PENDAHULUAN
1
2
aspalten dari aspal Buton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa katalis Mo-Ni/ γ -
Alumina tidak mengalami kerusakan struktur aslinya, sekalipun kandungan
logamnya paling besar dan katalis Mo-Ni/ γ -Alumina juga mempunyai aktivitas
katalitik yang paling besar.
Penelitian-penelitian tersebut menggunakan berbagai jenis pengemban seperti
γ Alumina dan zeolit. Namun begitu, pengemban yang banyak dikembangkan pada
saat ini adalah zeolit. Zeolit sendiri merupakan mineral kristal alumina silikat
terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah yang dapat dipertukarkan
dengan kation lain sehingga zeolit mempunyai sifat yang fleksibel. Urutan kapasitas
pertukaran kation dalam zeolit adalah : H-Zeolit > Na-Zeolit > NH4-Zeolit > zeolit
tanpa perlakuan awal (Handoko, 2002). Selain dapat mengalami pertukaran kation,
zeolit juga mempunyai ruangan kosong yang dapat berfungsi sebagai katalis.
Zeolit sebagai katalis mempunyai keunggulan yang disebabkan karena struktur
kristal yang sangat teratur, ukuran pori yang seragam dan adanya gugus hidroksil
yang sangat asam yang merupakan situs aktif dalam katalisis. Penggunaan zeolit
sebagai katalisator, pertama kali digunakan pada tahun 1960, untuk perengkahan
(cracking). Pemakaian zeolit sebagai katalisator perengkahan mempunyai beberapa
keuntungan antara lain, aktivitas katalisator yang tinggi, mampu menghasilkan
bensin yang lebih banyak dan lebih stabil pada suhu yang tinggi. Wibowo (2004)
telah mempelajari pengaruh suhu terhadap kestabilan zeolit alam dan zeolit alam
aktif asal Wonosari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zeolit alam dan zeolit alam
aktif stabil sampai suhu 8000C dan pada suhu pemanasan 5000C memberikan
aktivitas katalitik yang paling baik.
Potensi zeolit alam di Indonesia cukup besar, namun penggunaannya belum
optimal sehingga diperlukan usaha untuk meningkatkan daya guna zeolit alam, salah
satunya sebagai pengemban katalis logam yang banyak dibutuhkan oleh kalangan
industri. Selama ini kalangan industri mendatangkan katalis dari luar negeri dengan
harga yang cukup mahal. Oleh karena itu perlu dipelajari pembuatan katalis yang
menghasilkan katalis yang efektif dalam penggunaannya.
Metode pembuatan katalis logam-pengemban yang sering digunakan adalah
impregnasi. Handoko (2002) telah melakukan preparasi katalis Cr/zeolit alam
3
B. Perumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Dalam penelitian ini, masalah diidentifikasi meliputi :
4
a Zeolit yang digunakan. Zeolit dengan jenis berbeda memiliki kandungan mineral
yang berbeda sehingga sifat fisika dan kimianya juga berbeda.
b Modifikasi zeolit. Modifikasi zeolit melalui pengembanan logam tidak boleh
merusak struktur zeolit sebagai pengemban.
c Metode pengembanan logam. Ada beberapa metode untuk mengembankan logam
ke dalam pengemban.
d Karakterisasi katalis. Karakterisasi katalis dilakukan untuk mengetahui komposisi
mineral dalam zeolit, jenis logam yang terbentuk, kandungan logam, keasaman total,
luas permukaan spesifik, volume total pori dan rerata jejari pori.
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka masalah dibatasi menjadi :
a. Zeolit yang digunakan adalah Zeolit Aktif Wonosari (ZA) berasal dari PT. Prima
Zeolita Yogyakarta.
b. Modifikasi dan aktivasi yang dilakukan meliputi pengembanan logam Ni dan
Mo, kalsinasi dengan aliran gas N2, oksidasi dengan aliran gas O2 dan reduksi dengan
aliran gas H2.
c. Metode pengembanan logam dilakukan dengan metode impregnasi, yaitu secara
impregnasi bersama (koimpregnasi) dan impregnasi terpisah.
d. Karakterisasi katalis meliputi penentuan kandungan mineral dalam zeolit dan
senyawa logam yang terbentuk menggunakan XRD, penentuan kandungan logam Ni
dan Mo menggunakan XRF, keasaman total dengan metode adsorpsi amonia, luas
permukaan, volume pori total dan rerata jejari pori dengan SAA.
3. Rumusan Masalah
Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
a. Apakah pengembanan logam Ni dan Mo pada zeolit aktif Wonosari dapat
meningkatkan kualitas zeolit sebagai katalis dan tidak merusak struktur zeolit?
b. Apakah metode pengembanan logam secara koimpregnasi dan secara impregnasi
terpisah mempunyai efektivitas yang berbeda?
5
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengembankan logam Ni dan Mo pada ZA untuk meningkatkan karakter ZA
sebagai katalis.
2. Membandingkan efektivitas metode pengembanan logam Ni dan Mo secara
koimpregnasi dan secara impregnasi terpisah untuk meningkatkan karakter ZA
sebagai katalis.
3. Membandingkan efektivitas urutan pengembanan logam Ni dan Mo pada metode
impregnasi terpisah untuk meningkatkan karakter sebagai katalis.
D. Manfaat Penelitian
1. Meningkatkan pemanfaatan zeolit alam sebagai pengemban dalam preparasi
katalis.
2. Membantu kalangan industri dalam pemenuhan katalis yang lebih efektif.