Anda di halaman 1dari 13

ROSULULLAH SAW PEBISNIS TANGGUH SEPANJANG MASA

Sebagai nabi akhir zaman, peran Nabi Muhammad Saw sangatlah sempurna,
tidak hanya sebagai negarawan, tetapi peranannya sebagai pemimpin umat dan
penyebar agama. Sisi lain yang kurang mendapat sorotan adalah karir beliau sebagai
saudagar (entrepreneur)

Beliau mempunyai pengalaman yang pahit dilahirkan dalam keadaan yatim,


ketika ayahnya sudah tiada. Pada usia enam tahun, dalam perjalanan kembali dari
Yatsrib sesudah menengok makam ayahnya, Muhammad kembali kehilangan orangtua
karena saat itu ibunya pun wafat. Bisa dibayangkan dalam usia enam tahun
Muhammad sudah menjadi yatim piatu. Sampai usia delapan tahun 2 bulan beliau
dibina dan dididik oleh kakeknya, Abdul Muthalib, seorang yang terpandang waktu itu.
Usia itu sepeninggal kakeknya, diasuh oleh pamannya, Abu Thalib. Mulai saat itulah
pemuda kecil Muhammad mulai mencari nafkah sendiri dengan menggembala
kambing.

Pada usia 12 tahun, Muhammad diajak oleh pamannya berdagang ke Syiria


yang berjarak ribuan kilometer dari kota Makkah. Perjalanan yang begitu jauh yang
ditempuh oleh seorang anak berusia 12 tahun tanpa menggunakan mobil ataupun
pesawat sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang zaman sekarang. Sepulang
dari Syiria, Muhammad sangat sering mengadakan bisnis sampai beliau dikenal di
Jazirah Arab sebagai seorang pengusaha Muda yang sukses.

Sebelum kenabian Rasulullah telah meletakkan prinsip-prinsip dasar dalam


melakukan transaksi bisnis secara adil. Kejujuran dan keterbukaan Rasulullah dalam
melakukan transaksi perdagangan merupakan teladan bagi seorang pengusaha
generasi selanjutnya. Beliau selalu menepati janji dan mengantarkan barang dagangan
dengan standar kualitas sesuai dengan permintaan pelanggan sehingga tidak pernah
membuat pelanggannya mengeluh atau bahkan kecewa. Reputasi sebagai pelanggan
yang benar-benar jujur telah tertanam dengan baik. Sejak muda, beliau selalu
memperlihatkan rasa tanggung jawabnya terhadap setiap transaksi yang dilakukan.

c
Ê 
  
Ñi usia 25 tahun, Muhammad menikah dengan Siti Khadijah dengan mahar 100
ekor unta muda. Saya kira, di Indonesia saat ini masih sulit kita dapati pemuda yang
berani memberi mahar sebanyak atau setara dengan itu.

Jadi kalau ada yang mengeluh karena terlahir dari orang miskin maka
bandingkan dengan Muhammad yang terlahir tanpa ayah di sisinya. Ketika pendidikan
rendah menjadi alasan, bandingkan dengan Muhammad yang tidak pernah sekolah.
Ñan ketika ketiadaan modal menjadi halangan, bandingkan dengan Muhammad yang
tidak berbekal modal materi. Ñengan begitu tidak ada satu alasan pun bagi kita untuk
mengeluh.

Sikap mandiri dan tidak bergantung pada orang lain adalah salah satu sikap
yang harus dimiliki oleh seorang entrepreneur sejati. Kecerdasan emosional yang
dimiliki Rasulullah juga sangat baik dalam membangun sebuah jaringan. Tidak
tanggung-tanggung, rekanan bisnis Rasulullah adalah para pembesar-pembesar kaum
Quraisy, yang juga merupakan teman kakeknya, Abdul Muthalib. Jaringan yang
dipupuknya dengan kepercayaan. Kepercayaan yang bibitnya adalah kejujuran.
Buahnya lebih hebat lagi. Saudagar wanita yang cantik lagi sukses, bernama Siti
Khadijah, terpesona akan sikapnya yang kemudian menjadi istrinya.

Ada dua prinsip utama yang patut kita contoh dari perjalanan bisnis Rasulullah
Saw. Pertama, uang bukanlah modal utama dalam berbisnis, modal utama dalam
usaha adalah membangun kepercayaan dan dapat dipercaya (al-amin). money is not
number one capital in business, the number one capital is trust . Kedua, kompetensi
dan kemampuan teknis yang terkait dengan usaha. Beliau mengenal dengan baik
pasar-pasar dan tempat-tempat perdagangan di Jazirah Arab. Beliau juga mengetahui
seluk beluk aktifitas perdagangan dan bahayanya riba sehingga beliau menganjurkan
jual beli dan mehapuskan sistem riba.

Prinsip-prinsip modern, seperti tujuan pelanggan dan kepuasan konsumen,


pelayanan yang unggul, kompetensi, efisiensi, transparansi, persaingan yang sehat dan
kompetitif semuanya telah menjadi gambaran pribadi dan etika bisnis Nabi Muhammad

u
Ê 
  
Saw. Semoga para pebisnis modern, dapat meneladaninya sehingga mereka bisa
sukses dengan pancaran akhlak yang terpuji.

Teladan dan contoh terbaik bagi manusia adalah Rasulullah Muhammad SAW.
Beliau adalah teladan hidup yang menyemai banyak kebaikan dalam rangkaian
keindahan hidup. Ñari beliau juga bisa kita ambil teladan bagaimana merintis,
mengelola dan mengembangkan bisnis secara lurus dan bersih. Beliau telah
memancangkan tonggak teladan untuk meraih sukses menjadi entrepreneur secara
benar. Keteladanan yang akan senantiasa layak diikuti setiap generasi dari semua
generasi sekarang maupun yang akan datang.

Timbul beberapa pertanyaan, ketika kita mendengar atau berfikir apa kiat sukses
ala Rosulullah, Bagaimana Rasulullah merintis bisnisnya, menyiapkan mentalitas dan
karakter kepribadian yang kemudian mendukung kesuksesan bisnisnya.
Bagaimana ketekunan, kejelian dan kesuksesan bisnis yang telah dijalankan oleh
Rasulullah. Bagaimana kisah menariknya. Bagaimana strategi pemasaran dan
customer service-nya. Bagaimana menghadapi kompetitor.
Bagaimana pengalaman bisnis beliau. Sejauh mana relasi dan pengalaman beliau
dalam menekuni bisnis ini sehingga sangat memahami permasalah bisnis. Yang kelak
dikemudian hari ketika kenabian itu turun, pemahaman ini menjadi sangat komprehensif
untuk memberikan panduan hadits yang digunakan sumber Fiqih Muammalat untuk
memberikan framework, dan apa kiat-kiat kesuksesannya. Ñan bagaimana nasihat
beliau untuk pebisnis modern agar sukses besar. Sukses bukan hanya didunia saja.
Tetapi beruntung didunia dan diakhirat.

@ 

Mengkaji pribadi beliau, kita akan mendapatkan jiwa entrepreneurship beliau


sudah dipupuk sejak dini. Allah mentarbiyah (mendidik) kekuatan pribadinya sejak kecil
dengan hidup dalam kondisi yatim-piatu. Beliau memulai mengasah mentalitas
wirusahanya dengan menjadi pengembala. Beliau menjadi pengembala untuk orang-
orang Mekkah di masa kanak-kanaknya. Ñengan menjadi pengembala beliau
mendapatkan upah. Beliau mengembalakan biri-biri orang Quraisy ketika masih terlalu

-
Ê 
  
muda ini guna meringankan sedikit beban yang ditanggung oleh pamannya. Beliau
ingin berpenghasilan dan bisa mandiri. Tidak hendak berpangku tangan hanya sekedar
bermain saja.

Sebagai anak muda yang jujur dan punya harga diri, beliau sama sekali tidak
suka berlama-lama menjadi tanggungan pamannya yang memiliki beban keluarga
besar. Beliau kemudian dalam usia mudanya melanjutkan menjadi pebisnis dalam
bidang perdagangan. Jiwa enterepreneurship-nya semakin kuat karena sejak usia 12
tahun telah mengikuti perjalanan bisnis pamannya yang meliputi; Syria, Jordan, dan
Lebanon saat ini.

Muhammad melihat peluang bisnis sebagai sarana yang menarik untuk mandiri.
Hal ini setidaknya cukup dipengaruhi oleh kondisi yang melingkupinya. Saat itu kondisi
Mekkah yang paling berkembang adalah bisnis perdagangan. Tanahnya yang kering
sangat sulit untuk bercocok tanam. Kejelian melihat peluang keuntungan terbesar pada
sektor perdagangan kemudian membuatnya menekuni bisnis perdagangan ini. Selain
itu latar belakang keluarganya adalah pebisnis yang sangat kuat dan sukses.
Sebagaimana sejarah mencatat, empat orang putera Abdul Manaf (kakek-kakeknya)
adalah pemegang izin kunjungan dan jaminan keamanan dari para penguasa dari
negara-negara tetangga seperti Syiria, Irak, Yaman dan Ethopia. Mereka dapat
membawa kafilah-kafilah bisnisnya ke berbagai negara tersebut secara aman dan
lancar.
Selain itu, Muhammad dilahirkan pada masa kaum Quraisy mencapai kejayaan
dalam perdagangan. Sejak kecil beliau juga dirawat kakeknya Abdul Muthalib yang juga
pebisnis. Setelah kakeknya meninggal, Muhammad kemudian tinggal bersama
pamannya Abu Thalib yang berprofesi dalam bisnis perdagangan pula.

Sebagai anak muda yang lembut hati, berazzam kuat dan memiliki harga diri
yang tinggi, beliau sama sekali tidak suka berlama-lama menjadi tanggungan sang
paman. Ketika menginjak semakin dewasa dan menyadari bahwa pamannya memiliki
beban berat keluarga besar yang harus diberi nafkah, beliau mulai berdagang sendiri di
Makkah. Profesi sebagai pebisnis ini dimulai dalam sekala yang kecil dan bersifat

 
Ê 
  
pribadi. Beliau membeli barang-barang dari satu pasar lalu menjualnya pada orang lain.

Muhammad adalah seorang pemuda miskin yang memulai bisnisnya dari tahap
awal. Terkadang bekerja untuk mendapatkan upah dan terkadang sebagai agen untuk
beberapa pebisnis kaya di kota Mekkah. Ñalam mencari nafkah yang halal beliau
bekerja keras, sungguh-sungguh dan cermat menggeluti profesi bisnis ini yang tentunya
tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi juga membangun reputasi dimata
para pemodala, relasi dan pelanggan.

Beliau juga telah memasuki kerjasama bisnis bersama dengan beberapa orang.
Sebagai pribadi yang dikenal jujur (shidiq) dan terpercaya (amin) oleh masyarakat,
beliau memiliki kesempatan untuk mengembangkan bisnisnya dengan menjalankan
modal orang lain. Ñiantaranya menerima modal dari para janda dan anak yatim dengan
sistem upah maupun bagi hasil.

Beliau juga pernah bermitra dengan Saib ibnu Ali yang pernah menyatakan dan
mengakui bahwa Muhammad adalah mitranya dalam berdagang dan selalu lurus dalam
perhitungan-perhitungannya. Salah satu dari mitra pemodal lainnya adalah Khadijah,
salah seorang konglomerat kaya masa itu.

Muhammad menjalankan kontrak syirkah (kerjasama) dengan sistem upah


maupun bagi hasil (mudharabah) dengan Khadijah. Kadang-kadang dalam kontraknya
Muhammad sebagai pengelola (mudharib) dan Khadijah sebagai sleeping
partner(shahibul maal) dan sama-sama berbagi atas keuntungan maupun kerugian.
Terkadang pula Muhammad menjadi pebisnis yang digaji/medapatkan upah untuk
mengelola barang dagangan Khadijah. Ñiantaranya Khadijah pernah mempercayakan
modal untuk bertolak ke Syiria.

Ñalam masa usia 17 hingga sekitar 20 tahun adalah masa tersulit dalam
perjalanan bisnis Muhammad karena beliau harus mandiri dan bersaing dengan
pemain-pemain senior dalam perdagangan regional.

º   
  

   


è
Ê 
  
Muhammad kemudian banyak melakukan perjalanan-pejalanan bisnis dengan
modal Khadijah ini. Beliaupun telah sering mengunjungi Bahrain dalam rangkaian
lawatan bisnis. Beliau adalah seorang saudagar ulung. Beliau pernah mendapatkan
imbalan seekor unta muda untuk setiap kali perjalanan ke kota-kota dagang di sekitar
Yaman. Sebuah Hadits juga menjelasakan, diriwayatkan oleh adz-Ñzahabi dari Nabi
SAW. saya telah melakukan dua kali perjalanan dagang untuk Khadijah dan mendapat
upah dua ekor unta betina dewasa.

Ketekunan dan kesungguhan beliau dalam berbisnis juga sangat menonjol.


Beliau pernah menunggu pembelinya, Abdullah bin Abdul Hamzah selama tiga hari.
Abdullah bin Abdul Hamzah mengatakan: ⼜Aku telah membeli sesuatu dari Nabi
sebelum beliau menerima tugas kenabian, dan karena masih ada suatu urusan
dengannya maka menjanjikan untuk mengantarkan padanya, tetapi aku lupa. Ketika
teringat tiga hari kemudian, aku pun pergi ke tempat tersebut dan menemukan Nabi
masih berada disana. Nabi berkata, Engkau telah membuatku resah, aku berada di sini
selama tiga hari menunggumu (HR. Abu Ñawud). Sebuah kesabaran dan pengorbanan
yang luar biasa untuk tidak membuat relasi atau pelanggan (customer) kecewa. Tidak
pula lantas marah, kecuali hanya menyampaikan bahwa telah menunggu tiga hari.

Kecerdasan Bisnis beliau sangat teruji. Beliau pernah ketika menjual barang
dagangan di pasar-pasar Busra meraih keuntungan dua kali lipat dibanding pebisnis-
pebisnis yang lain. Ketika Khadijah mendapatinya dengan keuntungan yang sangat
besar yang belum pernah diraih siapapun sebelumnya maka Khadijah memberikan
keuntungan yang lebih besar daripada yang telah mereka berdua sepakati sebelumnya.

Kecerdikan dalam berbisnis dan penguasaannya tehadap pasar juga sangat luar
biasa. Pada suatu waktu Muhammad diminta membawa dagangan milik Siti Khadijah.
Muhammad dikenal sebagai orang yang jujur dalam segala hal, sehingga digelari Al-
Amin (orang yang paling dapat dipercaya). Hal itu pun diterapkan dalam berbisnis. Para
pebisnis Quraisy Mekkah tidak suka kepada Muhammad yang jujur dalam berdagang
ini. Bagi mereka, dagang ya dagang, jujur ya jujur. Mereka berpandangan tidak bisa
kedua hal itu dipadukan. Akhirnya mereka membuat rencana untuk membangkrutkan

ü
Ê 
  
Muhammad. Ketika rombongan pedagang Mekkah itu membawa barang dagangan ke
Syam (sekarang dikenal dengan nama Suriah), mereka sengaja menjatuhkan harga.
Muhammad tidak mau melakukannya, karena yang dia bawa adalah dagangan milik Siti
Khadijah, bukan miliknya sendiri. Beliau harus amanah.
Selain itu, beliau telah sangat memahami kondisi pasar saat itu bahwa jumlah
permintaan (demand) jauh lebih tinggi dari jumlah penawaran (suplay). Beliau
memahami seluruh barang pasti akan terjual karena permintaan lebih tinggi dari jumlah
barang yang tersedia. Karena itu, bila barang dagangan para saudagar Quraisy itu
habis, pasti konsumen akan tetap mencari barang tersebut. Benar saja, ketika
dagangan yang harganya dibanting itu habis, maka masyarakat akhirnya membeli
barang-barang kepada Muhammad dengan harga normal. Ketika rombongan pedagang
itu pulang, Mekkah pun gempar. Semua pedagang rugi, kecuali Muhammad yang
untung besar. Inilah contoh kejelian melihat, menganalisis, dan memahami pasar serta
keberkahan dari sikap jujur dan amanah. Ini juga merupakan bukti kemampuan
merespon strategi pesaing secara jernih.

Karier bisnis Muhammad semakin kuat dalam usia 25 tahun. Usia ini merupakan
titik keemasan entrepreneurship Muhammad setelah mendapatkan back-up financial
yang lebih mapan dari sang Istri Khadijah yang telah dinikahi. Tak heran dari
kesuksesan bisnisnya kalau kemudian maskawin yang beliau serahkan ketika
pernikahan juga sangat besar pada waktu itu. Maskawinnya adalah 20 ekor unta muda.
Hal ini merupakan bukti keberhasilan beliau sebagai pebisnis. Sejarah juga telah
mencatatkan bahwa beliaulah pribadi yang pernah ber-Qurban dalam jumlah yang
sangat besar. Mengurbankan 100 Unta secara pribadi. Kalau kita hitung kasar saja,
satu ekor untuk sekarang berkisar Rp 7-10 Juta. Berarti Qurban beliau senilai Rp 700
juta s/d 1 milyar-an. Jumlah yang sangat besar untuk Qurban dari seorang pribadi pada
sepanjang sejaarh peradaban.

÷ 




Muhammad dengan ketekunan dan kesungguhanya kemungkinan besar telah


mengunjungi pusat-pusat bisnis perdagangan yang terkenal di Arabia berulangkali.
Beliau juga bertemu dengan konglomerat dari berbagai wilayah. Pusat-pusat bisnis

å
Ê 
  
perdagangan di Arabia yang terkenal diantaranya; Pertama, Fumatul Jandal: pusat bisni
yang terkenal ini terletak di ujung utara Hijaz di dekat perbatasan Syiria waktu itu.
Pekan bisnis diadakan setiap tahun pada awal bulan Rabi⼌ul Awwal di tempat ini.
Saat seperti itu para pebisnis dari jauh dan dekat berdatangan ke tempat tersebut.
Pasar ini berlangsung hingga akhir pekan.

Kedua, Mushaqqar: tempat pekan bisnis ini pada sebuah kota yang terkenal di
Hijar (Bahrain) mulai awal Jumadil Awwal. Berlangsung sebulan penuh. Ketiga, Suhar:
ini adalah sebuah kota di Oman. Pekan bisnis ini berlangsung selama lima hari pada
bulan Rajab. Keempat, Ñabba: ini adalah salah satu dari dua kota pelabuhan Oman.
Para pebisnis dari daerah Sind, Hind (India), Cina dan banyak negara-negara timur
lainnya dating ke tempat ini untuk berbisnis.

Kelima, Shihr (Maharah): sebuah kota yang terletak disebelah pantai laut Arabia,
antara Aden dan Oman. Kota ini terkenal dengan parfumnya yang dikenal dengan
Amberâ. Pekan bisnis ini dilangsungkan sejak awal hingga pertengahan bulan Sya¶ban.
Keenam, Aden: pekan bisnis di Aden diadakan mulai tanggal satu hingga sepuluh
Ramadhan. Banyak pebisnis dari timur dan selatan berdatangan untuk berbisnis.
Ketujuh, Sana: ibukota Yaman. Pekan bisnis diadakan mulai tanggal sepuluh hingga
akhir Ramadhan. Kedelapan, Rabiyah: nama sebuah kota di Hadramaut. Pasar bisnis
ini diadakan mulai tanggal lima belas Ñzulqadah dalam waktu satu bulan. Kesembilan,
Ukaz: nama sebuah tempat diujung Najd (dekat Thaif). Pasar bisnis ini bersamaan
dengan pasar yang berada di Hadramaut. Pasar ini melebihi pasar-pasar lain dalam hal
kemegahan fasilitas bisnis, omzet transaksi bisnisnya dan peserta bisnis dari berbagai
wilayah. Pasar ini banyak dikunjungi pebisnis dari suku-suku Hawazin, Ghatafan,
Aslam, Ahabish, Adl, ad-Ñish, al-Haya, al-Mustaliq dan Quraisy.
Kesepuluh, Ñul Majaz: terletak didekat Ukaz (antara Ukaz dan Makah), dan pasar
bisnis diadakan pada tangal satu hingga tanggal tujuh bulan Ñzul-Hijjah. Kesebelas,
Mina: pasar bisnis berlangsung selama musim Haji (dekat Mekkah). Keduabelas,
Nazat: terletak diwilayah Khaibar mulai tanggal sepuluh sampai akhir bulan Muharam.
Ketigabelas, Hijr: adalah nama sebuah kota di Yamamah dimana pasar bisnis
bersamaan dengan Nazat. Terakhir, pasar yang terletak diluar semenajung Arabia yang

o
Ê 
  
sering didatangi Muhammad adalah Busra (Syiria). Praktis beliau telah mengunjunggi
daerah-daerah di Arabia Utara, Selatan, Timur dan Barat untuk berbisnis. Sebuah kerja
keras yang luar biasa. Sehingga memiliki pengalaman berbisnis yang sangat banyak.
Berinteraksi dan berkompetisi dengan pebisnis regional dan pebisnis dari negari-negari
timur jauh serta dari wilayah-wilayah lainnya.

Beliau mulai mengurangi aktivitas bisnis ketika sudah berusia 37-an dan
terutama sesudah datangnya Nubuwah (kenabian). Meski demikian naluri kebiasaan
dan penghargaan terhadap bisnis masih tetap tinggi. Beliau tetap pernah beraktivitas
bisnis. Anas meriwayatkan bahwa Nabi pernah menawarkan sebuah kain pelana dan
bejana untuk minum seraya mengatakan, Siapa yang ingin membeli kain pelana dan
bejana air minum?Seorang laki-laki menawarnya seharga satu dirham, dan Nabi
menanyakan apakah ada orang yang akan membayar lebih mahal. Seorang laki-laki
menawar padanya dengan harga dua dirham, dan beliapun menjual barang tersebut
padanya ( H.R. Tirmidzi, Abu Ñaud dan Ibnu Majah)

î




    

Bisnis dan perdagangan termasuk dalam kegiatan manusia yang terpenting.


Bisnis dan perdagangan diperlukan karena tidak ada seorangpun yang dapat hidup
dengan sempurna, mampu menyediakan segala keperluan dan tuntutan hidupnya
sendiri tanpa melibatkan orang lain. Oleh karena itu manusia saling memerlukan,
bekerjasama dan saling tolong menolong.

Islam mendorong ummatnya berusaha mencari rezeki supaya kehidupan mereka


menjadi baik dan menyenangkan. Allah SWT menjadikan langit, bumi, laut dan apa saja
untuk kepentingan dan manfaat manusia. Manusia hendaklah mencari rezeki yang
halal. Firman Allah dalam surat An Naba (78) : 10-11. Ñan Kami jadikan malam sebagai
pakaian. Ñan Kami jadikan siang untuk penghidupan. Ñalam ayat itu Allah mengajarkan
keseimbangan antara mencari rezeki untuk kehidupan dan beristirahat (leisure). Malam
hari untuk beristirahat dan mengumpulkan tenaga dan siang hari bekerja mencurahkan
tenaga, berbisnis berdagang untuk mencari rizki.

Ë
Ê 
  
Aisyah pernah meriwayatkan bahwa Rasululah bersabda, Hal-hal yan paling
menyenangkan yang engkau nikmati adalah yang datang dari hasil tanganmu sendiri,
anak-anakmu berasal dari apa yang engkau hasilkan(HR. Tirmidzi, Nasa¶i dan Ibnu
Majah). Nabi juga bersabda, Berusaha mendapatkan nafkah yang halal adalah
kewajiban disamping tugas-tugas lainnya yang telah diwajibkan(HR. Baihaqi).
Beliaupun memberikan nasihat untuk kita yang bisa senantiasa menjadi motivasi
dan perlu diamalkan. Rafi bin Judaij berkata bahwa ⼜Rasulullah saw ketika ditanya,
usaha apakah yang paling baik? Rasul menjawab: yaitu usaha seseorang dengan
tangannya sendiri dan semua jual beli yang baik (HR. Hakim). Usaha dengan tangan
sendiri bisa dalam bentuk aktivitas jasa, produksi, pertanian, perikanan maupun yang
lain. Sedang jual beli adalah aktivitas bisnis peniagaan barang dan jasa.

Ñalam beberapa hadist Rasulullah SAW memberikan dorongan kepada


ummatnya untuk mencari rezeki dengan berusaha dan berdagang. Rasulullah sendiri
adalah contoh seorang pedagang yang sukses. Ketika masih kecil beliau telah
menemani pamannya Abu Thalib berdagang ke Syam. Ñetelah memasuki usia dewasa
bahkan beliau sendiri menjalankan bisnis milik Siti Khadijah ke Syam dan kembali
dengan keuntungan yang besar. Ini adalah bukti kemampuan, kepercayaan dan
amanah beliau sebagai pedagang. Rasulullah SAW bersabda : Pedagang yang
amanah dan benar akan bersama dengan para syuhada di hari qiyamat nanti (HR. Ibnu
Majah dan al-Hakim)

Muhammad -yang menjadi pedagang sejak usia muda- mempunyai empat kiat
sukses berbisnis. Yakni, sidiq (benar), amanah (dapat dipercaya), fatonah (cerdas,
cerdik, memahami manajemen dan strategi bisnis), dan tabligh (kemampuan
komunikasi dan meyakinkan relasi atau pembeli). Bila keempat sifat atau kiat ini ada
pada seorang pebisnis, insya Allah dia akan berhasil. Ini merupakan karakter bisnis
yang Islami. Namun, bisa pula diterapkan oleh siapa pun, sebab ajaran Islam itu
bersifat universal.

Muhammad telah melakukan transaksi-transaksi perdagangannya secara jujur,


adil dan tidak pernah membuat pelanggannya mengeluh atau kecewa. Ia selalu

c
Ê 
  
menepati janji dan mengantarkan barang dagangan dengan standar kualitas sesuai
permintaan pelanggan. Reputasinya sebagai pedagang yang benar-benar jujur telah
tertanam sejak muda. Ia selalu memperlihatkan rasa tangungjawabnya terhadap setiap
transakasi yang dilakukan. Lebih dari itu, Muhammad juga meletakkan prinsip-prinsip
dasar dalam melakukan transaksi dagang secara adil (Afzalurrahman, 1996).
Nasihat-nasihat beliau bisa dijadikan sebagai moralitas baru yang akan
membingkai aktivitas para pebisnis hari ini. Muhammad sangat sopan dan baik hati
dalam melakuan transaksi binis perdagangan. Selain itu beliau juga menasehati para
sahabatnya untuk bersikap yang sama kapan saja dan dengan siapa saja mereka
melakukan transaksi. Jabir meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata, Rahmat Allah atas
orang yang berbaik hati ketika ia menjual dan membeli, dan ketika ia membuat
keputusan (HR. Bukhori). Ñalam kesempatan yang lain Abu Sa¶id meriwayatkan bahwa
Rasulullah berkata, ⼜Saudagar yang jujur dan dapat dipercaya akan dimasukan
dalam golongan para Nabi, Shiddiqien dan Syuhada (HR. Tirmidzi). Ñan banyak lagi
ajaran yang menjadi framework kita dalam berbisnis yang perlu dikaji lebih dalam lagi.

Beliau telah menyampaikan risalah Islam yang lurus. Risalah yang mendukung
pengumpulan kekayaan asal dilakukan sesuai dengan ketentuan syariah. Sebaliknya
Islam juga sangat mencela pengumpulan kekayaan secara berlebihan yang cenderung
mengabaikan batas-batas dan tuntunan-tuntunan syariah itu sendiri. Agama Islam
membolehkan bahkan menganjurkan setiap orang untuk mencari dan mengumpulkan
kekayaan dengan cara-cara yang halal dan menafkahkannya dengan penuh
tanggungjawab dalam koridor pengaturan syariah dalam pengeluaran.

Laode Kamaludin dalam buku Manajemen Bisnis Syariah tulisan Abu Hasan
mengungkapkan rahasia kunci sukses Rasulullah dalam bisnis berkelanjutan serta
beberkah.

 Bekerja sebagai sarana menuju surga. Bekerja bukan semata-mata mencari


penghidupan di dunia, tetapi diniatkan untuk mencari sarana bekal ibadah.
Bekerja dan menjadi kaya-raya bukanlah sebuah kesalahan. Kekayaan itu dapat
digunakan untuk mendukung kegiatan dakwah dan ibadah kepada Allah. Ñalam

cc
Ê 
  
sebuah hadis disebutkan, >  
      
   
   
   
  

   
 > (HR. Thabrani dan Baihaqi).
 Tidak pernah main-main dengan kejujuran dan kepercayaan. Ñua hal tersebut
salah satu kunci keberhasilan. Kejujuran akan menumbuhkan kepercayaan dan
hubungan bisnis lebih berjangka panjang. Rasulullah berbisnis dengan bermodal
kejujuran, keadilan, dan menjaga amanah. "÷
   

 

          
  
 
 > (HR. Ibnu Majah dan Al Hakim)
 Berfikir visioner, kreatif dan siap menghadapi perubahan. Usaha harus
dikembangkan dengan visi jauh ke depan. Perubahan adalah tantangan yang
harus dimenangkan. Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok harus
lebih baik daripada hari ini. Merugilah jika hari ini sama dengan hari kemarin, dan
celaka jika hari ini lebih buruk daripada hari kemarin.
 Memiliki perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai. Rasulullah selalu
merencanakan pekerjaan dengan baik dan melakukannya dengan ketekunan,
keuletan dan kecerdasan untuk mencapai sukses.
 Memperhatikan karyawan dengan lebih baik. Rasulullah menyampaikan anjuran
memberikan gaji pegawai, dengan kiasan sebelum kering keringatnya.
 Mengembangkan usaha dengan sinergi yang baik. Contohnya, kerjasama Nabi
SAW dengan Siti Khotijah dalam bisnis yang menghasilkan keuntungan dengan
bersinergi. Rasulullah pernah bersabda, > 



 > Ñalam bisnis, jamaah ini diartikan
sebagai sinergi atau sekelompok orang. Keuntungan atau pertambahan nilai
akan terjadi jika sebuah usaha/pekerjaan dilakukan oleh sekelompok orang.
 Semua pekerjaan dilakukan dengan kasih sayang dan cinta. Ñengan demikian
tidak ada unsur keterpaksaan dalam menjalankan setiap keputusan.
 Pandai bersyukur dan berucap terima kasih atas apa yang diperoleh. Ñengan
bersyukur kita dijanjikan oleh Allah untuk ditambah.

cu
Ê 
  
 Selalu berusaha menjadi yang paling bermanfaat bagi yang lain. Ñalam konteks
sekarang, menjalankan fungsi sosial usaha melalui corporate social responsibility
(CSR).

c-
Ê 
  

Anda mungkin juga menyukai