http://www.infopenyakit.com/2007/12/penyakit-aids.html
Virus HIV menyerang sel CD4 dan menjadikannya tempat berkembang biak Virus HIV
baru, kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sebagaimana kita
ketahui bahwa sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa
kekebalan tubuh maka ketika tubuh kita diserang penyakit, Tubuh kita lemah dan tidak
berupaya melawan jangkitan penyakit dan akibatnya kita dapat meninggal dunia meski
terkena influenza atau pilek biasa.
Ketika tubuh manusia terkena virus HIV maka tidaklah langsung menyebabkan atau
menderita penyakit AIDS, melainkan diperlukan waktu yang cukup lama bahkan
bertahun-tahun bagi virus HIV untuk menyebabkan AIDS atau HIV positif yang
mematikan.
Cara Penularan virus HIV AIDS1. Melalui darah. misalnya ; Transfusi darah, terkena
darah HIV+ pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb.
2. Melalui cairan semen, air mani (sperma atau peju Pria). misalnya ; seorang Pria
berhubungan badan dengan pasangannya tanpa menggunakan kondom atau pengaman
lainnya, oral sex, dsb
3. Melalui cairan vagina pada Wanita. misalnya ; Wanita yang berhubungan badan tanpa
pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dsb.
4. Melalui Air Susu Ibu (ASI). misalnya ; Bayi meminum ASI dari wanita hiv+, Pria
meminum susu ASI pasangannya, dsb.
Adapun cairan tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ antara lain
Saliva (air liur atau air ludah), Feses (kotoran atau tinja), Air mata, Air keringat
serta Urine (Air seni atau air kencing).
Tanda dan Gejala Penyakit AIDSSeseorang yang terkena virus HIV pada awal
permulaan umumnya tidak memberikan tanda dan gejala yang khas, penderita hanya
mengalami demam selama 3 sampai 6 minggu tergantung daya tahan tubuh saat
mendapat kontak virus HIV tersebut. Setelah kondisi membaik, orang yang terkena virus
HIV akan tetap sehat dalam beberapa tahun dan perlahan kekebelan tubuhnya
menurun/lemah hingga jatuh sakit karena serangan demam yang berulang. Satu cara
untuk mendapat kepastian adalah dengan menjalani Uji Antibodi HIV terutamanya jika
seseorang merasa telah melakukan aktivitas yang berisiko terkena virus HIV.
Adapun tanda dan gejala yang tampak pada penderita penyakit AIDS diantaranya adalah
seperti dibawah ini :
1. Saluran pernafasan. Penderita mengalami nafas pendek, henti nafas sejenak, batuk,
nyeri dada dan demam seprti terserang infeksi virus lainnya (Pneumonia). Tidak jarang
diagnosa pada stadium awal penyakit HIV AIDS diduga sebagai TBC.
2. Saluran Pencernaan. Penderita penyakit AIDS menampakkan tanda dan gejala seperti
hilangnya nafsu makan, mual dan muntah, kerap mengalami penyakit jamur pada rongga
mulut dan kerongkongan, serta mengalami diarhea yang kronik.
3. Berat badan tubuh. Penderita mengalami hal yang disebut juga wasting syndrome,
yaitu kehilangan berat badan tubuh hingga 10% dibawah normal karena gangguan pada
sistem protein dan energy didalam tubuh seperti yang dikenal sebagai Malnutrisi
termasuk juga karena gangguan absorbsi/penyerapan makanan pada sistem pencernaan
yang mengakibatkan diarhea kronik, kondisi letih dan lemah kurang bertenaga.
5. System Integument (Jaringan kulit). Penderita mengalami serangan virus cacar air
(herpes simplex) atau carar api (herpes zoster) dan berbagai macam penyakit kulit yang
menimbulkan rasa nyeri pada jaringan kulit. Lainnya adalah mengalami infeksi jaringan
rambut pada kulit (Folliculities), kulit kering berbercak (kulit lapisan luar retak-retak)
serta Eczema atau psoriasis.
6. Saluran kemih dan Reproduksi pada wanita. Penderita seringkali mengalami penyakit
jamur pada vagina, hal ini sebagai tanda awal terinfeksi virus HIV. Luka pada saluran
kemih, menderita penyakit syphillis dan dibandingkan Pria maka wanita lebih banyak
jumlahnya yang menderita penyakit cacar. Lainnya adalah penderita AIDS wanita banyak
yang mengalami peradangan rongga (tulang) pelvic dikenal sebagai istilah 'pelvic
inflammatory disease (PID)' dan mengalami masa haid yang tidak teratur (abnormal).
SKK Penanggulangan
Penyakit HIV/AIDS
2008 Mei 5
tags: Krida Penanggulangan Penyakit
by baktihusad@cyber
A. SELAYANG PANDANG TENTANG PENYAKIT AIDS
Menurut ilmuan, HIV secara intensif, Virus itu terdapat pada cairan tubuh seperti darah
dan cairan kelamin. Seseorang tidak dapat tertular penyakit HIV hanya karena kontak
biasa, seperti berciuman, berpelukan atau berjabatangan. Virus HIV dapat menbyerang
para pengguna obat-obatan dan menggunakan jarum dan semprotan yang terkontaminasi
oleh virus tersebut. Seorang ibu penderita HIV yang sedang hamil atau menyusui dapat
menularkan dan menurunkan virus tersebut ke bayinya. Sebagian penularan HIV terjadi
melalui kontak seksual. Sebelum tes HIV dikembangkan, penularan virus itu sering kali
terjadi melalui transfuse darah.
A. GEJALA-GEJALA AIDS
AIDS memiliki gejala-gejala penyakit yang di sebabkan oleh infeksi berbagai macam
kuman sebagai akibat dari rusaknya kekebalan tubuh. Rusaknya kekebalan tubuh
disebabkan HIV menyerang sel darah putih tertentu yang biasanya melindungi tubuh dari
infeksi dan melemahnya system kekebalan tubuh. Seseorang pengidap HIV tidak dapat
melindungi dirinya sendiri dari segala jenis virus atau bakteri yang menyebabkan infeksi.
Oleh karena itu, penderita sering terkena penyakit pneumonia, TBC, dan kangker
tertentu. Penyakit-penyakit itu disebut penyakit indicator, yaitu penyakit berat yang
menyertai penyakit AIDS
Ø Kelelahan
Ø Demam
Ø Berkeringat
Ø Sariawan dimulut
Ø Batuk-batuk
Ø Pendarahan dari bawah kulit, dan dari mulut, hidung atau dubur.
Biasanya orang yang menderita HIV meninggal dunia karena penyakit indicator tersebut
bukan semata-mata HIV itu sendiri.
Ilmuwan dan dokter bekerja keras melwan AIDS dengan mempelajari virus dan
menggunakan terapi obat-obatan yang baru. Belum ada vaksin yang dapat di gunakan.
Hanya beberapa obat seperti Zidovudine di sepakati digunakan untuk pengobatan. Obat
ini tidak menyembuhkan, tetapi hanya mengobati gejala dan hal-hal tertentu dapat
memperpanjang usia. Agar menjadikan obat yang bermanfaat tersedia sesegera mungkin,
badan Administrasi makanan dan obat-obatan atau FDA (Food and Drug
Administration ) membuat suatu pengecualian hokum dan menyetujui obat-obatan untuk
digunakan melawan AIDS sedini mungkin Zidovudine disetujui penggunaanya kurang
dari 4 bulan. Biasanya memerlukan rata-rata tahun bagi obat-obatan agar disetujui
penggunaanya. Penelitian untuk penyakit AIDS ini menghabiskan biaya yang sangat
mahalaaaaaa. Oleh karena itu, waspadalah terhadap penyakit AIDS.
PENCEGAHAN AIDS
AIDS memang dapat dicegah dengan langkah-langkah yang dapat diambil, seperti
berikut :
Ø Menghindari hubungan Seks dengan banyak pasangan atau yang mempunyai banyak
pasangan
Ø Menghindari hubungan seks dengan orang yang menyalahgunakan obat, khususnya
Narkotika.
Ø Mencegah orang yang termasuk resiko tinggi (homoseks, WTS, dan pecandu
narkotika) untuk menjadi donor darah.
Ø Menjamin sterilitas dari setiap alat suntik dan tidak memakai alat suntik lebih dari
sekali
Ø Lalun lintas dari atau keluar negeri berlangsing dengan bebas, serta
Ø Selain itu, ada istilah ODHA yang merupakan singkatan dari Orang dengan HIV/AIDS
belum terisolasikan secara benbar di masyarakat. Misalnya, orang percaya bahwa batuk
atau flu dan bersentuhan badan dapat menuarkan HIV.
Sebenarnya ODHA tidak perlu didiskriminasikan karena ODHA juga manusia biasa
seperti kita yang ingin punya teman, bergaul, dan bekerja. Selain itu, HIV yang ada di
dalam tubuhnya tidak mudah menular. Dengan Stigma dan diskriminasi yang dilakukan
dapat menghambat program pencegahan HIV karena orang menjadi takut berbicara HIV.
Perlu diketahhui bahwa semua orang berpeluang terinfeksi HIV karena infeksi HIV dapat
terjadio akibat perilaku kita ataupun pasangan kita.
Pengobatan HIV -AIDS pada dasarnya meliputi aspek Medis Klinis ,Psikologis dan
Aspek Sosial.
Aspek Medis meliputi :
1. Pengobatan Suportif.
2. Pencegahan dan pengobatan infeksi Oportunistik.
3. Pengobatan Antiretroviral.
Suportif
Penilaian gizi penderita sangat perlu dilakukan dari awal sehingga tidak terjadi hal hal yang
berlebihan dalam pemberian nutrisi atau terjadi kekurangan nutrisi yang dapat menyebab
kan perburukan keadaan penderita dengan cepat.
Penyajian makanan hendaknya bervariatif sehingga penderita dapat tetap berselera makan
Bila nafsu makan penderita sangat menurun dapat dipertimbangkan pemakaian obat
Anabolik Steroid.
Proses Penyedian makanan sangat perlu diperhatikan.
agar pada saat proses tidak terjadi penularan yang fatal tan
pa kita sadari.
Seperti misalnya pemakaian alat-alat memasak, pisau untuk
memotong daging tidak boleh digunakan untuk mengupas
buah, hal ini di maksudkan untuk mencegah ter
jadinya penularan Toksoplasma.
begitu juga sebaliknya untuk mencegah penularan jamur.
Pencegahan infeksi oportunistik
Meliputi penyakit infeksi Oportunistik yang sering terdapat pada penderita infeksi HIV
dan AIDS.
1. Tuberkulosis
Sejak epidemi AIDS maka kasus TBC meningkat kembali.
Dosis INH 300 mg setiap hari dengan vit B6 50 mg paling tidak untuk masa
satu tahun.
2. Toksoplasmosis
Sangat perlu diperhatikan makanan yang kurang masak terutama daging yang
kurang matang.
Obat : TMP-SMX 1 dosis/hari.
3. CMV
Virus ini dapat menyebabkan Retinitis dan dapat menimbulkan kebutaan,
Ensefalitis, Pnemonitis pada paru, infeksi saluran cernak yang dapat menyebab
kan luka pada usus.
Obat : Gansiklovir kapsul 1 gram tiga kali sehari.
4. Jamur
jamur yang paling sering ditemukan pada penderita AIDS adalah jamur Kandida.
Obat : Nistatin 500.000 u per hari
Flukonazol 100 mg per hari.
Penanganan Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS
Pekerja seks komersial (PSK) beresiko tinggi mengidap penyakit menular
seksual(PMS), seperti gonorhea, sipilis, dll. Mereka juga beresiko dalam menularkan
atau menyebarkan HIV/AIDS. CD Bethesda fokus pada pencegahan dan
penyembuhan dengan obat bagi PSK. Selama sepuluh tahun terakhir, CD Bethesda
telah menyediakan pelayanan intensif untuk PSK yang tinggal di Pantai Bolong,
Parangtritis, Yogyakarta. Setiap bulan staf dan voluntir memeriksa kesehatan
mereka dan melakukan skrining PMS, papsmear, dan konseling. Bagi mereka yang
menderita PMS, staf CD Bethesda merujukkan ke RS Bethesda, dimana para PSK
menerima pengobatan lanjutan dan dimonitor oleh dokter sampai mereka sembuh
total.
Pembagian kondom dilakukan tidak hanya untuk mencegah penyebaran PMS tetapi
juga untuk mencegah penyebaran HIV/AIDS, karena meratanya HIV/AIDS
cenderung me-ningkat setiap tahunnya. Sejak tahun 2000, program pencegahan dan
kesadaran akan HIV/AIDS oleh CD Bethesda bertujuan untuk mendidik masyarakat
level bawah atau ra-kyat biasa , yang kurang akan pengetahuan dan informasi
tentang penyakit adalah alasan kunci menyebarnya penyakit ini. Supaya efektif
mencapai segmen populasi masyarakat level bawah , CD Bethesda mengorganisir
jaringan masyarakat lintas sektor publik untuk membentuk kelompok yang diberi
nama motivator HIV/AIDS. Motivator ini meliputi pelajar, anggota kelompok gereja,
pejabat penting di desa,kader kesehatan dan PSK. Tujuannya untuk mendidik
anggota masing – masing kelompok mengenai HIV/AIDS sehingga mereka dapat
menularkan pengetahuan untuk komunitas mereka, gereja dan sekolah. Diskusi
publik tentang AIDS dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan membantu
mengurangi stigma social yang kasar yang melekat. Melalui usaha ini kita berharap
dapat mendorong masyarakat untuk tampil jika mereka memiliki gejala dan
menginspirasi rasa tanggung jawab personal untuk menyetop penyebaran HIV/AIDS.
PENDAHULUAN
Kelainan ginekologi yang sering ditemukan adalah pendarahan perraginam atau terdapat
massa dipelvis. Penyebab terserangnya bervariasi menurut kelompok umur. Suati massa
dipelvis mungkin berasal dari ginekologi saluran kemih. Secara ginekologi mungkin
berasal dari uterus, adneksa atau ovarium. Alat diagnostik terbaik adalah Ultrasonografi
(USG).
Siklus perdarahan haid lamanya kurang lebih 2 – 6 hari, pada siklus 28 hari, hari ke -5
sampai ke -14 adalah fase folikuter atau proliferasi yang dimulai setelah perdarahan
berakhir dab berlangsung sampai saat ovulasi. Fase ini berguna untuk menumbuhkan
endometrium agar siap menerima ovum yang telah dibuahi. Pada fase ini dalam ovarium
terjadi pematangan folikel akibat pengaruh folikel Slimulating Hormone (FSH).
Folikel ini akan menghasilkan estradol dalam jumlah banyak. Pembentukan estradol terus
meningkat sampai kira-kira ke -13.
Pengaruh progesteron terhadap endometrium paling terlihat pada hari ke -22 yaitu pada
saat nidasi seharusnya terjadi. Bila tidak terjadi nidasi, setradiol dan progesteron akan
menghambat FSH dan LH sehingga Korpus leteum tidak dapat berkembang lagi. Akibat
pengaruh estradiol dan progesterone akan terjadi penyempitan pembuluh darah
endometrium yang akan lepas dan timbul perdarahan. (Mansjoer Arif, 2000).
1.2 Tujuan
Karena keterbatasan waktu dan kemampuan penulis maka dalam penyusunan Asuahn
Kebidanan ini, penulis membatasi pada Asuhan kebidanan pada Ny”J” dengan gangguan
Reproduksi (Menorrhagia). Di BKIA PUSKESMAS Balongsari Surabaya.
Sebagai pedoman dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mempelajari liferatur-
liferatur yang berhubungan dengan gangguan reproduksi (menorrhagia).
Untuk mendapatkan sata yang akurat serta asuhan kebidanan yang baik dan berhasil guna
mencapai tujuan maka penulis mempelajari status klien untuk mendapatkan data yang
nyata demi tercapainya tujuan umum maupun tujuan khusus.
Suatu tindakan kebidanan untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu untuk
memperoleh data mengenai keluhan serta keadaan pasien, maka penulis mengadakan
observasi dan melaksanakan asuhan kebidanan, mengobservasi, memantau keadaan
pasien sampai dengan pasien pulang atau sampai masalah berhasil ditangani.
2.5 Diagnosa
2.7 Penatalaksanaan
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Menorrhagia adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya disertai dengan
bekuan darah sewaktu menstruasi, jadi pada siklus yang teratur, (Sulaiman Sastrawinata,
2000 : 37).
Menorrhagia adalah jadwal siklus haid tetap, tetapi kelainan terletak pada jumlah
perdarahan lebih banyak dan dapat disertai gumpalan dan lamanya perdarahan lebih dari
8 hari. (Manuabba, 1998 : 398).
Menorrhagia adalah perdarahan siklus yang berlangsung lebih dari 7 hari dengan darah
kadang-kadang cukup banyak. (mansjoer, 2000 : 375).
2.2 Etilogi
1. 1. Hypoplasia Uteri
1. 3. Selama atau sesudah menderita suatu penyakit atau karena terlalu lelah, juga
karena otot kurang.
2. 4. Myoma Uteri
10. Pengaruh hormon estrogen dan progesteron. (Sulaiman Sastrawinato, 2000 : 37).
2.3 Patogenesis
1. 1. Myoma Uteri
Dengan adanya mioma pada uteri akan membuat uterus tegang sehingga permukaan akan
menjadi luas, sehingga dengan adanya mioma maka kontraksi uterus tidak adekuat dan
perdarahan berlangsung lama dan banyak.
1. 2. Dekompensasi Kordis
Ketidakmampuan jantung memompa darah keseluruh tubuh juga berakibat tidak lancar
sehingga uterus tidak berkontraksi dengan adekuat dan perdarahan berlangsung lama dan
banyak
1. 3. Hypertensi
Vasopasme pada pembuluh darah akan membuat aliran darah tidak lancar sehingga darah
bertumpuk pada uterus dan menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat dan perdarahan
berlangsung lama dan banyak.
1. 4. Retroflexio Uteri
Karena aliran darah saat menstruasi dari uterus kurang lancar sehingga darah bertumpuk
pada uterus dan menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat dan perdarahan lama dan
banyak.
1. 5. Penyakit darah
Dalam penyakit Hemoflia terdapat kekurangan faktor pembekuan darah sehingga apabila
terjadi perdarahan berlangsung lama.
Karena pelepasan dinding endometrium tidak sepenuhnya sehingga ada desidua yang
masih menempel pada dinding endometrium dan menyebabkan kontraksi uterus tidak
adekuat dan perdarahan berlangsung lama dan banyak. (Mansjoer, 200 : 375 – 376).
1. 1. Perdarahan yang banyak pada waktu haid (ganti pembalut 5-6 x/hari) dengan
lama haid > 7 hari.
2. 2. Disertai dengan tanda dan gejala dari penyebab hypermenorhoe.
3. 3. Pucat
4. 4. Pusing
5. 5. HB. Turun
2.5 Diagnosa
(Manuabba. 1998:398)
(Mansjoer. 2000:375-376)
2.7 Penatalaksanaan
Therapy : Uterotonika
1. Astheni
1. Myoma Uteri
Manajemen Kebidanan ialah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode
untuk mengorganisasikan pikiran berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan,
keterampilan suatu keputusan yang berfokus pada klien.
(Varney, 1997)
Memberikan Asuhan Kebidanan yang adekuat dan terstandart pada ibu yang menderita
gangguan reproduksi menorrhagia ini untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan
ibu.
pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang
diperlukan untuk ngevaluasi keadaan klien secara lengkap. Pada langkah ini dikumpulkan
semua informasi yang akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap, terdiri dari :
Anamnesa
1. Biodata.
Nama : Nama klien dan suami perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan
nama dengan klien (Christian .I. 1984 : 84)
Umur : Semua wanita subur 20-30 tahun, saat yang tepat untuk persalinan dan
kehamilan. (Sarwono. 1999 : 23)
- Untuk dijadikan petunjuk saat kunjungan rumah. (Christina .I. 1984 : 84).
Paritas : Paritas 2-3 merupakan pantas yang paling aman, ditinjau dari sudut
kematian maternal. (Sarwono. 1999 : 23).
Pekerjaan : Ditanyakan baik pada klien maupun suaminya. Hal ini untuk mengetahui
taraf hidup dan sosial ekonomi agar nasehat kita sesuai. (Christian I. 1984 : 85).
Perkawinan : Ditanyakan berapa kali dan berapa lama, untuk menentukan keadaan alat
reproduksi dalam psikologi klien terutama riwayat hamil diluar nikah. (Christian .I : 1984
: 84).
1. Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan ibu pada saat pengkajian atau pada saat sekarang ini.
Ditanyakan untuk pengetahuan penyakit apa yang diderita ibu dan apakah mempengaruhi
gangguan reproduksi yang dialaminya ini.
- Anggota Keluarga yang mempunyai penyakit tertentu penyakit menular (TBC,
Hepatitis, HIV/AIDS).
1. Riwayat Kebidanan.
1) Haid
Menarche pada umur pubertas, 12-16 tahun. Selama haid siklus teratur, 28-35 hari.
Lamanya haid selama 3-7 hari. Pengeluaran darah + 50-70 cc/hari ibu tidak mengalami
gangguan haid atau mengalami gangguan haid. (Sarwono .P. 1999 : 103-104).
Adalah penyulit dalam persalinan yang lalu, seperti perdarahan, sectio saecena, solutio
plasenta, plasenta previa. Dan bagaimana jarak persalinannya dan keefektifan Kb
sehingga kehamilan dapat direncanakan.
Adakah penyakit atau kelainan pada masa nifas yang lalu (perdarahan, feloris).
1. Riwayat Kontrasepsi.
Untuk mengetahui apakah ada efek samping setelah penggunaan kontrasepsi, lama
memakai alat kontrasepsi, alasan pemakaian, serta keluhan selama memakai alat
kontrasepsi. (Depdikbud, 1999).
1. Riwayat Sosial-budaya.
Untuk mengetahui keadaan psikososial pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
1. Riwayat Psikososial.
Untuk mengetahui keadaan pribadi pasien atau klien perlu ditanyakan antara lain :
- Keluhan.
1. 2. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Tujuan pengukuran berat badan dan tinggi badan adalah untuk memastikan kesan umum
terhadap pasien, terutama mengenai derajat kegemukannya, pasien yang gemuk atau
kurus memberikan kemungkinan lebih mudah mengidap penyakit, berat badan dicatat
dalam ukuran kilogram, dan tinggi badan dalam ukuran centimeter.
1. Pemeriksaan Fisik
Kepala : Kulit kepala bersih, rambut hitam, tidak rontok dan tidak ada ketombe.
Muka : Tampak pucat, tidak ada chloasma gravidarum tidak oedeme.
Mata : simetris, conjungtiva tidak pucat, sklera mata tidak icterus.
Hidung : Simetris, septum ditengah, tidak ada tanda polip maupun sinusitif, tidak
mengeluarkan seluret.
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak ada tanda rhagaden dan stomatitis gigi bersih,
tidak ada cares, tidak bersih, kebersihan cukup.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, tidak ada pembendungan vena jugularis.
Ketiak : Tidak ada accesoriasis mammae, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Perut : Perut tidak membesar, tidak tegang, tidak ada bekas operasi maupun
striae.
Ekstremitas : Tangan : Pergerakan aktif, tidak oedeme, tidak ada tanda polidaktili
maupun sindaktili, kuku bersih, tidak pucat.
Kaki : Tidak oedeme, tidak varices, tidak ada tanda polidaktili maupun sindaktili,
kuku bersih, tidak pucat.
Punggung : Simetris, tidak ada kelainan.
Pada diagnosa ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa masalah dan
kebutuhan klien berdasarkan interpretasi data yang telah dikumpulkan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
Pada langkah ini dilakukan identifikasi masalah potensial atau yang sudah diidentifikasi.
Bidan diharapkan
Mengidentifikasi perlu tindakan segera oleh bidan atau dan untuk dikonsulkan dan
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.
1. KIE
2. Motivasi istirahat yang cukup
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy
Intervensi :
R/ Pendekatan yang baik akan membuat ibu lebih kooperatif dan adanya hubungan timbal
balik.
1. Beri penjelasan pada klien tentang penyakitnya dan tindakan yang akan
dilakukan.
R/ Menambah pengetahuan klien dan klien dapat mengerti tentang keadaannya saat ini.
1. Anjurkan pada klien untuk tidak banyak memikirkan keadaan dan penyakitnya.
2.8.3.6 Implementasi
Melaksanakan rencana asuhan seperti pada langkah V. Langkah ini bisa dilakukan bidan
atau sebagian oleh ibu yang bersangkutan, jika belum ditugaskan kepada orang lain,
bidan tetap memikul tanggung jawab arah pelaksaan.
2.8.3.7 Evaluasi
Evaluasi :
S : Ibu mengatakan telah mengerti tentang penjelasan yang telah disampaikan oleh
petugas dan klien merasa lebih tenang.
Tanda-tanda vital
Nadi ; 36.5 o
Suhu : 84 x/menit
RR : 20 x/menit
BAB 3
TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan
Surabaya
1. Data Subyektif
1. Biodata
Umur : 19 tahun
Agama : Islam
Umur : 23 tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Swasta
Status : 1x nikah.
1. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mens tidak berhenti sejak tanggal 25.10.2008 (+ 15 hari) yang lalu dan
darah haid yang keluar banyak.
Ibu mengatakan mulai haid sejak + 15 hari yang lalu warna merah kecoklatan. Ibu
mengatakan badannya lemas dan kepalanya pusing.
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular (TBC, Hepatitis) dan penyakit
keturunan (Kencing Manis, Hypertensi, Asthma) jantung dan klien tidak pernah
mengalami operasi.
Ibu mengatakan keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular (TBC,
Hepatitis) dan penyakit keturunan (Kencing Manis, Hypertensi, Atshma) jantung dan
tidak ada yang menderita penyakit kanker.
1. Riwayat kebidanan
1.
1. Haid
1.
1. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu.
1. Rwayat Kontrasepsi
Tanda-tanda vital
RR : 20 x/ menit
BB : 48 Kg
TB : 155 cm
1. Pemeriksaan Fisik
Muka : tampak pucat, tidak oedeme, tidak ada chloasma gravidarum
Hidung : simetris, tidak ada tanda polip maupun sinusitis, tidak mengeluarkan
sekret.
Mulut : bibir tidak pucat, tidak ada tanda raghaden dan stomatitis, gigi bersih,
tidak ada caries, lidah bersih, kebersihan cukup.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid, tidak ada pembendungan vena jogularis.
Ketiak : tidak ada asesoriasis mammae, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
Perut : perut tidak membesar, perut tidak tegang, tidak ada bekas operasi
maupun striae.
Ekstremitas : – Tangan : Pergerakan aktif, tidak oedeme, tidak ada tanda
polidaktili maupun sindaktili, kuku tidak pucat, kuku bersih.
- Kaki : tidak oedeme, tidak varices, tidak ada tanda polidaktili maupun sindaktili,
kuku bersih, tidak pucat.
1. Data Penunjang
- kesadaran composmentis
- RR : 20 x / menit
- Tanda-tanda vital :
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36.5 oC
- ibu mau
BAB 4
PEMBAHASAN
Menorrhagia adalah pengeluaran darah yang terlalu banyak biasanya disertai dengan
bekuan darah sewaktu menstruasi yang terjadi pada siklus teratur. Lamanya perdarahan
lebih dari 3 hari (manuable. 1998 : 398). Terjadinya menorrhagia berkaitan dengan
kelainan pada rahim yaitu mioma uteri, polip endometrium dan gangguan pelepasan
endometrium, kelainan fungsional maupun stress yang berkepanjangan yang dialami oleh
klien dan juga bisa karena adanya ketidakseimbangan hormonal pada wanita. (Sulaiman
Sastrawinata. 2000:37)
Penanganan yang dilakukan pada menorrhagia menurut teori yaitu pada kelainan
hormonal dapat diberikan beberapa jenis hormonal progesteron seperti MPA dapat pula
diberikan pil KB yang dipilih adalah pil yang mengandung kadar progesterone dan
estregen yang tinggi.
Melalui proses Asuhan Kebidanan pada Ny. “J” dengan gangguan menstruasi
(menorrhagai) yang ditandai dengan keluhan sudah + 15 hari haid tidak berhenti,
perdarahan yang banyak ± 2 kotek penuh, muka pucat dan ibu tampak lemes.
Penanganan yang dilakukan pada petugas kesehatan adalah memberikan therapy pil KB
dengan estrogen dan progesteron yang tinggi.
Dalam auhan kebidanan pada kasus Ny. “J” ini, dilakukan tindakan kebidanan sesuai
dengan intervensi dan masalah yang ada, karena antara teori dan praktek yang dilakukan
di lahan praktek tidak ada kesenjangan teori, karena sesuai dengan teori yang selama ini
dipelajari sehingga pasien pun dapat pulang tanpa ada keluhan dan psien merasa tenang
dengan kondisinya.
BAB 5
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “J” dan mengacu pada tujuan khusus,
maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Pengkajian
Dari hasil pengkajian (pengumpulan data) didapatkan bahwa pada Ny. “J” dengan
gangguan menstruasi (menorrhagia) di BKIA puskesmas Balongsari Surabaya. Pada
tanggal 8.11.2008 jam 18.30 dengan keluhan perdarahan haid tidak berhenti ± 15 hari dan
darah keluar banyak dan badan terasa lemas.
Dari hasil pengkajian ditemukan masalah potensial yaitu potensial terjadinya Anemia
ringan.
- tanda-tanda vital :
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36.5 oc
RR : 20 x/menit
Pada Ny. “J” diperlukan tindakan segera yaitu kolaborasi dengan dr. SpOG dalam
melakukan pemeriksaan USG.
1. Perencanaan
Pelaksanaan dalam asuhan kebidanan telah dilakukan sesuai dengan rencana tindakan
yang telah dibuat.
Evaluasi dapat dilaksanakan pada akhir setiap tindakan dan ditemukan pada Ny. “J”
dengan gangguan menstruasi (menorrhagia) dan dapat kooperatif dengan pasien.
Adapun faktor penghambatnya yaitu adanya keterbatasan waktu dan kemampuan penulis
dalam pemberian asuhan kebidanan.
5.2 Saran
Diharapkan bidan sebagai petugas kesehatan bisa lebih meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan selalu berusaha meningkatkan pelayanan dan ketrampilan tentang
gangguan menstruasi (menorrhagia) didalam pelayanan asuhan kebidanan.
1. Bagi Klien
Diharapkan klien dapat menerapkan apa yang telah dinasehatkan oleh bidan selama di
pelayanan kesehatan agar dapat meningkatkan derajat kesehatan bagi wanita usia subur.
Daftar Pustaka
Manuabba, Ida Bagus, 1999. Memahami kesehatan Reproduksi Wanita (Monica Ester,
ed) : Jakarta, Arcan.
Prawirohardjo, Sarwono, 1999. Ilmu Kebidanan : Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwon.
Prawirohardjo.
ASUHAN KEBIDANAN
Similar Posts:
Alat Reproduksi Wanita
Bagaimana menanggulangi kebiasaan menghisap jempol?
Seks Selama Hamil
Angin Kencang Dan Ombak Tinggi, Sementara Pelayaran Di NTT Dihentikan
“Pasien Ginjal Harus Tetap Aktif”
Diare akibat susu
MAFAAT ASI BAGI IBU DAN SIKECIL
Terminal Tabanan Sumber Penyebaran AIDS
http://radar9.co.cc/artikel/asuhan-kebidanan-dengan-gangguan-menstruasi-menorragi/
ANDASAN TEORI
A. Pengertian
Menurut A. Samik Wahab (2000) Fractur adalah dimana hilangnya kontinuitas jaringan
tulang fractur klavikula pada bayi terdapat 1,5 – 3% dari persalinan pervaginam fractur
ini merupakan trauma lahir pada tulang yang tersering ditemukan dibanding dengan
trauma tulang lainnya.
Jenis fraktur pada trauma lahir ini umumnya jenis fraktur greenstick, walau kadang-
kadang dapat juga terjadi suatu fraktur total secara klinis fraktur jenis greenstick sering
tidak diketahui segera setelah bayi lahir, tetapi baru ditemukan 1 – 2 mg kemudian
setelah teraba adanya pembentukan kalus.
1. Adanya crepitasi.
2. Deformitas pada tulang klavikula yang sakit.