BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Iritasi
A. Definisi
Iritasi adalah suatu reaksi kulit terhadap zat kimia misalnya alkali
kuat, asam kuat, pelarut, dan detergen. Beratnya bermacam-macam dari
hyperemia, edema, dan vesikulasi sampai pemborokan. Iritasi primer terjadi
ditempat kontak dan umumnya pada sentuhan pertama. Karenanya, ini
berbeda dengan sensitisasi (Montagna, 1999).
3. Salah kosmetik
C. Metode Uji
Adapun metode uji yang dilakukan yaitu uji ini dikerjakan pada 2
ekor kelinci yang dibagi dalam dua kelompok. Daerah sepanjang punggung
dari masing-masing hewan uji yang meluas dari pangkal leher sampai
seperempat bagian belakang dicukur atau dihilangkan rambutnya . Pada salah
satu kelompok hewan, satu daerah yang luasnya lebih kurang dari dua inci
persegi dan kulit yang gundul itu digosok dengan insisi minor sepanjang
lapisan permukaan sel, yaitu insisi itu tidak sedemikian dalam sehingga
mengganggu kulitnya atau menimbulkan pendarahan. Apabila zat ujinya
5
berupa zat padat, maka zat itu dilarutkan dalam suatu pelarut misalnya
minyak nabati atau aquadest, dan 0,5 gram senyawa itu dimasukkan dibawah
alas kasa. Setelah interval 24 jam, zat pengikat dan alas kasanya diambil,
kemudiaan daerah pemejanan dievaluasi serta dievaluasi pada 72 jam terakhir
( Loonis, 1978 ). Hasil uji 24 jam dan 72 jam dari dua kelompok itu
digabungkan untuk mendapatkan indeks iritasi primer. Skor eritema dan
edema keseluruhannya ditambahkan dalam bacaan 24 jam dan 72 jam, dan
skor rata-rata untuk kulit utuh dan kulit lecet digabungkan, rata-rata gabungan
inilah yang disebut indeks iritasi primer. Cara ini berguana untuk
menempatkan senyawa dalam kelompok umum dari segi sifat iritannya.
Senyawa yang menghasilkan rata-rata gabungan, dua atau kurang hanya
sedikit merangsang, sementara senyawa dengan indeks 2 sampai 5 merupakan
iritan moderat, dan senyawa dengan skor diatas 6 dianggap iritan berat
( Hood, 1977 : McCresshdan Steinbergh , 1987 : OECD, 1987 cit Lu, 1995 ).
D. Eritema dan Edema
Eritema adalah suatu reaksi kulit yang timbul berupa kemerahan pada
kulit akibat efek samping dari penggunaan sediaan topikal. Eritema juga
merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh adanya bercak-bercak
kemerahan yang menonjol dan biasanya tersebar secara simetris di seluruh
tubuh. Gejalanya eritema (kemerahan) dan vesikulasi (berair), disertai rasa
gatal dan panas. ( Loomis, 1978 ).
Edema adalah suatu reaksi kulit yang timbul berupa pembengkakan
akibta efek samping dari penggunaan sediaan topikal.. Edema adalah
meningkatnya volume cairan di luar sel (ekstraseluler) dan di luar
pembuluh darah (ekstravaskular) disertai dengan penimbunan di jaringan
serosa. Edema adalah pembengkakan yang dapat diamati dari akumulasi
cairan dalam jaringan-jaringan tubuh ( Loomis, 1978 ).
A. Obat
B. Kosmetik
Kosmetik adalah Sediaan/paduan bahan yang siap digunakan pada
bagian luar badan(epidermis, rambut, kuku, bibir &organ kelamin luar),
gigi dan rongga mulut untuk :membersihkan, menambah daya
tarik,mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau
menyembuhkan penyakit (SK MENKES no 140/1991)
1.Merkuri
Merkuri, raksa, atau timbal umumnya disalahgunakan sebagai produk
7
2. Asam Retinoat
3. Hidroquinon
Penggunaan hidroquinon sebagai zat aktif dalam kosmetik yang
diperbolehkan adalah 2%. Hidrokuinon mengurangi pembentukan
melanosom (granul pigmen melanin) di sel pigmen kulit. Sediaan krim
8
Kingdom : Animalia
Fillum : Chordata
Kelas : Mamalia
Ordo : Lagorhapha
Familia : Lapordidae
Genus : Orytolagus
Spesis : Orytolagus cuniculus
Betina : 4-6,5 kg
Bobot lahir : 30-100 g
BAB III
METODE KERJA
Gunting
Keranjang tempat kelinci
Mistar
Pensil
Pisau cukur
Aquadest
Kasa perban
Kertas
Lapban
Lap halus
Plester
Tissue
Diamon
11
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Edema
b. Kelinci II
Eritema
2. KULIT LECET
a. Kelinci I
13
Eritema
b. Kelinci II
Eritema
Keterangan :
Skor :
0 = Tanpa Edema/Eritema
1 = Edema/Eritema sangat sedikit atau hampir tidak ada
2 = Edema/Eritema sedikit ( tepi daerah berbatas jelas
3 = Edema/Eritema moderat
4 = Edema/Eritema berat
IV. 2 Pembahasan
14
Pada praktikum kali ini, percobaan yang dilakukan adalah uji iritasi
primer terhadap hewan uji kelinci dengan menggunakan kosmetik yang ada
dipasaran salah satunya kosmetik skin whitening diamond untuk mengetahui
tingkat keamanannya apakah layak digunakan atau tidak.oleh karena itu,
Sebelum dilakukan pengamatan terlebih dahulu hewan coba atau kelinci
dicukur dengan menggunakan gillite dengan membuat kotak berukuran 2 x 2
cm dipunggung kelinci, setelah itu punggung kelinci dibersihkan pelan-pelan
dengan aquadest. Setelah punggung kelinci dibersihkan lalu kulit kelinci diolesi
dengan zat uji sesuai dengan dosis yang ditentukan dimana punggung kiri dan
kanan kelinci pertama pada kotak I dioleskan zat uji sebanyak 1 kali, pada
kotak II dioleskan zat uji sebanyak 2 kali, sedangkan pada kotak III dioleskan
zat uji sebanyak 3 kali. Sedangkan pada punggung kiri dan kanan kelinci kedua
pada kotak IV dioleskan zat uji sebanyak 8 kali, pada kotak V dioleskan zat uji
sebanyak 16 kali, sedangkan pada kotak VI sebagai kontrol yaitu aquadest.
Kemudian kotak-kotak tersebut dilapisi dengan kasa steril untuk menjaga agar
hewan uji tidak dapat menelan senyawa zat uji yang diberikan. Setelah itu di
lakukan pengamatan gejala toksik selama 3 hari.
Pada hari pertama pengamatan, pada punggung kiri kelinci pertama
kotak I, II, dan III kulit normal pada jam ke 24 tidak terjadi Eritema tapi pada
kulit lecet terjadi eritema dan pada punggung kanan kelinci untuk kulit normal
kotak I terjadi edema sedangkan pada kotak II dan III tidak terjadi edema,
sedangkan pada kulit lecet tidak terjadi edema.
Pada pengamatan pertama pada punggung kiri kelinci kedua untuk
kulit normal pada jam ke 24 kotak IV, V, dan VI tidak terjadi eritema
sedangkan pada kulit lecet terjadi eritema pada kotak IV dan V. Sedangkan
pada punggung kanan kelinci untuk kulit normal tidak terjadi edema begitu
pula pada kulit lecet.
Pada hari kedua pengamatan pada jam ke 48, punggung kiri kelinci
pertama untuk kulit normal terjadi eritema begitu sebaliknya pada kulit lecet.
15
Sedangkan pada punggung kanan kelinci tidak terjadi edema,dan pada kulit
lecet kotak I dan II tidak terjadi edema sedangkan kotak III terjadi edema. Pada
kelinci kedua punggung kirinya untuk kulit normal tidak terjadi eritema,
sedangkan pada kulit lecet terjadi eritema. Dan pada punggung kanan kelinci
tidak terjadi edema sedangkan pada kulit lecet kotak IV dan V terjadi edema
sedangkan pada kotak VI tidak terjadi edema.
Pada hari ketiga pengamatan pada jam ke 78, punggung kiri kelinci
pertama untuk kulit normal terjadi eritema begitu sebaliknya pada kulit lecet
sedangkan pada punggung kanan kelinci untuk kulit normal terjadi edema
begitu pula pada kulit lecet. Pada kelinci kedua punggung kiri dan kanan untuk
kulit normal pada kotak IV dan V terjadi eritema begitu pula pada kulit lecet
sedangkan pada kotak VI untuk kulit normal dan kulit lecet tidak terjadi eritema
dan edema.
Dari hasil perhitungan indeks iritasi primer pada kelinci pertama
yaitu 6 yang merupakan iritasi berat, sedangkan pada kelinci kedua yaitu 3
yang merupaka iritan moderat. Jadi dapat disimpulkan ternyata zat uji yang
digunakan yaitu kosmetik skin whitening diamond mengandung bahan-bahan
yang mengiritasi kulit, sehingga kosmetik ini tidak layak digunakan dan bukan
merupakan kosmetik yang memenuhi kaidah farmasetika yakni aman dan
berkualitas.
BAB V
PENUTUP
16
V.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1. Iritasi adalah suatu reaksi kulit terhadap zat kimia yang bersifat toksik
2. zat uji yang digunakan dalam percobaan uji iritasi primer dinyatakan tidak
aman digunakan karena merupakan iritasi berat dan moderat.
V.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan adalah diharapkan pada
praktikum kali ini sebaiknya dalam pemilihan kosmetik kita perlu mewaspadai
kosmetik yang dijual secara bebas di pasaran karena tidak semua kosmetik itu
aman maka untuk memilih kosmetik yang aman perlu diperhatikan tingkat
keamanannya agar tidak mengiritasi kulit.
DAFTAR PUSTAKA
17
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Depkes RI.
Website :
Http/www.Alhamsyah.com
Http/www.artikel kedokteran.com
http://rara87.wordpress.com/2008/11/28/iritasi
Lampiran I
18
0+3
=
2
= 1,5
Rata-rata Edema Normal =
0+4
=
2
= 2
Eritema Kulit lecet 24 jam+ Eritema Kulit lecet 72 ja m
Rata-rata Eritema Lecet =
2
5+3
=
2
= 4
Edema Kulit lecet 24 jam+ Edema Kulit lecet 72 jam
Rata-rata Edema lecet =
2
0+9
=
2
= 4,5
Rata−Rata Eritema Normal+ Rata−Rata Eritema Lecet
Indeks Eritema Primer =
2
1,5+4
=
2
= 2,75
19
2+ 4,5
=
2
= 3,25
0+2
=
2
= 1
Rata-rata Edema Normal =
0+2
=
2
= 1
Rata-rata Eritema Lecet =
2+ 4
=
2
= 3
Edema Kulit lecet 24 jam+ Edema Kulit lecet 72 jam
Rata-rata Edema lecet =
2
20
0+2
=
2
= 1
Indeks Eritema Primer =
1+ 3
=
2
= 2
Indeks Edema Primer =
Lampiran II
Gambar perlakuan pada saat pemberian zat uji
1. Kelinci pertama
I I Punggung Kelinci
II II
II
III
III III
III
21
2. Kelinci kedua
IV IV
IV IV
V V Punggung Kelinci
V V
VI VI
VI VI
Keterangan :
Bagian punggung kiri = Bagian kulit yang normal
Bagian punggung kanan = Bagian kulit yang lecet
Perlakuan :
I = Diberikan 0,25 gram zat uji
II = Diberikan 0,5 gram zat uji
III = Diberikan 1 gram zat uji
IV = Diberikan 2 gram zat uji
V = Diberikan 4 gram zat uji
VI = Diberikan aquadest sebagai kontrol negatif.