Anda di halaman 1dari 9

PENDIDIKAN DI JERMAN

A. Latar Belakang

Pada bulan Mei 1945, pemerintah tertinggi negara Jerman berakhir dan

menyerahnya Jerman tanpa syarat kepada kekuasaan sekutu. Hanya secara

perlahan-lahan hak untuk menentukan hak sendiri kembali diperoleh.dalam tahun

1949,dua negara rival Jerman muncul yaitu pada pendudukan Soviet lahir Republik

Demokrasi Jerman (The Germany Democratic Repulsic, GDR), sebuah negara dengan

sistem satu partai, dengan ekonomi terpimpin dan pada daerah pendudukan

Amerika, Inggris dan Prancis muncul negara Republik Federal Jerman ( Federal

Republic of Germany,FRG). Membangun negara atas pembedaan regional sudah

punya sejarah panjang, kedua negara baru ini melangkah dengan sistem yang

berbeda.

Sebagai konsekuensi dari perubahan yang dramatis di Eropa pada akhir tahun 1980-

an. Republik demokrasi Jerman menjadi lebur. Lima daerah yang dulu dikenal

”lander” sekarang dihidupkan kembali dan digabungkan kedalam Republik Federal

Jerman pada Oktober 1990 yang dalam bentuk negara federal berstatus negara

bagian.dengan demikian jerman setelah reunifikasi terdiri dari 16 negara bagian

(state). Setelah mengalami masa perkembangan yang lama dan berbeda dalam

segmendan asmek masyarakat, termasuk pendidikan, situasi pada awal 1990-an

menunjukan keperluan yang mendesak untuk menyamakan tingkat kehidupan dan

kondisi kerja pada kedua negara bagian Jerman.

Secara geografis Jerman terletak pada tengah-tengah benua Eropa dengan luas

wilayah 356.957 kilometer persegi. Jerman berpenduduk 82 juta lebih dan kira-kira

8% diantaranya tidak berkebangsaan Jerman. Warga negara asing ini mulai

berdatangan ke Jerman pada akhir tahun 1950-an ketika negara-negara Eropa

selatan mulai merekrut buruh-buruh pekerja tangan. Jumlah yang paling banyak
adalah orang Turki, baik yang lahir di Jerman maupun keturunan Turki. Imigran lain

masuk ke Jerman sebagai pengungsi karena perang atau karena tekanan ekonomi di

negaranya masing-masing. Jenis migran ketiga adalah dari etnis Jerman sendiri

(walaupun tidak semuanya berbahasa jerman). Berbeda dengan jenis imigran lain

mereka dapat lansung meminta kewarganegarannya sewaktu mereka masuk ke

negara Jerman. Oleh karena kesulitan bahasa, baik bagi imigran yang telah lama

menetap di Jerman, apalagi mereka yang baru datang, maka hal ini mejadi

tantangan bagi sistem pendidikan Jerman.

Jerman bukan negara yang kaya dengan sumber alam dan juga bukan negara yang

mampu memenuhi kebutuhan produksi pertanian sendiri. Oleh sebab itu jerman

banyak tergantung pada barang-barang impor dan pada barang ekspornya. Posisi

jerman sebagai negara tangguh mendapat tantangan berat dalam perdagangan

internasional yang membawa dampak terhadap pendidikan. Penelitian dan

pengembangan serta pabrik-pabrik dalam usahanya meningkatkan nilai tambah

produksinya memerlukan orang-orang dengan standar pendidikan tinggi.

Disamping itu perbedaan tingkat pengangguran di Jerman harus dilihat dan dinilai

setelah reunifikasi kedua Jerman.

B. Tujuan Pendidikan

Berdasarkan sejarah pendidikan di Jerman berasal dari dua sumber yaitu gereja dan

negara. Sudah menjadi tradisi semenjak awal abad pertengahan bahwa gereja selalu

terlibat dalam pendidikan, sedangkan the lander (asal mula kekuasaan daerah)

selalu pula mengatakan bahwa merekalah yang bertanggungjawab atas pendidikan.

Pengumuman resmi wajib belajar pada beberapa daerah semenjak akhir abad ke-17

dapat diangggap sebagai penanda resmi bahwa pendidikan adalah tanggung jawab

negara. Semenjak itu, pengaruh gereja secara umum mulai berkurang. Maka

masalah pendidikan mulai saat itu terletak terutama pada kekuatan politik, para
guru, orang tua siswa/ mahasiswa sebagai kelompok yang langsung terlibat untuk

menentukan keadaan pendidikan serta perubahan-perubahan dalam sistem

pendidikan.

Pemerintah negara bagian (state) yang sosial demokrat cenderung untuk

menempatkan pendidikan sebagai hak azazi dengan penekanan pada: usaha

pendidikan itu atas inisiatif sendiri, persamaan dan tindakan pengimbalan,

sementara pihak kristen demokrat konservatif menginginkan tujuan dan kegiatan

pendidikan itu bersifat kolektif untuk kepentingan masyarakat seperti penyiapan

lulusan yang berkualitas.

Dengan hilangnya dasar ideologi yang utama dan sistem politik pun berubah,

reunifikasi Jerman memaksa lander jerman timur menyesuaikan sistem

pendidikannya dengan struktur yang ada di jerman barat. Maka dalam konstitusi

negara (baru) serta dalam pembukaan undang-undang tentang sekolah khusus dan

universitas ditetapkan tujuan umum pendidikan dengan tekanan pada

pengembangan indivisualitas dan partisipasi dalam kehidupan masyarakat.

Politik pendidikan dan formulasi tujuan merupakan topik yang hangat dalam

kelompok republik demokrasi. Tahun 1949 pejabat administrasi memoloskan

undang-undang mengenai pendirian : ”sekolah persatuan demokrasi”. Dengan

maksud untuk menghalangi monopoli pendidikan kelas masyarakat golongan atas,

dan juga menjamin terbukanya kesempatan bagi masyarakat miskin. Lebih dari 2/3

guru-guru yang bertugas di bawah partai sosialis nasionalis diganti dengan guru-

guru yang telah mendapatkan pendidikan jangka pendek. Kecocokan dengan

peraturan komunis maka berlangsunglah model soviet seperti prinsip ”pengajaran

politeknik” dengan tujuan membentuk pribadi sosial.

Tujuan pendidikan di Jerman yang dinyatakan dalam undang-undang adalah :

1. untuk membentuk individu yang maju secara fisik, moral dan intelektual
2. untuk membentuk manusia yang kreatif secara sosial yang memiliki minat

terhadap sajak bagaimana terhadap matematika dan ekonomi.

C. JENIS PENDIDIKAN

a. pendidikan dasar, menengah dan pendidikan tinggi

Wajib sekolah di Jerman berlaku sembilan tahun atau sepuluh tahun. Dengan normal

anak masuk sekolah pada usia enam tahun. Pada akhir abad ke-19 di jerman ada

tiga macam sekolah menengah. Yang paling tua adalah gimnasium didirikan pada

tahun 1538. von humboldt menetapkan mutu sekolah itu dengan mengadakan ujian

negara buat murid-muridnya dan menetapkan syarat ijazah negara buat guru-

gurunya.

Jenis kedua dinamakan realgymnasiumyang memusatkan pelajaran pada bahasa

latin, ilmu pasti dan ilmu alam. Sebagai pengganti bahasa yunani boleh diajarkan

salah satu bahasa eropa modern. Jenis sekolah itu sangat populer di jerman selatan,

tidak di prussia. Jenis ketiga ialahober-real-schuleyang tidak mengajarkan bahasa

kuno sama sekali, tetapi memberikan pelajaran dalam ilmu pasti, ilmu alam dan

bahasa eropa modern. Pada pertengahan abad ke-18 di berlin dibuka sebuah real-

schule yang lamanya 6 tahun. Ketika sekolah itu dijadikan 9 tahun, seperti

keadaannya dengan sekalian sekolah menengah ketika itu maka ditambahkan istilah

ober (tinggi) di depannya dan menjadi ober-real-svhule. Setelah berhasil

menyelesaikan ujian pada akhir grade, siswa berhak memasuki perguruan tinggi.

b. pendidikan pra sekolah

pendidikan pra sekolah mempunyai sejarah yang panjang di jerma. Pada abad ke-18

dan 19, muncul lembaga-lembaga untuk mengurus kesejahteraan anak-anak yang

membutuhkan yang pada awalnya menyediakan pengajaran agama (injil)

c. pendidikan khusus
pada tahun 1989, baik di jerman timur maupun jerman barat kira-kira 4% siswa

tercatat pada lembaga-lembaga yang khusus melayani anak-anak cacat. Disamping

itu, jerman timur menjalankan sistem sekolah khusus (spezialschulen) bagi anak-

anak yang punya bakat istemewa dalam bidang seni atau olah raga yang jumlahnya

kira-kira 1% dari kelompok umur.

d. pendidikan vokasional, teknik dan bisnis

wajib belajar tidak terbatas hanya pendidikan umum saja. Anak-anak yang tamat

dengan ijazah pendidikan umum pada tingkat hauptschule dan realschule dan

bahkan yang tidak dapat ijazah setelah belajar 9 tahun, harus masuk pendidikan

yang secara resmi diakui sebagai persyaratan untuk mendapatkan pekerjaan dan

program ini dapat diikuti secara paruh waktu atau purna waktu.

Pendidikan bagi orang dewasa (adult of education) di jerman dikelompokkan pada

tiga kategori : umum, vokasional (termasuk teknik dan keuangan) dan politik.

Undang-undang federal pada tahun 1972 mendorong partisipasi masyarakat dalam

program pendidikan orang dewasa dengan memberikan bantuan keuanagn serta

tambahan hari libur (bagi yang bekerja) asalkan mereka mau mengikuti pelajaran

vokasional. Kebijakan ini diambil karena kenyataan menunjukkan bahwa dalam

keadaan perubahan ekonomi, sosial dan politik yang sangat cepat, setiap orang

harus memperbaharui dan meningkatkan kualifikasinya sehingga sesuai dengan

tuntutan zaman dan perkembangan masyarakat. Dengan upaya-upaya di atas

diperkirakan di Jerman barat kira-kira 40% angkatan kerja mengikuti berbagai

bentuk program adult education ini setiap tahun.

e. ujian kenaikan kelas dan sertifikasi

Dengan beberapa pengecualian tes formal pada prinsipnya tidak digunakan untuk

menilai keberhasilan anak di sekolah. Pengecualian itu hanya untuk keperluan

diagnostik yaitu untukmengidentifikasikan jenis-jenis dyslexia (kesulitan belajar


membaca dan menulis karena kondisi pada otak). Pendekatan yang dipakai untuk

mengetahui pencapaian murid ialah menyerahkan sepenuhnya kepada guru untuk

menyusun tes terulis sendiri ditambah dengan interaksi lisanmurid dan guru selama

proses belajar berlangsung.

f. evaluasi

Tidak ada evaluasi nasional yang dilakukan secara teratur mengenai hasil

pendidikan. Komponen jerman dalam asosiasi internasional untuk penelitian

penilaian pencapaian pendidikan dalam bidang membaca merupakan survey

pertama dalam dua decade terakhir yang didasarkan pada sampai probabilitas

secara nasional.

D. Manajemen Pendidikan

1. Otorita

Oleh karena konstitusi federal telah menetapkan kewenagan lander atas pendidikan

maka beberapa lander membuat berbagai ketentuan dalam konstitusi mereka

masing-masing mengenai pengaturan masalah pendidikan dan seluruhnya melalui

proses legislatif. Pengaturan itu mencakup penetapan tujuan pendidikan, struktur,

isi pengajaran dan prosedur dalam sistem daerah mereka masing-masing. Dalam

negara bagian, tanggung jawab pendidikan terletak pada level kementrian kabinet

yang sering disebut Kementrian Kebudayaan (kultusministerium) pada negara-

negara bagian yang luas daerahnya. Sekolah tidak dikontrol secara langsung oleh

kementrian negara bagian tetapi melalui badan administratif regional yang

merupakan bagian dari badan eksekutif tanpa pasangan atau counterpart  langsung

dari pihak legislatif atau DPR. Masyarakat setempat biasanya juga punya tanggung

jawab menyediakan infrastruktur yang diperlukan dan ada kalanya juga terlibat

dalam pengangkatan staf.

2. pendanaan
Dengan pengecualian pendidikan tinggi, keuangan pendidikan sepenuhnya berada

di  tangan lander dan masyarakat setempat. Secara umum, seluruh biaya personil

ditanggung oleh pemerintah negara bagian dan infrastruktur oleh masyarakat.

3. personalia

Biasanya, hanya guru-guru gymnasien dan sebagian guru spesialis untuk bidang-

bidang yang dididik di tingkat universitas dengan tekanan utama pada bidang

keahlian dibandingkan dengan bidang keguruan. Staf pengajar untuk jenis sekolah

lain, termasuk berbagai bentuk sekolah vokasional dan teknik memperoleh

pendidikan di perguruan tinggi lain dan sering menuntut persyaratan masuk  yang

lebih rendah. Kebanyakan sistem yang dualisme seperti ini bertahan di jerman timur

sampai tahun 1990. tetapi sejakn tahun 1960-an di Jerman barat pendidikan guru

telah dilaksanakan di universitas yang ada dan bahkan sesungguhnya menjadi inti

pendirian universitas baru. Terdapat kecendrungan untuk menyamakan berbagai

bentuk pendidikan guru di seluruh jerman sehingga dengan kualifikasi yang sama

terdapat pula status yang sama. Usaha ini telah berhasil tetapi baru pada negara

bagian kecil.

Menteri-menteri pendidikan negara bagian menentukan kurikulum mereka sesuai

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan mereka melakukan itu

melalui tiga jenis instrumen yaitu :

1. tabel yang menguraikan jumlah jam belajar per minggu serta mata pelajaran

sesuai dengan grade dan jenis sekolah

2. pedoman kurikulum

3. pemberian wewenang penulisan dan pengadaan buku teks

E. Isu-isu Pendidikan

Masa untuk melakukan reformasi pendidikan yang mendasar di Jerman barat secara

resmi berakhir tahun 1975 dengan dibubarkannya dewan pendidikan ( council of


education) yang mencoba mengimplementasikan sistem pendidikan yang sama

sekali baru. Semenjak itu, pemerintahyang konservatif cenderung mempertahankan

struktur tripartit pada pendidikan menengah, sementara kementrian yang beraliran

sosial demokrat mencoba menerapkan gesamtschule sebagai alternatif, kalau tidak

sebagai pengganti sistem tripartit. Namun demikian, ada perubahan yang cukup

berarti . Terjadi penurunan jumlah siswa pada hauptschule dan peningkatan jumlah

siswa pada tingkat gymnasium. Pendidikan akademik dan sekolah-sekolah kejuruan

pada tingkat menengah atas telah semakin paralel, baik karena pengenalan kuliah-

kuliah baru yang berorientasi profesional di gymnasium atau karena peningkatan

jumlah siswanya atau karena dorongan pengintegrasian beberapa bentuk sekolah

menengah atas. Juga terdapat perubahan pada kurikulum universitas pendidikan

guru. Pada level pengajaran kelas, metode-metode baru mulai diterima. Hal yang

sama terjadi pula dalam bidang kajian-kajian baru seperti pendidikan tentang

perdamaian, pendidikan lingkungan dan kajian kewanitaan.

Walaupun tidak semua masalah berhubungan dengan reunifikasi kedua jerman

namun yang menjadi pusat persoalan dalam tahun 1990-an adalah kebutuhan

untuk memberikan kesempatan dan diragukan lagi masalah ini akan berlangsung

sampai awal abad baru. Namun demikian, masih ada harapan  tetapi jelas tidak bisa

dipastikan bahwa sumber dana, pengalaman politik dan administratif serta orang-

orang yang terlibat menanganinya dianggap mampu mengatasi masalah ini. Tetapi

patut juga dicatat bahwa resiko transisi dapat pula merambat pada hilangnya hal-

hal positif yang selama ini ada di sistem pendidikan jerman timur seperti sukses

mereka dalam menanggulangi siswa-siswa yang lemah atau dalam mempertahankan

motivasi siswa yang tinggi untuk mencapai keberhasilan.

Anak-anak imigran yang jumlahnya semakin besar sesungguhnya merupakan

tantangan berat bagi pendidikan Jerman termasuk isu “pemberian kesempatan yang
sama”. Mencari perimbangan antara kebutuhan integrasi sosial bagi anak-anakcacat

dan penyelenggaraan pengajaran yang optimal tetap menjadi fokus pemikiran.

Sistem pendidikan di Jerman terkenal sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Dari

sinilah dilahirkan para ilmuwan atau insinyur kenamaan. Akan tetapi tidak semua

penduduk yang bermukim di jerman menikmatinya. Terutama pria remaja berlatang

belakang migran yang memiliki citra umum sebagai kelompok yang kalah dan gagal

dalam pendidikan di Jerman. Dalam arti, jarang yang mendapat menyelesaikan

sekolah menengah atasnya.

Anda mungkin juga menyukai