Anda di halaman 1dari 24

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunianya sehingga dapat terselesaikan Asuhan Kebidanan ini dengan judul
“Asuhan Kebidanan Pada Ny. “U” G I P0000 Abooo Inpartu 39 – 40 Mgg Tunggal,
Hidup, Intrauterin Kala I Fase Laten Dengan Pre Eklamsi Berat di Puskesmas
Singosari Malang sebagai salah satu persyaratan praktek klinik kebidanan dalam
rangka praktek klinik kebidanan di Puskesmas Singosari.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada yang
terhormat.
1. Yulianik S.Km selaku direktur Akademi Kebidanan Widyagama Husada
Malang.
2. Drg. T. Tikio Gunawan, MM selaku kepala Puskemas Singosari Malang
3. Sri Rahayu, Amd. Keb. selaku bidan pembimbing praktek di puskesmas
Singosari Malang.
4. Novita Mayasari, S.Sit selaku pembimbing praktek institusi.
5. Petugas kesehatan dan bidan yang ada di puskesmas singosari
6. Ayah dan bunda yang telah memberikan materi dan moril serta doa yang
tak henti-henti.
7. Rekan-rekan yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah
banyak memberikan masukan dan dukungan.
Semoga asuhan kebidanan ini berguna baik bagi penulis maupun pihak
yang memanfaatkan. Sebagai penutup kata pengantar ini penulis senantiasa
mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan asuhan
kebidanan ini.

Malang, 2006
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Preeklamsi merupakan penyulit dalam proses persalinan yang
kejadiannya senantiasa tetap tinggi. Tingginya angka kejadian preeklamsi
merupakan faktor utama penyebab timbulnya eklamsi yang mengancam ibu
bersalin, tingginya angka kematian ibu bersalin sebagai akibat perkembangan
dari preeklamsi yang tidak terkontrol memberikan kontribusi yang sangat
besar terhadap tingginya angka kematian.
Dengan besarnya pengaruh preeklamsi terhadap tingginya tingkat
kematian ibu bersalin, maka sudah selayaknya dilakukan upaya untuk
mencegah dan menangani kasus-kasus preeklamsi perawatan pada ibu
bersalin dengan preeklamsi merupakan usaha nyata yang dapat dilakukan
untuk mencegah timbulnya komunikasi -komunikasi sebagai akibat lanjut
dari preeklamsi tersebut.
Oleh sebab itu penulis tertarik mengambil kasus ini, dengan harapan
dapat memberikan asuhan dan perwatan sebagai salah satu usaha untuk
mengatasi masalah keadaan yang dialami oleh ibu dalam hal ini menghindari
ibu dari resiko yang mungkin terjadi sehingga presalinan berjalan dengan
lancar.

1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat melaksanakan manajemen kebidanan apda ibu
bersalin dengan preeklamsi berat secara keomprehensif

1.2.2. Tujuan Khusus


Setelah menyusun asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat :
a. Mengkaji data ibu
b. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah berdasarkan data
c. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial
d. Mengidentifikasi kebutuhan segera
e. Melakukan pengembangan rencana
f. Melakukan implementasi sesuai dengan intervensi
g. Mengevaluasi asuhan yang diberikan

1.3. Sistematika Penulisan


BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Sistematika Penulisan
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1. Konsep Dasar Penulisan
2.2. Konsep Dasar PEB
BAB III Tinjauan Kasus
3.1. Pengkajian
3.2. Identifikasi diagnosa dan masalah
3.3. Identifikasi diagnosa dan masalah potensial
3.4. Identifikasi kebutuhan segera
3.5. Intervensi
3.6. Implementasi
3.7. Evaluasi
BAB IV Pembahasan
BAB V Penutup
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Daftar Pustaka
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Dasar Persalinan


2.1.1. Pengertian persalinan
- Persalinan adalah proses untuk mendorong keluar hasil pembuahan
(janin, plasenta dan ketuban) dari dalam uterus lewat vagina ke dunia
luar.
(Helen Faren, 1999, 118)
- Proses mendorong janin dan plasenta ke luar dari uterus oleh kontraksi-
kontraksi miometrium yang terkoordinasi.
(Derek dlewellyn – Jones. 2001 . 63)
- Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang dapat hidup
ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.
(Rustam Mochtar. 1995.99)
2.1.2. Kala-kala persalinan
- Kala I
Merpakan stadium dilaktasi serviks mulai dari permulaan persalinan dan
pembukaan lengkap.
Dibagi menjadi 2 fase :
1. Fase laten
Dimulai dari awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servik secara bertahap.
Pembukaan servik kurang dari 4 cm dan biasanya berlangsung di
bawah hingga 8 jam.
2. Fase aktif
Frekuensi danlamanya kontraksi uterus umumnya meningkat
(3xdalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih) pembukaan 4 cm – 10 cm terjadi penurunan bagian terbawah
janin.
- Kala II
Merupakan stadium ekspansi, dimulai dari dilaktasi lengkap serviks
hingga kelahiran bayi.
- Kala III
Merupakan stadium pelepasan plasenta, berlangsung dari saat setelah
kelahiran bayi sampai plasenta dan selaput ketuban lehir seluruhnya.
- Kala IV
Dimulai setelah Lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

2.1.3. Teori Penyebab mulainya persalinan


Penyebab sebenarnya yang membuat persalinan di mulai masih
belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor yang turut berperan dan saling
terkait antara lain :
1. Perubahan kadar hormone
Perubahan kadar hormone disebabkan oleh plasenta yang mengalami
penuaan, sehingga villi konugalis mengalami perubahan yang
mengakibatkan kadar progesterone menurun yang menyebabkan relaksasi
otot menghilang. Terjadi 1-2 mgg sebelum persalinan dimulai kadar
esterogen dan prostaglandin meninggi.
2. Distensi uterus
- Serabut otot yang teregang sampai batas kemampuannya akan
bereaksi dengan mengadakan kontraksi.
- Produksi dan pelepasan prostaglandin miometrium
- Keadaan uterus yang semakin membesar menyebabkan iskemik otot
uterus sirkulasi uterus plasenta terganggu
Perubahan hormonal, dan terjadinya perubahan nutrisi pada janin-janin di
keluarkan.
3. Tekanan janin
Kalau janin sudah mencapai batas pertumbuhan di dalam uterus yang
akan menyebabkan :
- Penurunan ketegangan pada dinding uterus
- Stimulasi dinding uterus yang tegang tersebut hingga timbul
kontraksi
4. Faktor-faktor lain antara lain :
- Penurunan tekanan secara mendadak ketika selaput amnion pecah
- Gangguan emosional yang kuat (lewat korteks hipotalamus hipofise)
dapat menyebabkan pelepasan oksitosin.
5. Teori instansi mekanik
Di belakang serviks terdapat ganglion serviks (fleksus Franken houser).
Bila ganglion ini geser dan ditekan penurunan kepala janin maka dapat
menimbulkan kontraksi uterus.

2.1.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan


1. Power
Power utama pada persalinan adalah tenaga atau kekuatan yang
disebabkan oleh kontraksi dan retraksi otot rahim
2. Kontraksi (his)
Adalah gerakan memendek dan menebal otot rahim yang terjadi untuk
sementara waktu
3. Retraksi
Pemendekan otot rahim yang menetap setelah terjadinya kontraksi
4. Tenaga sekunder atau mengedan
Tenaga ini biasanya digunakan pada saat kala II untuk ekspansi janin
5. Passage
Keadaan jalan lahir seperti rongga pelvis, soft passage
6. Passager
Bagian janin yang paling penting pada proses kelahiran janin adalah
kepala

2.1.5. Tanda-tanda mulainya persalinan


Tanda-tanda dini akan dimulainya persalinan adalah
- Lightening
Terbenam kepala di dalam rongga panggul karena berkurangnya
tempat dalam rongga uterus / pada primi mulai kehamilan 36 mgg dan
pada nanti terjadi pada kandung kemih
- Sering buang air kecil karena tekanan kepala pada kandung kemih
- Kontraksi braxston hicks
Tanda dan gejala impartu
1. Penipisan dan pembukaan serviks
2. Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan apda serviks
minimal 2 kali dalam 10 menit
3. keluarnya darah dan lender

2.2. Konsep dasar PEB (Pre Eklamsi Berat)


2.2.1. Pengertian preeklamsi Berat
Preeklamsi berat adalah kumpulan gejala yang timbul paa ibu hamil,
bersalin dan masa nifas yang terdiri dari trias : oedema, proteinurin, dan
hipertensi. Dimana tekanan darah 160 / 110 mmHg/lebih, proteinurin
5gr/lebih, oliguria (urin < 500 cc/24 jam) terdapat oedema paru dan
sianosis.
(Rustam Mochtar, 1998- 199)

2.2.2. Etiologi
Penyebab belum diketahui secara pasti. Ada beberapa teori yang
menyebutkan tentang gambaran klinik dan PEB adalah :
(IBG Manuaba. 2001 – 403)
1. Teori genetik
Riwayat preeklamsi atau eklamsi dalam keluarga atau Riwayat
penyakit vaskuler sebelumnya.
2. Teori imunologik
Janin benda asing yang relatif karena unsur benda asing yang berasal
dari suami. Adaptasi dapat terjadi dengan aman. Penolakan total rahim
karena bersifat benda asing terjadi abortus
3. Teori iskemia regio uterus plasentes
Terjadinya invasi sel trovoblas, hanya sebagian pada arteri spinalis di
daerah gangguan fungsi plasenta karena sebagian besar arteri spinalis
di daerah endometrium, tetapi dalam keadaan kontraksi sehingga tidak
mampu memenuhi kebutuhan dan untuk nutrisi dan oksigen.
4. Teori radikal bebas dan kerusakan endotel
5. Teori kerusakan endotel
6. Teori trombosit
Iskemik radio uteri plasenta menurunkan pembukuan pembuluh darah
prostaglandin, kerusakan trombosit meningkatkan kerusakan
tromboksan, terjadi vaso kontriksi pembuluh darah dan vaso vasonim
yang menimbulkan tekanan darah meningkat dan makin terjadi
kerusakan pembuh darah.
7. Teori diet ibu hamil
Kebutuhan ibu hamil cukup tinggi untuk kalsium. Bila kekurangan
kalsium ibu hamil dikuras untuk memenuhi kebutuhannya sehingga
terjadi pengeluaran klasium otot, pemberian kalsium 2 – 215gr/hr
dapat menurunkan terjadinya preeklamsi.

2.2.3. Klasifikasi pre eklamsi berdasarkan gejala klinik


1. Pre eklamsi berat
Tanda dan gejala :
- Tekanan diastolic 90 – 110 mmHg (2 kali pengukuran berjarak 4
jam) pada kehamilan > 20 mmg
- Proteinuria sampai ++
- Oedema pada wajah, tangan, tungkai (penambahan BB yang
mendadak)
- Disertai dengan gejala subyektif antara lain hipertensi, nyeri kepala
yang tidak hilang dengan analgesic, penglihatan kabur, oligouria (<
400 ml / 24 jam), nyeri epigastrium dan terjadi oedema paru.

2.2.4. Skrening Pre eklamsi


 Riwayat : sakit kepala, pusing, pandangan kabur, bintik-bintik paa
mata, oedema pada wajah tangan serta seluruh tubuh.
 Px fisik : tekanan darah dibandingkan sebelum hamil, terutama
setelah usia gestasi 24 mmg peningkatan BB dibandingkan
sebelum hamil oedema pergelangan kaki, perbital, tangan, wajah
atau odemen, reflek.
2.2.5. Komplikasi
Pada pre eklamsi terjadi vaso kontraksi arteri yang menaikkan
tekanan darah dan menurunkan pasokan darah yang efektif pada banyak
organ serta jaringan tubuh termasuk plasenta, sehingga dapat
menyebabkan komplikasi baik pada ibu dan janin antara lain :
1. Eklampsia
2. Solusio plasenta
3. kematian janin
4. hipertensi menetap

2.2.6. Penatalaksanaan
 Pencegahan
1. Px antenatal yang bermula dan teratur serta teliti, mengenai tanda-
tanda sendini mungkin yang selanjutnya diberikan pengobatan
2. harus selalu waspada terhadapkemungkinan terjadinya pre eklampsi
kalau ada faktor predisposisi
3. berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, pekerjaan
sehari-hari dikurangi, ketenangan dan pentingya mengatur diet
rentdah garam dan lemak serta karbohidrat, menjaga kenaikan
berat badan yang berlebih.
2.2.7. Penanganan PEB dalam Persalinan
- Observasi KU dan tanda evaluasi tiap jam
- Memperbaiki KU penderita dengan pemberian rehidrasi (infuse) yaitu D5
% dan RL
- Materisasi urin
- Penderita rawat inap istirahat mutlak. Berikan diet rendah garam dan
tinggi protein.
- Berikan suntikan SM 8 gram, 4 gr bokong kanan dan bokong 4 gr bokong
kiri
- Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap jam
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1. Pengkajian Data


Tanggal pengkajian : 21 – 11 2006
Jam : 10:00 Wib
Tempat : PKM Singosari
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. “U”
Umur : 39 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Losari

Nama Suami : Tn. “H”


Umur : 32 th
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Losari

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak jam 02.00 wib, kaki
bengkak dan air ketuban sudah merembas sejak tanggal 21/11/06 jam
05.30 wib.

3. Riwayat kesehatan sekarang


Ibu mengatakan hamil anak pertama umur kehamilan 9 bulan,
perutnya kenceng-kenceng sejak jam 02-00 Wib, kaki bengkak sejak
umur kehamilan ± 7 bulan, dan air ketuban merembes sejak tanggal
21/11/06 jam 05.wib.

4. Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu tidak pernah menderita penyakit menular menurun dan menahun
seperti DM, hipertensi, penyakit jantung dan ibu tidak pernah
menjalani operasi.

5. Riwayat kesehatan keluarga


Di dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular,
menurun dan menahun seperti DM, hipertensi, penyakit jantung, TBC
serta tidak mempunyai keturunan kembar.

6. Riwayat haid
Menarche : 14 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Banyaknya : 2-3 softek / hari
Dysmenorrheal : tidak ada
Fluor albus : tidak ada
HPHT : 17 – 02 – 06
TP : 24 – 11 – 06
7. Riwayat perkawinan
Umur pertama kali nikah : 35 tahun
Nikah :1x
Lama : 4 tahun
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan sejak menikah sampai mau melahirkan ini tidak KB
9. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
No
UK Penyulit jenis penolg sex BB H/M umur Penyulit KB
1 Ha mil ini
10. Riwayat kehamilan sekarang
Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama ibu, tidak pernah
mengalami keguguran.
Trimester I : - Ibu tidak pernah ANC, ibu mengalami mual saja
sampai UK 12 mgg
- Ibu tidak mengkonsumsi jamu-jamuan
Trimester II : - Ibu merasa gerakan janin pada UK 16 mgg
- Ibu ANC 2x di puskesmas
- Nafsu makan ibu baik
- Ibu mendapatkan vitamin
- ibu mendapatkan TT
Trimester III : - Ibu ANC 3x di puskesmas, memeriksakan kakinya
bengkak
- Nafsu makan ibu baik, ibu mendapatkan vitamin
- Ibu mengalami hipertensi tanpa keluhan yang
menyertai
- Ibu mengalami pertambahan BB ± 7 kg dari ANC
terakhir sampai pemeriksaan ini (± 4 mgg)
11. Pola kebiasaan sehari-hari
 Di rumah : - Ibu makan 3x sehari dan pada ± 4 mgg terakhir dari
pemeriksaan ibu makan 5x sehari, porsi cukup
terdiri dari nasi, sayur, lauk pauk dan kadang buah
- Minum air putih 6-8 gelas/hari, ibu tidak minum
susu dan jamu-jamuan
Di PKM : - Ibu makan 2x sehari porsi cukup terdiri dari nasi,
sayur, lauk pauk dan minum teh
 Eliminasi
Di rumah : - BAK 6-7/hari, lancar, warna kuning jernih
- BAB 1x/hari, konsistensi lunak, warna kuning
kecoklatan
Di PKM : - BAK 4-5x/hari, lancar warna kuning jernih, tidak
BAB sampai tujuk ke RSSA
 Istirahat
Di rumah : - siang ± ½ - 1 jam / hari,
malam ± 6-7 jam /hari
Di PKM : - ibu kadang-kadang bangun, kadang tertidur karena
perut terasa sakit
 Aktivitas
Di rumah : - ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti
biasa
Di PKM : - ibu hanya tidur-tiduran saja karena kesakitan
 Personal hygiene
Di rumah : - Ibu mandi 2x/hari, ganti celana dalam tiap mandi/
terasa lembab
Di PKM : - ibu tidak amndi dan hanya cebok setelah BAK
 Kebiasaan lain
Ibu tidak mempunyai kebiasaan lain seperti merokok, alcohol dan
minum jamu-jamuan.
12. Data psikososial, budaya dan spiritual
 Psikologis : Ibu mengatakan bahagia karena anaknya akna
segera lahir
 Sosial : hubungan ibu dengan suami, keluarga dan
lingkungan sekitarnya baik
 Budaya : adanya slametan 3 bulanan dan 7 bulanan
 Spiritual : Ibu menganut agama islam dan ibu mengatakan
rutin menjalankan ibadah sholat 5 waktu.

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
KU : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 160/100 mmHG
Nadi : 84x/mnt
RR : 20x/menit
Suhu : -
TB : 151 cm
BB 1 bl lalu : 52 kg
BB skr : 59 kg

2. Pemeriksaan khusus
 Inspeksi
Kepala : kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, rambut
hitam lurus
Wajah : tidak oedema, tidak pucat, tampak cloasma
gravidarum
Mata : sclera tiak icterus, konjungtiva tidak pucat, tiak
ada perdarahan
Mulut : ada gigi berlubang, tidak ada stomatitis
Hidung : tidak ada secret, tidak ada pernafasan cuping
hidung
Telinga : tidak ada secret, tidak ada gangguan pendengaran
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan getah
bening, tidak ada bendungan vena jugularis
Dada : tidak ada retraksi dinding dada
Payudara : tidak ada benjolan, hyperpigmentasipada areola
mamae, putting susu menonjol
Perut : membesar sesuai dengan Uk, tampak linie
gravidarum, tidak ada strie dan bekas luka operasi
Genetalia : terdapat lender dan darah air ketuban merembes
Ekstremitas : oedema +/+ pada kaki
 Auskultasi
DJJ (+) : 12-11-12 / menit
 Perkusi
Reflek patella +/+
3. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan lab urine padatanggal 21/11/06 : albumin + 1
4. Pemeriksaan dalam
VT : pembukaan 1-2 cm
Efisimen 25 %
Ketuban (-)
Bagian terdahulu kepala
Presentasi VUK kiri depan
Hodge I

3.2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : Ny. V GI Poooo Abooo UK 39-40 minggu tunggal, hidup,
intrauterine inpartu kala I fase laten dengan PEB
Ds : Ibu mengatakan hamil anak pertama usia kehamilan 9 bulan
merasakan kenceng-kenceng sejak jam 02.00 WIB kai bergerak
dan kembuh sudah merembes sejak tanggal 21/11-06 jam 05.30
WIB
Do : KU : cukup
Kesadaran : composmentis
TTV : TD 160/100 mmHg
Nadi 84 x/menit
RR 20 x / menit
Suhu : -
Abdomen : Leopold I : TFU 3 jari bawah pusat (29 cm)
Leopold II : Puka
Leopold III : Bagian terendah kepala
Leopold IV : Kepala masuk PAP
Kontrasepsi : his 2 x 35”.10
Auskultasi
Abdomen : Djj (+) (12 11 12) : 140 x/ menit
Ektremitas : pada kedua kaki oedema

Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium urin tanggal 21 – 11 – 06 albumen +1
2. Pemeriksaan dalam
VT : pembukaan 1-2 cm
Efisimen 25 %
Ketuban (-)
Bagian terdahulu kepala
Presentasi VUK kiri depan
Hodge I

3.3. Antisipasi Masalah Potensial


- Eklamsia
- Retat diskes
- IUFD

3.4. Identifikasi Kebutuhan Segera


Kolaborasi dengan dokter untuk rujukan

3.5. Itervensi
Dx : Ny. “V” GI Pooo Abooo UK 39-40 minggu tunggal hidup,
intrauterine inpartu kala I fase laten dengan PEB
Tujuan : tidak terjadi eklamsi
Persalinan berjalan lancar, ibu dan bayi selamat
Kriteria hasil
- Djj normal
- Tidak terjadi eklamsi
- Tidak terjadi komplikasi
Intervensi
1. Informasikan keadaan ibu saat ini yang mengalami PEB
R/ Ibu lebih mengerti tentang keadaannya
2. Beritahu ibu dan keluarga setiap tindakan yang akan dilakukan
R/ pasien dan keluarga kooperatif dalam tindakan
3. Observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum tiap 15 menit
R/ sebagai parameter deteksi dini adanya kelalaian
4. Lakukan observasi Djj secara ketat tiap 15 menit
R/ mendeteksi secara dini kesejahteraan janin
5. Lakukan observasi HIS tiap 15 menit
R/ dapat menilai kemajuan persalinan
6. Anjurkan ibu tidur dalam posisi miring kiri
R/ Mengurangi sindrom venakava sehingga peredasan darah dari ibu
kejanin lancar sehingga oksigen pada janin oksigen pada janin
terpenuhi
7. Lakukan pemasangan infuse
R/ sebagai penyeimbangan cairan dan elektrolit
8. Kolaborasi dengan dokter untuk merujuk pasien
R/ fungsi dependent

3.6. Implementasi
Tanggal : 21-11-06 jam : 10.30
Dx : Ny. “V” GI Poooo Abooo UK 39-40 minggu tunggal, hidup,
intrauterine impartu kala I fase laten dengan PEB
Jam 10.30 menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang keadaannya
saat ini yang mengalami PEB yaitu bahwa TD : 160/100 mmHg
pemeriksaan lab urinenya albumin +1 dan juga kaki ibu bengkak
Jam 10.35 memberikan pada pasien dan keluarga tentang keadaannya saat ini
mengalami PEB dan akan dilakukan observasi keadaan ibu secara
intensif konsen dokter cdan akan dirujuk
TTV His Djj
Jam
TD N RR Suhu
10.40 160/100 88 20 - 2x35.10 11.12.11
10.55 150/110 84 24 - 2x40.10 12.11.12
11.10 160/100 84 24 - 2x40.10 12.12.12

6. Menganjurkan pada ibu untuk tidak miring kekiri karena dapat


mengurangi sindrom vena kava sehingga peredaran darah dari ibu ke
janin lancar sehingga oksigen pada janin terpenuhi
7. 11.30 melakukan pemasangan infuse dengan cairan D5 % sebanyak 20
tetes
8. 11.40 Kolaborasi dengan dokter untuk merujuk pasien di RSSA dengan
konsul dokter
mempersiapkan pasien untuk dirujuk yaitu mempersiapkan sebagai
berikut :
 Mempersiapkan bidan yang mendampingi sata di bawa ke fasilitas
rujukan
 Membawa perlengkapan dan bahan-bahan yang dibutuhkan saat
ketempat rujukan
 Memberitahu keluarga mengenai kondisi ibu saat ini dan mengapa
perlu dirujuk
 Berikan surat rujukan ketempat fasilitas rujukan
 Membawa obat-obatan yang dibutuhkan saat ketempat rujukan
 Mempersiapkan kendaraan
 Ingatkan pada ibu agar membawa uang

3.7. Evaluasi
Tanggal : 21 – 11 – 06 jam 11.40 WIB
S : ibadah keluarga mengadakan bersedia atau setuju untuk dirujuk
O : TTV : TD 160/100 mmHg
N 84 x / menit
RR 24 x / menit
Djj (+) 12-12-12 x/ menit
His 2 x / 40 dalam 10 menit
A : Ny. “V” GI Poooo Abooo UK 39-40 minggu tunggal, hidup
intrauterine inpartu kala I fase laten dengan PEB
P : - merujuk pasien ke RSSA
- mendegasikan perawatan pasien pada petugas kesehatan di RSSA
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa dari penulis mengenai kesenjangan-


kesenjangan yang terjadi antara teori dan kasus. Dimaan setelah melakukan
asuhan kebidanan pada Ny. “U” GI P0000 Aboooo Inpartu Uk 40-41 mgg tunggal,
hidup, intrauterine kala I fase laten dengan PEB.
Penulis dapat menemukan antara lain :
1. Dalam teori disebutkan bahwa frekuensi preelamsi banyak terjadi pada primi
gravida dan pada usia lebih dari 30 tahun. Dalam kasus ini kenyataanyayaitu
klien primi gravida menderita pre eklamsi dan suai ibu 39 tahu.
2. Dalam teori disebutkan bahwa salah satu faktor predisposisi terjadinya pre
eklamsi adalah obesitas. Dalam kasus iniklien mengalami kenaikan BB dari
Px 1 bulan yang lalu 52 kg dan Bb sekarang 59kg.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. “U” GI P0000
Aboooo Inpartu Uk 40-41 mgg tunggal, hidup, intrauterine kala I fase laten
dengan PEB, maka kesimpulan yang penulis peroleh yaitu ada banyak
kebenaran teori dengan kasus yang ada misalnya frekuensi preeklamsi
banyak terjadi pada primi gravida dan obesitas.
Dalam hal ini penanganan tim medistelah melaksanakan sama dengan
teori yang ada dan sesuai dengan keadaan klien sehingga masalah-masalah
potensial tidak terjadi.

5.2. Saran
1. Mengikat dampak yang terjadi dari preeklamsi disini peran tim medis
terutama bidan sangat berarti yaitu :
- motivasi ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya dengan
teraturuntuk mendeteksi dini adanya preeklamsi
- memberikan penerangan pada ibu hamil tentang manfaat istirahat dan
tidur, aktivitas yang tidak belebihan, keterangan serta pentingnya
mengatur diet rendah garam, lemak, karbohidrat dan tinggi protein,
juga menjaga kenaikan BB.
2. Bagi ibu-ibu hamil hendaknya memeriksakan kehamilannya secara rutin
dan mentaati nasehat-nasehat petugas kesehatan
3. Bagi petugas kesehatan dalam menghadapi kasus preeklamsi berat
hendaknya memberikan penanganan yang cepat dan tepat sehingga tidak
menimbulkan komplikasi kemungkinan terjadi.
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan studi kasus di Puskesmas Singosari Malang yang dilaksanakan


tanggal 20 November sampai dengan 30 Desember 2006 telah disyahkan dan
disetujui oleh :

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan Pembimbing Ruangan

( Novita Maya Sari, S.SiT ) ( Sri Rahayu, Amd, Keb )

Kepala Puskesmas Singosari

( Drg. T Tiko Gunawan, MM )

Anda mungkin juga menyukai