Anda di halaman 1dari 5

Sudah sejak di gembor-gemborkannya mengani Web 2.

0 saya mengenal istilah tersebut, ada


beberapa pengertian yang bisa saya ambil secara sederhana, misalnya saja, saya selalu
mengidentikan web 2.0 adalah website yang memungkinkan adanya interaksi antara pemilik dan
pengguna dengan konsep yang lebih mudah dan fleksible, selain itu ciri dari web 2.0 adalah website
yang dibuat dengan full css yang membuat website lebih mudah dan ringan diakses, tidak memakan
resources banyak.
Oh tapi sepertinya belum terlalu pas jika saya hanya mengambil pengertian diatas, oleh karenanya
saya coba lakukan searching, dan akhirnya menemukan artikel dibawah ini :
Web 1.0 Web 2.0
DoubleClick –> Google AdSense
Ofoto –> Flickr
Akamai –> BitTorrent
mp3.com –> Napster
Britannica Online –> Wikipedia
personal websites –> blogging
evite –> upcoming.org and EVDB
domain name speculation –> search engine optimization
page views –> cost per click
screen scraping –> web services
publishing –> participation
content management systems –> wikis
directories (taxonomy) –> tagging (”folksonomy”)
stickiness –> syndication
Apa itu web 2.0
Web 2.0. Istilah ini dipakai untuk menggambarkan aplikasi-aplikasi Internet generasi baru yang
merevolusi cara kita menggunakan Internet. Semua aplikasi ini membawa kita masuk ke babak baru
penggunaan Internet yang berbeda dengan generasi sebelumnya pada pertengahan tahun 1990-an.
What is Web 2.0 karangan Tim O’Reilly menjabarkan arti dan ciri-ciri web 2.0 tersebut. Kebetulan
dia merupakan orang yang mencetuskan kata Web 2.0. Ciri -ciri Web 2.0 diantaranya:
1. The Web as Platform
Aplikasi Web 2.0 menggunakan Web (atau Internet) sebagai platformnya. Apa sih yang dimaksud
dengan platform ? Platform di sini adalah tempat suatu aplikasi dijalankan. Contoh platform yang
terkenal adalah Windows, di mana ada aplikasi-aplikasi seperti Microsoft Office dan Adobe
Photoshop. Menggunakan Internet sebagai platform berarti aplikasi-aplikasi tersebut dijalankan
langsung di atas Internet dan bukan di atas satu sistem operasi tertentu. Contohnya adalah Google
yang bisa diakses dari sistem operasi mana pun. Contoh lainnya adalah Flickr yang juga bisa
diakses dari sistem operasi mana pun.
Kelebihannya jelas, aplikasi-aplikasi Web 2.0 ini tidak lagi dibatasi sistem operasi seperti pada
Windows. Dan kita bahkan tidak perlu menginstall apapun untuk menggunakan aplikasi-aplikasi ini
!
2. Harnessing Collective Intelligence
Aplikasi Web 2.0 memiliki sifat yang unik, yaitu memanfaatkan kepandaian dari banyak orang
secara kolektif. Sebagai hasilnya muncullah basis pengetahuan yang sangat besar hasil gabungan
dari pengetahuan banyak orang. Contoh yang jelas adalah Wikipedia. Wikipedia adalah ensiklopedi
online yang memperbolehkan semua orang untuk membuat dan mengedit artikel. Hasilnya adalah
ensiklopedi online besar yang sangat lengkap artikelnya, bahkan lebih lengkap daripada ensiklopedi
komersial seperti Encarta ! Contoh lainnya lagi adalah del.icio.us di mana semua orang saling
berbagi link-link menarik yang mereka temukan. Akibatnya kita bisa menemukan “permata-
permata” di Web gabungan hasil browsing dari ribuan orang. Blogosphere juga merupakan contoh
kepandaian kolektif karena setiap orang bisa menulis blog-nya sendiri-sendiri lalu saling link satu
sama lain untuk membentuk jaringan pengetahuan, mirip seperti sel-sel otak yang saling terkait satu
sama lain di dalam otak kita.
3. Data is the Next Intel Inside
Kekuatan aplikasi Web 2.0 terletak pada data. Aplikasi-aplikasi Internet yang berhasil selalu
didukung oleh basis data yang kuat dan unik. Contohnya adalah Google, yang kekuatannya terletak
pada pengumpulan dan manajemen data halaman-halaman Web di Internet. Contoh lainnya lagi
adalah Amazon yang memiliki data buku yang bukan hanya lengkap, tapi juga sangat kaya dengan
hal-hal seperti review, rating pengguna, link ke buku-buku lain, dan sebagainya. Ini berarti
perusahaan yang unggul adalah perusahaan yang menguasai data.
4. End of the Software Release Cycle
Aplikasi Web 2.0 memiliki sifat yang berbeda dengan aplikasi pada platform “lama” seperti
Windows. Suatu aplikasi Windows biasanya dirilis setiap dua atau tiga tahun sekali, misalnya saja
Microsoft Office yang memiliki versi 97, 2000, XP, dan 2003. Di lain pihak, aplikasi Web 2.0 selalu
di-update terus-menerus karena sifatnya yang bukan lagi produk melainkan layanan. Google
misalnya, selalu di-update data dan programnya tanpa perlu menunggu waktu-waktu tertentu.
5. Lightweight Programming Models
Aplikasi Web 2.0 menggunakan teknik-teknik pemrograman yang “ringan” seperti AJAX dan RSS.
Ini memudahkan orang lain untuk memakai ulang layanan suatu aplikasi Web 2.0 guna membentuk
layanan baru. Contohnya adalah Google Maps yang dengan mudah dapat digunakan orang lain
untuk membentuk layanan baru. Sebagai hasilnya muncullah layanan-layanan seperti HousingMaps
yang menggabungkan layanan Google Maps dengan Craigslist. Layanan seperti ini, yang
menggabungkan layanan dari aplikasi-aplikasi lainnya, dikenal dengan istilah mashup.
6. Software Above the Level of a Single Device
Aplikasi Web 2.0 bisa berjalan secara terintegrasi melalui berbagai device. Contohnya adalah
iTunes dari Apple yang berjalan secara terintegrasi mulai dari server Internet (dalam bentuk toko
musik online), ke komputer pengguna (dalam bentuk program iTunes), sampai ke mobile device
(dalam bentuk iPod). Di masa depan diperkirakan akan makin banyak aplikasi-aplikasi yang
memiliki sifat ini, misalnya saja demo Bill Gates di CES 2006 menunjukkan integrasi antar device
yang luar biasa.
7. Rich User Experiences
Aplikasi Web 2.0 memiliki user interface yang kaya meskipun berjalan di dalam browser. Teknologi
seperti AJAX memungkinkan aplikasi Internet memiliki waktu respons yang cepat dan user
interface yang intuitif mirip seperti aplikasi Windows yang di-install di komputer kita. Contohnya
adalah Gmail, aplikasi email dari Google yang memiliki user interface revolusioner. Contoh lainnya
lagi adalah Google Maps yang meskipun berjalan dalam browser namun bisa memberikan respons
yang cepat saat pengguna menjelajahi peta.
Apakah suatu aplikasi harus memiliki ketujuh ciri-ciri ini
untuk bisa disebut “Web 2.0? ? Jawabannya adalah tidak. Namun semakin banyak ciri-ciri yang
dimiliki berarti aplikasi itu semakin “Web 2.0? ! Dan satu hal lagi, meskipun contoh-contoh yang
diberikan di atas banyak berasal dari keluarga Google, tapi sebenarnya masih banyak aplikasi Web
2.0 yang lain. Di kesempatan lainnya kita akan melihat contoh aplikasi-aplikasi Web 2.0 yang
sedang berkembang saat ini.

Teknologi Web 2.0


Dari sisi teknologi, konsep Web 2.0 membawa perubahan pada elemen-elemen yang digunakan
dalam pengembangan website. Teknik maupun fitur teknologi yang sering kali menyertai website
Web 2.0, antara lain:

1. Rich Internet Application.


Rich Internet Application atau disingkat RIA merupakan aplikasi website yang memiliki fitur dan
fungsi seperti aplikasi desktop. Umumnya RIA dapat berjalan pada web browser biasa tanpa
memerlukan instalasi software tertentu Keuntungannya, tentu saja menjadikan website Anda
memiliki user interface yang lebih kaya dan responsif. Tentunya, RIA tidak hanya digunakan pada
Web 2.0, penggunaan RIA sangat luas dan dapat digunakan untuk pengembangan website dengan
keperluan yang bervariasi. RIA dapat diimplementasikan dengan menggunakan Ajax, Silverlight,
Flash, dan lain sebagainya.

2. Folksonomy.
Merupakan sebuah metode untuk menciptakan dan mengatur tag yang menjelaskan dan
mengategorikan content. Tag tersebut umumnya merupakan hyperlink yang akan mengarahkan
Anda pada sekumpulan item yang berhubungan dengan tag tersebut Bentuk tag tidak selalu harus
berupa teks, tetapi dapat juga berupa image. Sekumpulan tag yang saling terkait dengan persamaan
bentuk sering juga disebut dengan tag cloud, umumnya tag cloud memiliki 30 hingga 150 tag.

3. Mashup.
Merupakan aplikasi web yang melakukan kombinasi data yang berasal dari lebih dari satu sumber,
disajikan dalam satu content. Contoh Web 2.0 yang menggunakan mashup adalah Google Maps,
yang menggabungkan data dari Google Maps sendiri bersama data real estate dari Craigslist
(sebuah jaringan komunitas online). Metode pengambilan data dari sumber lain dapat menggunakan
web feed (RSS atau Atom), web services, ataupun screen scraping.

4. Software Wiki/Forum.
Software wiki ataupun forum digunakan untuk membantu pengguna menciptakan contentnya
sendiri dan berkolaborasi satu sama lain. Contohnya kembali pada Wikipedia, di mana Anda dapat
dengan mudah menciptakan dan mengubah content sebuah artikel.

5. Syndication.
Umumnya syndication menyediakan web feed dari sebuah website untuk para penggunanya,
sehingga pengguna dapat mengetahui content terbaru tanpa perlu mengunjungi web tersebut.
Dengan demikian, pengguna dapat mengetahui news terbaru sebuah website, ataupun pesan terbaru
pada sebuah forum. Format syndication yang umum digunakan adalah RSS ataupun Atom.
Kebutuhan lain dari syndication adalah untuk sebuah komunitas saling berkolaborasi, misalnya
syndication dapat digunakan pada Wikipedia agar pengguna dapat memonitor perubahan yang
terjadi pada content.

Teknologi tentu akan semakin berkembang untuk mendukung revolusi yang dibawa oleh Web 2.0.
Konsep Web 2.0 membentuk komunitas jaringan social sehingga semua orang dapat berperan serta
di dalamnya, tentunya hal ini semakin membutuhkan user interface berbasis web yang mudah, agar
content dapat diciptakan tidak terbatas oleh mereka yang memiliki skill dan pengetahuan tertentu
Semua orang yang dapat mengakses sebuah website Web 2.0, memiliki peran serta dalam pengisian
content.

Kebutuhan ini mengarahkan teknologi untuk mewujudkan user interface pada aplikasi website
untuk menjadi semudah user interface pada aplikasi desktop. Mungkin di masa yang tidak terlalu
jauh lagi, bekerja dengan spreadsheet, word proccesor, ataupun presentasi slide-show merupakan
pekerjaan umum yang dapat dilakukan aplikasi website, di mana dokumen-dokumen tersebut dapat
dikelola bersama oleh suatu komunitas jaringan sosial. Setidaknya hal ini telah dirintis oleh Google
dengan Google Docs, yang juga menerapkan Web 2.0. Web 2.0 seakan merupakan sebuah contoh
demokrasi “dari rakyat dan untuk rakyat”, yang dalam konteks Web 2.0 menjadi “dari pengguna
untuk pengguna”. Semakin banyak pengguna web, semakin banyak pula kontribusi yang diberikan
untuk membangun website Web 2.0.

7prinsip menurut O’Reilly yang menjelaskan kemampuan-kemampuan inti Web 2.0, yaitu:

1. Servis.
Bagi penggunanya, Web 2.0 bukan merupakan sebuah software paket, tetapi Web 2.0 adalah servis
dengan skalabilitas biaya yang efektif.

2. Kontrol.
Pengontrolan unik Web 2.0 menjadikan content Web 2.0 menjadi semakin kaya, seiring dengan
semakin banyaknya pengguna.

3. Kepercayaan.
Pengguna Web 2.0 merupakan co-developer Web 2.0. Dalam hal ini terjalin kepercayaan antara
penyedia Web 2.0 dan pengguna.

4. Kepandaian Kolektif.
Mengarahkan website untuk memanfaatkan kepandaian secara kolektif merupakan salah satu
kelebihan Web 2.0. Aktivitas yang dilakukan pengguna membuat website berkembang secara
organik. Anda dapat melihat artikel-artikel yang terus bertambah setiap harinya pada Wikipedia dan
website-website wiki lainnya, atau website eBay yang menciptakan pasar dengan adanya pengguna
yang berlaku sebagai pembeli dan penjual, menampilkan produk-produk yang membuat eBay
menjadi toko maya yang serba ada.
5. Long Tail.
Web 2.0 menciptakan kurva Long Tail yang memberikan variasi pilihan yang tidak terbatas.

6. Level Software
Diatas Device PC tidak lagi menjadi satu-satunya device untuk aplikasi Internet, dan aplikasi yang
hanya terbatas pada sebuah device menjadi kurang bernilai dibandingkan dengan aplikasi yang
terkoneksi dengan Internet. Web 2.0 merupakan sebuah servis terintegrasi berbagai device, entah
mobile/handheld device, PC, ataupun server Internet.

7. Kemudahan.
Dukungan kemudahan pada Web 2.0 mencakup user interface, model programming, maupun model
bisnis.
Web 2.0 biasanya digunakan sebagai akhir dari siklus peluncuran produk software,
mengilustrasikan setiap produsen software tidak lagi meluncurkan produknya dalam bentuk fisik.
Karena web menjadi platform, pengguna cukup datang ke website untuk menjalankan aplikasi yang
ingin mereka gunakan. Hasil dari pengembangan fitur di dalam software dapat langsung dirasakan
oleh pengguna. Software tidak lagi dijual sebagai produk namun berupa layanan (service).

Level Aplikasi Web 2.0

O’Reilly memberikan contoh produk/perusahaan untuk menjelaskan hirarki dari Web 2.0 yang
dibagi atas empat level aplikasi, yaitu:

1. Aplikasi Level 3.
Tersedia pada Internet, semakin efektif sejalan dengan semakin banyaknya pengguna. Contohnya
adalah website yang tentunya sudah tidak asing lagi bagi Anda, yaitu eBay, Wikipedia, AdSense,
dan lain sebagainya.

2. Aplikasi Level 2.
Dapat beroperasi secara offline, tetapi akan diperoleh beberapa keuntungan jika dioperasikan secara
online. Contohnya adalah photo sharing Flickr.

3. Aplikasi Level 1.
Tersedia secara offline, tetapi mengharuskan untuk online jika ingin mengakses fitur-fitur tertentu.
Contohnya adalah iTunes atau Google Docs & Spreadsheet.

Anda mungkin juga menyukai