2. Folksonomy.
Merupakan sebuah metode untuk menciptakan dan mengatur tag yang menjelaskan dan
mengategorikan content. Tag tersebut umumnya merupakan hyperlink yang akan mengarahkan
Anda pada sekumpulan item yang berhubungan dengan tag tersebut Bentuk tag tidak selalu harus
berupa teks, tetapi dapat juga berupa image. Sekumpulan tag yang saling terkait dengan persamaan
bentuk sering juga disebut dengan tag cloud, umumnya tag cloud memiliki 30 hingga 150 tag.
3. Mashup.
Merupakan aplikasi web yang melakukan kombinasi data yang berasal dari lebih dari satu sumber,
disajikan dalam satu content. Contoh Web 2.0 yang menggunakan mashup adalah Google Maps,
yang menggabungkan data dari Google Maps sendiri bersama data real estate dari Craigslist
(sebuah jaringan komunitas online). Metode pengambilan data dari sumber lain dapat menggunakan
web feed (RSS atau Atom), web services, ataupun screen scraping.
4. Software Wiki/Forum.
Software wiki ataupun forum digunakan untuk membantu pengguna menciptakan contentnya
sendiri dan berkolaborasi satu sama lain. Contohnya kembali pada Wikipedia, di mana Anda dapat
dengan mudah menciptakan dan mengubah content sebuah artikel.
5. Syndication.
Umumnya syndication menyediakan web feed dari sebuah website untuk para penggunanya,
sehingga pengguna dapat mengetahui content terbaru tanpa perlu mengunjungi web tersebut.
Dengan demikian, pengguna dapat mengetahui news terbaru sebuah website, ataupun pesan terbaru
pada sebuah forum. Format syndication yang umum digunakan adalah RSS ataupun Atom.
Kebutuhan lain dari syndication adalah untuk sebuah komunitas saling berkolaborasi, misalnya
syndication dapat digunakan pada Wikipedia agar pengguna dapat memonitor perubahan yang
terjadi pada content.
Teknologi tentu akan semakin berkembang untuk mendukung revolusi yang dibawa oleh Web 2.0.
Konsep Web 2.0 membentuk komunitas jaringan social sehingga semua orang dapat berperan serta
di dalamnya, tentunya hal ini semakin membutuhkan user interface berbasis web yang mudah, agar
content dapat diciptakan tidak terbatas oleh mereka yang memiliki skill dan pengetahuan tertentu
Semua orang yang dapat mengakses sebuah website Web 2.0, memiliki peran serta dalam pengisian
content.
Kebutuhan ini mengarahkan teknologi untuk mewujudkan user interface pada aplikasi website
untuk menjadi semudah user interface pada aplikasi desktop. Mungkin di masa yang tidak terlalu
jauh lagi, bekerja dengan spreadsheet, word proccesor, ataupun presentasi slide-show merupakan
pekerjaan umum yang dapat dilakukan aplikasi website, di mana dokumen-dokumen tersebut dapat
dikelola bersama oleh suatu komunitas jaringan sosial. Setidaknya hal ini telah dirintis oleh Google
dengan Google Docs, yang juga menerapkan Web 2.0. Web 2.0 seakan merupakan sebuah contoh
demokrasi “dari rakyat dan untuk rakyat”, yang dalam konteks Web 2.0 menjadi “dari pengguna
untuk pengguna”. Semakin banyak pengguna web, semakin banyak pula kontribusi yang diberikan
untuk membangun website Web 2.0.
7prinsip menurut O’Reilly yang menjelaskan kemampuan-kemampuan inti Web 2.0, yaitu:
1. Servis.
Bagi penggunanya, Web 2.0 bukan merupakan sebuah software paket, tetapi Web 2.0 adalah servis
dengan skalabilitas biaya yang efektif.
2. Kontrol.
Pengontrolan unik Web 2.0 menjadikan content Web 2.0 menjadi semakin kaya, seiring dengan
semakin banyaknya pengguna.
3. Kepercayaan.
Pengguna Web 2.0 merupakan co-developer Web 2.0. Dalam hal ini terjalin kepercayaan antara
penyedia Web 2.0 dan pengguna.
4. Kepandaian Kolektif.
Mengarahkan website untuk memanfaatkan kepandaian secara kolektif merupakan salah satu
kelebihan Web 2.0. Aktivitas yang dilakukan pengguna membuat website berkembang secara
organik. Anda dapat melihat artikel-artikel yang terus bertambah setiap harinya pada Wikipedia dan
website-website wiki lainnya, atau website eBay yang menciptakan pasar dengan adanya pengguna
yang berlaku sebagai pembeli dan penjual, menampilkan produk-produk yang membuat eBay
menjadi toko maya yang serba ada.
5. Long Tail.
Web 2.0 menciptakan kurva Long Tail yang memberikan variasi pilihan yang tidak terbatas.
6. Level Software
Diatas Device PC tidak lagi menjadi satu-satunya device untuk aplikasi Internet, dan aplikasi yang
hanya terbatas pada sebuah device menjadi kurang bernilai dibandingkan dengan aplikasi yang
terkoneksi dengan Internet. Web 2.0 merupakan sebuah servis terintegrasi berbagai device, entah
mobile/handheld device, PC, ataupun server Internet.
7. Kemudahan.
Dukungan kemudahan pada Web 2.0 mencakup user interface, model programming, maupun model
bisnis.
Web 2.0 biasanya digunakan sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software,
mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik.
Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang
ingin mereka gunakan. Hasil dari pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan
oleh pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan (service).
O’Reilly memberikan contoh produk/perusahaan untuk menjelaskan hirarki dari Web 2.0 yang
dibagi atas empat level aplikasi, yaitu:
1. Aplikasi Level 3.
Tersedia pada Internet, semakin efektif sejalan dengan semakin banyaknya pengguna. Contohnya
adalah website yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi Anda, yaitu eBay, Wikipedia, AdSense,
dan lain sebagainya.
2. Aplikasi Level 2.
Dapat beroperasi secara offline, tetapi akan diperoleh beberapa keuntungan jika dioperasikan secara
online. Contohnya adalah photo sharing Flickr.
3. Aplikasi Level 1.
Tersedia secara offline, tetapi mengharuskan untuk online jika ingin mengakses fitur-fitur tertentu.
Contohnya adalah iTunes atau Google Docs & Spreadsheet.