukur efektivitas pelayanan salah
satunya adalah tingkat ketaatan pegawai pada peraturan dan tata tertib. Taat berarti
mematuhi semua petunjuk-petunjuk atau aturan yang ada. Ketepatan aparat pada jam-
jam kerja, pada saat datang dan pulang apakah selalu tepat waktu, faktor
perintah atau instruksi dari atasan. Apakah pegawai selalu melaksanakan instruksi
dari atasan atau tidak. Apakah pegawai selalu mengikuti prosedur dalam
melaksanakan tugasnya, apakah pegawai pernah melanggar aturan tata tertib yang ada
di kantor, bagaimana cara berpakaian pegawai, apakah selalu memakai seragam atau
Indikator lain dari disiplin kerja yang digunakan untuk mengukur efektivitas
pelayanan dalam penelitian ini adalah rasa tanggungjawab dari para pegawainya.
Tanggungjawab dalam hal ini berarti melaksanakan pekerjaannya dengan baik dan
mau menanggung akibat dari semua resiko hasil kerjanya. Bagaimana para aparat
dilakukan.
Menurut Steers, bila kita membahas konsep iklim kerja dalam suatu organisasi,
itu berarti kita sedang membicarakan mengenai sifat-sifat atau ciri yang dirasa terdapat
dalam lingkungan kerja dan timbul terutama karena kegiatan organisasi, yang dilakukan
secara sadar atau tidak dan yang dianggap mempengaruhi perilaku kemudian (Steers,
1985:120). Menurut Steers ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berhubungan
dalam mana para pegawai organisasi melakukan pekerjaan mereka. Sedangkan pendapat
yang senada juga diungkapkan oleh Kuncorohadi (1983:99), iklim organisasi adalah
suasana dalam suatu organisasi yang diciptakan oleh para hubungan antar pribadi yang
Iklim kerja dalam suatu organisasi menurut Widyarto pada dasarnya terbentuk
karena proses menyatunya tiga unsur, yaitu karyawan, manajemen dan penjabaran
kegiatan organisasi. Hal tersebut akan berjalan baik jika semua berjalan sesuai secara
sehingga tidak diperlukan supervisi yang ketat dari atasannya. Kedua, atasan sebagai
bagian dari manajemen, selain memahami hal-hal teknis dari pekerjaan dan unit kerjanya,
peraturan organisasi dan kesepakatan kerja yang dijalankan dengan baik, sistem
penggajian dan pemberian tunjangan yang memadai dan adanya perhatian terhadap
yaitu struktur organisasi, teknologi organisasi, lingkungan tugas luar atau dari kebijakan
dan praktek yang ditetapkan oleh manajemen puncak. Selanjutnya untuk memperjelas
dimensi-dimensi iklim organisasi bisa dilihat dalam pendapat Campbell dan Beaty (dalam
1. struktur tugas
3. sentralisasi keputusan
Dari pendapat-pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa iklim kerja dalam organisasi
merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul
karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan dianggap
mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi. Apabila iklim yang ada bermanfaat bagi
para pegawai maka dapat diharapkan tingkat perilaku ke arah tujuan semakin tinggi dan
itu berarti efektivitas organisasi dapat tercapai. Sebaliknya bila iklim yang ada
bertentangan dengan tujuan, kebutuhan dan motivasi karyawan maka dapat mengganggu
kinerja dan prestasi serta kepuasan karyawan sehingga dapat mengurangi optimalisasi
dalam pencapaian tujuan organisasi.
mendukung ke arah iklim kerja yang lebih kondusif. Dari konsep ini, kita dapat
Salah satu indikator yang diambil dari variabel iklim kerja yang digunakan untuk
mengukur efektivitas pelayanan adalah indikator Struktur tugas. Disini kita melihat
adanya struktur organisasi yang tegas dan tergambar dalam bagan organisasi yang ada
di kantor tersebut. Karena dengan adanya gambar struktur organisasi yang jelas, maka
dalam bekerja. Selain itu juga harus ada pembagian tugas / pekerjaan yang jelas
dalam organisasi tersebut, hal ini untuk menjaga terjadi over lapping. Selain itu kita
juga melihat dari terjalinnya komunikasi yang baik antara atasan dan bawahan
Yang dimaksud hubungan imbalan hukum disini adalah tingkat batas pemberian
imbalan tambahan seperti promosi dan kenaikan gaji didasarkan pada prestasi dan
dan seterusnya. Dari indikator ini, kita dapat mengukur iklim kerja dengan melihat
ada tidaknya pemberian imbalan tambahan bagi pegawai yang berprestasi, bagaimana
tingkat penghargaan bagi pegawai yang berprestasi serta adakah pemberian hukuman
c. Pengambilan keputusan,
pelayanan dari variabel iklim kerja maka yang dapat kita perhatikan adalah
bagaimana peran atau partisipasi anggota dalam proses pengambilan keputusan dalam
organisasi tersebut, serta adakah kebebasan pegawai biasa untuk mengambil tindakan
Dari indikator ini, kita melihat bagaimana organisasi berusaha menekan prestasi dan
semangat kerja para pegawainya dengan berbagai cara termasuk juga latihan dan
pegawainya dalam bekerja. Disini kita mengukur sejauh mana peraturan organisasi
dijalankan oleh pegawai, melihat bagaimana semangat pegawai dalam bekerja. Selain
itu kita juga ingin mengetahui tentang ada tidaknya sistem penilaian kerja dalam
latihan bagi pegawainya sebab hal ini akan sangat berpengaruh terhadap kenaikan
prestasi kerja pegawai. Apakah ada bimbingan dan pengawasan dari supervisor /
atasan supaya hasil kerja mereka sesuai dengan yang diinginkan. Selain itu kita juga
dalam organisasi tersebut. Melihat ketersediaan fasilitas dan sarana bagi kelancaran
pekerjaan juga sangat penting supaya iklim kerja di kantor akan menjadi baik
dalam organisasi yang menimbulkan perasaan kurang aman dan kecemasan pada para
anggota. Dari indikator ini kita melihat dari segi rasa aman dan nyaman pegawai pada
saat bekerja, besarnya insentif, munculnya resiko pekerjaan yang berat dan
Suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya akan berhasil melalui usaha yang sungguh-
sungguh. Oleh karena itu efektivitas yang tinggi dicapai organisasi tidak diperoleh secara
kebetulan. Dari sikap disiplin inilah, aparat akan taat serta patuh terhadap aturan yang ada
sehingga pencapaian sasaran organisasi dapat diperoleh secara optimal.
Disiplin adalah sikap mental yang tercermin dari perilaku pribadi atau
kelompok berupa kepatuhan, ketaatan terhadap hukum dan norma yang berlaku dan
dilaksanakan secara sadar dan ikhlas lahir batin. Birokrat di tingkat kelurahan sebagai
aparat teknis harus mempunyai disiplin tinggi, karena disiplin akan menentukan
keberhasilan suatu kegiatan. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Miftah Thoha bahwa
birokrasi itu cirinya harus disiplin, harus menegakkan aturan yang sudah disepakati atau
telah ditetapkan (Thoha, 1987:54). Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita amati bahwa
mereka yang berdisiplin tinggi, umumnya berprestasi lebih tinggi pula (Widjaja,
1990:28).
Disiplin itu mutlak diperlukan untuk membuat segala urusan dapat berjalan lancar.
Aturan-aturan disiplin harus diketahui, dipahami, diingat dan ditaati oleh setiap anggota
organisasi, untuk mensukseskan operasi-operasi yang harus dijalankan setiap organisasi.
Tidak satupun organisasi atau badan usaha yang dapat berkembang jika tidak ada
disiplin.
Pentingnya disiplin diungkapkan oleh Widjaja (1990:28) bahwa disiplin adalah termasuk
dalam unsur-unsur penting yang mempengaruhi prestasi suatu organisasi. Dalam
penelitian ini yang dimaksud organisasi adalah organisasi pemerintah yang melaksanakan
tugas-tugas negara. Widjaja kembali mengungkapkan tentang pentingnya disiplin dalam
organisasi pemerintah, yaitu :
Dari uraian tersebut terlihat arti penting dari disiplin kerja bagi pencapaian efektivitas
pelayanan. Oleh karena itu aparat pemerintah kelurahan dituntut harus punya disiplin
kerja yang baik agar tugas-tugas pemerintah yang menjadi kewajibannya dapat
terselesaikan dengan baik. Karena tugas yang diemban oleh kelurahan bersifat kompleks,
maka lurah beserta perangkatnya harus punya disiplin tinggi sehingga dapat memberikan
pelayanan yang efektif atau berdaya guna bagi masyarakat. Disiplin yang baik juga
berarti terlaksananya tugas-tugas yang harus dilakukan oleh aparat kelurahan sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama.
Suasana iklim kerja tempat pegawai bekerja perlu diperhatikan. Iklim kerja dalam suatu
organisasi merupakan suatu sifat atau ciri yang dirasakan dalam lingkungan kerja dan
timbul karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan
dianggap mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi. Bagaimana cara pegawai
berinteraksi dengan masyarakat pada saat melayani, bagaimana hubungan antar pegawai
dalam organisasi tersebut, sehingga pelayanannya menjadi efektif. Dalam hal ini yang
dimaksud adalah iklim organisasi dalam kantor kelurahan tempat aparat kelurahan
melayani kepentingan masyarakat. Hal ini sangat penting guna mendukung tercapainya
pelayanan yang efektif terhadap masyarakat.
Iklim kerja yang baik dalam suatu organisasi sangat penting artinya karena efektivitas
setiap organisasi sangat ditentukan oleh iklim kerja yang ada dalam organisasi setiap
pegawai bekerja, dalam hal ini adalah organisasi kelurahan. Seperti diungkapkan oleh
Steers bahwa : “iklim memang merupakan faktor pengaruh yang penting bagi prestasi
dan kepuasan kerja.” (Steers, 1985:130). Dari pendapat Steers tersebut kita dapat melihat
bahwasannya iklim kerja sangat berpengaruh pada prestasi dan kepuasan kerja pegawai
yang dalam penelitian ini adalah tercapainya efektivitas pelayanan aparat kelurahan.
Dari indikator-indikator iklim kerja yang sudah diterangkan dalam konsep iklim kerja
diatas, kita dapat menyimpulkan bahwa kemampuan pegawai, struktur tugas yang jelas,
adanya pelatihan, kesejahteraan dan rasa aman yang semakin meningkat akan sangat
mendukung kelancaran kerja dan secara otomatis meningkatkan efektivitas pelayanan
pemerintah kelurahan. Selain itu juga sarana penunjang kerja yang semakin memadai
akan memperlancar kerja dan tugas-tugas yang pada akhirnya akan meningkatkan
efektivitas pelayanan.
Dari uraian tersebut terlihat bahwa iklim kerja yang baik dalam organisasi sangat penting
dalam rangka mewujudkan efektivitas pelayanan suatu organisasi, dalam hal ini
pencapaian efektivitas pelayanan kelurahan. Apabila iklim yang ada bermanfaat bagi para
pegawai maka dapat diharapkan tingkat perilaku ke arah tujuan semakin tinggi dan itu
berarti efektivitas pelayanan kelurahan di Kecamatan Cilacap Utara dapat tercapai.
8. Pengaruh Bersama Antara Disiplin Kerja Dan Iklim Kerja Terhadap Efektivitas
Pelayanan Aparat Kelurahan
Disiplin kerja yang baik dan iklim yang menunjang dalam pemerintah kelurahan akan
menciptakan pelayanan yang efektif. Disiplin kerja adalah suatu sikap menghormati,
menghargai, patuh dan taat pada peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak
serta sanggup menerima sanksi-sanksi apabila melanggar tugas dan wewenang yang
diberikan kepadanya (Siswanto, 1987:278). Sedangkan iklim kerja dalam organisasi
merupakan sifat-sifat atau ciri-ciri yang dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul
karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan dianggap
mempengaruhi kelancaran aktivitas organisasi (Steers, 1985:120).
M. Manullang (1986:214) mengatakan bahwa prestasi atau efektivitas organisasi pada
dasarnya adalah efektivitas perorangan, atau dengan kata lain bila tiap anggota organisasi
secara terkoordinasi melaksanakan tugas dan pekerjaannya masing-masing dengan baik,
efektivitas organisasi secara keseluruhan akan timbul. Yang dimaksud koordinasi disini
adalah iklim kerja yang tercipta di lingkungan kerja. Terkoodinasi dengan baik berarti
kedisiplinan tiap-tiap individu dalam organisasi tersebut baik. Dari situlah kita dapat
mengetahui bahwa ada hubungan yang erat antara kedisiplinan dan iklim kerja terhadap
efektivitas suatu organisasi.
Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa efektivitas pelayanan akan dipengaruhi oleh
disiplin aparat dan iklim kerja yang ada dalam organisasi yang bersangkutan dalam
melayani kepentingan masyarakat. Adanya disiplin kerja dan iklim kerja yang baik akan
menciptakan interaksi yang harmonis baik antara aparat dengan sesama aparat birokrasi
maupun antara aparat dengan masyarakat. Sehingga apabila ada suatu prosedur pelayanan
yang harus dipatuhi oleh masyarakat, masyarakat akan mematuhinya dengan senang hati.
Hal itu disebabkan oleh karena interaksi yang baik tadi. Suasana ini juga akan
menciptakan ketertiban dalam jalannya pelayanan di kelurahan sehingga efektivitas
pelayanan bisa tercapai jika kedua hal tersebut maksimal.
B. Hipotesis
b. Semakin baik iklim kerja yang ada dalam pemerintah kelurahan maka
semakin meningkat pula efektivitas pelayanannya.
(Y)
Gambar 1.
Hipotesis Model Geometrikal
Keterangan :
1. Definisi Konsep
Yaitu tercapainya suatu tujuan yang dilakukan oleh aparat dalam pelayanan
Yaitu suatu sikap taat pada peraturan dan tata tertib serta tanggung jawab
timbul karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar maupun tidak
2. Definisi Operasional
organisasi
- tingkat kerjasama dalam organisasi
- cara berpakaian
pegawai
berikut ini :
Tabel 4. Matriks Definisi Operasional
Variabel Penelitian
No. Variabel Dimensi Item
Indikator
A. Efektivitas Pelayanan 1. Optimasi tujuan a. tercapainya 1-2
target kerja
b. keluhan dari
penerima hasil 3-4
kerja
c. prioritas
pencapaian tujuan 5
b. pencapaian
tujuan dengan
mengikuti prosedur
yang ada 7
c. memahami dan
menguasai hal-hal
teknis
pekerjaannya
8-9
3. Perilaku a. partisipasi 10-11
pegawai dalam anggota dalam
organisasi program-program
yang dilaksanakan
organisasi
b. tingkat
kerjasama dalam
organisasi
c. tingkat 12-13
pelanggaran
terhadap peraturan
organisasi
14
c. taat pada
peraturan dan tata
tertib yang berlaku
18-19
d. cara berpakaian
e. absensi dan
daftar hadir
20
21-22
2. Tanggung jawab a. penggunaan dan 23-25
pemeliharaan alat-
alat perlengkapan
kantor
b. penyelesaian
pekerjaan sesuai
dengan ketentuan
26-27
c. kesanggupan
menanggung resiko
terhadap tindakan
yang dilakukan
28
C. Iklim Kerja 1. Struktur tugas a. adanya struktur 29
organisasi yang
tegas dan
tergambar dalam
bagan
b. adanya
pembagian
tugas/pekerjaan 30
yang jelas dalam
organisasi
c. terjalinnya
komunikasi yang
baik antara atasan
dan bawahan
maupun sesama 31
rekan kerja
2. Hubungan a. pemberian 32
imbalan – hukum imbalan tambahan
bagi pegawai yang
berprestasi
b. tingkat
penghargaan bagi
pegawai yang
berprestasi 33
c. pemberian
hukuman bagi
pegawai yang
melanggar
peraturan 34
3. Pengambilan a. partisipasi 35
keputusan anggota dalam
mengambil
keputusan
b. kebebasan
pegawai
mengambil
tindakan dalam 36
situasi darurat
4. Tekanan pada a. peraturan 37
prestasi dan organisasi yang
semangat kerja dijalankan dengan
baik oleh pegawai
b. semangat
pegawai dalam
bekerja
38-39
c. kejelasan sistem
penilaian kerja
d. aktivitas 40
organisasi yang
mempunyai
orientasi
pengembangan 41
bagi pegawai
e. frekuensi
pengadaan
pendidikan dan
latihan bagi
pegawai
f. adanya
bimbingan dan 42
pengawasan dari
atasan
g. tingkat
kedisiplinan
pelaksanaan 43-44
evaluasi kerja
pegawai
h. ketersediaan
fasilitas dan sarana
bagi kelancaran 45
pekerjaan
46
5. Keamanan versus a. rasa aman dan 47-49
Resiko nyaman pada saat
bekerja
b. adanya insentif
yang sesuai dengan
pekerjaannya 50
c. munculnya
resiko pekerjaan
yang berat
d. sikap pegawai 51
dalam menghadapi
resiko pekerjaan
yang ada
52
===============================================================
======
BAB III
A. Metode Penelitian
1. Sasaran Penelitian
Sasaran penelitian ini adalah seluruh aparat kelurahan yang ada di Kecamatan
Cilacap Utara Kabupaten Cilacap. Dan untuk melengkapi kevalidan data, penulis
acak.
2. Lokasi Penelitian
Cilacap Utara Kabupaten Cilacap. Alasan pemilihan lokasi ini didasarkan pada
3. Metode Penelitian
menggunakan metode survai yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu
populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data yang pokok
terbatas. Sampel yang jumlahnya sebesar populasi tersebut sering disebut sampel
sampel dalam penelitian ini mengacu pada pendapat Arikunto yang menyatakan
apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga
Jadi dalam penelitian ini sampelnya adalah seluruh aparat kelurahan yang ada di
Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap yang berjumlah 82 orang. Dan untuk
1. Kuesioner
2. Wawancara
Suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu. Hal ini
merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan
secara fisik. Wawancara ini akan dilakukan pada pegawai kelurahan yang
yang datang ke kelurahan untuk memperoleh pelayanan dari aparat. Hal ini
dilakukan untuk mendukung data yang sudah ada dari menyebaran kuesioner.
3. Observasi
Suatu studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan gejala
psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan. Metode ini digunakan untuk
melalui metode wawancara dan kuesioner. Dari sini dapat diketahui keadaan
4. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang ada pada instansi atau
7. Sumber Data
Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan ada dua macam, yaitu :
1. Data Primer
diperoleh dari wawancara dan jawaban responden pada kuesioner yang telah
penelitian.
2. Data Sekunder
majalah, koran dan keterangan lainnya yang ada kaitannya dengan obyek
1. Validitas Instrumen
mengukur secara cermat dan tepat apa yang ingin diukur. Validitas adalah
valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mengukur apa yang hendak
pada teori-teori atau pendapat para ahli. Sutrino Hadi (dalam Sugiyono,
1999:97) menyatakan bahwa “bila bangunan teorinya sudah benar, maka hasil
pengukuran dengan alat ukur (instrumen) yang berbasis pada teori itu sudah
2. Reliabilitas Instrumen
Keterangan :
r.tot = angka reliabilitas keseluruhan item.
Apabila nilai r.tot lebih besar daripada nilai pada r tabel maka dapat
dinyatakan bahwa item tersebut reliable (terandalkan).
B. Metode Analisis
1. Pengukuran Variabel
Alat pengumpul data utama dalam penelitian ini adalah kuesioner. Skala
berikut :
dimengerti.
Konkordansi Kendall. Apabila hasil korelasi valid maka akan dilanjutkan dengan
model Regresi Ordinal. Kendall Tau digunakan untuk mencari hubungan dan
menguji hipotesis antara 2 variabel atau lebih bila datanya berbentuk ordinal atau
Kendall digunakan untuk mengetahui derajat asosiasi semua variabel bebas secara
bersama-sama.
telah disebutkan di atas, maka akan diperoleh koefisien korelasi. Untuk dapat
a. Kendall Tau – c ( c)
Keterangan:
b. Korelasi Parsial
Korelasi parsial digunakan untuk menganalisis bila bermaksud mengetahui
Keterangan :
n = jumlah sample
t = t hitung
Keterangan :
N = Jumlah obyek
Rumus :
Keterangan :
Hasil uji signifikansi ini lalu dibandingkan dengan tabel, bila hasilnya lebih
besar dari harga tabel berarti signifikan, dan jika hasilnya lebih kecil dari
harga tabel berarti tidak signifikan. Untuk uji signifikansi koefisien
konkordansi kendall ini tergantung pada besarnya sampel N (sampel).
Hasil ini baru dapat dilihat pada tabel, apabila hasilnya lebih besar berarti
signifikan. Tabel ini adalah tabel .
Dalam penelitian ini yang harus dilakukan sehubungan hal tersebut adalah:
2. Karena dalam penelitian ini sudah pasti N lebih besar dar 7 maka
langkah selanjutnya mencari harga signifikansi dengan rumus = k(N-
1)W.
d. Analisis Regresi
1. Model menjadi stabil atau invariant pada kondisi timbal balik (reversal)
ditafsirkan.
===============================================================
======
BAB IV
a. Kelurahan Gumilir
Kelurahan Gumilir memiliki luas 310,013 Ha atau sekitar 16,69 persen luas kecamatan
Cilacap Utara. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan 0,5 km. Secara administratif,
7 m di atas permukaan laut. Kelurahan Gumilir mempunyai sifat iklim tropis dengan
musim penghujan dan kemarau yang silih berganti selama satu tahun. Curah hujan rata-
rata 2012 mm dan suhu udara rata-rata 20°C. Peruntukan dan penggunaan tanah dapat
dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan tabel dalam lampiran 3 dapat diketahui bahwa
sebagian besar lahan yang ada dipakai untuk pekarangan, pemukiman/perumahan dan
bangunan umum. Selain itu ada tanah yang digunakan untuk jalan umum sepanjang
18.765 km.
Penduduk kelurahan Gumilir terdiri dari 3.017 KK. Jumlah penduduk menurut
jenis kelamin sebanyak 13.626 orang dengan perincian penduduk laki-laki sebanyak
6.894 orang dan perempuan 6.732 orang. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia
Usia Jumlah
00 – 03 tahun 1.097
04 – 06 tahun 803
07 – 11 tahun 970
13 – 15 tahun 801
16 – 18 tahun 720
19 – keatas 9.235
Jumlah Total 13.626
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui bahwa usia penduduk yang masih dalam
usia pendidikan sebesar 13.626 orang. Jumlah paling banyak adalah pada penduduk usia
19 – keatas yaitu 9.235 orang. Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia
tenaga kerja dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Usia Jumlah
10 – 14 tahun 1.283
15 – 19 tahun 1.400
20 – 26 tahun 1.402
27 – 40 tahun 2.355
41 – 56 tahun 2.271
57 – ke atas 2.262
Jumlah Total 10.973
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Berdasarkan tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa angka tenaga kerja di kelurahan ini
cukup tinggi yaitu 10.973 orang. Jumlah paling banyak adalah pada usia 27 – 40 tahun.
Namun angka ini tidak terlalu jauh berbeda dengan jumlah tenaga kerja pada usia 41 – 56
tahun dan 57 – ke atas.
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel berikut :
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Kelurahan Karang Talun memiliki luas 353,02 Ha atau sekitar 19 persen luas kecamatan
Cilacap Utara. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan 4,5 km. Secara administratif, batas
wilayah kelurahan Karang Talun adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Kelurahan Kali Donan.
tanah 6 m di atas permukaan laut. Kelurahan Karang Talun mempunyai sifat iklim tropis
dengan musim penghujan dan kemarau yang silih berganti selama satu tahun. Curah
hujan rata-rata 2000-3000 mm dan suhu udara rata-rata 26°C. Peruntukan dan
penggunaan tanah dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan tabel pada lampiran 3 dapat
diketahui bahwa sebagian besar lahan yang ada dipakai untuk sawah, ladang dan
pemukiman/perumahan. Selain itu ada tanah yang digunakan untuk jalan umum
Penduduk kelurahan Karang Talun terdiri dari 2.627 KK. Jumlah penduduk
menurut jenis kelamin sebanyak 10.615 orang dengan perincian penduduk laki-laki
sebanyak 5.446 orang dan perempuan 5.169 orang. Jumlah penduduk berdasarkan
Usia Jumlah
00 – 03 tahun 1.131
04 – 06 tahun 998
07 – 11 tahun 1.971
13 – 15 tahun 1.857
16 – 18 tahun 2.838
19 – keatas 2.849
Jumlah Total 11.644
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui bahwa usia penduduk yang masih dalam
usia pendidikan sebesar 11.644 orang. Jumlah paling banyak adalah pada penduduk 16-
18 tahun yaitu sebanyak 2.838 orang dan penduduk usia 19 – keatas yaitu 2.849 orang.
Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia tenaga kerja dapat dilihat dalam
tabel berikut ini :
Tabel 10. Jumlah Penduduk di Kelurahan Karang Talun Berdasarkan Usia Tenaga kerja
Usia Jumlah
10 – 14 tahun 999
15 – 19 tahun 2.435
20 – 26 tahun 2.443
27 – 40 tahun 2.373
41 – 56 tahun 1.326
57 – keatas 1.133
Jumlah Total 10.709
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Berdasarkan tabel 10 dapat diketahui bahwa angka tenaga kerja di kelurahan ini cukup
tinggi yaitu 10.709 orang. Jumlah paling banyak adalah pada usia 20 – 26 tahun yaitu
sebanyak 2.443 orang. Namun angka ini tidak terlalu jauh berbeda dengan jumlah tenaga
kerja pada usia 15 – 19 tahun yaitu sebanyak 2.435 orang dan 27 – 40 tahun yaitu
sebanyak 2.373 orang.
ragam mulai dari pertani, nelayan, pertukangan, buruh sampai dengan pegawai negeri
sipil dan ABRI. Rincian komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat
Tabel 11. Komposisi Penduduk Kelurahan Karang Talun Berdasarkan Mata Pencaharian
No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)
1. Pegawai Negeri Sipil 129 2,37
2. ABRI 4 0,07
3. Swasta 1.542 28,37
4. Wiraswasta/pedagang 348 6,4
5. Tani 310 5,7
6. Pertukangan 986 18,14
7. Buruh 1.198 22,04
8. Pensiun 474 8,72
9. Nelayan 377 6,94
10. Pemulung 2 0,04
11. Jasa 66 1,21
Jumlah Total 5.436 100
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
c. Kelurahan Kebonmanis
Kelurahan Kebonmanis memiliki luas 198,641 Ha atau sekitar 10,69 persen luas
kecamatan Cilacap Utara. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan 2 km. Secara
administratif, batas-batas wilayah kelurahan Kebonmanis adalah sebagai berikut :
tanah 7 m di atas permukaan laut. Kelurahan Kebonmanis mempunyai sifat iklim tropis
dengan musim penghujan dan kemarau yang silih berganti selama satu tahun. Curah
tabel dalam lampiran 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar lahan yang ada dipakai
untuk irigasi yaitu seluas 163,286 Ha. Dengan luas yang hampir sama, tanah di
ada tanah yang digunakan untuk jalan umum sepanjang 2.500 km.
Penduduk Kebonmanis terdiri dari 2.252 KK. Jumlah penduduk menurut jenis
kelamin sebanyak 10.030 orang dengan perincian penduduk laki-laki sebanyak 5.062
Usia Jumlah
00 – 03 tahun 943
04 – 06 tahun 703
07 – 12 tahun 979
13 – 15 tahun 904
16 – 18 tahun 1.021
19 – keatas 5.470
Jumlah Total 10.020
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Tabel 13. Jumlah Penduduk di Kelurahan Kebonmanis Berdasarkan Usia Tenaga Kerja
Usia Jumlah
10 – 14 tahun 851
15 – 19 tahun 973
20 – 26 tahun 1779
27 – 40 tahun 1874
41 – 56 tahun 1488
57 – keatas 1190
Jumlah Total 8.155
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Berdasarkan tabel 12 dapat diketahui bahwa usia penduduk yang masih dalam usia
pendidikan sebesar 10.020 orang. Jumlah paling banyak adalah pada penduduk usia 19
tahun ke atas yaitu sebanyak 5.470 orang. Kemudian dari tabel 13 dapat diketahui bahwa
angka tenaga kerja di kelurahan ini cukup tinggi yaitu 8.155 orang.
ragam. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel
berikut :
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Berdasarkan tabel 14 dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk kelurahan Kebonmanis
bermata pencaharian sebagai buruh, yaitu sebanyak 500 orang atau sekitar 26,36 persen.
Sedangkan yang bermata pencaharian sebagai swasta menduduki ranking dua yaitu
sebanyak 450 orang atau sekitar 23,72 persen. Sedangkan yang bermata pencaharian
paling sedikit adalah sebagai nelayan, yaitu sebanyak 2 orang atau 0,11 persen dari
keseluruhan jumlah penduduk kelurahan Kebonmanis.
d. Kelurahan Mertasinga
Kelurahan Mertasinga memiliki luas 492,660 Ha atau sekitar 26,52 persen luas
kecamatan Cilacap Utara. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan 2,5 km. Secara
administratif, batas-batas wilayah kelurahan Mertasinga adalah sebagai berikut :
tanah 6 m di atas permukaan laut. Kelurahan Mertasinga mempunyai sifat iklim tropis
dengan musim penghujan dan kemarau yang silih berganti selama satu tahun. Curah
hujan rata-rata 2000-3000 mm dan suhu udara rata-rata 27°C. Peruntukan dan
penggunaan tanah dapat dilihat pada tabel di lampiran 3. Berdasarkan tabel dalam
lampiran 3 dapat diketahui bahwa sebagian besar lahan yang ada dipakai untuk sawah
dan ladang yaitu seluas 343,194 Ha. Dengan luas yang hampir sama, tanah di Mertasinga
digunakan untuk irigasi, yaitu seluas 317,356 Ha. Selain itu ada tanah yang digunakan
menurut jenis kelamin sebanyak 15.114 orang dengan perincian penduduk laki-laki
sebanyak 7.850 orang dan perempuan 7.264 orang. Jumlah penduduk berdasarkan
Usia Jumlah
00 – 03 tahun 718
04 – 06 tahun 487
07 – 12 tahun 1549
13 – 15 tahun 845
16 – 18 tahun 888
19 – keatas 10.628
Jumlah Total 15.115
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia tenaga kerja dapat dilihat dalam
Tabel 16. Jumlah Penduduk di Kelurahan Mertasinga Berdasarkan Usia Tenaga Kerja
Usia Jumlah
10 – 14 tahun 1.384
15 – 19 tahun 1.477
20 – 26 tahun 2.237
27 – 40 tahun 3.363
41 – 56 tahun 3.229
57 – keatas 1.616
Jumlah Total 13.306
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Berdasarkan tabel 15 dapat diketahui bahwa usia penduduk yang masih dalam usia
pendidikan sebesar 15.115 orang. Jumlah paling banyak adalah pada penduduk usia 19
tahun ke atas yaitu sebanyak 10.628 orang. Kemudian dari tabel 16 dapat diketahui
bahwa angka tenaga kerja di kelurahan ini sangat tinggi yaitu 13.306 orang.
berikut :
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Kelurahan Tritih Kulon memiliki luas 503,530 Ha atau sekitar 27,10 persen luas
kecamatan Cilacap Utara. Jarak dari pusat pemerintah kecamatan 1,8 km. Secara
administratif, batas-batas wilayah kelurahan Tritih Kulon adalah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Jeruk Legi.
tanah 5 m di atas permukaan laut. Kelurahan Tritih Kulon mempunyai sifat iklim tropis
dengan musim penghujan dan kemarau yang silih berganti selamas satu tahun. Curah
hujan rata-rata 2000-3000 mm dan suhu udara rata-rata 29°C. Peruntukan dan
penggunaan tanah dapat dilihat pada tabel di lampiran 3. Berdasarkan tabel di lampiran 3
dapat diketahui bahwa sebagian besar lahan yang ada dipakai untuk pekarangan dan
tegalan yaitu seluas 233,162 Ha dan 154,519 Ha. Selain itu ada tanah yang digunakan
Penduduk kelurahan Tritih Kulon terdiri dari 3.570 KK. Jumlah penduduk
menurut jenis kelamin sebanyak 15.830 orang dengan perincian penduduk laki-laki
sebanyak 8.038 orang dan perempuan 7.792 orang. Jumlah penduduk berdasarkan
Tabel 18. Jumlah Penduduk di Kelurahan Tritih Kulon Berdasarkan Usia Pendidikan
Usia Jumlah
00 – 03 tahun 1.079
04 – 06 tahun 936
07 – 12 tahun 1.848
13 – 15 tahun 1.398
16 – 18 tahun 2.437
19 – keatas 8.132
Jumlah Total 15.830
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Sedangkan jumlah penduduk berdasarkan kelompok usia tenaga kerja dapat dilihat dalam
tabel 19 berikut ini :
Tabel 19. Jumlah Penduduk di Kelurahan Tritih Kulon Berdasarkan Usia Tenaga Kerja
Usia Jumlah
10 – 14 tahun 1.461
15 – 19 tahun 4.066
20 – 26 tahun 1.147
27 – 40 tahun 2.290
41 – 56 tahun 2.466
57 – keatas 1.399
Jumlah Total 12.829
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Berdasarkan tabel 18 dapat diketahui bahwa usia penduduk yang masih dalam usia
pendidikan sebesar 15.830 orang. Jumlah paling banyak adalah pada penduduk usia 19
tahun ke atas yaitu sebanyak 8.132 orang. Kemudian dari tabel 19 dapat diketahui bahwa
angka tenaga kerja di kelurahan ini sangat tinggi hampir sama dengan jumlah di
kelurahan Mertasinga yaitu sebanyak 12.829 orang. Jumlah paling banyak adalah pada
usia 15 – 19 tahun yaitu sebanyak 4.066 orang.
ragam. Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 20. Komposisi Penduduk Kelurahan Tritih Kulon Berdasarkan Mata Pencaharian
No. Mata Pencaharian Jumlah Persentase (%)
1. Pegawai Negeri Sipil 405 6,28
2. ABRI 8 0,13
3. Swasta 1.466 22,74
4. Wiraswasta/pedagang 1.420 22,02
5. Tani 158 2,45
6. Pertukangan 2.003 31,06
7. Buruh 304 4,72
8. Pensiun 118 1,83
9. Nelayan 387 6,00
10. Jasa 173 2,68
11. Pemulung 6 0,09
Jumlah Total 6.448 100
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari – Juni 2005
Berdasarkan tabel 20 di atas dapat diketahui bahwa mayoritas penduduk kelurahan Tritih
Kulon bermata pencaharian di bidang pertukangan, yaitu sebanyak 2.003 orang atau
sekitar 31,06 persen. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai swasta dan pedagang
memiliki jumlah yang hampir sama yaitu sebanyak 1.466 orang atau sekitar 22,74 persen
dan 1.420 orang atau sekitar 22,02 persen. Sedangkan yang bermata pencaharian paling
sedikit adalah sebagai pemulung, yaitu sebanyak 6 orang atau 0,04 persen dari
keseluruhan jumlah penduduk kelurahan Tritih Kulon.
a. Lurah
b. Sekretaris Kelurahan
c. Kepala Seksi
- seksi pembangunan
d. Kepala Lingkungan
KEPALA
KELURAHAN
SEKRETARIS
KELURAHAN
KEPALA SEKSI
PEMERINTAHAN
KEPALA SEKSI
PEMBANGUNAN
KEPALA SEKSI
KETENTRAMAN
KETERTIBAN
KEPALA SEKSI
SOSIAL
EKONOMI
KEPALA
LINGKUNGAN
Sumber : Lampiran Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 61 Tahun 2003
Lurah, sekretaris kelurahan dibantu oleh beberapa orang staf. Kepala Lingkungan
merupakan jabatan non struktural yang mempunyai tugas pokok membantu pelaksanaan
Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Cilacap Nomor 61 Tahun 2003 itu juga
tugas Lurah di bidang pembinaan dan pelayanan administrasi kepada masyarakat serta
lain :
d. pelaksanaan pelayanan;
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
Untuk tugas pokok dan fungsi masing-masing seksi dijelaskan pula dalam pasal
10-15. Tugas Seksi Pemerintahan adalah melakukan urusan pemerintahan. Dan fungsi
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya.
dan melaksanakan pembinaan sosial dan ekonomi. Seksi Sosial Ekonomi memiliki fungsi
d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Lurah sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya
operasional Lurah dalam wilayah kerjanya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kepala
e. pelaksanaan tugas lain yang diberikan Lurah sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya.
3. Karakteristik Responden
karakteristik dari responden penelitian. Dari data hasil penelitian dapat diperoleh
gambaran mengenai ciri-ciri khusus dari responden sehubungan dengan masalah yang
diteliti. Responden yang dimaksud berjumlah 82 orang yang merupakan keseluruhan dari
aparat kelurahan yang ada di Kecamatan Cilacap Utara. Karakteristik responden secara
2. Perempuan 13 15,85
Jumlah 82 100
dijadikan sebagai data penelitian ini adalah laki-laki yaitu sejumlah 69 orang atau
responden penelitian.
2. 41 – 45 tahun 5 6,10
3. 46 – 50 tahun 18 21,95
4. 51 – 55 tahun 31 37,80
5. 56 – 60 tahun 22 26,83
55 tahun yaitu sebanyak 31 orang atau sekitar 37,80 persen. Kemudian responden
orang atau sekitar 3,66 persen dari jumlah keseluruhan responden penelitian.
2. SMP 8 9,76
3. SMU/SMK 22 26,83
4. D3 3 3,65
5. S1 8 9,76
Jumlah 82 100
paling banyak, yaitu 41 orang atau sekitar 50 persen. Berdasarkan data penelitian
SMU/SMK cukup banyak yaitu sebanyak 22 orang atau sekitar 26,83 persen dari
SMP dan S1 memiliki jumlah yang sama yaitu sebanyak 8 orang atau sekitar 9,76
persen. Sedangkan responden tamatan D3 hanya ada 3 orang atau sekitar 3,65
Kualitas data suatu penelitian ditentukan oleh kualitas alat pengambilan data atau
instrumen penelitiannya. Kalau instrumen penelitiannya cukup valid dan reliabel, makan
data yang dihasilkan juga cukup valid dan reliabel. Berkenaan dengan hal itu, maka
dalam penelitian ini dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian
skor butir dengan skor total dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Harga
korelasi tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel korelasi pada taraf signifikansi 5
persen. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid apabila didapatkan angka korelasi lebih
yang lebih besar dari tabel korelasi pada taraf siginifikansi 5 persen.
1. Uji Validitas
lima persen nilai r-tabel = 0,220, sehingga bisa dikatakan bahwa semua
pertanyaan dalam kuesioner efektivitas pelayanan bersifat valid. Hal ini berarti
apa yang hendak diukur. Instrumen penelitian yang digunakan telah memenuhi
Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS for Windows release 11.05 didapatkan
Untuk variabel disiplin kerja dengan jumlah responden 82 maka N yang didapat
adalah 82 – 2 = 80 sehingga sesuai tabel maka untuk taraf signifikansi lima persen
nilai r-tabel = 0,220, sehingga bisa dikatakan bahwa semua pertanyaan dalam
kuesioner disiplin kerja bersifat valid. Hal ini berarti bahwa instrumen disiplin
kerja tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur.
data.
Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS for Windows release 11.05 didapatkan
adalah 82 – 2 = 80 sehingga sesuai tabel maka untuk taraf signifikansi lima persen
nilai r-tabel = 0,220, sehingga bisa dikatakan bahwa semua pertanyaan dalam
kuesioner iklim kerja bersifat valid. Hal ini berarti bahwa instrumen iklim kerja
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur. Instrumen
2. Uji Reliabilitas
Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS for Windows release 11.05 didapatkan
jumlah responden 82 maka N yang didapat adalah 82–2 yaitu 80 sehingga sesuai
tabel maka untuk taraf signifikansi 5 persen nilai r-tabelnya adalah 0,220.
pelayanan beberapa kali maka akan didapatkan hasil yang relatif sama.
Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS for Windows release 11.05 didapatkan
Spearman Brown sebesar 0,9274. Untuk variabel disiplin kerja dengan jumlah
Spearman Brown lebih besar dari r-tabel (0,9274>0,220), maka kuesioner disiplin
digunakan untuk menguji variabel disiplin kerja beberapa kali maka akan
Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS for Windows release 11.05 didapatkan
Spearman Brown sebesar 0,8682. Untuk variabel iklim kerja dengan jumlah
Spearman Brown lebih besar dari r-tabel (0,8682>0,220), maka kuesioner iklim
digunakan untuk menguji variabel iklim kerja beberapa kali maka akan
Spearman
No. Variabel r-tabel Status
Brown
1. Efektivitas Pelayanan (Y) 0,8694 0,220 Reliabel
tinggi.
Berdasarkan hal tersebut maka rentang data teoritik adalah 14 sampai dengan 42.
Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan didapat data dengan frekuensi
sebagai berikut :
Tabel 28 menjelaskan bahwa dari 82 responden yang diteliti, 8 responden (9,8 persen)
tergolong sedang dan 41 responden (50,0 persen) menilai efektivitas pelayanan yang
Variabel disiplin kerja (X1) dalam penelitian ini diambil dengan kuesioner
Kemudian dari hasil penelitian yang dilak ukan didapat data dengan
Tabel 29 di atas menjelaskan bahwa dari 82 responden yang diteliti, 6 responden (7,3
persen) menilai bahwa disiplin kerja aparat kelurahan tergolong rendah, 32 responden
(39,0 persen) menilai disiplin kerja aparat kelurahan tergolong sedang dan 44
responden (53,7 persen) menilai disiplin kerja aparat kelurahan tergolong tinggi.
tersebut maka rentang data teoritik adalah 24 sampai dengan 72. Adapun interval
Kemudian dari hasil penelitian yang dilakukan didapat data dengan frekuensi
sebagai berikut :
(19,5 persen) menilai bahwa iklim kerja yang terdapat di kelurahan tergolong rendah,
27 responden (32,9 persen) menilai iklim kerja yang ada di kelurahan tergolong
sedang dan 39 responden (47,6 persen) menilai iklim kerja yang ada di kelurahan
tergolong tinggi.
kelurahan lebih banyak dipengaruhi oleh variabel iklim kerja yaitu sebesar 54,98.
kelurahan relatif kecil apabila dibandingkan dengan variabel iklim kerja yaitu sebesar
31,87.
D. Pengujian Hipotesis
Analisis data merupakan cara untuk menyajikan data yang telah diperoleh dari
hasil penyebaran kuesioner penelitian. Data yang telah diperoleh kemudian diolah untuk
mengetahui hubungan variabel yang dioperasionalkan yaitu variabel Disiplin Kerja (X1),
Iklim Kerja (X2) dan variabel Efektivitas Pelayanan (Y).
Penelitian ini menggunakan teknik satistik non parametrik yaitu dengan
menggunakan Analisa Tabulasi Silang, Korelasi Kendall Tau dan Koefisien Konkordansi
Kendall. Korelasi Kendall Tau digunakan untuk menguji hipotesis pertama yaitu
pengaruh antara disiplin kerja pegawai dengan efektivitas pelayanan aparat kelurahan dan
hipotesis kedua yaitu pengaruh antara iklim kerja yang ada dalam kelurahan dengan
digunakan untuk mengetahui derajat asosiasi semua variabel bebas secara bersama-sama.
Hasil analisis dengan teknik-teknik tersebut akan dibahas satu persatu, sebagai berikut :
1. Tabulasi Silang
Pada analisa tabulasi silang data yang sudah ada dikelompokkan dalam jenjang kategori.
Tabulasi silang digunakan untuk mengamati kecenderungan pengaruh antara dua variabel
persentasenya tiap kelompok untuk memperjelas dan melihat pengaruh antara dua
Kecenderungan pengaruh antara variabel disiplin kerja (X1) dengan variabel efektivitas
Tabel 32. Analisis Hasil Tabulasi Silang antara Variabel Disiplin Kerja (X1) dengan
Variabel Efektivitas Pelayanan (Y)
Disiplin Kerja Efektivitas Pelayanan (Y)
Jumlah
Rendah Sedang Tinggi
(X1)
2 5 37 44
Tinggi
25,0% 15,2% 90,2% 53,7%
5 25 2 32
Sedang
62,5% 75,8% 4,9% 39,0%
1 3 2 6
Rendah
12,5% 9,1% 4,9% 7,3%
8 33 41 82
Jumlah
100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
Merujuk tabulasi silang pada tabel 32 di atas, kecenderungan pengaruh antara disiplin
1). Dari 82 responden terdapat 6 responden yang disiplin kerjanya rendah. Dari 6
responden tersebut menunjukkan kecenderungan sebagai berikut :
2). Dari 82 responden terdapat 32 responden yang disiplin kerjanya sedang. Dari 32
responden tersebut menunjukkan kecenderungan sebagai berikut :
3). Dari 82 responden terdapat 44 responden yang disiplin kerjanya tinggi. Dari 44
responden tersebut menunjukkan kecenderungan sebagai berikut :
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa variabel disiplin kerja (X1) cenderung
Kecenderungan pengaruh antara variabel iklim kerja (X2) dengan variabel efektivitas
Tabel 33. Analisis Hasil Tabulasi Silang antara Variabel Iklim Kerja (X2) dengan
Variabel Efektivitas Pelayanan (Y)
Merujuk tabulasi silang pada tabel 33 di atas, kecenderungan pengaruh antara iklim kerja
1). Dari 82 responden terdapat 16 responden yang menyatakan iklim kerja rendah. Dari
16 responden tersebut menunjukkan kecenderungan sebagai berikut :
2). Dari 82 responden terdapat 27 responden yang menyatakan iklim kerja sedang. Dari
27 responden tersebut menunjukkan kecenderungan sebagai berikut :
3). Dari 82 responden terdapat 39 responden yang menyatakan iklim kerja tinggi. Dari 39
responden tersebut menunjukkan kecenderungan sebagai berikut :
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa variabel iklim kerja (X2) cenderung
2. Korelasi Kendal c
antara variabel disiplin kerja (x1) dan variabel iklim kerja (x2) sebagai variabel bebas
terhadap efektivitas pelayanan aparat dan pengaruh antara variabel iklim kerja terhadap
(X1) dan variabel efektivitas pelayanan (Y) adalah sebesar 0,518. Koefisien ini
persen (α lebih besar dari nilai approximate significance yaitu 0,05 > 0,001).
tabel, dimana bila Z hitung lebih besar dari Z tabel maka koefisien korelasi yang
dua sisi diketahui sebesar 1,96. Kemudian harga ini dibandingkan dengan Z hitung,
sehingga Z hitung yang diperoleh lebih besar dari Z tabel (6,888>1,96) sehingga
hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara variabel disiplin kerja
(X1) dengan variabel efektivitas pelayanan (Y) sebesar 0,518 adalah signifikan.
Dengan hasil ini maka terlihat terdapat hubungan yang signifikan antara variabel
Utara Kabupaten Cilacap. Disiplin kerja aparat kelurahan yang ada di Kecamatan
Cilacap Utara sudah baik. Hal ini ditujukkan dengan taatnya aparat pada peraturan-
peraturan yang berlaku dalam organisasi, ketaatan aparat pada jam kerja, cara
berpakaian yang selalu memakai baju seragam, dan tingkat kehadiran yang tinggi
serta tanggung jawab pegawai yang tinggi dalam menggunakan peralatan kantor dan
(1987:160) bahwa disiplin adalah suatu keadaan tertib dimana orang-orang yang
bergabung dalam suatu organisasi, tunduk pada peraturan-peraturan yang telah ada
dengan senang hati. Widjaja (1990:28) berpendapat bahwa disiplin adalah termasuk
kehidupan sehari-hari dapat kita amati bahwa mereka yang berdisiplin tinggi,
umumnya berprestasi lebih tinggi pula. Dari pendapat tersebut dapat ditarik
pengertian bahwa seorang pegawai yang memiliki disiplin kerja yang tinggi maka
akan dapat berprestasi lebih tinggi pula. Prestasi pegawai yang tinggi akan
memberikan sumbangan yang optimal kepada organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Begitu pula halnya bagi kelurahan yang mempunyai tujuan
memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat, pelayanan yang efektif bagi
masyarakat. Tujuan tersebut dapat tercapai melalui disiplin kerja yang tinggi dari
tanggungjawabnya.
mengemukakan bahwa :
dan kesadaran bahwa ketaatan akan aturan, kriteria standar struktur dan sistem
(1990:156) bahwa :
baik. Karena tugas yang diemban oleh kelurahan bersifat kompleks, maka lurah
pelayanan yang efektif atau berdaya guna bagi masyarakat. Disiplin yang baik juga
berarti terlaksananya tugas-tugas yang harus dilakukan oleh aparat kelurahan sesuai
kerja pegawai memiliki arti penting dalam mencapai pelayanan yang efektif. Dengan
aparat kelurahan dengan kenyataan di lapangan mengenai faktor disiplin kerja yang
(X2) dan variabel efektivitas pelayanan (Y) adalah sebesar 0,540. Koefisien ini
menunjukkan pengaruh yang positif dan signifikan. Artinya iklim kerja berpengaruh
terhadap efektivitas pelayanan dan diterima pada taraf signifikansi 5 persen (α lebih
tabel, dimana bila Z hitung lebih besar dari Z tabel maka koefisien korelasi yang
ditemukan adalah signifikan (Sugiono, 2004:240). Harga Z untuk variabel iklim kerja
dua sisi diketahui sebesar 1,96. Kemudian harga ini dibandingkan dengan Z hitung,
sehingga Z hitung yang diperoleh lebih besar dari Z tabel (7,181>1,96) sehingga
hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi antara variabel iklim kerja
(X2) dengan variabel efektivitas pelayanan (Y) sebesar 0,540 adalah signifikan.
Dengan hasil ini, terlihat terdapat hubungan antara variabel iklim kerja dengan
Kabupaten Cilacap.
Cilacap Utara sudah baik. Hal ini ditujukkan dengan terdapatnya struktur tugas di
komunikasi yang baik, partisipasi dan kebebasan pegawai dalam setiap pengambilan
keputusan serta adanya hukuman dan imbalan bagi pegawai yang berprestasi dan
melanggar aturan.
1993:34) bahwa pada dasarnya terbentuk karena proses menyatunya tiga unsur, yaitu
karyawan, manajemen dan penjabaran kegiatan organisasi. Hal tersebut akan berjalan
baik jika semua berjalan sesuai secara fungsional yaitu : Pertama, karyawan dapat
ketat dari atasannya. Kedua, atasan sebagai bagian dari manajemen, selain memahami
hal-hal teknis dari pekerjaan dan unit kerjanya, juga harus menguasai kemampuan
kesepakatan kerja yang dijalankan dengan baik, sistem penggajian dan pemberian
Iklim kerja dalam suatu organisasi merupakan suatu sifat atau ciri yang
dirasakan dalam lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang
dilakukan secara sadar maupun tidak sadar dan dianggap mempengaruhi kelancaran
memang merupakan faktor pengaruh yang penting bagi prestasi dan kepuasan kerja.”
Dari pendapat tersebut dapat ditarik pengertian bahwa dalam sebuah organisasi yang
memiliki iklim kerja yang baik maka organisasi akan dapat memberikan pelayanan
yang efektif. Begitu pula halnya bagi kelurahan yang mempunyai tujuan memberikan
pelayanan yang baik bagi masyarakat, pelayanan yang efektif bagi masyarakat.
Tujuan tersebut dapat tercapai apabila dalam kelurahan tercipta iklim kerja yang baik.
Suasana iklim kerja tempat pegawai bekerja perlu diperhatikan. Iklim kerja
dalam suatu organisasi merupakan suatu sifat atau ciri yang dirasakan dalam
lingkungan kerja dan timbul karena kegiatan organisasi yang dilakukan secara sadar
pelayanannya menjadi efektif. Dalam hal ini yang dimaksud adalah iklim organisasi
Hal ini sangat penting guna mendukung tercapainya pelayanan yang efektif terhadap
masyarakat.
yang tercipta di suatu organisasi memiliki arti penting dalam mencapai pelayanan
yang efektif dari suatu organisasi. Demikian pula halnya dengan organisasi kelurahan.
Harus tercipta suatu iklim kerja yang baik agar kelurahan dapat memberikan
3. Korelasi Parsial
Uji korelasi parsial digunakan untuk melihat tingkat kemurnian pengaruh antara
variabel independen dengan dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat
tetap/dikontrol.
variabel efektivitas pelayanan yang dikontrol oleh variabel iklim kerja sebesar
0,5724. Koefisien korelasi ini lebih besar dibandingkan dengan koefisien korelasi
sebelum dikontrol yaitu 0,518 sehingga pengaruhnya dapat dikatakan murni. Jadi
setiap subyek dalam sampel bila iklim kerjanya sama, maka pengaruh antara disiplin
kerja dengan efektivitas pelayanan lebih kuat. Hal ini berarti bila pegawai yang
disiplin kerjanya tinggi dan iklim kerjanya sama dengan pegawai yang disiplin
variabel efektivitas pelayanan yang dikontrol oleh variabel disiplin kerja sebesar
0,3549. Koefisien korelasi ini lebih kecil dibandingkan dengan koefisien korelasi
sebelum dikontrol yaitu 0,54 sehingga pengaruhnya dapat dikatakan tidak murni. Jadi
setiap subyek dalam sampel bila disiplin kerjanya sama, maka pengaruh antara iklim
kerja dengan efektivitas pelayanan menjadi lebih lemah. Hal ini berarti bila pegawai
yang bekerja pada iklim kerja yang tinggi dan disiplin kerjanya sama dengan pegawai
yang bekerja pada iklim kerja yang rendah, maka efektivitas pelayanannya justru
Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas secara
variabel disiplin kerja (X1) dan iklim kerja (X2) terhadap efektivitas pelayanan (Y).
Rumus ini akan membuktikan hipotesis bahwa disiplin kerja aparat dan iklim kerja secara
aparat kelurahan. Hasil perhitungan data dengan analisis konkordansi kendall (W)
Dari tabel 35 di atas dapat dilihat hasil perhitungan X1.X2.Y yang merupakan pengaruh
disiplin kerja dan iklim kerja secara bersama-sama dengan efektivitas pelayanan aparat
bahwa nilai koefisien konkordasi kendall sebesar 0,779. Hal ini menunjukkan adanya
pengaruh yang sangat kuat antara disiplin kerja (X1) dan iklim kerja (X2) dengan
tabel pada taraf signifikansi 5 persen menunjukkan angka 5,991 sehingga dengan
demikian X2 hitung sebesar 127,696 lebih besar dari X2 tabel (127,696 > 5,991). Hasil
perhitungan tersebut membuktikan bahwa pengaruh antara disiplin kerja (X1) dan iklim
kerja (X2) terhadap efektivitas pelayanan (Y) siginifikan diterima pada taraf signifikansi
5 persen sehingga dapat dikatakan bahwa peningkatan disiplin kerja dan iklim kerja
kelurahan. Dengan demikian hipotesis pengaruh antara disiplin kerja dan iklim kerja
kelurahan di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap dapat dipengaruhi oleh faktor
disiplin kerja aparat dan iklim kerja yang ada pada lingkungan kerja. Hal ini sesuai
dengan apa yang dikemukakan oleh M. Manullang (1986:214) yang mengatakan bahwa
prestasi atau efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas perorangan, atau
dengan kata lain bila tiap anggota organisasi secara terkoordinasi melaksanakan tugas
akan timbul. Yang dimaksud koordinasi disini adalah iklim kerja yang tercipta di
lingkungan kerja. Melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik berarti kedisiplinan
tiap-tiap individu dalam organisasi tersebut baik. Dari situlah kita dapat mengetahui
bahwa ada pengaruh yang erat antara disiplin dan iklim kerja terhadap efektivitas suatu
organisasi. Dengan demikian signifikansi pengaruh disiplin kerja aparat dan iklim kerja
mengenai faktor disiplin kerja dan iklim kerja terhadap efektivitas pelayanan terbukti.
5. Regresi Ordinal
Hasil perhitungan regresi ordinal pengaruh variabel disiplin kerja (X1) dan
variabel iklim kerja (X2) secara bersama-sama terhadap variabel efektivitas pelayanan
(Y) diperoleh nilai beta (b) sebesar 54,627 dan signifikan pada taraf 0,001 (a 0,05 >
0,001). Hasil regresi ordinal sebesar 54,627 menunjukkan arah positif sehingga model
regresi ini cocok (fitting) digunakan untuk meramalkan pengaruh antara variabel disiplin
kerja (X1) dan variabel iklim kerja (X2) terhadap variabel efektivitas pelayanan (Y)
sehingga dapat dikatakan setiap kenaikan satu unit pada variabel disiplin kerja dan iklim
kerja sebesar 54,627 akan mengakibatkan kenaikan satu unit pada variabel efektivitas
variabel bebas secara serentak terhadap variabel terikat. Nilai Negelkerke R2 dapat
pengujian dengan SPSS for Windows release 11.05 didapatkan nilai Negelkerke R2
sebesar 0,642. Hal ini berarti bahwa pengaruh disiplin kerja aparat kelurahan dan iklim
kerja yang ada di kelurahan terhadap efektivitas pelayanan aparat kelurahan sebesar 64,2
persen, sedangkan sisanya sebesar 35,8 persen dipengaruhi variabel di luar model.
Dengan demikian hipotesis diterima, artinya bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
disiplin kerja aparat kelurahan dan iklim kerja yang ada di kelurahan terhadap efektivitas
E. Pembahasan
presentasenya tiap kelompok untuk memperjelas dan melihat pengaruh antara dua
variabel. Dari hasil perhitungan tabulasi silang didapatkan dua kecenderungan. Yang
aparat. Yang kedua, bahwa iklim kerja cenderung berpengaruh terhadap efektivitas
pelayanan aparat.
Adanya pengaruh ini dibuktikan melalui perhitungan korelasi kendall tau-c, dimana
didapatkan koefisien korelasi antara X1 terhadap Y adalah sebesar 0,518. Nilai koefisien
menunjukkan disiplin kerja memiliki hubungan yang positif dan signifikan. Artinya
semakin tinggi disiplin kerja aparat, maka efektivitas pelayanan akan semakin tinggi
pula. Besarnya pengaruh tersebut adalah sebanyak 51,8 persen. Koefisien ini dinyatakan
signifikan karena nilai approximate significance lebih kecil dari nilai a (0,001 < 0,005)
dan diperkuat dengan perbandingan harga Z hitung dan Z tabel, dimana Z hitung lebih
besar dari Z tabel (6,888 > 1,96). Dengan demikian maka hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa semakin tinggi disiplin kerja aparat pemerintah kelurahan maka akan
Dari perhitungan korelasi kendall tau-c juga didapatkan koefisien korelasi antara X2
terhadap Y yaitu sebesar 0,540. Nilai koefisien menunjukkan iklim kerja memiliki
hubungan yang positif dan signifikan. Artinya semakin baik iklim kerja maka efektivitas
persen. Koefisien ini dinyatakan signifikan karena nilai approximate significance lebih
kecil dari nilai a (0,001 < 0,005) dan diperkuat dengan perbandingan harga Z hitung dan
Z tabel, dimana Z hitung lebih besar dari Z tabel (7,181 > 1,96). Dengan demikian
hipotesis kedua yang menyatakan bahwa semakin tinggi iklim kerja maka akan semakin
variabel independen dengan dependen, dimana salah satu variabel independennya dibuat
tetap/dikontrol. Hasil perhitungan korelasi parsial antara variabel disiplin kerja dengan
variabel efektivitas pelayanan yang dikontrol variabel iklim kerja sebesar 0,5724. Nilai
koefisien ini lebih besar dari nilai koefisien setelah dikontrol yaitu sebesar 0,518
sehingga pengaruhnya dapat dikatakan murni. Hasil perhitungan korelasi parsial antara
variabel iklim kerja dengan variabel efektivitas pelayanan yang dinkontrol oleh variabel
disiplin kerja sebesar 0,3549. Nilai koefisien ini lebih kecil dari nilai koefisien sebelum
dikontrol yaitu sebesar 0,540 sehingga pengaruhnya dapat dikatakan tidak murni. Dari
hasil tersebut diperoleh dua kesimpulan. Pertama, pegawai yang disiplin kerjanya tinggi
dan iklim kerjanya sama dengan pegawai yang disiplin kerjanya rendah, maka efektivitas
pelayanannya akan jauh lebih tinggi. Kedua, pegawai yang bekerja pada iklim kerja yang
tinggi dan disiplin kerjanya sama dengan pegawai yang bekerja pada iklim kerja yang
koefisien korelasi antara X1 dan X2 terhadap Y sebesar 0,779. Nilai koefisien ini
menunjukkan bahwa variabel disiplin kerja (X1) dan variabel iklim kerja (X2) memiliki
pengaruh yang kuat dan positif terhadap variabel iklim efektivitas pelayanan (Y). artinya
semakin tinggi disiplin kerja dan iklim kerja, maka efektivitas pelayanan akan cenderung
X2 hitung dengan X2 tabel dan juga berdasarkan hasil perhitungan regresi ordinal.
besar dari X2 tabel pada taraf signifikansi 5 persen (127,696 > 5,991). Hasil perhitungan
signifikan pada taraf 0,001 (a 0,05 > 0,001). Hasil ini menunjukkan arah positif sehingga
model regresi ini cocok (fitting) digunakan untuk meramalkan pengaruh antara variabel
disiplin kerja (X1) dan variabel iklim kerja (X2) terhadap variabel efektivitas pelayanan
(Y) sehingga dapat dikatakan setiap kenaikan satu unit pada variabel disiplin kerja dan
iklim kerja akan mengakibatkan kenaikan satu unit pada variabel efektivitas pelayanan
hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa semakin tinggi disiplin kerja dan iklim kerja
Hal ini sesuai dengan pendapat M. Manullang (1986:214) yang menyatakan bahwa
prestasi atau efektivitas organisasi pada dasarnya adalah efektivitas perorangan, atau
dengan kata lain bila tiap anggota organisasi secara terkoordinasi melaksanakan tugas
akan timbul. Yang dimaksud koordinasi disini adalah iklim kerja yang tercipta di
lingkungan kerja. Terkoodinasi dengan baik berarti kedisiplinan tiap-tiap individu dalam
organisasi tersebut baik. Dari situlah kita dapat mengetahui bahwa ada hubungan yang
erat antara kedisiplinan dan iklim kerja terhadap efektivitas suatu organisasi baik secara
Disiplin kerja aparat dan iklim kerja yang ada di suatu organisasi memiliki peranan
sentral dalam memacu efektivitas pelayanan dalam suatu organisasi karena keefektifan
pelayanan membutuhkan dukungan kuat dari para pegawainya dan dukungan kuat dari
suasana iklim kerja yang ada di organisasi tersebut. Adanya disiplin kerja dan iklim kerja
yang baik akan menciptakan interaksi yang harmonis baik antara aparat dengan sesama
aparat birokrasi maupun antara aparat dengan masyarakat. Sehingga apabila ada suatu
prosedur pelayanan yang harus dipatuhi oleh masyarakat, masyarakat akan mematuhinya
dengan senang hati, hal itu disebabkan oleh karena interaksi yang baik. Suasana ini juga
disiplin kerja dan iklim kerja secara serentak terhadap efektivitas pelayanan aparat
kelurahan adalah sebanyak 0,779. Dari nilai ini dapat dikatakan bahwa sumbangan
disiplin kerja dan iklim kerja terhadap efektivitas pelayanan aparat kelurahan sebesar
77,9 persen, sedangkan sisanya sebesar 22,1 persen dipengaruhi variabel di luar model,
Selain secara statistik yaitu yang tertera dalam hipotesis kerja model verbal,
penelitian ini juga menyajikan hipotesis secara geometrikal. Hasil selengkapnya dapat
(X1)
(X2)
Efektivitas pelayanan aparat kelurahan
(Y)
0,518
0,779
0,540
Berdasarkan gambar 3 di atas maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja aparat
pelayanan aparat di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap yaitu sebesar 0,518
atau 51,8 persen. Hal yang sama juga terjadi pada iklim kerja yang di kelurahan terhadap
efektivitas pelayanan aparat kelurahan yaitu sebesar 0,540 atau 54 persen. Selanjutnya
pengaruh variabel disiplin kerja dan iklim kerja secara bersama-sama terhadap efektivitas
pelayanan aparat kelurahan di Kecamatan Cilacap Utara Kabupaten Cilacap yaitu sebesar
0,779 atau 77,9 persen. Pengaruh kedua variabel ini kuat, akan tetapi masih ada faktor
Utara Kabupaten Cilacap sebesar 0,221 atau 22,1 persen. Faktor lain tersebut misalnya
kerja, motivasi pegawai, kinerja organisasi, manajemen organisasi, perilaku aparat dalam
===============================================================
======
BAB V
diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja pegawai
Kabupaten Cilacap.
diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim kerja pegawai
Kabupaten Cilacap.
sebesar 0,779. Pengaruhnya yang sangat kuat dan positif. Berdasarkan korelasi
sebesar 0,5724 dan pengaruh yang tidak murni untuk X2 terhadap Y yang
sisanya sebesar 35,8 persen dipengaruhi variabel di luar model. Dengan demikian,
hipotesis ketiga yang menyatakan adanya pengaruh yang signifikan antara disiplin
B. Implikasi
Dari hasil penelitian tentang pengaruh dari disiplin kerja dan iklim kerja terhadap
efektivitas pelayanan aparat kelurahan tersebut, dapat diberikan implikasi yang dapat
1. Adanya pegawai yang masih kurang memahami dan menguasai hal-hal teknis
Organisasi harus menindak lanjuti antara lain dengan mengadakan suatu pelatihan
seperti pelatihan komputer, kursus pembukuan dan akuntansi. Pelatihan ini bisa
dibuat wajib untuk semua pegawai. Dengan adanya pelatihan yang wajib ini,
memberikan hukuman kepada aparat yang datang terlambat sesuai dengan tingkat
keterlambatannya dan diberikan penghargaan kepada yang datang tepat waktu.
agar peralatan yang sudah usang tetap dapat digunakan secara maksimal. Selain
mempercepat pekerjaan.
4. Tidak ada pembagian tugas yang jelas di kantor. Pemimpin perlu membuat
deskripsi pekerjaan yang jelas agar tidak terjadi over lapping dalam pekerjaan.
Selain itu, tingkat penghargaan bagi pegawai yang berprestasi juga perlu diadakan
===============================================================
======
KUESIONER
I. Pengantar
Dengan Hormat,
Pada kesempatan yang baik ini peneliti juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya atas kesediaan bapak / ibu / saudara, yang telah meluangkan waktunya
untuk mengisi angket ini. Peneliti mohon maaf apabila ada pertanyaan yang kurang
berkenan di hati bapak / ibu / saudara.
Hormat kami,
Ruswati
II. Petunjuk Pelaksanaan
Angket yang peneliti sediakan ini terdiri dari dua bagian yaitu: bagian pertama yang
berisi tentang identitas responden. Pada bagian ini bapak / ibu / saudara cukup mengisi
bagian yang telah disediakan. Bagian kedua yang berisi daftar pertanyaan. Pada bagian
ini bapak / ibu / saudara memilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar.
* Identitas Responden
5. Alamat :………………………………………………………….
* Daftar Pertanyaan
Berilah tanda silang pada salah satu jawaban a, b, c, dari pertanyaan dibawah ini :
A. Variabel Efektivitas Pelayanan
1. Apakah bapak/ibu saat ini masih memiliki tunggakan pekerjaan yang belum selesai ?
a. tidak ada
b. mungkin ada
c. ya, ada
2. Apakah atasan bapak/ibu pernah menegur bapak/ibu berkaitan dengan hasil pekerjaan
bapak/ibu ?
a. jarang
b. kadang-kadang
c. sering
a. jarang
b. kadang-kadang
c. sering
Apabila jawaban “sering”, sebutkan macam keluhan apa saja yang pernah bapak/ibu
terima :
1). …………………………………………
2). …………………………………………
3). …………………………………………
a. ada
b. tidak ada
Bila jawaban “a”, berapa banyak kritik dan saran yang masuk dalam sebulan ?
a. banyak
b. agak banyak
c. sedikit
Bila jawaban “b”, apakah bapak/ibu mengetahui alasan mengapa di kantor bapak/ibu
tidak ada kotak saran ?
a. tahu
b. tidak tahu
c. tidak perduli
1). …………………………………………
2). …………………………………………
3). …………………………………………
5. Apa yang akan bapak/ibu lakukan apabila memiliki kepentingan kelurga yang sangat
mendesak pada saat jam kerja ?
7. Bagaimana pandangan bapak/ibu terhadap prosedur atau peraturan yang ada di kantor
bapak/ibu ?
a. sangat mendorong pegawai untuk selalu patuh dan bekerja dengan baik
b. cukup mendorong pegawai untuk selalu patuh dan bekerja dengan baik
c. kurang mendorong pegawai untuk selalu patuh dan bekerja dengan baik
b. mengerjakan dengan baik dan sesekali meminta bantuan pada rekan kerja
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
11. Apakah yang bapak/ibu lakukan apabila organisasi sedang mengadakan suatu acara
diklat ?
12. Apakah bapak/ibu merasa senang bekerja sama dengan rekan-rekan kerja bapak/ibu
di kantor ?
a. sangat senang
b. senang
c. biasa saja
13. Apakah semua rekan kerja bapak/ibu mudah diajak kerjasama dalam rangka
mewujudkan tujuan organisasi ?
14. Ada berapa kasus pelanggaran yang terjadi di kantor bapak/ibu dalam waktu satu
bulan ?
a. banyak
b. sedang
c. sedikit
a. pagi sekali
b. agak siang
c. siang
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
18. Apakah bapak/ibu pernah melanggar tata tertib yang ada di kantor ?
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
19. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang peraturan dan tata tertib di kantor ?
a. terlalu ketat
b. biasa
c. terlalu longgar
20. Apakah bapak/ibu selalu memakai pakaian dinas yang telah ditentukan ?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
21. Apakah bapak/ibu selalu hadir setiap hari pada jam kerja kantor ?
a. selalu hadir setiap hari
b. kadang-kadang ijin untuk tidak hadir
c. sering ijin tidak masuk kerja
22. Berapa kali bapak/ibu ijin tidak masuk kantor dalam satu bulan ?
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
1). …………………………………………
2). …………………………………………
3). …………………………………………
23. Apakah bapak/ibu dalam bekerja selalu menggunakan perlengkapan kantor yang
tersedia ?
a. selalu
b. kadang-kadang
c. tidak selalu
24. Apakah bapak/ibu pernah menggunakan peralatan dan perlengkapan kantor untuk
kepentingan pribadi ?
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
25. Bagaimana keadaan peralatan dan perlengkapan kantor tempat bapak/ibu bekerja ?
27. Apakah waktu yang tersedia sudah cukup untuk menyelesaikan semua pekerjaan ?
28. Apakah bapak/ibu menanggung resiko dan kerugian yang terjadi pada saat bekerja
selama ini ?
a. pernah
b. mungkin pernah
c. tidak pernah
1). …………………………………….
2). …………………………………….
3). …………………………………….
a. ya, ada
b. tidak ada
Jika jawaban “a” apakah bapak/ibu mengetahui maksud dari bagan struktur organisasi
tersebut ?
a. tahu betul
b. bingung
c. tidak tahu
Jika jawaban “b” apakah bapak/ibu tahu alasan mengapa di kantor bapak/ibu tidak
ada bagan struktur organisasi ?
a. tahu betul
b. bingung
c. tidak tahu
1). …………………………………….
2). …………………………………….
3). …………………………………….
30. Apakah di kantor bapak/ibu sering terjadi overlap atau tumpang tindih pekerjaan ?
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
31. Apakah bapak/ibu pernah berselisih dengan salah satu rekan kerja ataupun atasan
bapak/ibu ?
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
32. Bagaimana sikap organisasi terhadap pegawai yang berprestasi di kantor bapak/ibu ?
a. diberi imbalan tambahan
b. tidak diperhatikan
c. tidak tahu
1). …………………………………….
2). …………………………………….
3). …………………………………….
a. tinggi
b. sedang
c. rendah
34. Bagaimana sikap organisasi terhadap pegawai yang melanggar peraturan di kantor
bapak/ibu ?
36. Bagaimana sikap organisasi apabila terjadi masalah yang sangat mendesak dalam
situasi yang sangat darurat ?
a. tinggi
b. sedang
c. rendah
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
1). ……………………………………
2). …………………………………….
3). …………………………………….
39. Apakah keluarga bapak/ibu sering memotivasi bapak/ibu untuk selalu bersemangat
dalam bekerja ?
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
40. Bagaimana pendapat bapak/ibu tentang sistem penilaian kerja yang ada di kantor
bapak/ibu saat ini ?
42. Apakah di kantor bapak/ibu sering mengadakan pelatihan seperti diklat, kursus
komputer, management training atau sejenisnya ?
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
Bila jawaban “a”, berapa kali organisasi mengadakan acara tersebut dalam setahun
terakhir ….. kali dan sebutkan jenis kegiatannya :
1). ……………………………………
2). …………………………………….
3). …………………………………….
43. Bagaimana sikap atasan apabila melihat bawahan yang tidak dapat bekerja dengan
baik ?
a. memberikan bimbingan
b. tidak perduli
c. memarahi bawahan
a. rutin dilaksanakan
b. jarang dilaksanakan
c. tidak ada evaluasi
46. Apakah bapak/ibu menunda pekerjaan yang disebabkan oleh terbatasnya sarana dan
fasilitas yang tersedia ?
a. sering
b. kadang-kadang
c. jarang
47. Apakah di ruang kerja bapak/ibu terdapat filing cabinet (lemari) untuk menyimpan
berkas-berkas kerja atau dokumen penting ?
a. ada
b. tidak ada
c. tidak tahu
48. Apakah bapak/ibu merasa aman meletakkan kendaraan di tempat parkir yang tersedia
di kantor ?
a. sangat nyaman
b. kurang nyaman
c. tidak nyaman
49. Apakah bapak/ibu merasa nyaman bekerja di ruangan kerja yang bapak/ibu tempati
saat ini ?
a. sangat nyaman
b. kurang nyaman
c. tidak nyaman
50. Apakah bapak/ibu merasa puas dengan besarnya insentif yang diterima ?
a. sangat puas
b. kurang puas
c. tidak puas
-------------------------
LAMPIRAN
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari - Juni 2005
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari - Juni 2005
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari - Juni 2005
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari - Juni 2005
Sumber : Data Monografi Desa dan Kelurahan Bulan Januari - Juni 2005
Reliability
****** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)
Correlation Matrix
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)
N of Cases = 82,0
Reliability Coefficients 14 items
Reliability
**** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis *****
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)
Correlation Matrix
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)
Correlation Matrix
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)
Correlation Matrix
N of Cases = 82,0
Reliability
**** Method 2 (covariance matrix) will be used for this analysis *****
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)
Correlation Matrix
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
Y6 Y7 Y8 Y9 Y10
Y ,3521 ,4887 ,2232 ,4073 ,2456
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (S P L I T)
N of Cases = 82,0
Frequencies
Frequency Table
Crosstabs
X1 Y
X1 1,0000 ,5724
( 0) ( 79)
P= , P= ,000
Y ,5724 1,0000
( 79) ( 0)
P= ,000 P= ,
Controlling for.. X1
X2 Y
X2 1,0000 ,3549
( 0) ( 79)
P= , P= ,001
Y ,3549 1,0000
( 79) ( 0)
P= ,001 P= ,
NPar Tests
Kendall's W Test
PLUM - Ordinal Regression
Home Gallery Biografy Story Blue Words Friends Islamic Tips