Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Masyarakat Madani merupakan sebuah wacana yang saat ini sedang berkembang dimana adanya
suatu kekuatan masyarakat ( civil ) sebagai komunitas dari bangsa ini yang mengantarkan
masyarakat menuju kepada suatu keadaan masyarakat yang mengedepankan dan menjunjung
tinggi Nilai-nilai Hak Asasi Manusia, termasuk didalamnya kebebasan beragama, berpendapat
dan menyampaikan kritik membangun demi kemajuan suatu masyarakat menuju kepada
perubahan kearah yang lebih maju dan positif. Berbicara mengenai masyarakat, maka tidak
terlepas dari suatu pengertian yaitu sekumpulan manusia yang kedudukannya sebagai makhluk
Tuhan YME, makhluk individu dan sekaligus makhluk sosial, dimana dalam aktivitas kehidupan
tidak terlepas tanggung jawab, hak dan kewajiban yang tak boleh dilanggar yang menghiasai
setiap aktifitas dari kehidupan sehari-hari. Adapun kata Madani berasal dari bahasa Arab yaitu
Madinah artinya kota salah satu cirinya yaitu suatu keadan masyarakat yang modern dan
merdeka dari hal – hal yang bersifat pemaksaan kehendak oleh Pemerintah tetapi sebaliknya
adanya penghargaan terhadap nilai –nilai perikemanusiaan, kebebasan berdemokrasi dan
mengeluarkan pendapat serta penghormatan terhadap hak asasi manusia Untuk lebih jelasnya
tentang Masyarakat Madani selanjutnya akan kami bahas pada bab berikut.
A. PENGERTIAN MASYARAKAT MADANI Masyarakat Madani terdiri dari dua kata yaitu Masyarakat dan
Madani. Kata Masyarakat di dalam kamus Bahasa Indonesia oleh WJS.Poerwadarminto disebutkan suatu
pengertian, yaitu : ” Suatu pergaulan hidup manusia, sehimpunan orang yang hidup bersama dalam
suatu tempat dengan ikatan dan aturan yang tertentu ”. Sedangkan kata Madani seperti telah diuraikan
pada pendahuluan yaitu Madani berasal dari bahasa Arab yaitu Madinah artinya kota, salah satu cirinya
yaitu suatu keadan masyarakat yang modern dalam arti merdeka dari hal – hal yang bersifat pemaksaan
kehendak, adanya kebebasan berdemokrasi dan kebebasan mengeluarkan pendapat serta
penghormatan dan penghargaan terhdap nilai perikemanusiaan serta terhadap hak asasi manusia
Berbicara tentang Masyarakat Madani, maka arah pembicaraan tertuju kepada suatu keadaan
masyarakat dalam konteks yang cukup luas yaitu : ” Keseluruhan hubungan dalam hidup bermasyarakat
yang tidak dibatasi oleh lingkungan, atau golongan tertentu yang bercita-cita luhur dalam rangka
menuju masyarakat yang berbudaya, menjunjung tinggi keadilan bagi masyarakatnya, yang semua itu
bukan hanya dalam batas wacana / teori, tetapi lebih daripada kontribusi masyarakat secara langsung
untuk berbuat kearah itu melalui adanya interaksi dan kerjasama serta saling megisi antara masyarakat
dengan pemerintah. Dapat kita sebutkan salah satu ciri dari masyarakat madani yaitu adanya suatu
aktivitas masyarakat dalam melakukan control (pengawasan) terhadap segala kebijakan pemerintah
agar jalannya roda pemerintahan sesuai dengan amanat yang telah diberikan oleh masyarakat / rakyat
itu sendiri. Masyarakat Madani sebenarnya merupakan wacana yang mengalami proses yang cukup
panjang, dan istilah masyarakat madani ini muncul bersamaan dengan proses modernisasi, terutama
pada saat terjadi transpormasi dari masyarakat peodal kepada masyarakat barat modern yang saat itu
dikenal dengan istilah ”Civil Society”. Pada abad ke XVIII dalam tradisi masyarakat Eropa bahwa
pengertian civil society dianggap sama dengan negara (state ) yaitu suatu kelompok /kekuatan yang
mendominasi seluruh kelompok masyarakat lain yang ada di lingkungannya. Tetapi seiring
perkembangan ilmu dan budaya selanjutnya pengertian tersebut mengalami pergeseran makna, yaitu
State dan Civil Society dipahami sebagai 2 entitas yang berbeda sejalan dengan pembentukan sosial
(social formation) dan perubahan struktur politik di Eropa sebagai pencerahan (enlightenment) dan
moderninasi dalam urusan duniawi .
Dalam mendefinisikan masyarakat madani ini sangatlah tergantung kepada kondisi sosio kultural suatu
bangsa, karena bagaimanapun konsep masyarakat madani ini merupakan bangunan yang lahir dari
sebuah proses. Oleh karena itu dalam memahaminyapun harus dianalisis secara historik. Mengenai
definisi tentang Masyaraklat Madani berikut akan kami uraikan pendapat bebebrapa pakar dari berbagai
negara yang menganalisa dan mengkaji penomena masyarakat madani tersebut.
1. ZBIGHIEW RAU ( kajian di kawasan Eropa Timur dan UniSoviet ) ” Masyarakat Madani adalah
suatu masyarakat yang berkembang dari sejarah, yang mengandalkan ruang dimana individu
dan perkeumpulan tempat mereka bergabung, bersaing satu sama lainnya guna mencapai nilai-
nilai yang mereka yakini ”. Ruang ini timbul hasil dari komitmen keluarga dan hubungan yang
menyangkut kewajiban mereka terhadap negara. Maksud Zbighiew Rau adalah : menekankan
pada adanya ruang hidup dalam kehidupan sehari-hari serta memberikan integritas sistem nilai
yang harus ada dalam masyarakat madani yakni : Individualisme, Pasar ( market) dan Pluralisme.
2. HAN SUNG JOO ( kajian di kawasan Korea Selatan ) ” Masyarakat Madani adalah sebuah
kerangka hukum yang Melindungi dan menjamin hak-hak dasar individu , perkumpulan sukarela
yang terbebas dari negara, suatu ruang publik yang mampu mengartikulasi isu-isu politik,
gerakan warga negara yang mempu mengendalikan diri dan indevenden, yang secara bersama-
sama mengakui norma dan budaya yang menjadi identitas dan solidarita yang terbentuk serta
pada akhirnya akan terdapat kelompok inti dalam civil society ini ”.
Menurut Han Sung Joo ada 4 Ciri sebagai prasyarat bagi terbentuknya masyarakat madani :
1. Diakui dan dilindunginya hak-hak individu, kemerdekaan berserikat serta madiri dari negara.
2. KARAKTERISTIK MASYARAKAT MADANI Karakteristikmasyarakat madani dimaksudkan untuk
menjelaskan bahwa dalam merealisasikan wacana masyarakat madani diperlukan prasyarat-
prasayarat yang menjadi nilai universal dalam penegakan masyarakat madani. Karakteristik
tersebut antara lain adalah adanya Free Public sphere, Demokratis, Toleransi, Pluralisme,
keadilan sosial (sosial justice) dan berkeadaban.
1. FREE PUBLIC SPHERE Free Public Sphere adalah adanya ruang public yang bebas sebagai sarana dalam
mengemukakan pendapat. pada ruang publik yang bebaslah individu dalam posisinya yang setara
mampu melakukan transaksi-transaksi wacana dan praksis politik tanpa mengalami distorsi dan
kekhawatiran. aksentuasi prasyarat ini dikemukakan oleh Arendt dan Habermas. lebih lanjut dikatakan
bahwa ruang publik secara teoritis bisa diartikan sebagai wilayah dimana masyarakat sebagai warga
negara memiliki akses terhadap setiap kegiatan publik. Sebagai sebuah prasyarat, maka untuk
mengembangkan dan mewujudkam masyarakat madani dalam sebuah tatanan masyarakat maka free
public sphere menjadi salah satu bagian yang harus diperhatikan. karena dengan menafikan adanya
ruang publik yang bebas dalam tatanan masyarakat madani, maka akan memungkinkan terjadinya
pembungkaman kebebasan warga negara dalam meyalurkan aspirasinya yang berkenaan dengan
kepentingan umum oleh penguasa yang tiranik dan otoriter.
2. DEMOKRATIS Demokratis merupakan satu entitas yang menjadi penegak wacana masyarakat madani,
dimana dalam menjalani kehidupan warga negara memiliki kebebasan penuh untuk menjalankan
aktivitas kesehariannya, termasuk dalam berinterkasi dengan lingkungannya. Demokratis berarti
masyarakat dapat berlaku santun dalam pola hubungan interaksi dengan msyarakat sekitarnya dengan
tidak mempertimbangkan suku, ras dan agama.
3. TOLERAN Toleran merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat madani untuk menunjukan
sikap saling menghargai dan menghormati aktifitas yang dilakukan oleh orang lain. Toleransi meburut
Nurcholis Madjid merupakan persoalan ajaran dan kewajiban melaksanakan ajaran. Azyumardi Azra pun
menyebutkan bahwa masyarakat madani itu lebih dari sekedar gerakan-gerakan pro Demokrasi.
Masayarakt madani juga mengacu ke kehidupan yang berkualitas dan untuk menerima pandangan-
pandangan politik dan sikap sosial yang berbeda.
4. PRURALISME Menurut Nurcholish Madjid, konsep pruralisme ini merupakan prasayarat bagi tegaknya
msyarakat madani. Pluralisme menurutnya adalah pertalian sejati kebhinekaan dalam ikatan-ikatan
keadaban. bahkan pluralisme adalah juga suatu keharusan bagi keselamatan umat manusia antara lain
melalui mekanisme pengawasan dan peningkatan. Lebih lanjut Nurcholish mengatakan bahwa sikap
penuh pengertian kepada orang lain itu diperlukan dalam masyarakat yang majemuk yakni masyarakat
yang tidak monolitik.
5. KEADILAN DAN SOSIAL (SOCIAL JUSTICE) Keadilan dimaksudkan untuk menyebutkan keseimbangan
dan pembagian yang proporsional terhadap hak dan kewajiban setiap warga negara yang mencakup
seluruh aspek kehidupan. hal ini memungkinkan tidak adanya monopoli dan pemusatan salah satu aspek
kehidupan pada satu kelompok masyarakat. secara esensial, masyarakat memiliki hak yang sama dalam
memperoleh kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah.
2. Pluralisme dalam Masyarakat Madani, bila diorganisir akan menjadi dasar penting bagi persaiangan
demokratis.
6. Menghalangi dominasi rezim otoriter dan mempercepat ruintuhnya rezim otoriter. Lebih tegas Larry
Diamond menerangkan bahwa suatu organisasi betapapun otonomnya, jika telah menginjak-njak
prosedur demokrasi ( toleransi, kerjasama, tanggung, keterbukaan dan saling percaya), maka organisasi
tersebut tidak akan mungkin menjadi sarana demokrasi yang tepat.
E. MASYARAKAT MADANI DI INDONESIA Seperti telah dijelaskan bahwa pada awalnya Masyarakat
Madani merupakan wacana yang berkembang dan berasal dari kawasan Eropa Barat. Hal ini berati
bahwa pertumbuhan wacana tentang Masyarakat madani tersebut tidak terlepas dari kondisi sosio
kultural politik dan ekonomi yang berkembang di kawasan tersebut pada saat itu. Masyarakat Madani
jika dipahami secara sepintas merupakan format kehidupan alternatif yang mengedepankan semangat
demokrasi dan menjunjung tinggi nilai hak hak asasi manusia. Hal tersebut diberlakukan ketika negara
sebagai penguasa(pemerintah) tidak bisa menegakkan demokrasi dan hak-hak asasi manusia dalam
menjalankan roda pemerintahannya. Dengan pengalaman tersebut maka konsep masyarakat madani
timbul ke permukaan dan menjadi alternatif pemecahannya, yaitu : pemberdayaan dan penguatan daya
kontrol masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah apakah sesuai aturan yang telah
dibuatnya atau malah melanggarnya, disinilah pada akhirnya nanti terwujud kewibawaan dan kekuatan
masyarakat sipil yang mampu merealisasikan konsep kehidupan berdemokrasi dan penghargaan akan
hak-hak asasi manusia. Yang menjadi pertanyaan adalah ; apakah kondisi Eropa Barat sama dengan
Indonesia? lalu bisa berkembangkah wacana masyarakat madani di Indonesia ? Apakah di Indonesia
sudah meiliki cukup piranti bagi terwujudnya masyarakat madani ? Masyarakat madani bagaikan sosok
barang yang antik yang kehadirannya meniupkan suasana baru bagi pemikiran politik, hal ini disebabkan
tersedianya momentum yang kondusif bagi berkembangnya masyarakat yang lebih baik dan lebih maju.
Dari pertanyaan diatas dapatlah dijawab bahwa pada hakekatnya selama masyarakat masih memiliki
nurani dan nilai keberadaban sebagai manusia normal, maka masyarakat manapun di dunia ini
mempunyai perasaan yang sama terutama akan konsep demokrasi dan prinsip hak-hak asai manusia.
Artinya tidak ada seorang pun di dunia ini yang rela hak asasinya di injak-injak atau tak seorang yang rela
dipaksakan akan diberlakukannya suatu kebijakan tanpa adanya jalan musyawarah mufakat dsb Dan
piranti ini sebenarnya telah kita miliki. Masyarakat Madani , Demokrasi dan Hak Asasi Manusia
merupakan tiga hal yang tak dapat dipisahkan. Ketika kita menyebut kalimat masyarakat madani, maka
sudah pasti didalam masyarakat tersebut telah berlaku konsep dan cara hidup berdemokrasi. Dan ketika
kita menyebut kata demokrasi maka disana telah ada keinginan yang bulat akan tegaknya hukum dan
terjunjungnya nilai hak hak asasi manusia. Memang bangsa Indonesia dewasa ini berkeinginan untuk
mempertahankan dan memelihara keberlangsungan demokrasi konstitusional, mengingat bahwa
demokrasi bukanlah sebuah mesin yang secara otomatis bekerja sendiri , melainkan ia membutuhkan
sebuah upaya yang dilakukan secara sadar, terus menerus, berkesinambungan dan sistematis
(mudawamah), guna terrealisasinya masyarakat yang madani dan selanjutnya secara tidak langsung
memeberikan keteladanan bagi generasi berikutnya yang mempunyai wawasan dan sikap untuk
mengembangkan budaya demokratis yang senantiasa memberikan penghargaan yang setinggi tingginya
akan hak asasi manusia secara konsisten yang terimplementasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu
upaya efektif dalam rangka mencapai keinginan tersebut diatas adalah dengan cara mensosialisasikan
nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia serta pengertian masyarakat madani secara bijak kepada seluruh
lapisan masyarakat melalui jalur pendidikan baik formal maupun non formal dari tingkat dasar sampai
dengan perguruan tinggi.
I. MASYARAKAT MADANI
1. Dato Sri Anwar Ibrahim ( Cendekiawan Malaysia ) Konsep ini pertama digulirkan pada Simposium
Nasional dalam rangka forum ilmiah pada Festival Istoqlal 26 September 1995 di Jakarta. Menurut beliau
bahwa Masyarakat Madani adalah sebagai berikut : • Masyarakat Ideal yang memiliki peradaban maju. •
Sistem Sosial yang subur yang diasaskan kepada prinsip moral yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan perorangan dengan kestabilan masyarakat, yaitu masyarakat yang cendrung memiliki usaha
serta inisiatif individu baik dari segi pemikiran seni, pelaksanaan pemerintahan untuk mengikuti undang-
undang bukan nafsu, demi terlaksananya sistem yang transparan ( taransparency sistem ). Konsep
Masyarakat Madani dilatarbelakangi oleh konsep kota ilahi, kota peradaban atau masyarakat kota. Disisi
lain pemahaman masyarakat madani ini dilandasi oleh konsep Al Mujtamai al Madani oleh pakar Sejarah
dan Peradaban Islam Malaysia, Prof Naquib Al Attas, yaitu : “ Masyarakat Madani adalah masyarakat
Ideal yang mengandung dua komponen besar yakni masyarakat kota dan masyarakat yang beradab.
2. Nurkholis Madjid, Dawam Rahardjo, Dr. Azyumardi Azra ( Cendekiawan Indonesia ) Suatu tatanan
kemasyarakatan yang mengedepankan toleransi, demokrasi dan berkeadaban serta menghargai akan
adanya pluralisme ( kemajemukan ).
3. Perlunya penguatan masyarakat ( warga ) dalam komunitas negara untuk mengimbangi dan mampu
mengontrol kebijakan negara ( policy of state ) yang cendrung memposisikan warga negara sebagai
subyek yang lemah. Penguatan ini dimaksudkan untuk mencapai kekuatan baegaining masyarakat yang
cerdas di hadapan negara tersebut, dengan komponen penting yaitu : LSM LSM yang mampu berdiri
secara mandiri dihadapan negara dan adanya independensi pers sebagai bagian dari social control,
membudayanya kerangka hidup yang demokratis, toleransi dan memiliki peradaban yang tinggi.
Pemahaman Civil Society disini terdapat penekanan pada wilayah kehidupan sosial yang teroraganisasi
dan bercirikan antara lain :
1. Kesukarelaan ( Voluntary )
6. Adanya ruang /wilayah politik yang menjamin hal hal antara lain : • Berlangsung nya prilaku tindakan
madiri, tidak terkungkung oleh kondisi kehidupan material dan tidak terserap oleh jaringan
kelembagaan politik resmi. • Tersiratnya ruang publik yang bebas ( the free publik sphere ) dimana
warga masyarakat dapat berkomunikasi secara bebas.
J. ISLAM DAN MASYARAKAT MADANI Masyarakat Madani dapat juga diartikan sebagai masyarakat yang
berbudaya dalam arti berpendidikan yang bermoral yang senantiasa siap melakukan perubahan-
perubahan kepada hal hal atau nilai-nilai yang lebih baik untuk hari ini, esok dan akan datang. Istilah
masyarakat madani sebenarnya tidak terlepas dengan nilai sejarah perkembangan Islam. Hal ini dapat
kita lihat dalam sejarah Hijrahnya Rasululullah SAW bersama pengikutnya yang setia pada perjuangan
dan da’wah beliau, yaitu hijrah dari Mekkah ke Madinah. Hijrah yang penuh dengan nilai sejarah yang
sangat berharga dan sebagai cerminan kemajuan Islam. Mengapa beliau harus hijrah dari Mekah ? Inilah
yang perlu kita ketahui. Saat itu segala aktifitas ibadah dan da’wah beliau sudah diketahui oleh kaum
kafir dan munafik Quraisy. Mereka tidak senang dan sangat membenci dengan Rasulullah SAW
walaupun mereka sudah tahu kejujuran Rasulullah yang pada saat itu terkenal dengan sebutan Al Amiin
( orang yang sangat jujur). Kebencian Kaum kafir Quraisy pada saat itu sudah sangat memuncak sehingga
suatu saat pada klimaknya beliau akan dibunuh oleh mereka dengan cara yang sudah diperhitungkan
dengan matang. Akhirnya atas kekuasaan dan pertolongan Allah SWT beliau hijrah bersama Abu Bakar
dengan selamat, walaupun beliau tetap dikejar sampai ke tempat persembunyian bersama Abu Bakar.
Apakah artinya ini ? Apakah pada saat itu telah ada cara hidup bermasyarakat, kerjasama, demokrasi
diantara kaum kafir quraisy saat itu ? 1. QS ’4 An-Nisa : 1 ( asal dari satu diri ) 2. QS ’49 Al hujurat : 13
( bersuku dan bangsa ) 3. QS ’49 Al hujurat : 11-12 (tak saling menonjolkan status sosial ) 4. QS ‘2 Al
baqoroh : 213 ( kita makhluk individu sekaligus sosial 5. QS’31 Luqman : 13-19 QS’66 At tahrim : 6 …..
(pembentengan diri &keluarga ) DAFTAR PUSTAKA 1. Drs. Hartomo dkk, Ilmu Sosial dasar, Bumi Aksara
Jakarta, cet.5, tahun 2001