Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH POLITIK HUKUM

PENEGAKAN APARATUR HUKUM DI MASYARAKAT

Dosen Pengampu : Rima Vien Permata Hartanto,SH,MH

Disusun Oleh :
DWI SOEKARNO K64060
ZAINAL
MECGA VERANTYAS N K6407031
WENY AMBARWATI K6407053
AGUS RIYANTO K64080
ADDY CHANDRA K6408001
DYAH KUSUMA W K6408006
YEAN DEVI N K6408013
MIFTA CHUROHMAN K6408039
RATNA DWI H K6408045

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
Pendahuluan
Penegak hukum adalah mereka yang secara langsung maupun tidak langsung
berkecimpung di bidang penegakan hukum yang tidak hanya mencakup “law
enforcement”, akan tetapi juga “peace maintenance”. Kalangan tersebut
mencakup mereka yang bertugas di bidang-bidang kehakiman, kejaksaan,
kepolisian, kepengacaraan dan pemasyarakatan. ( Romli Atmasasmita, 2001 : 55 )

Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan bertujuan untuk mencapai


kedamaian dalam masyarakat. Oleh karena itu, dipandang dari sudut tertentu,
maka masyarakat dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut. Terdapat
kecenderungan yang besar pada masyarakat untuk mengartikan hukum dan
bahkan mengidentifikasinya dengan petugas (dalam hal ini penegak hukum
sebagai pribadi). Salah satu akibatnya adalah, bahwa baik-buruknya hukum
senantiasa dikaitkan dengan pola perilaku penegak hukum tersebut, yang menurut
pendapat masyarakat merupakan pencerminan dari hukum sebagai struktur
maupun proses.

1. Bagaimana masyarakat membangun aparatur hukum di Indonesia ?


Menurut Wayne La Favre dalam Soerjono Soekanto ( 2005 : 7 ) Penegakan
hukum sebagai suatu proses, pada hakikatnya merupakan penerapan diskresi yang
menyangkut membuat keputusan yang tidak secara ketat diatur oleh kaidah
hukum, akan tetapi mempunyai unsur penilaian pribadi.
Kebanyakan hukum yang ada di Indonesia itu menitikberatkan obyek
hukumnya kepada masyarakat. Seperti contohnya Hukum perdata, Hukum pidana
dsb. Menurut Soerjono Soekanto (Moh. Mahfud MD,1999 :189) ada empat faktor
yang menandai tegaknya hukum yaitu :
1. Hukum atau aturannya sendiri
Diperlukan adanya keserasian antara berbagai peraturan terutama
keserasian peraturan perundang-undangan yang berbeda derajatnya.
2. Mental aparat penegak hukum
Penegakan hukum akan sangat dipengaruhi oleh para penegak hukum. Jika
mental para penegak hukum tidak baik, maka sistem penegakan hukum
juga akan terganggu.
3. Fasilitas pelaksanaan hukum
Fasilitas pelaksanaan hukum harus dipenuhi untuk mendukung penegakan
hukum.
4. Kesadaran dan kepatuhan hukum serta perilaku masyarakat
Sistem politik yang demokratis akan sangat mempengaruhi kualitas
penegak hukum.

2. Apa yang yang harus dilakukan masyarakat ?


Di dalam proses pembentukan hukum perlu partisipasi masyarakat yang luas perlu
ditingkatkan sebagai bagian penting dalam upaya sosialisasi hukum secara merata.
Menurut Romli Atmasasmita ( 2001 : 55) faktor-faktor yang menghambat
efektifitas penegakan hukum tidak hanya terletak pada sikap mental aparatur
penegak hukum akan tetapi juga terletak pada faktor sosialisasi yang sering
diabaikan.
Menurut Soejono ( 1996 : 8 ) peranan dan wewenang masyarakat dalam
melakukan koreksi, penilaian dan pengawasan terhadap tindakan yang dilakukan
aparatur penegak hukum ( penyidik, penuntut umum ) dengan melalui pra
peradilan.
Jadi peranan masyarakat di sini di titik beratkan pada pengawasan aparat
hukum dan masayarakat dalam melakukan pengawasan ini dapat diamsukkan le
dala tindakan penegakan hukum.

3. Siapa yang bertanggung jawab ?


Dalam hal ini masyarakat sebagai objek hukum bertanggung jawab terhadap
penegakan hukum masyarakat itu sendiri. Fungsi komponen penegak hukum
selain mewujudkan keadilan, masyarakat melakukan pengawasan satu sama lain.
Fungsi kontrol antar komponen tersebut akan mengurangi kemungkinan
timbulnya penyimpangan. (Antonius Sujata, 2000 : 8-9)
4. Peran komponen di luar aparatur hukum yang berelasi langsung atau tidak
terhadap Pembangunan hukum di Indonesia ?
Komponen di luar aparatur hukum yang berelasi langsung atau tidak terhadap
Pembangunan hukum di Indonesia adalah faktor sarana atau fasilitas dan faktor
kebudayaan.
Faktor sarana atau fasilitas mempunyai peran dalam pembangunan hukum di
Indonesia. Tanpa adanya sarana atau fasilitas tertentu, maka tidak mungkin
penegakan hukum akan berlangsung dengan lancar.
Menurut Soerjono Soekanto, 2005 : 37 ) sarana atau fasilitas tersebut
antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan dan terampil, organisasi
yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, dan seterusnya. Kalau
hal-hal itu tidak terpenuhi maka mustahil penegakan hukum akan mencapai
tujuannya. Sebagai contoh yaitu mengenai proses peradilan.
Faktor kebudayaan juga mempunyai peran dalam pembangunan hukum di
Indonesia. Kebudayaan (sistem) hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang
mendasari hukum yang berlaku, nilai-nilai yang merupakan konsepsi-konsepi
abstrak mengenai apa yang dianggap baik( sehingga dianuti) dan apa yang
dianggap buruk ( sehingga dihindari).nilai-nilai tersebut lazimnya merupakan
pasangan nilai-nilai yang mencerminkan dua keadaan ekstrim yang harus
diserasikan. (Soejono Soekanto, 2005: 60)

KESIMPULAN :
- Masyarakat wajib ikut berperan secara aktif dalam proses penegakkan
hukum sebagai bentuk tanggungjawab sosialnya terhadap masyarakat.
- Peran aktif masyarakat dalam proses penegakkan hukum tersebut perlu
didukung dilayani oleh aparatur penyidik, penuntut umum, maupun para
hakim secara baik, cepat, sederhana.
- Aparatur hukum hendaknya selalu menempatkan dirinya pada pelaksanaan
dan proses penengakkan hukum selalu bertindak dan berperilaku sebagai
abdi masyarakat, abdi negara yang baik, jujur, bersih, dan berwibawa.
DAFTAR PUSTAKA
Antonius Sujata. 2000. Reformasi dalam penegakan Hukum. Jakarta : Djambatan.
Romli Atmasasmita. 2001. Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia dan
Penegakan Hukum. Bandung: Mandar Maju.
Soejono. 1996. Kejahatan & Penegakan Hukum di Indonesia. Jakarta: Rineka
Cipta.
Soerjono Soekanto. 2005. Faktor-faktor yang mempengaruhi penegakan hukum.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai