BAB XIII
AGAMA, MANUSIA DAN BUDAYA
A. AGAMA DAN KEBUDAYAAN
Tanggung jawab Ummat Beragama Dalam Mewujudkan Cara Berfikir Kritis (Akademik).
1. Kebudayaan adalah hasil karya cipta (pengolahan, pengerahan dan pengarahan terhadap alama oleh)
manusia dengan kekuatan jiwa (pikiran, kemauan, intuisi, imajinasi dan fakultas-fakultas ruhaniah
lainnya) dan raganya yang menyatakan diri dalam pelbagai kehidupan (hidup ruhaniah) dan
penghidupan (hidup lahiriah) manusia, sebagai jawaban atas segala tantangan, tuntutan dan dorongan,
dari intern diri manusia, menuju arah terwujudnya kebahagiaan dan kesejahtraan (sepiritual dan
material) manusia, baik“ individu” maupun “masyarakat” ataupun “individu dan masyarakat”.
2, Kebudayaan yang sangat huas ruang lingkupnya itu pada garis besamnya dapat dibeda-bedakan atas
ddua bahagian besar, yaitu
22.1. Kebudayaan Im-material :
2.1.1, Filsafat
2.1.2. Timu Pengetahuan
2.13. Kesenian
2.1.4, Kaidah-kaidah Budaya
2.15. Bahasa
2.1.6. Agama Budaya
2.7. Teknik
2.1.8. Ekonomi dan Pencarian Hidup
2.19. Politik
2.1.10. Pendidikan
2.1.11. Danlain sebagainya
2.2. Kebudayaan Material
Alat-alat penguasaan alam, alat-alat perlengkapan hidup (seperti pakaian, perumahan, alat-
alat rumah tangga, alat produksi, senjata, alat-alat transport dan lain sebagainya), sawah
Jadang, kebun, jalan, irigasi, dan alat komunikasi,alat-alat material bagi kebudayaan Imma-
terial (seperti : Biola, Piano, bagi aat seni musik), dan lain sebagainya. Carilah contoh lainnya.
3. Memecahkan kedudukan nisbah antara kebudayaan dan agama adalah essensial dan fundamental
sekali, karena masalah tersebut merupakan pemecahan akar pelbagai persoalan lainnya yang sangat
banyak. Itu yang merupakan cabang atau ranting, ataupun anak ranting belaka dari masalah terpokok
termaksud diatas.
4, Ada beberapa pendirian mengenai nisbah antara agama dan kebudayaan, yaitu
a. Pendapat pertama : agama adalah bahagian dari kebudayaan. Jadi kebudayaan mencakup agama.
b, Pendapat kedua : Kebudayaan adalah bagian dari agama; jadi agama mencakup kebudayaan.
Pendidikan Agama Islam 209Menurut hemat kami tindak berpihak pada salah satu diatas, karena agama samawi dan agama
kebudayaan tidak saling mencakup. Pada prinsipnya yang satu tidak merupakan bagian dari pada agama
yang lainnya, masing-masing berdiri sendiri. Antara keduanya tentu saja dapat saling hubungan dengan
erat seperti yang kita saksikan dalam kenyataan kehidupan dan penghidupan manusia sehari-hari.
Sebagaimana terlihat dalam hubungan erat antar Suami istri, yang dapat melahirkan putra; namun suami
bukan bagian dari istri, demikian pula sebaliknya.
Didalam arti teks kultur diterjemahkan kebudayaan dan Sivilisasi diterjemahkan “Peradaban”.
‘Ada pelbagai pendapat di dunia ini (yang saling berbedaan bahkan bertentangan satu sama lain), mengenai
nisbah antara Kultur dan Sivilisasi. Bagi kami dalam praktis Kultur adalah ekwivalen dengan Sivilisasi,
sama-samma ciptaan manusia, sama-sama meliputi pelbagai aspek kehidupan dan penghidupan manusia,
baik material maupun spiritual.
‘Agama Budaya, Agama Kebudayaan, Agama Filsafat jalah Agama Bumi, alah agama hasil ciptaan
manusia. Kebudayaan Agama ialah kebudayaan yang dilandasi atau dijiwai oleh ajaran agama tertentu,
seperti Kebudayaan Islam, Kebudayaan Yahudi, Kebudayaan Nasrani, Kebudayaan Hindu, Kebudayaan
Konghucu, dan lain sebagainya.
5, Beberapa Defenisi Tentang Kebudayaan oleh Budayawan Indonesia:
a. Definisi langsung:
1) Soenarjo Kolopaking dalam prasaranya “Kebudayaan atau Cultur ialah: Totalitet dari pada
milik dan hasil usaha (Prestatie) manusia yang diciptakan oleh kekuatan jiwanya dan oleh
proses saling mempengaruhi antara kekuatan ~kekuatan jiwa tadi diantara jiwa manusia yang
satu dengan yang lain”
2) MNasroen dalam defenisinya kebudayaan adalah "Hasil yang nyata dari pertumbuhan dan
perkembangan rohani dan kecerdasan suatu bangsa”
3) H.Abdurohim, dalam bukunya ”Dasar-dasarAntropologi Indonesia”Kebudayaan itu
adalah:”Segala sesuatu yang diciptakan manusia baik dahulu maupun sekarang yang kongkrit
maupun yang abstrak”,
b. _ Definisi tidak langsung:
1) Prijono, Prasaran mengenai Kebudayaan Nasional “Secara Formil kata kebudayaan itu mungkin
berasal dari budaya, jama’ dari budhi yang telah lazim kita pakai dalam Indonesia dan bahasa-
bahasa daerah kita dalam bentuk budi. Jika demikian maka kebudayaan dapat diartikan:”’Segala
+hasil manusia atau hasil dari segala budhi manusia”
2) Hadji Agus Salim, mengutarakan: Kebudayaan adalah "persatuan antara budi dan daya menjadi
kata dan ma’nanya masing-masing budi yang mengandung makna tenaga, kekuatan,
kesanggupan, Maka kebudayaan mengandung ma’na leburan dari pada makna tadi dan artinya
himpunan segala usaha dan daya upaya yang dikerjakan dengan mengunakan hasil pendapat
budi, untuk memperbaiki suatu dengan tujuan mencapai kesempurnaan. Alhasil dari asalnya
kata kebudayaan itu memang sama artinya dengan kata “kultur yang kita dapat dari bahasa
barat”
210 Pendidikan Agama Islam3) Ki Hajar Dewantara, “Pembangunan dalam Aestetika atau keindahan "dalam 10 Intelegensia:
Tentang Pembangunan Masyarakat dan Negara Republik Indonesia.
a. Jiwa manusia sebaliknya telah merupakan differensasi”kekuatan kekuatan terkenal dengan
“trisakti” dan tiga kekuatan itu: ialah fikiran,rasa dan kemauan atau” Cipta Rasa Karsa”
Trisakti ini lah yang disebut “Budi”
b. Budi manusia tadi karena ada tiga kekuasaan tersebut itu tadisaja berkuasa untuk memasukkan
segala isi alam yang ada di luamya ke dalam jiwanya, dengan perantaraan “Panca indranya”
namun berkuasa pula untuk "mengolah” atau "memasak” segala isi alam yang memasuki
jiwanya itu, hingga menjadi “buah”dan buah budi manusia itu disebut “kebudayaan””
Musyawarah antar seniman budayawan Islam, merumuskan bahwa: Kebudayaan ialah: “Manifestasi
dari Rub, Dzau, rodah, dan amal (Cipta, Rasa, Karsa dan Karya) dalam selurh egikehidupaninsani
sebagai fithrah, ciptaan karunia Allah SWT.
B. PENDAPAT BUDAYAWAN LUAR INDONESIA
1. RALPLINTON, Latar Belakang Kebudayaan dari pada Kepribadian, terjemahan Fu’ad Hasan,
Jakarta,1962, h.29. ialah :”Suatu kebudayaan adalah konfigurasi dari pada tingkah laku yang
tunsur-unsur pembinanya dimiliki bersama dan dilanjutkan oleh anggota-anggota masyarakat
tertentu, Istilah konfigurasi mengandung arti bahwa bemacam-macam tingkah laku dan hasil-
hasil dari pada tingkalt faku yang menyusun suatu keseluruhan yang berpola.
n
. T.S. ELLIOT, Notes toward the definition of culture, London, 1948. “Culture may even be
described simply as that which makes life worth living” (secara sederhana dapatkah kultur itu
dilukiskan sebagai : sesuatu yang membuat hidup ini lebih baik lagi).
PJ. ZOETMULDER,”Meninjau masalah Kultur” , Basis: Majalah Kebudayaan Umum, xv-
1 Oktober 1964,h. 7-8. Inti pengertian kultur : Memperkembangkan kekuatan-kekuatan alam
kearah tertentu, menurut susunan tertentu pula dengan hasil tercapainya tingkatan yang lebih
tinggi dari pada tingkatan yang ingin dicapai andaikata kekuatan alam itu dibiarkan berkembang
dengan sendirinya begitu saja. Hanya ada satulah yang dapat mengembangkan dan membina
kekuatan alam tersebut ya’ni manusia dengan akal budinya.
Itulah cuplikan dari budayawan non Indonesia, sebagai studi banding.
C. NILAL-NILAIDASAR ISLAM TENTANG KEBUDAYAAN.
ISLAM DANKEBUDAYAAN ISLAM
H.A.R. GIBB: "Islam is indeed much more than system of theology, it is complete civilitation”
(Wither Islam, p.12). Pernyataan GIBB termaktub diatas popular sekali di Indonesia berkat kerapkali
Pendidikan Agama Islam 211dikutip dan disiarkan oleh : M, NATSIR yang dahulu menerjemahkan sebagai berikut
a. “Islam itu sesungguhnya lebih dari satu system agama saja, dia itu adalah satu kebudayaan
yang lengkap”.
b, “Islam itu adalah lebih dari satu system pribadatan, ia itu adalah satu kebudayaan yang lengkap
sempuma”
Beberapa pendapat yang dikemukakan antara lain oleh DR. H. ENDANG SYAEFUDDING AL-
ANSHARI, didalam bukunya “ Pokok-Pokok Fikiran Tentang Islam” h.23. th 1976.
D.
1. “Islam itu sesungguhnya lebih dari satu sistem theologi, ia adalah satu sivilisasi yang lengkap”.
So’alnya jalah : pertama, “Theologi” tidak sama dengan “Agama”.
Kedua : “Theologi” tidak sama pula dengan “Peribadatan”. Ketiga : “Theologi” ialah “studi
tentang salah satu aspek agama, yaitu : Credo, Creed atau Aqidah”.
x
Pendapat GIBB itu wajar karena dia seorang orientalis, namun tidak wajar dioper begitu saja
oleh orang islam yang“ commited” terhadap agamanya. Sebabnya :
Pertama : “Islam itu Wahyu, jadi bukan satu sistem theologi, karena theologi adalah “logi”
(ilmu, science, studies) ; sedangkan Islam bukanlah ilma (ilmu adalah salah satu cabang dari
pada Kebudayaan, dan ciptaan manusia).
Kedua : Islam itu Wahyu, jadi bukan “civilization”, walau pakai ajectif "complite” sekali.
Karena menurut kamus & ensiklopedia yang manapun “civilization” adalah “Man-made”, karya
‘manusia, ciptaan insani.
3. Kebudayaan Islam bukanlah Islam itu sendiri melainkan kebudayaan, yaitu * Kebudayaan karya
orang Islam yang commited terhadap agamanya”.
AGAMA ISLAM SEBAGAISUMBER KEKUATAN KEBUDAYAAN ISLAM
Oleh karena itu yang menjadi pokok kekuatan yang membangkitkan kebudayaan tersebut itu Agama
Islam (tulis M.NATSIR) : “sudah semestinya dinamakan kebudayaan itu “Kultur Islam”.
Beberapa faktor didalam Agama Islam yang mendorong pemeluknya untuk menciptakan
Kebudayaan Islam tersebut, kita sebutkan beberapa diantaranya :
1)
212
‘Agama Islam menghormati akal manusia, meletakkan akal pada tempat yang terhormat, menyuruh
manusia mempergunakan akal untuk memeriksa dan memikirkan Keadaan alam , perhatikan
S.Ali Imron 189,191, :
‘Yang artinya: “ Milik Allah SWT kerajaan langit dan bumi, serta pergantian malam dan siang,
‘menjadi tanda-tanda, bagi orang-orang yang berakal. Yakni orang-orang yang mengingat Al-
Jah diwaktu berdiri dan duduk dan ketika berbaring, dan mereka memikirkan tentang kejadian
langit dan bumi. Wahai Rob kami, tidaklah Engkau ciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci
Engkau, maka lindungilah kami dari siksaan neraka.” (Q.8. Ali Imron, 189-191)
Pendidikan Agama Islam